Agar Lebih Realistis, Ilmuwan Jepang Bikin Robot dari Kulit Hidup

Kabar6-Agar ekspresi wajah robot lebih realistis, ilmuwan Jepang dikabarkan telah menemukan cara membuat robot menggunakan kulit hidup. Menurut tim di Universitas Tokyo, terobosan ini datang dari penyalinan struktur jaringan manusia.

Tim peneliti, melansir nytimes, mengatakan bahwa temuan ini membuka jalan untuk membuat humanoid bergerak yang realistis dan meyakinkan dengan kulit yang bisa menyembuhkan diri sendiri dan tidak mudah robek atau sobek. Kulit buatan dibuat di laboratorium menggunakan sel hidup. Tidak hanya lembut seperti kulit asli manusia, tetapi juga dapat memperbaiki dirinya sendiri jika dipotong.

Upaya sebelumnya untuk memasang kulit hidup ini terbukti sulit. Tim mencoba menggunakan kait mini sebagai jangkar, namun kait tersebut merusak kulit saat robot bergerak. Pada manusia, kulit terikat pada struktur di bawahnya melalui ligamen, tali kecil yang terbuat dari kolagen dan elastin yang fleksibel.

Untuk menciptakannya kembali, tim peneliti mengebor banyak lubang kecil pada robot dan mengoleskan gel yang mengandung kolagen, lalu lapisan kulit buatan di atasnya. Gel tersebut menyumbat lubang dan mengikat kulit ke robot.(ilj/bbs)




Di Korsel, Robot yang Bekerja di Pemerintahan ‘Tewas’ Setelah Terjun dari Tangga

Kabar6-Insiden tak biasa dialami sebuah robot pembantu yang ‘dipekerjakan’ di Dewan Kota Gumi, Korea Selatan (Korsel). Robot itu ‘tewas’ saat sedang bekerja, setelah terjun ke tangga dan hancur.

Menurut badan administratif dewan kota setempat, melansir economictimes, robot tersebut terlihat ‘berputar di satu tempat seolah-olah ada yang tidak beres’ sebelum jatuh dua meter dari puncak tangga. “Bagian-bagian robot telah dikumpulkan dan akan dianalisis oleh produsennya,” kata seorang pejabat dewan kota.

Asisten robotik produksi Bear Robotics, perusahaan rintisan yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS), mengambil peran administratif di dewan tersebut pada Agustus 2023.

Robot tadi memiliki kartu karyawan sendiri dan bekerja dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00 waktu setempat, dan bertugas mengangkut dokumen di sekitar gedung, memberikan bantuan kepada pengunjung, dan mempromosikan kota.

‘Tewasnya’ robot itu membuat staf balai kota sangat sedih, namun tidak ada rencana untuk mengadopsi robot baru. “Robot itu secara resmi telah menjadi bagian dari Balai Kota, menjadi anggota kami. Dia telah bekerja keras,” terang seorang pejabat balai kota.

Insiden ini disebut-sebut oleh media lokal sebagai ‘robot bunuh diri’ pertama yang terjadi di negara tersebut. Namun, ‘kematian’ droid tersebut diawali dengan sebuah insiden di Washington, DC, ketika robot keamanan bernama Steve menenggelamkan dirinya di air mancur.

Data kotak hitam Steve menunjukkan, mesin tersebut tergelincir di ‘permukaan batu bata yang longgar’ dan menjadi korban kecelakaan tragis, bukan pikiran buruk.(ilj/bbs)




Miliki Ekspresi Wajah dan Emosi yang Sempurna, Tiongkok Produksi Robot Mirip Manusia

Kabar6-Ex-Robots, perusahaan rintisan di Dalian, Tiongkok, membuka museum robot mereka pada 2022, setelah enam tahun bergelut dalam pengembangan droid. Fokus utama Ex-Robots adalah pada pengembangan robot humanoid yang realistis.

Robot-robot ini, melansir Nypost, dirancang untuk meniru penampilan dan perilaku manusia dengan cermat, termasuk ekspresi wajah dan emosinya. Teknologi mutakhir yang digunakan Ex-Robots memungkinkan mereka untuk membuat kulit silikon yang sangat realistis dan tahan lama. Kulit tersebut diaplikasikan pada wajah dan tubuh robot, memberikan mereka tampilan yang hampir menyerupai manusia.

Selain itu, Ex-Robots juga mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) yang canggih untuk mengontrol pergerakan dan interaksi robot dengan dunia di sekitarnya. AI ini memungkinkan robot untuk meniru ekspresi wajah manusia, seperti tersenyum, cemberut, dan bahkan menangis.

