1

Kebakaran Gudang Kabel di Sepatan, Satu Pekerja Terluka

Kabar6.com

Kabar6 – Gudang kabel di kawasan Industri Akong, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang hangus terbakar, Kamis, (12/6/2020).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun 1 orang pekerja yang mencoba memadamkan api mengalami luka dibagian tangan akibat tertimpa kabel yang terbakar.

Berdasarkan informasi api sulit dikendalikan  lantaran di gudang tersebut terdapat barang-barang yang mudah terbakar. Sekitar pukul 21.30 WIB, petugas Damkar datang ke lokasi dengan membawa 2 unit mobil.

Kapolsek Sepatan I Gusti Moch Sugiarto membenarkan peristiwa kebakaran tersebut. Menurutnya, kebakaran di gudang kabel tersebut mengakibatkan 1 orang karyawan terluka ringan dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Selain itu, 1 mobil pick up dan isi di dalam gudang tersebut juga hangus terbakar.

“Kebakaran diduga akibat konsleting listrik,” kata I Gusti saat dikonfirmasi Kabar6.com melalui telepon, Jumat (12/6/2020).

**Baca juga: Dinas Komunikasi dan Informasi se- Indonesia Gelar Rakornas, Bahas Apa Saja?.

I Gusti menambahkan, api sudah berhasil dipadamkan setelah petugas Damkar Kabupaten Tangerang datang ke lokasi. Supaya api tidak kembali menyala, petugas Damkar langsung melakukan pendinginan di lokasi gudang kabel tersebut.

“Untuk sementara, kebakaran di gudang kabel itu mengakibatkan kerugian materil mencapai Rp 400 juta,” pungkasnya. (Vee)




Si Jago Merah Lahap Gudang Kabel di Kawasan Akong Sepatan

Kabar6.com

Kabar6-Sebuah gudang kabel yang berlokasi di Kawasan Akong Kampung Karet, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang hangus dilalap si jago merah, Kamis (11/6/2020) sekira pukul 21.15 WIB

Kobaran api dengan ketinggian mencapai 10 meter membuat warga di sekitar lokasi panik, khawatir menjalar ke pemukiman warga

Linda warga yang melintas mengatakan, petugas pemadam kesulitan memadamkan si jago merah.

” Akses menuju lokasi kebakaran macet hingga petugas tidak dapat masuk,” ungkap Linda Lewat pesan WhatsAppnya

**Baca juga: Belum Memiliki IMB, Pembangunan Tower Di Tigaraksa Berjalan.

Menurutnya, kebakaran terjadi sekitar pukul 21.15 WIB, sementara warga menjadi panik lantaran lokasi kebakaran berdekatan dengan permukiman warga.

Penyebab kebakaran dan korban jiwa belum diketahui hingga berita ini disiarkan (CR)




Sambut New Normal, Sepatan Canangkan Kampung Tangguh

Kabar6.com

Kabar6 – Kapolsek Sepatan AKP I Gusti Moh Sugiarto, melaksanakan pencanangan kampung tangguh, sehat, menuju tatanan new normal atau hidup baru. Hal itu bertujuan, untuk mempersiapkan model kampung sehat dalam menyambut tatanan kehidupan baru di Perum Graha Mutiara Permai 2 (GMP) RW 08, Desa Karet, Kecamatan Sepatan.

Kapolsek Sepatan AKP I Gusti Moh Sugiarto mengatakan, Kampung Tangguh ini dibentuk sebagai contoh bagi kampung lainnya dalam hal menghadapi wabah Covid-19, dan menyikapi adanya warga yang terdampak covid-19, yaitu di PHK ditempat kerja dan kesulitan ekonomi untuk kehidupan sehari-hari.

“Tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah tapi bisa mengatasi sendiri dengan cara menaruh sembako. Sayur mayur dan buah ditempat yang sudah disediakan secara suka rela. Dan warga yang terpapar atau yang membutuhkan akan mengambil secukupnya tidak berlebihan,” kata Kapolsek Sepatan, AKP I Gusti Moh Sugiarto kepada wartawan, Rabu (10/6/2020).

Kapolsek Sepatan mengungkapkan, kesadaran akan kesehatan, khususnya dalam masa Pandemik Covid-19 ini, warga di RW 08 sangat tinggi. Menurut I Gusti, ini tercapai berkat peranan Babinkamtibmas, Babinsa dan perangkat RW yang senantiasa menegur dan mensosialisasikan protap Covid-19.

