Warga Palasari Legok Sumringah, PDAM TKR Distribusikan Air Bersih

Kabar6.com

Kabar6-Desa Palasari Kecamatan Legok sangat bersukacita karena mendapatkan bantuan air besih dari PDAM TKR. Tuntas sudah penderitaan selama satu bulan dilanda kekeringan akibat musim kemarau.

Trihartati, salah satu warga perumahan Graha Citra Desa Palasari yang ikut mengantri pengambilan air bersih mengatakan sangat bersyukur dan senang diberikan bantuan air bersih ke wilayahnya.

Menurut dia, sudah lebih dari satu bulan perumahan Graha Citra Desa Palasari di landa kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

“Terima kasih kepada Pemda Tangerang, PDAM Tirta Kerta Raharja dan pak camat serta pak Kepala Desa Palasari karna sudah membantu masyarakat untuk penyaluran air besih ke desa Palasari,” ungkapnya, Selasa (30/7/2019).

Pjs Kepala Desa Palasari Andriana mengucapkan banyak terima kasih kepada PDAM Tirta Kerta Raharja karna sudah membantu warganya yang mengalami kekeringan.

“Saya sangat berterima kasih kepada PDAM Tirta Kerta Raharja tanggap dan cepat respon dalam keluhan warga yang kekeringan akibat musim kemarau terutama di wilayah saya Desa Palasari, atas bantuan dari PDAM TKR, warga saya terbantu dalam mengatasi kekeringan akibat musim kemarau,” paparnya.

**Baca juga: Persiapan HUT RI, 70 Paskibra Kabupaten Tangerang Dilatih Baris-berbaris.

Sementara, Camat legok Nurhalim mengatakan, sudah merupakan tugas dan tanggung jawab pihak kecamatan dan desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Legok.

“Sudah merupakan tanggung jawab kami sebagai aparatur pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, apa lagi dalam mengatasi kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan saat ini,” pungkasnya.(Jic)




Meriah, Ratusan Warga Bintaro Ikuti Gathering Rumah Makan Sari Rendang

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan orang memadati ruang meeting Rumah Makan Sari Rendang Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (27/7/2019).

Banyak tokoh masyarat Bintaro yang hadir. Perwakilan dari beberapa komunitas pun turut memenuhi ruang meeting di rumah makan Padang yang berada tak jauh dari Kantor Kelurahan Pondok Betung.

Kepala Rumah Makan Sari Rendang Bintaro, Didin Ismail menjelaskan, pihaknya menggelar gathering untuk memperkenalkan hadirnya rumah makan padang di kawasan Bintaro jaya yang rekomended dengan fasilitas mumpuni.

“Acara Gathering ini kami selenggarakan untuk lebih memperkenalkan rumah makan Sari Rendang kepada masyarakat Bintaro dan sekitarnya,” kata Didin.

Dipandu pembawa acara kocak dan handal, ratusan peserta yang hadir pun ceria. Apalagi, acara bagi-bagi doorprise. Suasana sontak hiruk pikuk, terutama bagi yang mendapatkannya.

Salah satu tokoh masyarakat di Bintaro, Yunus menjelaskan, dirinya sangat senang dapat hadir dalam gathering Sari Rendang itu.

Pasalnya, rumah makan lamak bana memiliki tiga ruang miting dengan kapasitas masing-masing, 30 orang, 50 orang dan yang besar dapat menampung 150 orang, semuanya dengan pendingin udara.

Masih menurut Yunus, Rumah Makan Sari Rendang juga memiliki smooking area dan musala yang bersih dan nyaman.

Selain fasilitas komplit, lanjut Yunus, rumah makan yang berdiri diatas lahan 5000 meter persegi ini juga memiliki parkiran luas sekali.

**Baca juga: Ini Rincian Program Harga Teman Giant Yang Buat Mama Senang.

“Restorannya nyaman dan bersih, parkirannya juga luas banget. Makanannya juga lamak bana. Apalagi rendangnya, pas di lidah,” papar Yunus yang datang bersama buah hatinya.

