oleh

Waduh, Komunitas Skateboard ‘Sentil’ Pemkot Tangerang Gegara Ini

image_pdfimage_print

Kabar6-Para pegiat di Komunitas Indonesia Skateboard (KIS) wilayah Tangerang Raya, mengkritisi sejumlah kelemahan yang ada di lokasi Skatepark, sebuah area tempat bermain skateboard, di Jalan M. Yamin, Kawasan Veteran, Kota Tangerang.

Ya, rupanya anak-anak skate pada KIS Tangerang Raya ini, sejak awal hingga sekarang, belum juga dapat merasakan kenyamanannya saat menyalurkan hobi mereka di area Skatepark, yang dibangun oleh pihak Pemerintah Kota (Pemkot) setempat, pada Tahun 2015 silam.

Nasrul Fallah, Ketua KIS Tangerang Raya menyebutkan sejumlah poin kelemahan dalam pembangunan fasilitas publik itu, yang dikhususkan teruntuk sarana bermain skateboard bagi para pegiat, pecinta dan penghobinya. Termasuk, para atlet skate, yang ternyata pernah beberapa kali membawa harum nama Tangerang di berbagai ajang kejuaraan.

“Sebelumnya saya informasikan sedikit, bahwa KIS sendiri menjadi wadah untuk komunitas skateboard disetiap daerah dengan kepengurusan dari pusat, lalu tingkat provinsi hingga daerah (kota/kabupaten). Tercatat, jumlah anggota KIS di Kota Tangerang kurang lebih sekitar 500 orang. Karenanya, harapan terbesar kami kepada pihak Pemkot Tangerang saat ini adalah mengenai suport mereka dari segi pembinaan atliet dan fasilitas arena (skatepark). Sebab, yang kita lihat ketersediaan sarana di Kota Tangerang sendiri, saat ini masih kurang layak dan masih jauh bila dibandingkan dengan sejumlah daerah lain di Indonesia,” ungkapnya, saat berbincang bersama kabar6.com, Minggu (6/10/2019).

Sebut saja daerah-daerah dimaksud itu, kata dia, yang diketahui sudah mantap membangun sarana dan prasarana bagi permaianan yang masuk dalam kategori Olahraga Tantangan dan Rintangan (OTR) ini adalah semisalnya, Jakarta, Bogor, Bandung serta Bali.

“Di daerah lain yang lebih maju karena memang sangat diperhatikan serius, terutama soal potensi pembangunan generasi mudanya di bidang skateboard ini. Apalagi, kedepan juga kami berharap agar penghobi olahraga ini dapat terus dimintai khususnya oleh generasi milenial, karena selain mendidik dan positif, tentu saat ini skateboard sudah menjadi fashion bagi kaum milenial yang menyukai hobi tantangan,” tegasnya, seraya menceritakan riwayat singkat awal mula kehadiran pegiat skate di Tangerang.

“Di Kota Tangerang sudah ada sejak Tahun 1990an. Awalnya bermain di halaman RS Sitanala dan masih dimintai turun temurun hingga sekarang. Nah barulah secara legalitas, Komunitas Indonesia skateboard (KIS) diresmikan oleh pihak Kemenkum HAM RI pada Tahun 2017 lalu, yang mana keberadaan kami dibawah bimbingan Kemenpora RI dan Formi Pusat maupun daerah,” jelas anak muda yang juga aktif di dunia wirausaha ini.

Terakahir, lagi-lagi Nasrul Falah menyampaikan harapan terbesarnya, agar pihak pemerintah daerah diwilayah Tangerang Raya, dapat memperhatikan kegiatan ini lebih dari sekedar hal biasa, mengingat berkali-kali KIS mengklaim menerbangkan sejumlah atletnya pada event kejuaraan di berbagai tingkatan, secara mandiri, tanpa ada sama sekali pendampingan dari pemerintah.

Namun, hal itu sebenarnya tak buat mereka kecil hati, sebab, tercatat para atlet asal KIS Tangerang diinformasikan nya berhasil meraih prestasi di tingkat lokal juara 1 forkot (festival olahraga Kota Tangerang) Tahun 2014 dan Tahun 2019. Dan ditingkat provinsi sebagai juara 2 pada Tahun 2017.

Kemudian, dalam event tingkat nasional, mereka berhasil menyabet juara 3 dalam event IOXC (indonesian open xtrime championship) di Tahun 2018 lalu.

Terpisah, Kepala Dinas Olahraga Kota Tangerang, Engkos Zarkasyh menjawab hal itu sebagai sebuah kritik dan saran yang selama ini selalu diterima dengan baik oleh pihaknya.

Terlebih, kata dia, bila tujuannya adalah untuk kemajuan daerah. Pasalnya, pemerintah (Kota Tangerang), menurut Engkos sejauh ini tak pernah anti kritik.

“Silahkan saja, kita mah selama ini tidak pernah anti kritik. Sampaikan saja di Laksa. Kalau untuk skateboard saya belum tahu pasti ya, silahkan tanyakan ke KONI. Oh, kalau memang masuk di Formi coba silakan di tanyakan dahulu ke Formi. Intinya kalau kita (dinas) hanya sebatas koordinasi saja. Saya tidak hafal soal berapa banyak cabor dan apa saja, kan saya belum lama disini (jabat Kadispora). Tapi setahu saya, sejauh ini Formi berjalan dengan baik, waktu itu kan kalau tidak salah Formi juga buat kegiatan yang di Lapangan Sukun (Belakang Puspemkot), waktu itu saya masih di (Dinas) LH . Makanya coba tanyakan juga, apa (komunitas itu) sudah berkomunikasi ke Formi apa belum. Dan sebelum diberitakan, alangkah baiknya juga, silakan datang dulu dan tanya dulu ke (pengurus) Formi,” kata mantan Kadishub Kota Tangerang ini, dengan bijak dan penuh kehati-hatian.

**Baca juga: Kabel Mengular di Karawaci, DPRD Kota Tangerang Tunggu Surat Keluhan Warga.

Sementara, Romi Abidin, Koordinator Bidang Olahraga Tantangan dan Rintangan (OTR) pada Formi Kota Tangerang memang mengakui adanya keterbatasan-keterbatasan yang sekiranya masih menjadi hambatan tersendiri dalam mengakomodir harapan ataupun berbagai kebutuhan KIS itu sendiri.

Salah satunya adalah soal mekanisme dalam pertanggungjawaban pihak Formi nantinya, mengingat KIS terbentuk sebagai perwakilan untuk wilayah Tangerang Raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangsel).

“Tapi untuk eksistensi mereka (KIS) kita patut apresiasi lah. Dengan keterbatasan yang ada, mereka sampai hari ini masih terus eksis. Latihan terus mereka masih kelihatan sekali semangatnya. Artinya kita pun masih terus berupaya semaksimal untuk menauanginya. Termasuk juga yang lainnya. Ya, hayu lah kak, kita hidupkan lagi bareng-bareng gerakan temen-temen di lingkungan, yang kayanya memang agak sedikit keliatan kurang ini ya ka, tapi hayu lah kita hidupkan lagi,” pungkasnya. (ges)

Print Friendly, PDF & Email