Ex-Robots mengklaim, robot humanoid mereka memiliki berbagai aplikasi potensial, termasuk di bidang kesehatan, pendidikan, dan layanan pelanggan. Namun, proyek ini tidak luput dari kontroversi. Banyak orang yang khawatir tentang implikasi etis dari pengembangan robot yang sangat mirip manusia.

Ada kekhawatiran bahwa robot ini dapat digunakan untuk menipu atau memanipulasi manusia, atau bahkan untuk menggantikan pekerja manusia.

Desain hiper-realistis dari robot Ex-Robots juga menimbulkan pertanyaan tentang batas antara manusia dan mesin. Beberapa orang merasa bahwa robot ini terlalu menyeramkan dan dapat mengganggu keseimbangan antara manusia dan teknologi.

Terlepas dari kontroversi, Ex-Robots terus maju dengan pengembangan robot humanoid mereka. Perusahaan ini percaya bahwa robot mereka memiliki potensi untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Namun, visi Ex-Robots tentang masa depan di mana manusia dan mesin hidup berdampingan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang apa artinya menjadi manusia dan peran teknologi dalam hidup kita.

Hanya waktu yang dapat menjawab apakah ambisi Ex-Robots akan terwujud dan apa dampaknya bagi umat manusia.(ilj/bbs)




Iruyo, Robot Pengasuh Bayi Mulai Uji Coba di Jepang

Kabar6-Dua perusahaan di Jepang, Nissan Motor Co. dan pembuat perlengkapan bayi, Akachan Honpo Co, mulai meluncurkan dua prototipe robot yang membantu merawat bayi di dalam mobil yang bergerak.

Robot bernama Iruyo ini, melansir soranews24, ditempatkan menghadap bayi di kursi belakang dan robot kedua berada di dekat kursi pengemudi. Saat pengemudi mengatakan, ‘Iruyo’ (Saya di sini), ‘Inai-inai ba’ dan dua kalimat lainnya kepada robot di dekatnya, robot lain akan melambaikan tangannya dan melakukan gerakan lain untuk menenangkan bayi.

Iruyo yang berada di kursi belakang juga menggunakan kamera untuk mendeteksi perubahan ekspresi wajah bayi. Ia mengirimkan informasi ini ke robot di dekat kursi pengemudi yang memberi tahu pengemudi apakah bayinya terjaga atau tertidur.

Namun saat ini, belum ada rencana untuk menjual robot tersebut.(ilj/bbs)




Ilmuwan Perkenalkan Robot Seks Berteknologi AI

Kabar6-Robot seks yang mampu memahami dan menanggapi emosi manusia bakal diluncurkan. Ya, robot seks ini menggunakan teknologi AI, dapat merespons kekasih secara verbal seperti yang dilakukan manusia.

Robot ini, melansir thesun, harus dapat mengenali ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh manusia, juga harus dapat menghasilkan tanggapan yang tepat dan sesuai dengan emosi yang dirasakan manusia. Salah satu cara untuk membuat robot yang dapat merespons kekasih secara verbal ‘seperti yang dilakukan manusia’ adalah dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Diketahui, AI dapat digunakan melatih robot untuk mengenali emosi manusia dan menghasilkan tanggapan yang tepat. Selain itu, AI dapat digunakan untuk membuat robot yang dapat belajar dan berkembang seiring waktu.

Robot yang dapat merespons kekasih secara verbal ‘seperti yang dilakukan manusia’ memiliki potensi untuk menjadi pendamping yang sangat berharga. Robot ini dapat memberikan dukungan, kasih sayang, dan hiburan.

Selain itu, robot ini dapat membantu manusia belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan tentang emosi mereka. Meskipun ada tantangan yang dihadapi, pengembangan robot yang dapat merespons kekasih secara verbal ‘seperti yang dilakukan manusia’ adalah bidang penelitian yang menarik.

Robot ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan manusia.(ilj/bbs)




Kurangi Ketergantungan pada Impor, Tiongkok Sukses Kloning Babi Gunakan Robot

Kabar6-Tim peneliti Tiongkok sukses mengembangkan proses untuk mengkloning babi yang sepenuhnya menggunakan robot, hingga dapat membantu negara dengan konsumen daging babi terbesar di dunia itu mengurangi ketergantungan pada babi hasil pembiakan impor.