Peserta gathering lainnya, Alfi menjelaskan hal serupa. Sejak memarkirkan kendaraannya, dia terkagum-kagum gerai kuliner itu memiliki lahan parkir luas.

Selain itu, pria asal Serpong ini kepincut dengan rendang dan kikil (tunjangnya).

“Rasa rendangnya nampol banget. Tunjangnya juga legit dan empuk. Kuahnya medok, mantap dah,” ungkapnya.(fit)




Warga Ciputat Timur Keluhkan Fasilitas Penerbitan KIA

Kabar6.com

Kabar6-Gedung aula di kantor Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dipenuhi ratusan orang warga. Masyarakat pemohon pun menyampaikan beragam keluhannya.

“Anak-anak pada kegerahan,” ujar Nurlaela, warga Jalan Unta Raya, Kamis (25/7/2019).

Menurutnyq, warga yang antre membuat Kartu Identitas Anak (KIA) merasakan kurang nyaman. Ventilasi udara kurang sehingga menjadi pengap ketika warga berkerumun dalam satu ruangan.

Antrean untuk membuat KIA pun sempat mengular. Di dalam aula terdapat beberapa petugas yang mengatur alur pembuatan. Mulai dari pengambilan nomor antrean, memeriksa berkas, merekam foto, hingga pembagian KIA.

Orangtua lainnya juga memiliki keluhan kepada pihak kelurahan lantaran sosialisasi pembuatan KIA ke masyarakat dianggap kurang optimal.

“Dari sosialisasi RT kurang, kita kan dadakan, kita liat dari facebook dan media sosial,” kata Deden (41) yang mencoba mencetak KIA untuk dua anaknya.

**Baca juga: KASBI: Pengawasan Penetapan UMK di Kabupaten Tangerang Lemah.

Terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Dedi Budiawan menyatakan, lokasi pencetakan KIA di kelurahan tergantung dengan pihak kecamatan terkait.

“Disediakannya di situ, kita kan gimana tuan rumah,” ungkapnya.(yud)




Warga Cipondoh Makmur Masih Sulit Dapatkan Pelayanan Air Bersih PDAM

kabar6.com

Kabar6-Pelayanan air bersih PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, hingga kini ternyata belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh warga masyarakat diwilayah setempat, Selasa (23/7/2019).

Padahal, diketahui bersama bahwasanya salah satu tujuan dasar atas upaya PDAM TB Kota Tangerang menggandeng pihak investor besar, sekelas PT Moya adalah untuk dapat menjangkau dan meningkatkan jaringan pelayanan air bersih hingga ke seluruh warga, khususnya yang berada di kota bertajuk ‘Akhlakul Karimah’ ini.

Ungkapan itulah yang pas kiranya untuk menggambarkan keluhan-keluhan warga di lingkungan RW 09, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.

Sejumlah warga di lingkungan tersebut, mengaku belum juga mendapatkan pelayanan air bersih, karena terkendala fasilitas jaringan pipa yang belum lengkap.

Titik persis yang hanya baru memiliki perpipaan jaringan induk PDAM TB Kota Tangerang dilingkungan itu antara lain adalah, di Jalan H. Djaih dan H. Liin. Diarea ini, jaringan pipa yang untuk menyambungkan air bersih ke warga, sampai kini belum juga di pasang.

Alhasil, sekitar 100 an Kk (kartu keluarga) dilingkungan itu, belum dapat dialiri air bersih yang di kelola perusahaan milik daerah ini. Mereka yang ingin teraliri air bersih PDAM, diminta terlebih dahulu mengajukan permohonan, dengan sedikitnya 10 orang.

