1

Apakah Sayuran Bersantan Itu Menyehatkan?

Kabar6-Salah satu cara mengolah sayur yang juga banyak digemari orang adalah divariasikan dengan santan, sehingga terasa gurih. Pakar kesehatan menyebutkan, santan ternyata tidak akan memberikan pengaruh besar bagi nutrisi dari sayuran.

Sayangnya, jika kita mengonsumsi santan dengan berlebihan, dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikan berat badan dan masalah kesehatan pada organ kardiovaskular. Bagaimana agar mengolah sayuran bersantan bisa menjadi lebih sehat? Melansir doktersehat, berikut uraiannya:

1. Santan tidak terlalu kental
Jangan membiasakan diri untuk mengolah sayur dengan santan kental. Santan yang tidak terlalu kental sudah bisa memberikan rasa yang nikmat dan lebih sehat dibandingkan dengan santan kental.

2. Memakai santan alami
Pakailah santan yang dibuat langsung dari buah kelapa, bukannya santan kemasan yang bisa jadi sudah memiliki bahan tambahan sehingga tidak sehat bagi tubuh. ** Baca juga: 3 Jus yang Efektif Bersihkan Racun Organ Hati

3. Jangan memanaskannya hingga berulangkali
Jika kita memanaskan ulang sayuran bersantan, maka kandungan di dalam sayur ini akan rusak sehingga tidak akan mendapatkan manfaatnya.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Penelitian: Makan Siang di Kantin Kantor Cenderung Kurang Sehat

Kabar6-Meskipun tidak sedikit yang membawa bekal dari rumah, sebagian besar pekerja kantor rutin makan siang di kantin atau kafetaria yang telah disediakan. Padahal diketahui, makan di luar cenderung tidak sehat, terlebih apabila kebiasaan yang dilakukan bersama rekan kerja selalu sama, memilih makanan cepat saji dan digoreng.

Makanan di kantin atau kafetaria, seperti dilansir Okezone, cenderung mengandung banyak sodium dan olahan, kalori tinggi serta sedikit buah-buahan, mengarah ke kebiasaan makan yang tidak sehat. Nah, kebiasaan ini akan membuat Anda berisiko mengalami berbagai penyakit termasuk kanker.

Dari penelitian yang dilakukan kepada 5.000 karyawan dari sebuah perusahaan AS menunjukkan, hampir seperempat dari para karyawan memilih makanan dari tempat kerja setidaknya sekali seminggu. Ini berakibat pada rata-rata kalori mingguan yang diperoleh hampir 1.300.

Hal ini karena makanan yang diberikan di kantor cenderung tinggi kalori kosong, yang berasal dari lemak padat atau gula tambahan. Apalagi kantor bisanya menyediakan makanan yang berminyak atau bersantan tanpa melihat standarisasi kesehatan makanan yang sesuai.

“Hasil kami menunjukkan bahwa makanan yang didapat orang dari tempat kerja tidak sesuai dengan rekomendasi dalam panduan menu diet,” kata Stephen Onufrak, ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Banyak makanan yang diperoleh oleh karyawan secara gratis tidak sehat. Karena itulah para peneliti menyarankan agar perusahaan bisa lebih memilih makanan sehat bagi karyawannya. Tempat kerja pun dapat memainkan lebih banyak peran untuk membantu memastikan akses pilihan makanan sehat kepada karyawan.

Dengan kondisi ini, para peneliti pun menyarankan perusahaan untuk membuat program kesehatan di tempat kerja. Program kesehatan di tempat kerja memiliki potensi untuk menjangkau jutaan orang yang bekerja dan telah terbukti efektif dalam mengubah perilaku kesehatan di antara karyawan. ** Baca juga: Cara Sederhana Jaga Asupan Makan Usai Lebaran Agar Tubuh Tidak Melar

“Program ini mampu mengurangi ketidakhadiran karyawan dan mengurangi biaya perawatan kesehatan,” kata Onufrak.(ilj/bbs)




Ada 4 Bahaya Kesehatan di Balik Kelezatan Makanan Bersantan

Kabar6-Santan menjadi salah satu bumbu penting yang membuat masakan menjadi makin lezat. Sebut saja opor ayam, rendang, atau gulai, yang menjadi makanan favorit banyak orang.

