1

Satu dari 4 Paslon Menyatakan Sikap Hanya Siap Menang tanpa Kalah di Pilkada Cilegon

Kabar6.com

Kabar6-Empat pasang calon (paslon) calon kepala daerah (cakada) di Pilkada Kota Cilegon, ada yang mengaku hanya siap menang dari siap kalah. Semua cakada sudah bersilaturahmi dengan Kapolda Banten, Irjen Pol Fiandar dan Pangdam III/Siliwangi Sabtu (5/12/2020) di gedung Pemkot Cilegon.

Pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Ali Mujahidin-Firman Mutakin menyatakan sikap siap menang dan kalah. Paslon yang maju lewat jalur independent ini akan mengisi massa tenang dengan kumpul keluarga dan menggelar doa bersama perwakilan relawan dan timsesnya.

Calon Wakil Walikota Cilegon Firman Mutakin atau yang dikenal dalam dunia sinetron dan FTV bernama Lian Firman, namanya massa tenang, pastinya tidak boleh berbuat-apa terkait Pilkada.

“Kalau sama keluarga pasti kumpul bareng, terus kita kumpul sama tim, berdoa bersama. Ya harus siap apapun yang menjadi takdir, kami berdua harus siap menang dan kalah,” kata Firman melalui selulernya, Sabtu (5/12/2020).

Kemudian pernyataan sikap dari paslon nomor urut 02, Ratu Ati Marliati-Sokhidin yang diusung Partai Golkar, Gerindra, PKB, dan Nasdem. Ratu Ati merupakan Wali Kota Cilegon yang sedang cuti kampanye alias calon petahana

Sedangkan Sokhidin merupakan kader Gerindra yang sebelumnya anggota DPRD Kota Cilegon. Ratu Atu mengaku hanya siap menang dalam Pilkada kali ini. Mengisi massa tenang, Ati dan Sokhidin akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga yang selama kampanye jarang bertemu.

“Siap Insya Allah menang, kalau persoalan kalah atau tidak kita lihat pada tanggal 09 Desember. Itu adalah takdir yang menentukan, tapi sampai hari ini kita optimis (menang),” kata Ratu Ati Marliati, di Pemkot Cilegon, Sabtu (05/12/2020).

Mereka juga akan berdoa agar pilkada berjalan lancar dan damai. “Masa tenang kita berdoa sama Allah, kumpul dengan keluarga, evaluasi aja apa yang sudah kita lakukan, kita berharap apa yamg sudah kita lakukan, Allah memberikan jalan kemudahan,” terangnya.

Selanjutnya paslon nomor urut 03 Iye Iman Rohiman-Awab. Mereka diusung PAN, PPP dan Demokrat. Menariknya, Awab pernah menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Cilegon yang pensiun dini untuk maju dalam pilkada.

Iye mengaku siap menang dan kalah. Selama massa tenang, mereka akan lebih banyak memanjatkan doa untuk kemenangannya. “Sebelumnya sudah kita pikirkan itu, harapan semua calon meyakini dia yang akan berhasil, tapi kita sadar bahwa kita manusia yang tidak bisa menentukan,” terang Iye Iman Rohiman di tempat yang sama.

Allah yang menentukan siapa yang menang, lanjut Iye, Insha Allah siap menang dan kalah. Iye bersenda gurau meminta doa dari kontestan lainnya, Helldy Agustian agar Iye bersama Awab memenangi pilkada Kota Cilegon pada Rabu besok 9 Desember 2020.

“Kita semua calon akrab, baik. Kalau Pak Helldy mendoakan dirinya menang itu enggak nyambung, kalau Pak Helldy mendoakan Iye, itu Insha Allah Iye jadi,” disambut tertawa oleh Iye dan Helldy.

Inilah paslon nomor urut 03 Helldy Agustian-Sanuji Pentamerta. Mereka diusung Partai Berkarya dan PKS. Keduanya mengaku siap menang, kalah, dan memasrahkan semuanya kepada takdir. Baik Helldy maupun Sanuji meyakini semua cakada memiliki niatan baik untuk membangun Kota Cilegon.