“Iya kita mau masang, cuma katanya jaringan pipa yang untuk penyambung meteran ke rumah belum ada sampai sekarang. Baru ada pipa induk doang. Jadi kita disuruh ngumpulin KTP atau data untuk diajukan dulu ke PDAM, kalau mau pipa yang ke warga itu di pasang. Cuma kita bingung saja, buat apa pipa yang gede-gede ini di pasang, kalau memang gak sekalian mah. Waktu itu kita sebenarnya sudah ada tiga orang yang ingin mengajukan permohonan, tapi kata petugasnya minimal ada 10 kk (keluarga),” kata Hasan, warga yang mengeluh persoalan itu.

Nohaya, seorang warga lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Sebenarnya, banyak warga yang sudah senang dengan di bangunnya instalasi perpipaan jaringan induk dilingkungan tersebut.

Namun, ia tak mengerti kalau ternyata warga belum dapat menikmati air bersih dikarenakan belum tersedianya jaringan pipa yang terkoneksi ke Rumah-rumah warga.

**Baca juga: Draft Perjanjian Damai Menkumham Dan Walikota Tangerang.

“Kita mah dulu, udah pada girang. Ada proyek pipa PDAM masuk kesini. Lah gak taunya, sama aja kita mau pasang, tetap kaga bisa bisa juga. Katanya ini nya belum ada lah, itu nya gak adalah lah. Lah jadi enak amat itu pada, cuma numpang lewat, mendem pipa doang. Pada ngegaliin tanah didepan rumah gua aja,” ucapnya ketus.

Sayangnya, hingga kini Direktur PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, Sumarya, belum juga menjawab atau menanggapi persoalan tersebut.

“Punten saya lagi ada kegiatan. Coba ke bang Iksan (humas) dulu,” ucapnya singkat, saat dihubungi.(ges)




Warga Cukanggalih & Sukabakti Kesulitan Air Bersih

Kabar6.com

Kabar6-Dampak kekeringan di Kabupaten Tangerang kiang meluas. Kini, warga Desa Cukanggalih dan Sukabakti Kecamatan Curug yang ikut merasakan penyusutan debit air tanah.

Bahkan warga di Desa Sukabakti harus menggunakan air kemasan galon untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK).

Ajat Ketua RT 04 Desa Cukanggalih Kecamatan Curug, mengatakan, di musim kemarau tahun ini terjadi penyusutan debit air tanah yang terbilang cukup cepat.

Bahkan, selama satu bulan terakhir wilayah itu tidak diguyur hujan. Menurut Ajat, warga di RT itu sudah kesulitan air bersih yang membuat penggunaan air harus dikurangi.

“Warga yang sudah tidak ada air, meminta air ke rumah-rumah warga yang masih ada untuk memenuhi keperluan MCK dan konsumsi air,”ungkap Ajat, Senin (22/7/2019).

Ajat juga menjelaskan, kekeringan yang melanda RT 04 tidak terlalu parah, jika dibandingkan dengan RT 03.

Menurut Ajat, di RT 03 ada puluhan Kepala Keluarga (KK) yang sangat kesulitan air bersih dan harus bergantian mengambil air dari bantuan yang datang.

“Di sini sekitar 10 kepala keluarga saja, tetapi kalau di RT 03 itu banyak yang sudah kering airnya. Mereka sampai pukul 20.00 WIB saja masih antre air karena harus bergantian. Kalau kemudian hari disini juga mengalami hal yang sama kami akan meminta bantuan air bersih juga, jadi lihat kondisi dahulu,” ujarnya.

Senada dengan Ajat, salah satu warga Desa Sukabakti Kecamatan Curug, Nurasiah pun juga mengungkapkan, bila hujan tidak turun selama tiga bulan terakhir dan selama itu debit air mulai menyusut. Akibatnya Nurasiah bersama warga lainnya kesulitan air bersih.

“Minta air sama warga yang masih ada, tetapi itu hanya untuk cuci baju saja. Kalau untuk konsumsi atau mandi saya pakai air galon, karena air tanahnya sudah mulai membuat kulit saya gatal-gatal,” ungkapnya.