Sayangnya jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan bersantan memiliki kandungan lemak jenuh yang tentu saja tidak baik untuk kesehatan. Dilansir Livestrong, berikut adalah empat bahaya bagi kesehatan yang mengintip di balik lezatnya makanan bersantan:

1. Kadar kolestrol dalam darah meningkat
Secangkir santan kaya akan lemak jenuh mengandung hampir 90 persen dari total kebutuhan dalam sehari. Bahkan, secangkir kelapa kering memiliki lemak jenuh lebih dari 100 persen batas atas yang disarankan. Lemak yang terlalu banyak dalam makanan dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Gas & kembung berlebihan
Mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar meningkatkan produksi gas dan membuat kembung, sehingga bisa terjadi suplai gas dalam pencernaan yang lebih tinggi. Meskipun buang gas adalah bagian alami dari proses pencernaan, perut yang menyimpan gas berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, makanan berlemak dapat menunda pengosongan perut dan menyebabkan kembung sehingga perut menjadi tidak nyaman.

3. Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis terjadi karena adanya sumbatan dari plak, yang terdiri dari kolesterol dan endapan lemak. Saat plak terbentuk, dinding arteri menjadi lebih tebal. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh.

Plak dapat benar-benar menghalangi aliran darah melalui arteri besar atau menengah di jantung, otak, panggul, kaki, lengan atau ginjal. Fatalnya, hal ini dapat menyebabkan jantung koroner.

4. Picu tekanan darah
Tingginya kolestrol dalam makanan tidak sehat berpengaruh terhadap hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah pada dinding arteri meningkat.

Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan dindingnya halus sehingga darah mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya. Secara bertahap, hipertensi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini berakibat pada menurunnya kesehatan otak, jantung dan ginjal. ** Baca juga: Yuk, Ikuti 4 Pola Makan Sehat yang Bantu Cegah Anda Terkena Masalah Kesehatan di Masa Depan

Meskipun lezat, batasi konsumsi makanan bersantan agar Anda terhindar dari penyakit yang berbahaya.(ilj/bbs)




Bahaya Mengintip di Balik Lezatnya Makanan Bersantan

Kabar6-Ada banyak menu makanan yang dihidangkan dengan menggunakan santan. Meskipun diakui menjadikan masakan lebih lezat, makanan bersantan memiliki kandungan lemak jenuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Akibatnya tentu tidak baik untuk kesehatan. Dilansir Livestrong, berikut adalah empat bahaya yang mengintip di balik lezatnya makanan bersantan:

1. Kadar kolestrol dalam darah meningkat
Secangkir santan kaya akan lemak jenuh, mengandung hampir 90 persen dari total kebutuhan dalam sehari. Begitu juga dengan seporsi kelapa kering atau kelapa sangrai yang biasa digunakan sebagai bumbu rendang dan serundeng.

Bahkan, secangkir kelapa kering memiliki lemak jenuh lebih dari 100 persen batas atas yang disarankan. Lemak yang terlalu banyak dalam makanan Anda dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Gas & kembung berlebihan
Mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar meningkatkan produksi gas dan membuat kembung. Setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi, bisa terjadi suplai gas dalam pencernaan yang lebih tinggi.

Meski buang gas adalah bagian alami dari proses pencernaan, perut yang menyimpan gas berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, makanan berlemak dapat menunda pengosongan perut dan menyebabkan kembung sehingga perut menjadi tidak nyaman.

3. Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis terjadi karena adanya sumbatan dari plak, yang terdiri dari kolesterol dan endapan lemak. Saat plak terbentuk, dinding arteri menjadi lebih tebal. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh.

Plak dapat benar-benar menghalangi aliran darah melalui arteri besar atau menengah di jantung, otak, panggul, kaki, lengan atau ginjal. Fatalnya, hal ini dapat menyebabkan jantung koroner.

4. Memicu tekanan darah
Tingginya kolestrol dalam makanan tidak sehat berpengaruh terhadap hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah pada dinding arteri meningkat.

Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan dindingnya halus sehingga darah mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya.

Secara bertahap, hipertensi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini berakibat pada menurunnya kesehatan otak, jantung dan ginjal. ** Baca juga: Apa Sebenarnya Fungsi Tumit, Telapak, & Mata Kaki?

Yuk, mulai kurangi porsi mengonsumsi makanan bersantan.(ilj/bbs)