Kabar6-Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap kurs dollar Amerika membuat sejumlah perusahaan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai ketar-ketir.
Perasaan risau itu mencuat karena tak sebanding, daya beli melemah sementara biaya operasional terus membengkak.
Kondisi itu membuat sejumlah buruh menggeruduk Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangsel di kawasan Melati Mas, Serpong Utara. Buruh khawatir karena gejolak ekonomi yang tak menentu mengancam pekerjaan mereka.
“Sudah ada 50 orang yang mengadu ke kami tetapi mereka masih dalam proses PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja). Mereka dari berbagai perusahaan,” ungkap Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Kota Tangsel, Nur Rohmah, Jumat (28/8/2015).
Menurutnya, terus anjloknya nilai tukar rupiah membuat harga kebutuhan pokok semakin malah. Imbasnya, daya beli menurun dan perusahaan pun tak ingin merugi berkepanjangan.
Nur mengaku, salah satu perusahaan makanan (food and beverage) pemodal asing dikabarkan telah siap melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya.
“Kami sudah berkomunikasi dengan perusahaan untuk menyiasati agar tidak terjadi PHK,” jelasnya. Salah satu solusi yang ditawarkan SBSI, terang Nur, mengganti shift bekerja bagi karyawan. **Baca juga: Rupiah Anjlok Bisa Picu Perusahaan di Tangerang Gulung Tikar.
Ini diyakininya bisa nmenghemat bahan bakar dan listrik yang digunakan oleh perusahaan agar para buruh yang bekerja tidak di PHK. **Baca juga: 1 September, Buruh Tangerang Demo ke Istana Negara.
“Ada juga buruh yang di PHK tidak sesuai aturan. apabila terjadi kami akan membantu proses advokasinya dengan menuntut hak-hak buruh tersebut,” tambah Nur.(yud)