Nurasiah mengatakan, dalam sehari dirinya menghabiskan uang sebesar Rp20 sampai Rp30 ribu untuk membeli air galon yang seharusnya diperuntukan untuk konsumsi.

“Habis mau bagaimana lagi, tempat cuci kendaraan saja sudah sulit air. Mereka saja mengumpulkan air di dalam tong besar semalaman dan bantuan air bersih juga belum ada,” ucapnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin menerangkan, akan mengirimkan bantuan air bagi wilayah-wilayah yang membutuhkan.

Selain itu menurut dia, desa yang kerap mengalami kekeringan setiap tahunnya, seharusnya kepala desa itu dapat berinisiatif membuat penampungan air.

**Baca juga: Kekeringan, BPBD Kabupaten Tangerang Kebanjiran Permintaan Air Bersih.

“Membuat tangki air, entah itu berupa bak dan lain-lain silahkan. Jadi ketika kami yang datang itu tidak lagi berderet ember-ember, jadi anggaran desa yang dari pemerintah itu cobalah membuat tangki air,” katanya.

Kosrudin juga menambahkan, di Kabupaten Tangerang, banyak desa yang setiap tahunnya menjadi langganan kekeringan.

“Minimal satu RT itu dua tangki air saja, jadi kami juga supaya tidak repot. Dana desa coba dimanfaatkan untuk membuat itu,” pungkasnya.(N2P)




Listrik Sering Padam & Drop, Warga Poris Indah Keluhkan Pelayanan PLN

Kabar6.com

Kabar6-Seorang warga yang tinggal di Perumahan Poris Indah, tepatnya di Jalan Bougenvile 4 Blok C Nomor 936, RT 015 / RW 006, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, belakangan waktu ini, merasa tak nyaman, karena listrik dirumahnya sering padam & drop.

Kondisi itu pun dikabarkan berlangsung rutin setiap hari selama satu minggu, di pekan lalu. Keluhan ini tertangkap dalam sebuah laman website lapor.go.id yang di posting pada Selasa pekan kemarin, yakni tepatnya di pukul 21.18 Wib.

Dalam laporannya, warga dengan atas nama Sherly Arianti ini, mengaku juga sudah menyampaikan keluhan tersebut, kepada pihak terkait, melalui sambungan telepon call center PLN.

“Selamat Malam PLN khususnya CIKOKOL. Saya bertempat tinggal di Perumahan Poris Indah, Jalan Bougenville 4 Blok C no. 936, RT/RW:015/006 , cipondoh indah, cipondoh, tangerang. Mau melaporkan sudah seminggu ini listrik di daerah sini beberapa rumah padam dan voltase drop. Saya sampe setiap hari komplen telp k call center tapi belum ada perbaikan,” tulis dia, dalam laman www.lapor.go.id.

**Baca juga: Lelang Jabatan Sekda Kota Tangerang Masih Tunggu Pemprov Banten.

Lebih lanjut, ia juga menuliskan kronologi singkat mengenai apa yang dikeluhkan tersebut. “4 hari pertama setiap sekitar jam 9/10 malam pasti padam , baru nyala lagi sekitar jam 12/ 1 malam dan 4 hari ini voltase drop di sekitar jam 9/10 malam juga. Mohon utk segera ditindak dan diperbaiki, krna ini kejadian sudah 1 minggu lebih,” ungkapnya.

Terpisah, Arif, Humas PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten ketika di konfirmasi, berjanji akan segera mengkroscek terlebih dahulu unit yang terkait dengan wilayah tersebut.

“Nanti saya coba tanyakan ke unit nya dulu ya. Dikirim kan saja (persoalan keluhan) itu ke whatsapp saya,” katanya.(ges)




Warga Kelapa Dua Keluhkan Sistem Zonasi SMPN 1

Kabar6.com

Kabar6-Belasan orangtua calon siswa mengeluhkan tertutupnya informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Mereka mendesak pihak sekolah agar membuka informasi PPDB ke publik, karena banyak calon siswa berdomisili dekat dengan lokasi sekolah tak lolos seleksi.