Lanjut Gusti, dibentuknya kampung tangguh ini agar bisa dijadikan contoh bagi desa-desa lain dalam mencegah penularan virus corona, dengan cara membiasakan diri mentaati Protap Covid-19 dalam kehidupan New Normal menjadi terbiasa.

“Terlaksananya Kampung Tangguh ini berkat peranan tiga pilar Kapolsek Sepatan, Camat Sepatan dan Danramil Sepatan,” pungkasnya.

Lanjut Kapolsek, setiap warga yang akan keluar, masuk diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan, dan semua sudah disediakan disamping pos RW. Kendaraan yang masuk disemprot dengan disinfektan, serta setiap hari minggu wajib kerja bakti membersihkan lingkungan dan penyemprotan disinfektan.

Kemudian bila warga belanja online pengantar tidak dibolehkan masuk cukup menitipkan di pos RW dan pembeli akan nengambil di pos RW, dan juga dalam pelaksanaan ibadah melaksanakan protap covid-19.

**Baca juga: Dipergoki Warga, Maling Motor di Curug Babak Belur.

“Aktifitas warga didalam lingkungan perumahan wajib memakai masker begitu pula dengan anak-anaknya dan menjaga kesehatan sesuai protokol Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Sepatan Dadang Sudrajat menambahkan. Menurut Dadang, Kampung tangguh ini sangat positif dan baik untuk mencegah penularan virus corona.

” Jelas ini sangat baik, semoga ini bisa menjadi contoh untuk kampung-kampung lainnya, khususnya untuk wilayah Kecamatan Sepatan, ” tambahnya. (Vee)




Persiapkan New Normal, Jalan Utama di Sepatan Disemprot Disinfektan

Kabar6.com

Kabar6 -Kecamatan Sepatan bersama PMI Kabupaten Tangerang, Puskesmas Sepatan dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) melakukan penyemprotan disinfektan.

Camat Sepatan Kabupaten Tangerang Dadang Sudrajat menjelaskan penyemprotan disinfektan di fokuskan sepanjang jalan utama Kecamatan Sepatan, pasar desa dan juga wilayah yang perbatasan.

“Penyemprotan ini kami sampaikan informasi jika wabah ini belum usai, virus ini masih ada, dan kami semua bersama warga agar tetap menggunakan protokol kesehatan covid-19,” kata Dadang, Selasa (9/6/2020).

Dadang berharap jangan sampai saat ini dengan istilah New Normal kedepan lupa, akan berpola hidup bersih dan sehat, karena sejatinya New Normal sendiri dimaknai dengan bebas bergerak akan tetapi menjaga kesehatan. Sejalan dengan inikan PSBB di Banten dan Kabupaten Tangerang masih di berlakukan sampai dengan 14 Juni 2020.

Menurut Dadang kelonggaran dan keleluasaan yang telah Bupati Tangerang berikan yakni pelaksanaan beribadah di tempat rumah ibadah tetapi tetap menggunakan protokol kesehatan yang sudah diatur pemeri tah pusat.

Ketua PMI Kabupaten Tangerang Soma Atmaja mengatakan, PMI terus melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah Kabupaten Tangerang untuk menyongsong new normal dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

**Baca juga: Pedagang Pasar Tradisional Pelangi Sepatan Keluhkan Pasar Tumpah.

“PMI Kabupaten Tangerang menurunkan 1 unit mobil gunner atau mobil tanki yang dilengkapi alat pengkabut untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan di jalan-jalan protokol di Kecamatan Sepatan,” singkatnya. (Vee)




Pedagang Pasar Tradisional Pelangi Sepatan Keluhkan Pasar Tumpah

Kabar6.com

Kabar6 – Para pedagang di Pasar Tradisional Pelangi Sepatan keluhkan adanya Pasar tumpah di Desa Sarakan Kecamatan Sepatan dan Desa Tanah Merah, Kecamatan Sepatan Timur. Para pedagang mengeluh karena, khawatir akan mengurangi para pembeli.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Tradisional Pelangi, Muhammad Adilah mengatakan, adanya pasar tumpah membuat pengunjung pasar Tradisional Pelangi berkurang. Dia khawatir, pengunjung lebih memilih pasar tumpah di banding belanja ke pasar trasisional. Pasalnya, warga tidak perlu berhenti lama untuk belanja di pasar tumpah.

