oleh

Uruk Situ Ciledug Dianggap Pekerjaan Orang Bodoh

image_pdfimage_print

Kabar6-Proyek pekerjaan merampas dan menguruk lahan Situ Ciledug atau Tujuh Muara dikalkulasikan pengeluarannya lebih mahal sekali. Alasannya, ketebalan sendimen lumpur pada dasar lahan situ yang terletak di Kelurahan Pondok Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, sekitar 4-5 meter.

“Lebih murah membeli tanah masyarakat daripada menguruk Situ Ciledug,” ungkap Direksi PT Respati Bangun Jaya, Jhony Wantah dalam salinan surat klarifikasi yang diterima kabar6.com, Rabu (22/1/2015).

Menurutnya, kalau areal Situ Ciledug diuruk tidak mungkin pihaknya dapat memperoleh Sertifikat Hak Milik (SHM). Apalagi dokumen tersebut diklaim telah dikeluarkan langsung oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Namun, dalam surat tersebut tidak dijelaskan lokasi kantor perwakilan atau cabangnya. Jhony beralasan, tentunya lembaga resmi negara yang mengurusi soal agraria punya peta situ. Peta ini diikat koordinatnya dengan satelit.

“Jadi pekerjaan menguruk situ adakah pekerjaan orang bodoh dan sia-sia, tidak bisa dijual dan dimanfaatkan,” terang pengembang kawasan hunian Perumahan Villa Pamulang itu.

Seperti diketahui, puncak kasus sengketa lahan mencuat pas adanya reaksi keras dari sebuah lembaga aktivis lingkungan hidup sekitar. Orgasasi kepemudaan (OKP Gugusan Alam Nalar dan Ekosistem Pemuda (Ganespa) menggelar aksi demo.

Dalam aksi di depan gerbang Kantor Walikota Tangsel di Pamulang, telah mampu menyedot perhatian media massa terbitan lokal dan nasional. Sementara di dalam gedung pusat pemerintahan sedang digelar pertemuan para pejabat daerah.

Rapat pimpinan tentang pengawasan dan pengendalian (wasdal) yang dipimpin Walikota Airin Rachmi Diany merespon adanya aksi demo para aktivis lingkungan. Baca juga: BP2T Pastikan Proyek Cluster Villa Pamulang Ilegal

Sikap itu ditunjukan dengan membolehkan perwakilan aktivis masuk ke dalam ruang pertemuan. Mujur, hanya kabar6.com yang bisa menyelinap masuk demi mendengarkan langsung isi pembicaraan.

Pada kesempatan itu Airin mempersilahkan aktivis memaparkan inti masalah berikut fakta hasil temuan di lapangan. Sebab, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSC) Iskandar, juga turut menghadiri rapat.

Ia mengapresiasi atas komitmen dukungan “Go Green” sebagai program kerjanya dalam “Menata Rumah Kita Bersama” yang selama ini telah digaungkan. “Mungkin ini sebagai tanda-tanda kebesaran Allah,” ujar Airin (yud)

Print Friendly, PDF & Email