oleh

Usai Operasi Wanita Asal Texas Derita Sindrom Langka, Logat Bicara Mendadak Berubah Jadi Rusia

image_pdfimage_print

Kabar6-Abby Fender (39), wanita asal Texas, Amerika Serikat (AS), shock setelah mengetahui bahwa logat Texas-nya berubah menjadi logat Rusia yang kental, usai bangun dari operasi hernia nukleus pulposus.

Fender bahkan sampai harus berbohong tentang daerah asalnya untuk menghindari percakapan canggung dengan orang lain. Melansir Independent, dokter yang awalnya kebingungan dengan kondisi Fender mendiagnosis bahwa wanita itu mengalami kondisi langka yang dinamakan sindrom aksen asing. Karena kondisi yang dialaminya, Fender harus menjalani terapi berbicara untuk menghilangkan logat Rusianya. Namun, Abby justru mengeluarkan logat berbicara baru, yaitu Australia.

“Saya bangun dari operasi dan langsung menyadari ada yang salah dengan suara saya. Karena saya tidak dapat berbicara dengan volume apapun. Setelah itu, saya mulai merasakan nada suara saya menjadi tinggi dan kami menyebutnya ‘Russian Minni Mouse’ karena suara saya terdengar seperti karakter kartun,” ungkap Fender.

“Saya tidak ingin berbohong tentang dari mana saya berasal, namun terkadang, saya melakukannya karena tak ingin ribet. Setiap kali saya melakukan ini, saya merasa seperti menyangkal siapa saya sebenarnya dan itu bukan perasaan yang baik, tetapi saya ditanya ‘dari mana asalmu’ setidaknya 10 kali sehari,” katanya lagi.

Tak hanya logatnya yang berubah, suara emas Fender yang sudah diasahnya belasan tahun juga berubah. Kini dirinya tak bisa mempertahankan nada yang sama seperti dulu. ** Baca juga: Mirip Bunyi Musik, di Tiongkok ‘Bukit Pasir Bernyanyi’ Jadi Fenomena Misterius

Masih tidak jelas apa yang menyebabkan perubahan logat dari Abby, namun dugaan besar bahwa prosedur operasi yang ia lakukan memengaruhi area broca di otak. Hingga saat ini, Abby masih terus menjalani terapi untuk mengembalikan logat dan kemampuan bernyanyinya.

Beberapa kasus kerusakan otak dapat menyebabkan gangguan berbicara akibat cedera otak traumatis, aneurisma, hingga stroke. Namun, dalam beberapa kasus lainnya, tidak ada yang menjadi sebab mendasar yang teridentifikasi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email