“Dengan adanya pasar tumpah otomatis warga yang belanja di pasar tradisional akan berkurang. Rugi lah, kita sudah bayar sewa, sementara mereka tidak. Lagian terkadang warga suka memilih pasar tumpah karna simpel,”  kata Adilah kepada wartawan, Selasa (9/6/2020).

Senada, Wahyu yang merupakan seorang pedagang daging juga mengatakan, agar ada penindakan terhadap pasar tumpah yang sudah meresahkan para pedagang di pasar Tradisional Pelangi.

“Sebaiknya ditindak, dan dipindahkan ke pasar tradisional. Tempat kan sudah disediakan, buat apa ada tempat kalo tidak ditenpati, ” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Pelangi Sepatan Muhammad Jembar mengatakan, Pasar Tumpah yang ada di Desa Sarakan Kecamatan Sepatan telah membuat resah para pedagang yang belum terselesaikan relokasi nya. Menurut Jembar, tertundanya relokasi karena adanya hambatan tanah yang dijadikan pasar Tumpah dan masih adanya para pedagang yang nakal.

“Ini semua tugas Satpol PP kabupaten Tangerang karena ada juga di Desa Tanah Merah yang dijadikan Pasar Tumpah oleh para pedagang nakal dan adanya pungli yang melindungi di area Pasar Tumpah di Jalan Raya Pakuhaji dan Pasar Tumpah di Desa Tanah Merah Kecamatan Sepatan Timur yang dilakukan oleh oknum sehingga pedagang di Pasar Tumpah itu merasa terlindungi,” ungkapnya.

Jembar berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat bertindak tegas dan menertibkan Pasar Tumpah di Dua wilayah Kecamatan tersebut.

“Saya sebagai ketua paguyuban Pasar Tradisional Pelangi Sepatan sekaligus ketua Koperasi Tunas Pondok Jaya meminta agar Satpol PP kabupaten Tangerang proaktif karena ini merupakan ranah Satpol PP,” ujarnya.

**Baca juga: Puspiptek : Proyek GIPTI Seluruhnya Didanai Sinar Mas Land Rp 40 Miliar.

Dia juga meminta Satpol PP Kabupaten Tangerang untuk menindaklanjuti surat permohonan penertiban yang dilayangkan pihaknya sejak 2 bulan lalu.

“Kami minta, surat yang kami layangkan 2 bulan lalu yang terkendala covid 19 untuk segera ditindaklanjuti terkait permohonan penertiban. Bila dibiarkan maka akan terjadi gejolak sosial dan kecemburuan sosial para pedagang yang sudah mau ditempatkan,” pungkasnya. (Vee)




Beroperasi 24 Jam, Pasar Pelangi Sepatan Butuh Sejumlah Fasilitas ini

Kabar6.com

Kabar6 – Pasar Tradisional Sepatan yang disebut juga sebagai Pasar Pelangi, sudah mulai beraktivitas setelah diresmikan Bupati Tangerang pada Jumat (31/1/2020) lalu. Namun hingga saat ini masih belum terlihat adanya sarana tempat sampah dan penerangan.

Ketua Paguyuban Pasar Pelangi, Muhammad Jembar mengatakan, bahwa saat ini para pedagang sudah beraktivitas normal dan Jalan Raya Sepatan-Pakuhaji sudah tidak macet lagi, karena adanya Pasar Pelangi. Namun, Pasar Pelangi masih memiliki kekurangan, yakni gerobak pengangkut sampah, bak sampah dan penerangan di sekitar jalan menuju pasar serta diarea Pasar Pelangi itu sendiri.

” Dengan adanya Pasar Pelangi ini jelas situasi di sekitar Jalan Raya Sepatan -Pakuhaji ini menjadi lebih baik, tidak semraut lagi. Namun, masih ada yang kurang, karena di pasar tidak ada gerobak sampah dan bak sampah, selain itu, penerangan juga masih minim, padahal ini kan pasar 24 jam,” kata Jembar kepada wartawan, Kamis (20/2/2020).

Jembar berharap, agar pemerintah daerah bisa membantu, terkait fasilitas yang dianggap masih kurang dalam perbaikan dan sarana sarana publik yang masih blm teratasi atau belum terbangun.