Saurlina, warga Jalan Medang Raya, Perum 3 Karawaci, Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang mengatakan, pihaknya mengaku kecewa atas sikap panitia PPDB yang menolak anaknya masuk ke sekolah tersebut.

Pasalnya, antara tempat tinggal dengan lokasi sekolah radiusnya cukup dekat atau hanya 1.0 Kilometer. Sedangkan, pihak sekolah menetapkan aturan sistem zonasi berjarak 2.1 Kilometer.

“Informasinya berubah- ubah, kemarin aturannya zonasi 2.1 kilometer, sekarang 1.2 kilometer lagi. Padahal, anak saya jaraknya 1.0 kilometer dari sekolah tetap saja tidak diterima. Kami curiga ada dugaan pihak sekolah bermain curang,” ungkap Saurlina, kepada Kabar6.com, Selasa (9/7/2019).

Senada dikemukakan Arul Sanghaji, proses PPDB secara offline di SMPN 1 Kelapa Dua ini memang cukup mengecewakan.

Ia, mengaku terkejut atas keputusan panitia yang tak meloloskan anaknya di sekolah itu.

“Kecewa banget, bahkan kaget saat dengar informasi bahwa anak saya ditolak di sekolah ini. Kami warga disini dan tinggalnya sangat dekat dengan sekolah, kenapa ditolak. Kami minta hasil seleksi PPDB itu dibuka ke publik supaya transparan,” katanya.

Terpisah, Humas SMPN 1 Kelapa Dua, Haris menjelaskan, penetapan jarak 1.2 kilometer merupakan keputusan dari pihak panitia, mengingat jumlah calon siswa yang mendaftar dan ikut seleksi mencapai 425 orang.

Sedangkan, kuota yang tersedia di sekolah itu hanya sebanyak 323 orang. Melihat banyaknya calon siswa yang mendaftar, panitia kemudian mengambil sikap dengan menetapkan jarak paling jauh 1.2 kilometer.

**Baca juga: Kemenkumham Targetkan 7 Tahun Dapat Hasilkan SDM Berkualitas.

“Pas awal pendaftaran, kami memang menetapkan radiusnya 2.1 kilometer. Tapi setelah melihat banyaknya pendaftar, maka kami tetapkan jaraknya 1.2 kilometer. Untuk itu, kami mohon maaf, karena belum sempat bongkar papan informasi awal yang terpampang di depan sekolah itu,” paparnya.

Tak hanya menetapkan jarak, untuk mengantisipasi masalah tersebut pihak panitia juga melakukan penyeleksian melalui nilai anak.

“Terakhir disaring melalui seleksi nilai, kalau masalah lainnya kami menunggu arahan dari atasan dan pihak kementerian,” ujarnya.(N2P/Tim K6)




Sidang Lanjutan, Pemkot Tangerang Mangkir Lagi

Kabar6.com

Kabar6-Sidang lanjutan gugatan dilayangkan oleh warga Batu Jaya Kecamatan Batu Ceper terkait pergusuran dan perbuatan melawan hukum Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Pemerintah Kota Tangerang kembali ditunda. Pasalnya Pemkot Tangerang mangkir dalam panggilan persidangan.

Hal tersebut menuai kekecewaan oleh kuasa hukum dan warga yang menghadiri persidangan. Sebab, sudah dua kali panggilan persidangan pihak tergugat mangkir dalam panggilan persidangan.

“Padahal sudah dipanggil secara patut kembali minggu lalu untuk sidang hari ini. Tapi ditunggu 2 jam setelahnya tergugat tidak hadir tanpa memberikan informasi kejelasan kenapa tidak bisa hadir,” ungkap Kuasa Hukum warga Batu Jaya, Jenny Sirait saat dimintai keterangan di Pengadilan Negeri Kelas 1 A Tangerang, Senin (20/5/2019).