Seekor induk babi, melansir Mashable, melahirkan tujuh anak babi hasil kloning di College of Artificial Intelligence di Universitas Nankai di Tianjin, Tiongkok, pada Maret 2022 lalu. “Setiap langkah proses kloning dilakukan secara otomatis, dan sama sekali tidak melibatkan pengoperasian oleh manusia,” kata Liu Yaowei, anggota tim yang mengembangkan sistem tersebut.

Yaowei menambahkan, penggunaan robot juga telah menambah tingkat keberhasilan proses kloning, karena kecil kemungkinannya untuk merusak sel saat melakukan proses kloning yang rumit. Sebelumnya, masalah ini menjadi kendala penggunaan teknik tersebut secara lebih luas.

“Jika berhasil, sistem otomatis ini dapat dikembangkan menjadi perangkat kloning yang bisa dibeli oleh perusahaan atau lembaga penelitian mana pun, sehingga ilmuwan tak perlu melakukan kloning manual yang memakan waktu,” ungkap Pan Dengke, mantan peneliti di Chinese Academy of Agricultural Sciences yang membantu memproduksi babi kloning pertama di Tiongkok pada 2005.

Teknik paling umum untuk mengkloning embrio yang layak di laboratorium disebut transfer inti sel somatik. Proses ini melelahkan dan memakan waktu dan perlu dilakukan di bawah mikroskop.

Pada 2017, tim dari Universitas Nankai menghasilkan anak babi pertama di dunia yang dikloning menggunakan robot. Namun pada percobaan pertama ini, beberapa bagian dari proses kloning, termasuk penghapusan inti sel telur, masih harus dilakukan oleh manusia.

Sejak itu, tim peneliti meningkatkan algoritma kontrol mereka dan sekarang dapat melakukan kloning sepenuhnya secara otomatis. “Makalah peer-review akan segera muncul di jurnal Engineering untuk melaporkan detail teknis,” kata Yaowei.

Dalam lima tahun terakhir, tim juga telah mampu meningkatkan tingkat keberhasilan pengembangan embrio kloning dari 21 persen menjadi 27,5 persen, dibandingkan dengan tingkat keberhasilan 10 persen untuk operasi manual.

“Sistem bertenaga AI kami dapat menghitung ketegangan di dalam sel dan mengarahkan robot untuk menggunakan kekuatan minimal untuk menyelesaikan proses kloning, yang mengurangi kerusakan sel yang disebabkan oleh tangan manusia,” urai Yaowei.

Kemajuan ini diharapkan dapat membuat stok babi berkualitas tinggi lebih banyak tersedia di Tiongkok, dan bahkan dapat membantu negara itu mandiri di tengah kekhawatiran akan rentannya pembatasan impor dari AS dan negara-negara Barat lainnya.(ilj/bbs)




November Mendatang, Sebuah Kota di Jepang Bakal Gunakan Robot untuk Cegah Siswa Bolos Sekolah

Kabar6-Dewan Pendidikan Kota Kumamoto, sebuah kota di barat daya Jepang, berencana menggunakan robot untuk memfasilitasi kehadiran siswa secara virtual.

Robot, melansir itvoice, juga dipakai untuk mengatasi meningkatnya tingkat pembolosan yang disebabkan oleh masalah seperti kecemasan dan perundungan. Robot ini dilengkapi dengan mikrofon, speaker, dan kamera akan memungkinkan komunikasi dua arah dan dijadwalkan untuk diperkenalkan ke ruang kelas pada November mendatang.

Menurut Dewan Pendidikan Kota Kumamoto, inisiatif semacam ini jarang terjadi di seluruh Jepang, tujuannya adalah untuk mengurangi kecemasan bagi anak-anak yang tidak masuk sekolah dan berencana untuk kembali ke kelas.

Dewan Kota Kumamoto di bagian selatan menyebutkan, anak-anak akan dapat menggunakan perangkat di rumah untuk menggerakkan robot yang mewakili mereka di sekolah dari jarak jauh, sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam kelas dan berdiskusi dengan teman sekolah.

Diterangkan penyelidikan pemerintah, Jepang, seperti juga negara-negara lain, telah melihat peningkatan jumlah anak yang tidak masuk sekolah setelah pandemi COVID-19, dengan alasan ketidakhadiran mulai dari kesulitan menyesuaikan diri hingga perundungan.

Robot-robot setinggi satu meter ini akan dapat berjalan sendiri, dan para siswa dapat memindahkannya di dalam lingkungan sekolah dan bahkan berpartisipasi dalam berbagai acara.

