Ini Lho Mitos & Fakta Tentang Antibiotik
Kabar6-Ada banyak mitos yang sering didengar tentang kegunaan antibiotik. Beberapa mitos tidak memiliki dasar keilmuan yang benar. Penggunaan antibiotik tanpa kegunaan dan cara penggunaan yang tepat dapat menyebabkan tubuh kebal pada antibitoik tertentu.
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan mencegah terjadinya keparahan karena infeksi bakteri. Resistensi atau kekebalan terjadi saat bakteri berubah menjadi lebih kuat karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai fungsi atau cara penggunaan yang tidak tepat. Bakteri yang telah berubah tersebut menjadi sulit untuk diobati.
Resistensi antibiotik dapat menyebabkan biaya medis yang lebih tinggi, terapi pengobatan lebih lama, dan peningkatan resiko kematian. Perubahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik pada diri sendiri dan keluarga.
Apa saja mitos dan fakta tentang penggunaan antibiotik? Melansir Vivahealth, berikut uraiannya:
1. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan resetensi
Faktanya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga tidak dapat memberikan keuntungan.
2. Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati penyakit akibat terinfeksi virus influenza
Faktanya, antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri atau mencegahnya tumbuh. Antibiotik tidak dapat melawan virus seperti penyebab influenza. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, cenderung menyebabkan antibiotik tidak bekerja dengan benar.
3. Pembersih atau sabun antibakteri dapat menyebabkan bakteri menjadi lebih kuat
Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa triclosan yang terkandung dalam sabun antibakteri dan pembersih dapat menyebabkan perubahan bakteri sehingga antibiotik kurang mampu melawan.
4. Penggunaan antibiotik untuk terapi jerawat dapat menyebabkan tubuh kebal terhadap antibiotik
Faktanya, antibiotik sering diresepkan untuk mengobati jerawat. Semua antibiotik yang dikonsumsi dengan kurang tepat dapat menyebabkan resistensi atau kebal terhadap antibiotik. Berkonsultasilah dengan dokter agar mendapatkan terapi yang lebih tepat untuk jerawat.
5. Antibiotik dapat dihentikan secepatnya setelah merasa lebih baik atau sembuh
Faktanya, penggunaan antibiotik perlu dilakukan sesuai dengan anjuran dari dokter. Jika menghentikan antibiotik terlalu cepat dari yang dianjurkan akan menyebabkan bakteri masih bisa bertahan dan membuat tubuh sakit lagi.
6. Konsumsi antibiotik berdasarkan saran dari teman atau tetangga
Faktanya, antibiotik dapat dikonsumsi hanya dari anjuran dokter. Seseorang tidak bisa mengkonsumsi antibiotik dari anjuran teman atau orang lain hanya karena gejala atau keluhan yang dirasakan sama. Terapi pengobatan yang tidak tepat dapat memungkinkan perlambatan proses penyembuhan atau bahkan bisa memperburuk kondisi tubuh. ** Baca juga: Tidak Hanya Pisang, 5 Makanan Ini Juga Mengandung Kalium
Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)