oleh

180 Ribu Keluarga di Kabupaten Tangerang Beresiko Stunting

image_pdfimage_print

Kabar6-Angka beresiko kasus gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis (stunting) di Kabupaten Tangerang tergolong tinggi. Kelompok masyarakat yang rawan stunting tersebar di wilayah Pantau Utara.

“Data yang diperoleh saat ini sekitar 180 ribu keluarga beresiko stunting,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Rabu (1/11/2023).

Ia mengklaim, pemerintah daerah sudah berhasil menekan angka stunting sebanyak 350 ribu. Secara umum kasus stunting merata di wilayah Kabupaten Tangerang bagian Utara.

“Namun yang lebih banyak keluarga beresiko stunting terdapat di wilayah pantura,” ungkapnya.

Pada 2023 tercatat kasus balita stunting sebanyak 5200 dengan persentase sebesar 2,7 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dan telah ditangani oleh dinas kesehatan Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan data angka stunting saat itu, lanjut Hendra sekitar 16.000 kasus. Kemudian pada 2022 angka kekerdilan anak turun menjadi 9000 kasus. Kini tahun 2023 kembali turun hingga 5800 kasus.

**Baca Juga: Ada yang Lebih Mahal, Bakal Diganti 2 Kali Lipat

Intervensi untuk dapat mencapai angka stunting nol persen di wilayah-wilayah tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi.

“Penurunan Ini merupakan hasil kerja sama antar instansi daerah dalam program pencepatan dan pengendalian terhadap stunting,” katanya.

Hendra pun menjelaskan keluarga beresiko stunting dapat terjadi karena pola asuh dan saat ini angkanya cukup tinggi.

“Contoh di Kelapa Dua malah tinggi, Kenapa gitu, ternyata dia ibunya kerja, neneknya yang ngurusin anaknya enggak dibawa ke Posyandu. Nah itu tugasnya nanti tim dari DPPKB yang turun mengedukasi neneknya,” ujarnya.(Rez)

Print Friendly, PDF & Email