“Berkomunikasi melalui robot-robot ini memang tidak sepenuhnya seperti di dunia nyata, tetapi setidaknya dapat memberikan rasa realitas kepada anak-anak yang masih ragu dan takut untuk berinteraksi dengan orang lain,” ujar Maki Yoshizato, seorang pejabat kota Kumamoto. “Kami berharap upaya ini akan membantu mengurangi ketakutan psikologis mereka.”

Berdasarkan survei kementerian pendidikan terbaru, di seluruh Jepang jumlah siswa yang membolos di tingkat sekolah dasar dan menengah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yaitu 244.940 pada tahun fiskal 2021.

Inisiatif robot, yang diharapkan Dewan Pendidikan Kota Kumamoto, dapat diluncurkan pada awal November, sambil menunggu persetujuan anggaran. Inisiatif tersebut muncul setelah kota yang melek teknologi ini meluncurkan ruang kelas virtual di ‘metaverse’ untuk mengatasi pembolosan.

“Sangat penting untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada siswa yang tidak dapat pergi ke sekolah untuk belajar,” kata Wali Kota Kumamoto, Kazufumi Onishi.(ilj/bbs)




Perusahaan di AS Lakukan Eksperimen dengan Tanam 50 Chip ke Otak Manusia yang Depresi dan Cacat Fisik

Kabar6-Perusahaan Blackrock Neurotech yang berbasis di Utah, negara bagian Amerika Serikat (AS), melakukan eksperimen dengan memasukan 50 chip ke otak manusia. Chip implan yang digunakan dalam penelitian ini bernama NeuroPort Array.

Eksperimen ini, melansir Unilad, diklaim sebagai bagian dari penelitian untuk meningkatkan kehidupan orang-orang dengan kelumpuhan, depresi, dan cacat fisik. Di masa depan, NeuroPort Array diklaim mampu membantu manusia mengendalikan lengan robot dan kursi roda listrik melalui pikiran penggunanya dengan mengakses pikiran orang tersebut melalui 100 jarum mikro yang membaca sinyal listrik yang dihasilkan otak.

Chip implan ini akan menempel pada sinyal-sinyal yang dihasilkan oleh otak manusia dan memecahkan kodenya menggunakan pembelajaran mesin. Nantinya, mereka dapat melakukan tugas-tugas kompleks seperti menggunakan komputer atau menggambar.

Penelitian tersebut dianggap sangat signifikan, karena temuan ini adalah satu-satunya implan BCI otak yang dilakukan langsung pada manusia. ** Baca juga: Tulang Hitam dalam Kantong Linen yang Ditemukan Orang Mesir Kuno 3.300 Tahun Lalu Dianggap Sebagai Jenazah Dewa

“Larik implan kami telah memungkinkan orang untuk terhubung langsung ke komputer, mengendalikan lengan robot dan kursi roda, bermain video game, bahkan mendapatkan kembali sensasi – hanya dengan sinyal otak mereka,” jelas Marcus Gerhardt, salah satu pendiri perusahaan.

Gerhardt menjelaskan, perangkat medis buatan perusahaannya ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, mobilitas, serta kualitas hidup bagi orang-orang dengan kelumpuhan.

Dia berharap bahwa alat ini mampu membantu orang-orang dengan kelumpuhan untuk membangun kehidupan baru yang mungkin selama ini tampak mustahil dilakukan karena kecacatan mereka.

“Kami pikir kami akan melihat orang-orang itu kembali bekerja, membangun kemandirian yang lebih besar, dan terlibat dengan dunia dengan cara-cara baru yang kuat,” terang Gerhardt.

Gerhardt juga mengungkapkan, perusahaannya memiliki visi jangka panjang terhadap temuan ini, bahwa chip implan mereka akan tersedia untuk orang-orang dengan kelumpuhan organ dalam seperti alat pacu jantung untuk orang-orang dengan masalah jantung.(ilj/bbs)




Tim Ilmuwan Tel Aviv Ciptakan Robot dengan Kemampuan Mengendus 10 Ribu Kali

Kabar6-Ilmuwan Universitas Tel Aviv, Israel, mengklaim telah sukses menciptakan robot yang memiliki indera penciuman, dengan kemampuan mengendus 10 ribu kali lebih banyak dibanding barang elektronik lain yang ada saat ini.

Robot canggih dengan kemampuan layaknya manusia ini, melansir Yahoo, dibekali dengan sensor antena menyerupai belalang dan juga kecerdasan buatan. Para ilmuwan menggambarkan, robot yang mereka ciptakan sebagai platform bio-hybrid. Secara lebih detail, robot memiliki satu set antena yang diambil dari belalang gurun, yang terhubung ke sistem elektronik yang mengukur jumlah sinyal listrik yang dihasilkan oleh antena ketika mendeteksi bau.

