oleh

Warga Mauk Keluhkan Tawaran Gusuran PIK 2 Murah Jauh dari NJOP

image_pdfimage_print

Kabar6-Wilayah di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Ombudsman banyak terima keluhan dari masyarakat saat turun langsung ke lapangan.

Demikian diungkapkan Ketua Ombudsman Perwakilan Banten, Fadli Afriadi lewat keterangan tertulis yang diterima kabar6.com dikutip Sabtu (25/5/2024).

“Adapun pemasalahan yang sering dikeluhkan masyarakat adalah terkait harga yang ditawarkan oleh pengembang untuk membeli lahan masyarakat sangat murah bahkan ada yang di bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP),” ungkapnya.

**Baca Juga: Tren Korupsi Meningkat Tahun 2023, MAKI Dorong Pemerintah Sahkan RUU Perampasan Aset

Selain itu, lanjut Fadli, contoh lainnya yang dikeluhkan masyarakat adalah terkait adanya pengurugan lahan warga oleh pengembang. Padahal lahan tersebut belum dilakukan jual beli atau diberikan ganti rugi.

“Pemerintah desa itu ya karena yang paling dekat dengan masyarakat maka masyarakat menyampaikan keluhan banyaknya kepada pemerintah desa,” terangnya.

Fadli bilang, tokoh pemuda di Mauk juga mengeluhkan operasional kendaraan truk angkutan tanah bertonase besar. Truk mondar-mandir melanggar peraturan bupati tentang batas operasional truk angkutan barang mulai pukul 22.00 hingga 05.00 WIB.

Warga mengeluhkan jalan menjadi licin dan berdebu. Menanggapi masalah tersebut, Fadli menegaskan, bahwa dalam proses pembebasan lahan untuk PSN di PIK 2 pemerintah harus melaksanakan tugas dan fungsinya.

Di antaranya kontrol atas proses pembebasan lahan tersebut. Jangan sampai pembebasan lahan justru merugikan masyarakat yang terkena dampak gusuran PIK 2.

“Seharusnya dengan adanya PSN tersebut dapat berdampak positif kepada masyarakat diantaranya adalah dengan mendapatkan ganti rugi yang layak,” tegas Fadli.

“Yang harus dipikirkan bersama juga adalah terkait mata pencaharian masyarakat yang lahannya dijual kepada pengembang, karena yang dibebaskan itu kan sawah, ladang dan tambak, yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian masyarakat. Jadi ketika sawah, ladang dan tambaknya terjual jangan sampai masyarakat juga kehilangan potensi pencahariannya.” tambah Fadli.(yud)

Print Friendly, PDF & Email