“Selain itu, saya kira WC umumnya pun masih kurang, karena saat ini hanya tersedi enam bilik saja. Kami berharap pemerintah bisa membeantu hal ini, terutama yerkait sampah dan penerangan, karena itu merupakan hal yang sangat penting dilokasi umum seperti ini,” harapnya.

Sementara itu, Camat Sepatan Dadang Sudrajat meneramgkan, bahwa dirinya telah mengusulkan hal itu kepada pihak-pihak terkait, diantaranya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tangerang.

“Kami sudah mengusulkan hal itu, dalam Murenbang Kecamatan pun sudah dimasukan,” kata Dadang.**Baca juga: Bayar SPP Pakai GoPay, Kadisdik Kabupaten Tangerang: Belum Tahu Tuh.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Achmad Taufik mengatakan, pihaknya akan segera memberikan fasilitas bak sampah dan grobak sampah. Untuk grobak sampah pihaknya akan meberikan sedikitnya dua unit, namun untuk bak sampah pihaknya hanya akan memberikan satu unit.

” Dengan segera akan kami berikan, untuk gerobak minimal dua unit. Sementara untuk bak sampah hanya satu saja, karena agar sampah terkumpul di satu titik saja, ” singkatnya. (Vee)




Ini Alasan Pedagang Miras Berkedok Tukang Jamu di Sepatan

Kabar6.com

Kabar6-Prima Sugiarto, salah satu pedagang minuman keras berkedok depot jamu di Desa Kampung Kelor, Sepatan, Kabupaten Tangerang, mengaku dagangannya sering digerebek pihak kepolisian. Meski begitu ia tetap menjajakan miras dengan alasan faktor ekonomi yang mendesak.

“Sudah beberapa kali digerebek, tapi terpaksa saya dagang miras lagi, hari biasa habis 12 botol, kalau malam minggu 1 dus isinya 24 botol, saya mah cuma kerja digaji sama bos, duitnya cuma buat makan saya, isteri dan beli susu anak,” jelasnya, Minggu (28/1/2020).

Sementara itu, Kapolsek Sepatan AKP I Gusti Muhammad Sugiarto meminta kepada masyarakat agar tidak menkonsumsi miras atau obat keras tanpa adanya resep dokter. Efek dari itu semua akan menimbulkan perbuatan yang negatifdan mengganggu ketertiban masyarakat.

**Baca juga: Jual Miras, Polisi Gerebek Tukang Jamu di Sepatan.

“Saya himbau untuk masyarakat Sepatan dan Sepatan Timur untuk tidak lagi minum miras dan obat terlarang, karena akibatnya sangat bahaya, bisa menimbulkan tawuran dan perbuatan jahat yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain,” tegasnya.

Polsek Sepatan mengamankan berbagai jenis miras yakni 530 bungkus ciu, 21 bir kaleng, dan 29 botol miras jenis anggur putih dan angker bir. Miras tersebut diamankan Polsek Sepatan saat operasi cipta kondisi (cipkon) dari tukang jamu di Desa Kampung Kelor dan Lebak Wangi.(vee)




Hujan Deras, 140 Rumah di Sepatan Terendam Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Tangerang dan sekitarnya menyebabkan 140 rumah di Desa Pondok Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang terendam banjir. Genangan air mulai merendam rumah warga sejak pukul 11.00 WIB.

“Kawasan setempat mulai digenangi air setinggi 50 centimeter,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Kosrudin saat dikonfirmasi kabar6.com, Sabtu (25/1/2020).

Ia memastikan sudah memberikan peringatan ke warga untuk waspada dan segera mengungsi. Tim evakuasi khawatir ketinggian air yang merendam rumah warga semakin tinggi.

Kosrudi menjelaskan, BPBD Kabupaten Tangerang juga pihaknya telah mendirikan dapur umum dan tenda pengungsian. Lokasinya tidak jauh dari kawasan setempat, berikut pula perahu karet untuk evakuasi warga.

“Kami langsung mendirikan tenda dan dapur umum, antisipasi banjir semakin parah, karena hingga saat ini hujan masih cukup deras mengguyur beberapa titik wilayah, salah satunya Sepatan,” ujarnya.