Mereka juga memasangkan robot dengan algoritma yang bisa menggali kemampuannya sendiri. Dengan algoritma tersebut, robot bisa mengkarakterisasi bau melalui output sinyalnya. ** Baca juga: Punya Berat Sekira 2,7 Kg, Toadzilla Jadi Katak Terbesar di Hutan Australia

Dengan cara ini, tim menciptakan sistem yang secara andal dapat membedakan antara delapan bau secara alami, termasuk geranium, lemon, dan marzipan, dan dua campuran dari bau yang berbeda.

Para ilmuwan mengatakan, robot mereka suatu hari nanti dapat digunakan untuk mendeteksi obat-obatan dan bahan peledak.(ilj/bbs)




Kurangi Ketergantungan Impor, Peneliti Tiongkok Kloning Babi Pertama di Dunia Gunakan Robot

Kabar6-Tim peneliti Tiongkok mengembangkan proses untuk mengkloning babi yang sepenuhnya menggunakan robot. Hal ini diharapkan dapat membantu negara untuk mengurangi ketergantungan pada babi hasil pembiakan impor.

Pada Maret lalu, melansir Mashable, seekor induk pengganti melahirkan tujuh anak babi hasil kloning di College of Artificial Intelligence di Universitas Nankai di Tianjin, Tiongkok. “Setiap langkah proses kloning dilakukan secara otomatis, dan sama sekali tidak melibatkan pengoperasian oleh manusia,” kata Liu Yaowei, anggota tim yang mengembangkan sistem tersebut.

Yaowei menambahkan, penggunaan robot juga telah menambah tingkat keberhasilan proses kloning, karena kecil kemungkinannya untuk merusak sel saat melakukan proses kloning yang rumit. Sebelumnya, masalah ini menjadi kendala penggunaan teknik tersebut secara lebih luas.

“Jika berhasil, sistem otomatis ini dapat dikembangkan menjadi perangkat kloning yang bisa dibeli oleh perusahaan atau lembaga penelitian mana pun, sehingga ilmuwan tak perlu melakukan kloning manual yang memakan waktu,” terang Pan Dengke, mantan peneliti di Chinese Academy of Agricultural Sciences yang membantu memproduksi babi kloning pertama di Tiongkok pada 2005.

Teknik paling umum untuk mengkloning embrio yang layak di laboratorium disebut transfer inti sel somatik. Proses ini melelahkan, memakan waktu dan perlu dilakukan di bawah mikroskop. Dibutuhkan sel telur (oosit) dan sel tubuh (sel somatik) yang terakhir diambil dari hewan untuk dikloning.

Peneliti kemudian mengeluarkan inti dari sel telur yang bisa berasal dari hewan lain, dan menggantinya dengan inti dari sel tubuh. ** Baca juga: Sebuah Desa di Inggris Wajibkan Semua Warganya Hidup Tanpa Pakaian Saat Musim Panas

Pada 2017, tim Universitas Nankai menghasilkan anak babi pertama di dunia yang dikloning menggunakan robot. Namun pada percobaan pertama ini, beberapa bagian dari proses kloning, termasuk penghapusan inti sel telur, masih harus dilakukan oleh manusia.

Sejak itu, tim peneliti meningkatkan algoritma kontrol mereka dan sekarang dapat melakukan kloning sepenuhnya secara otomatis. “Makalah peer-review akan segera muncul di jurnal Engineering untuk melaporkan detail teknis,” ungkap Yaowei.

Dalam lima tahun terakhir, tim juga telah mampu meningkatkan tingkat keberhasilan pengembangan embrio kloning dari 21 persen menjadi 27, persen, dibandingkan dengan tingkat keberhasilan 10 persen untuk operasi manual.

“Sistem bertenaga AI kami dapat menghitung ketegangan di dalam sel dan mengarahkan robot untuk menggunakan kekuatan minimal untuk menyelesaikan proses kloning, yang mengurangi kerusakan sel yang disebabkan oleh tangan manusia,” tambah Yaowei.

Liu berharap kemajuan ini dapat membuat stok babi berkualitas tinggi lebih banyak tersedia di Tiongkok, dan bahkan dapat membantu negara itu mandiri di tengah kekhawatiran akan rentannya pembatasan impor dari AS dan negara-negara Barat lainnya.(ilj/bbs)