Air hujan dengan bebasnya masuk kedalam ruangan gedung, karena atapnya pada bocor. Akibatnya, hampir seluruh plafon yang terpasang digedung itu ambruk.
Kondisi ini, diperparah dengan tidak adanya petugas yang ditempatkan khusus untuk merawat gedung senilai Rp2 miliar yang dibangun pada 2011 tersebut.
“Kondisinya sangat parah. Atap gedung bocor dan plafonnya pada rontok semua,” ungkap Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Tangerang, Dedi Supriyadi, kepada Kabar6.com, saat acara Pelatihan Kewirausahawan Kerjainan Tangan yang digelar di gedung itu, Kamis (27/12/2012).
Menurut Dedi, ketika kondisi ini terus dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya tindakan dini dari pemerintah daerah setempat untuk memperbaiki, pihaknya mengkuatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami takut, ketika pada saat kumpul tiba-tiba atap gedung ambruk, maka kami semua bisa celaka,” katanya.
Senada dikatakan Wakil Ketua KNPI Kabupaten Tangerang, Acep Jayadi Wira, pihaknya mendesak pemerintah daerah melalui Dinas Cipta Karya, agar sesegera mungkin melakukan perbaikan atas kerusakan yang ada.
“Jika tidak, maka gedung ini akan memakan korban. Sebab, kondisinya memang sudah rapuh,” tandasnya.
Lebih lanjut Acep menuturkan, dirinya mempertanyakan kemana biaya perawatan yang dialokasikan untuk gedung itu.
“Apakah pemerintah sudah menganggarkan biaya perawatannya, ataukah memang pemerintah sengaja gak mau mengalokasikan untuk pemuda,” ketusnya. (din)
Powered by Telkomsel BlackBerry®