“Kita tentu memahami empat calon itu yang terbaik di Kota Cilegon. Niat baik belum tentu hasilnya juga baik, proses tidak akan mengkhianati hasil. Siap dilantik dan tidak siap dilantik, kalau niatnya baik harus siap dengan situasi apapun,” kata Helldy Agustian, di tempat yang sama, Sabtu (05/12/2020).

Helldy meyakini nama pemenang dan pemimpin Kota Cilegon sudah ditakdirkan hanya menunggu waktu kapan nama itu turun usai pemungutan suara pada 09 Desember 2020 yang tersisa empat hari lagi. Selama massa tenang, baik Helldy maupun Sanuji, akan berdoa untuk suksesi pilkada Kota Baja.

**Baca juga: Banjir di Kota Cilegon, Ada 25 Kotak Suara Pilkada Rusak

“Lebih banyak berdoa, beribadah, yang menang itu sebetulnya udah ada, cuman belum dikasih bocoran sama Allah. Kita cuma berikhtiar aja, tentunya lebih mendekatkan diri sama Allah aja,” jelasnya. (dhi)




Kelurahan Leguti Sesalkan Sikap Ahli Waris

kabar6.com

Kabar6-Aksi damai sebagian warga Lengkong Gudang Timur (Leguti) Serpong yang mengatasnamakan ahli waris, di Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel), mengundang reaksi dari Kelurahan Leguti.

Kepala seksi pemerintahan Kelurahan Leguti, Andi Suhandi menyayangkan sikap ahli waris dan pengacaranya.

“Saya sungguh kecewa dengan sikap pengacara dan juga ahli waris, saya merasa dibohongi bang. Padahal kami sudah sepakat akan ada pertemuan membahas surat keterangan yang diminta ahli waris. Kok malah demo,” keluh Andi, Jumat (12/10/2018).

**Baca juga: Persoalkan Tanah Warisan, Warga Leguti Aksi Damai di Pemkot Tangsel.

Andi menambahkan, pada aksi damai yang digelar sejumlah warga Leguti itu, seolah-olah pendemo meniadakan peran kelurahan dalam pelayanan. (adt)




Kecewa Sikap Dishub, Puluhan Supir Angkot di Kota Tangerang Demo Lagi

kabar6.com

Kabar6-Puluhan supir angkot kembali turun ke jalan untuk berunjuk rasa di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang pagi ini, Kamis (11/10/2018).

Mereka masih menuntut hal yang sama seperti yang di tegaskan beberapa hari yang lalu yakni menguji dan mengkaji ulang BRT yang beroperasi di koridor II.

“Tuntutan kami sama seperti kemarin, uji dan kaji kembali, itu yang kami inginkan. Jangan di gantung seperti ini,” ujar Abas Asri, koordinator lapangan saat di temui Kabar6 di lokasi unjuk rasa.

Dengan menggebu-gebu ia mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan tuntutannya pada demo kemarin, tapi jawaban Dishub adalah mempersilahkan massa menuntut di jalur hukum.

“Masa pemerintah dalan melayani publik begitu? Pakai gebrak meja pula, apakah itu yang dinamakan kepala dishub?” Ujarnya.

Puluhan supir tersebut menagih janji dewan yang seharusnya diselesaikan pada hari kamis, namun hingga hari ini belum juga ada jawaban.

“Turunin Lubis (ketua organda), organda gak memikirkan kita, dia mikirin perut sendiri. Keluarga kami butuh makan,” teriak salah satu supir yang sedang berdiri di atas mobil angkotnya.

**Baca juga: Multindo Tak urus SKDU, Lurah Pakbar: Ya Kita Tegur.

“Bukan ingin berbuat anarkis, tolong anggota dewan kalau memang gentle, temui kami” lanjutnya. (res)




Politisi PDIP Banten Sayangkan Sikap Caleg Pasang APK Sembarang

kabar6.com

Kabar6-Masih banyaknya calon legislatif (caleg) yang melanggar aturan kampanye, membuat politisi PDIP ini angkat bicara.

Ananta Wahana, Sekertaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten menyebutkan, para caleg yang melangar aturan kampanye tersebut sebagai calon koruptor, Minggu (30/9/2018).

“Seharusnya para caleg sudah mengetahui terkait peraturan yang diatur oleh peraturan KPU tentang kampanye,” tegasnya.

Namun sayangnya, lanjut Ananta, masih banyak caleg baik dari partainya maupaun partai yang lain yang melanggar perturan tersebut.