**Baca juga: Rajeg Kebanjiran, Pendangkalan Sungai Diduga Jadi Penyebabnya.

Ia juga menjelaskan, selain faktor curah hujan yang tinggi, buruknya sistem drainase diwilayah itu juga menjadi penyebab banjir dikawasan tersebut.

“Selain hujan, drainase disini memang tidak bagus atau tersumbat, ditambah embung yag ada sudah menjadi kawasan pemukiman,” jelas Kosrudin. (Vee)




Desa Kayu Bongkok Bakal Jadi Wisata Kuliner, Tawarkan Suasana Pedesaan Nan Asri

Kabar6.com

Kabar6-Miliki potensi alam yang indah, Pemerintah Kabupaten Tangerang akan menjadikan Desa Kayu Bongkok, Kecamatan Sepatan menjadi destinasi wisata kuliner di kawasan utara Kabupaten Tangerang.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menegaskan, pihaknya akan mengembangkan Desa Kayu Bongkok menjadi wisata kuliner dengan keindahan alam yang mempesona.

Untuk itu, Bupati Zaki meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan, bahkan menyempurnakan seluruh sarana prasarana dengan lebih baik lagi, agar keindahan Desa Kayu Bongkok semakin mempesona.

“Potensi yang sangat luar biasa ini perlu dikembangkan sebagai desa wisata, saat ini kaum milinea banyak mengujungi tempat wisata yang bernuasa alam. Anak milenia sekarang banyak yang mencari tempat selfie bernuansa alam yang asri,” ungkap Zaki dalam laporan tertulisnya, Senin (20/1/2020).

**Baca juga: 551 Peserta Didik Terdampak Banjir Terima Bantuan Kelengkapan Sekolah.

Camat Sepatan, Dadang Sudrajat sangat mendukung program yang digelontorkan Bupati Tangerang itu. Untuk itu, Dadang akan meminta kepada Kepala Desa Kayu Bongkok untuk terus menggenjot potensi desanya.

Lebih lanjut Dadang menuturkan, konsep wisata kuliner yang akan dibangun mengambil suasan pedesaan nan asri jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.

“Kita sajikan wisata kuliner dengan suasana pedesaan nan alami. Terlihat hamparan sawah dan air mengalir dengan suara gemericiknya,” jelas Dadang.(Vee)




Ciptakan Lingkungan Bersih, Desa Pondok Jaya Sepatan Fokus Kelola Sampah

Kabar6.com

Kabar6-Pengelolaan dan pengolahan sampah terus menjadi perhatian khusus di Desa Pondok Jaya, Kecamatan Sepatan, melalui program pemberdayaan yang nantinya akan masuk ke Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Sampah merupakan barang sisa atau buangan yang memang sudah tak bisa dipakai lagi. Tentunya, sampah sangat merugikan apabila tidak dikelola secara saniter (baik dan sehat) karena akan mengakibatkan pengotoran lingkungan, pencemaran terhadap sumber air, tanah, tempat berkembangbiaknya bibit penyakit, dan bisa sebagai penyumbat air yang bisa menimbulkan banjir.

Tak hanya itu, sampah pun bisa merusak keindahan desa dan dapat menimbukan bau yang tidak sedap. (polusi sampah).

“Program pemberdayaan pengelolaan dan pengolahan sampah ini bisa benar-benar mampu menyelesaikan persoalan sampah, sehingga desa bersih dan sehat,” kata Sekdes Desa Pondok Jaya H.Muhammad Taufik, Jumat (17/1/2020).

H.Muhammad Taufik mengatakan, setiap rumah akan dikasih kantong plastik sampah, yang kemudian diambil oleh petugas, nah dari situ dipilah mana sampah plastik dan mana sampah yang bisa dikelola untuk membuat pupuk.

“Nantinya kita berkerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa berinovasi untuk mengelola sampah menjadi produk bernilai ekonomi seperti pupuk organik cair dan padat,” ucapnya.

**Baca juga: Siswa SMK Tewas Saat Tawuran di Pasar Kemis, Polisi Buru Pelaku.

Dikatakannya, kedepan kalau sudah maju baru setiap rumah akan di tempatkan tong-tong sampah, sementara ini baru kantong plastik.

“Tentunya program ini tanpa didukung semua warga tidak ada artinya, oleh karena itu program pemberdayaan desa pondok jaya harus didukung, kampung menjadi bersih lingkungan pun menjadi sehat,” tandasnya.(Vee)