Ketidakharmonisan Wahidin dan Arief sebagai pejabat pemerintah Kota Tangerang mengundang spekulasi di tengah masyarakat.
Setidaknya hubungan keduanya mendapat perhatian serius dari pengamat politik Achmad Badawi dan Fauzan Manafi Albar.
“Itulah politik permainan, kepentingan menyerahkan kekuasaan kepada adiknya yang lebih diutamakan,” kata pengamat politik Achmad Badawi, Kamis (4/7/2013).
Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang itu menjelaskan, faktor dukungan politik Wahidin kepada adiknya Abdul Syukur dalam pilkada menjadi pemicu ketidakharmonisan Walikota dan Wakil Walikota.
“Wahidin selaku Ketua DPD Partai Demokrat mestinya mendukung Arief yang juga kader Partai Demokrat untuk maju sebagai Walikota dalam Pilkada Kota Tangerang, bukan mendukung Abdul Syukur dari Partai Golkar hanya karena keduanya memiliki hubungan sedarah,” ujar Achmad Badawi.
Ia berharap, dalam urusan politik jangan mengorbankan urusan pemerintahan yang sedang berjalan. Artinya jika terjadi persoalan politik dukung-mendukung di Pilkada Kota Tangerang, kepentingan rakyat dan pemerintahan yang sedang berjalan harus diutamakan.
“Jangan karena persoalan politik, kawan menjadi lawan, akhirnya tidak ada kawan yang abadi,” tandasnya.
Di tempat berbeda, Ketua Badan Legislatif DPRD Kota Tangerang Fauzan Manafi Albar menyatakan, selama rapat paripurna berlangsung di Gedung DPRD Kota Tangerang, biasanya Walikota dan Wakil Walikota selalu bersama, tetapi akhir-akhir ini Wakil Walikota dua kali tidak hadir dalam rapat.
“Sebenarnya tidak ada masalah. Sah-sah saja jika Arief tidak hadir, namun sebaiknya Wakil Walikota mendampingi Walikota di rapat paripurna. Tetapi mungkin saja mereka sedang berbagi tugas, Arief sibuk di luar kantor pemerintahan, Wahidin di dalam kantor pemerintahan,” terang Fauzan kepada pers.
Pernyataan Achmad Badawi dan Fauzan Manafi Albar muncul ke permukaan terkait pernyataan Wahidin yang menyinggung ketidakhadiran Arief dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Tangerang.
Pasalnya, dalam dua rapat paripurna terakhir, Arief menghilang, tidak lagi terlihat duduk di kursi bersama Walikota Tangerang. Arief lebih suka memilih mengisi acara di beberapa tempat.
Atas ketidakhadiran Arief, yakni pada Rabu (3/7/2013) dan Kamis (4/7/2013), Wahidin melontarkan sindiran saat berbicara di meja podium rapat paripurna DPRD, Kamis (4/7/2013).
“Saya memaklumi kondisi yang terjadi pada bakal calon Walikota Tangerang, termasuk beliau. Mencalonkan diri sebagai Walikota memang bingung. Jadi calon harus seperti air saja, jangan sampai kecapean,” ucapnya.
Kabar yang berkembang menyebutkan, Arief tengah ‘mutung’. Ia berharap, Wahidin selaku Ketua DPD Partai Demokrat Banten mendukung dirinya yang Ketua Majelis Pertimbangan Cabang DPC Partai Demokrat Tangerang dalam Pilkada Kota Tangerang.
Tapi, orang yang dia harapkan justru mendukung adik kandungnya, Abdul Syukur yang dikenal sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Tangerang.
Sebelumnya Arief pun sudah patah arang lantaran Wahidin memberikan sinyal kepada media massa bahwa dirinya akan mendukung adiknya Abdul Syukur sebagai Walikota Tangerang.
“Dia (Syukur) anak emak gua, ya gua dukung dialah,” kata Wahidin kepada kabar6.com beberapa waktu lalu.(rah)