Seperti disebutkan, Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 1 Tahun 2013 Tentang pengaturan alat peraga saat kampanye bagi caleg dan partai politik membatasi pemasangan flyer, leaflet, dan sejenisnya untuk berkampanye.

Sebenarnya dalam PKPU tentang kampanye, papar Ananta, memiliki ruang untuk pembuatan alat peraga kampanye (APK) seperti spanduk kampanye namun ditempat-tempat yang telah ditentukan.

Menurutnya para caleg yang sengaja melanggar peraturan tersebut padahal sudah diberikan celah untuk mensosialisasikan diri sebagai orang yang kurang sehat jasmaninya.

“saya menghimbau kepada para caleg dari PDI Perjuangan untuk tidak melakukan pelangaran seperti itu. Mari sama-sama kita mensukses masa kampanye ini dengan kegaiatan-kegiatan yang positif,” jelas Ananta.

Lebih jauh Ananta menuturkan, mereka (caleg) yang belum menjadi anggota legislatif saja sudah berani melanggar peraturan yang telah disepakati bersama. Bagaimana kalau sudah menjadi pejabat, pasti mereka akan melakukan korupsi sehingga negara akan banyak mengalami kerugian.

Dia menegaskan, kepada masyarakat diharapkan dapat menandai para caleg yang masih memasang sepanduk terkait pencalegan yang disebutnya sebagai calon koruptor.

“Karena mereka dengan sadar dan sengaja sudah melanggar PKPU terkait kampanye,” katanya saat deklarasai Komunitas ASA di Happy Wedding Hall, Kecamatan Tangerang.

Selain itu, Ananta juga mempertanyakan rasa nasionalisme dari para caleg yang dengan sengaja membuat wajah Kota Tangerang menjadi kumuh dengan memasang spanduk pencalegan secara sembarang.

Jangan untuk cinta Negara, cinta terhadap keindahan kota saja tidak ada perhatiannya. **Baca juga: Sakit di Arab Saudi, TKW Asal Pagedangan Dipulangkan.

“Saya harap Panwas dan satpol PP jangan ragu menertibkan spanduk-spanduk kampanye liar. Sekaligus memberikan efek jera kepada mereka untuk tidak mengotori Kota tangerang yang sudah sangat indah ini,” ujarnya. (res)




Tagar 2019 Ganti Presiden, Tokoh Buaran Sayangkan Sikap Oknum Bawa Nama Kampungnya

kabar6.com

Kabar6-Terkait agenda deklarasi kebangsaan yang akan diadakan di Kampung Jati, Buaran, Kecamatan Serpong ini, mengusung gerakan aksi tagar 2019 Ganti Presiden.

Dua pihak yang pro dan kontra terkait acara itu pada Jumat malam (21/9/2018), telah melakukan mediasi di Mako Polres Tangsel agar mendapatkan kesepakatan.

Willy Prakarsa, warga Buaran yang kebetulan menolak aksi tersebut mengatakan, tidak keberatan jika acara tersebut hanya sebatas santunan dan musik.

“Saya akan turut membantu jika acara itu benar acara santunan. Ini sudah jelas, mereka akan mengusung agenda deklarasi ganti presiden, saya warga Buaran menolak aksi tersebut ada di wilayah kami,” tegas Willy.

Sementara itu, Julham Firdaus yang pro terhadap aksi Tagar 2019 Ganti Presiden, pada sambungan WhatsAppnya kepada media, sudah memohon kepada Lurah Buaran untuk memanggil oknum yang di tuding mengatasnamakan warga Buaran itu.

**Baca juga: Warga Tolak Aksi Tagar 2019 Ganti Presiden, Ini Kata Kapolres Tangsel.

“Saya sudah telpon pak Lurah Buaran untuk bisa fasilitasi pertemuan, panggil itu oknum yang mengatas namakan warga Buaran dan menolak aksi Tagar 2019 Ganti Presiden. Bahkan tokoh masyarakat Buaran sendiri seperti Dirja sangat kesal dengan warga yang menjual nama anak-anak Buaran tersebut,” tegas Julham. (Adt)




Mediasi Tertunda, Pemuda Leguti Sesalkan Sikap PT SDN

kabar6.com

Kabar6-Pemuda di Kelurahan Lengkong Gudang Timur (Leguti) Serpong, yang notabenenya adalah pengurus Karang Taruna Leguti, semakin resah dengan ketidak jelasan nasibnya.