**Baca juga: Tanpa Besi Pengaman, Sejumlah Tangga di Kantor DPRD Banten Membahayakan.

Menurut Jenny, ketidak hadiran pihak tergugat persidangan harus dijadwalkan kembali, Senin (27/5/2019) pekan depan. Namun, kali ini sudah menjadi peringatan pihak tergugat untuk hadir dan apabila tetap tidak hadir akan dilanjutkan ketahapan selanjutnya atau putusan per step.

“Nanti akan dimintakan apabila mereka (Tergugat-red) tidak datang pihak penggugat diminta untuk menyiapkan alat bukti, saksi-saksi, kesimpulan kemudian untuk diputuskan secara per step. Karena hal itu berdasarkan peradilan yang cepat yang harus diterapkan oleh hakim,” jelas Jenny. (Oke)




Pamit Dari Rumah Tadarusan di Masjid, Ternyata Mau Tawuran di Bambu Apus

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan remaja tanggung yang hendak tawuran di Bambu Apus Pamulang berasal dari Jalan Bratasena Reni Jaya Pamulang Barat. Mereka pamit ke orang tuanya ingin kumpul di masjid untuk tadarusan.

“Iya bang. Kami pamit ke orang tua untuk ngumpul di masjid melakukan tadarusan bersama,” ungkap Fery, salah seorang remaja asal Reni Jaya yang ikut tawuran, Rabu dinihari (8/5/2019).

Setelah mendapat izin orangtua, mereka ternyata tak ke mesjid. Malah, berkumpul dan mempersiapkan peralatan tawuran.

“Sebelum ke Bambu Apus, Kami semua dah nyiapin cambuk dan sarung yang diisini batu,” jelas Fery.

**Baca juga: Hendak Tawuran di Bambu Apus, 20 Bocah Diamankan Ketua Katar Pamulang Barat.

Sesampainya di perbatasan Bambu Apus, rencana tawuran pupus seketika. Karena, 20 remaja tanggung itu langsung diamankan Dicky Zulkarnain, Ketua Karang Taruna Pamulang Barat bersama warga lainnya.

“Para remaja tanggung itu kini diamankan di kawasan Alam Segar. Dan saat ini, pihak kepolisian sudah datang ke lokasi,” jelas Dicky. (Aji)




Warga Kebon Besar Gelar Aksi Tolak Truk Tanah, Empat Truk Disandera

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan warga Kebon Besar Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang menggelar aksi menolak truk tanah, Selasa pagi ini, (7/5/2019). Mereka menahan laju truk pengangkut tanah yang melintas di Jalan Pasar Kebon Besar.

“Aksi ini merupakan ketidak sabaran masyarakat Kebon Besar atas perlakuan truk tanah yang melintas seenaknya tanpa mengindahkan Peraturan Wali Kota tentang pembatasan jam operasional,” ujar Koordinator Aksi, Haji Barok disela sela aksi.

Dampaknya, kata dia, jalanan yang bagus jadi rusak gara-gara mereka. “Kami warga sama sekali terganggu.”

Warga mengancam akan menahan truk yang melintas di luar jam operasional.

“Sebenarnya bukan menahan tapi menghalau terserah mereka mau lewat mana saja yang penting jangan lewat kampung kita,” kata Haji Barok.

Berdasarkan pantuan Kabar6.com hingga siang ini sebanyak empat unit truk angkutan tanah yang ditahan oleh warga.

**Baca juga: Polisi Pastikan Video Viral Santri Siap Perang Untuk Kemenangan Prabowo Dibuat di Lebak.

Warga menganggap, truk truk tersebut tidak mengikuti aturan pembatasan jam operasional.

Aksi ini disaksikan sejumlah petugas polisi yang melakukan penjagaan pengamanan. (Oke)