Pasalnya, pasca bergesernya pemenang tender jasa security pada Jumat (14/9/2018) lalu, yang semula di kelola oleh PT CSI, kini berpindah menjadi PT.SDN dan tak lagi mengkaryakan pemuda setempat.

Hari ini, pihak pemuda melalui Karang Taruna Leguti kecewa dengan sikap PT SDN yang tak menghadiri mediasi yang akan dilakukan di Kantor Kelurahan Leguti.

“Kami sangat menyayangkan sikap dari PT SDN yang mangkir dari acara mediasi yang digelar di Kelurahan Leguti hari ini. Saya dengar info, mediasi akan di lanjutkan pada Selasa, 25 September 2018 mendatang,” kata Rahmad, pengurus Karang Taruna Leguti yang hadir pada agenda mediasi, Jumat (21/9/2018).

Dikatakannya, PT SDN tetap mempertahankan untuk menggunakan UMP 2017 sebesar Rp2,7 juta per bulan. Sementara, di perusahaan sebelumnya mereka mendapatkan upah sebesar Rp3,2 juta per bulan.

“Dari penawaran gaji yang tidak sesuai, bisa jadi ada indikasi secara tidak langsung mereka (PT SDN, red) ingin menyingkirkan kami agar tidak lagi bekerja disini,” keluh Rahmad.

Hingga saat ini, Rahmad bersama pemuda Leguti lainnya tak lagi bekerja sebagai sekuriti di apartemen Serpong Green View (SGV). **Baca juga: Ketua P2TP2A Tangsel: Trauma Pasca Pelecehan Bisa Berdampak Seumur Hidup.

“Sementara ini, kami tak lagi bekerja di SGV. Tuntutan kami-pun sudah sesuai dengan amanah undang undang otonomi daerah, dengan porsi 60/40,” paparnya.

Rahmad yang mewakili para pemuda lain yang bernasib sama berharap, agar tiga pilar kelurahan dapat menjadi jembatan untuk memperjuangkan nasib kami kedepannya,” paparnya. (adt)




Gaji Ditahan, Karyawan Keluhkan Sikap PT Indah Sumber Sejati

kabar6.com

Kabar6-Karyawan PT Indah Sumber Sejati mengeluhkan sikap perusahaan yang menuding dirinya mencuri 80 celana jeans dengan harga Rp21 juta.

Carolina, karyawan PT Indah Sumber Sejati dengan produk celana jeans LGS Casual yang ada di Matahari Store, Supermal Karawaci Tangerang, merasa tidak terima karena dituduh mencuri 80 celana jeans oleh perusahaan tempat dia bekerja.

Parahnya lagi, gaji bulan Juli 2018 (15 Juli – 15 Agustus 2018) tidak dibayarkan pihak perusahaan. Dan akan dibayarkan, jika Carolina membuat surat pernyataan pengakuan yang ditandatangani diatas materai.

“Bagaimana saya mau membuat surat pernyataan itu, ngambil barangnya saja saya tidak,” keluh Carolina dengan mata berkaca-kaca, Selasa (4/9/2018).

Carolina merasa bingung dan ketakutan, karena dirinya merasa dipaksa dan diancam oleh atasannya untuk segera membuat surat pernyataan pengakuan itu.

“Pak Ridwan menyuruh saya membuat surat pernyataan dan tanda tangan diatas materai. Bahwa saya dipotong gaji sebesar Rp500 ribu setiap bulan selama 18 bulan. Jika saya tidak membuat dan menandatangani surat pernyataan tersebut, maka gaji saya tidak dibayarkan,” beber Carolina.

Carolina tetap merasa tidak mengambil 80 celana jeans yang terdiri dari barang counter diskon 35 persen dengan nilai Rp11 juta dan barang table dengan diskon 28 persen dengan nilai Rp10 juta. **Baca juga: Ratusan Dokter Ikuti IndAAC Banten 2018.

“Jadi seakan-akan PT Indah Subur Sejati tetap menuduh saya mencuri barang tersebut, sehingga saya merasa dirugikan,” ungkapnya. (jicris)