1

Trik Sehat Jaga Berat Badan Tidak Naik Saat Lebaran

Kabar6-Ragam makanan dan minuman lezat yang disajikan selama perayaan Lebaran umumnya memang tinggi kalori serta gula yang menjadi pemicu kenaikan berat badan.

Meskipun begitu, selalu ada cara untuk menjaga berat badan tetap stabil usai Lebaran. Melansir Cosmopolitan, berikut enam cara agar berat badan tidak naik saat Lebaran:

1. Atur porsi makan dengan bijak
Untuk menjaga berat badan, Anda tentu harus tahu berapa jumlah kalori yang diperlukan tubuh setiap harinya. Hal ini pun dihitung dari tinggi badan, berat badan, serta klasifikasi aktivitas harian.

Nah, saat Lebaran Anda bisa menyiasatinya dengan membatasi asupan kalori yang disantap. Jadi seandainya Anda berencana menyantap makanan dengan porsi lebih banyak saat makan siang, porsi makan saat sarapan dan makan malam sebaiknya lebih dibatasi.

2. Hindari minuman manis
Tak hanya selektif dalam memilih menu makanan, jenis minuman pun perlu mendapat perhatian. Ragam minuman manis seperti es buah, teh manis, atau soft drinks yang menjadi langganan saat Lebaran ternyata menyumbang kalori yang cukup besar, dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Anda bisa memilih minuman yang lebih rendah kalori seperti air putih, sparkling water, teh dan kopi tetapi tanpa campuran gula. Sama seperti pola makan, ini juga bertujuan untuk mengatur jumlah kalori yang masuk ke tubuh.

3. Fokus ke main course
Saat Lebaran usahakan untuk terfokus ke menu main course (menu utama). Terkadang kebiasaan kita justru menunda bagian main course karena porsinya yang lebih banyak dan berpikir akan membuat tubuh gemuk. Lalu malah hanya makan camilan atau kue kering seperti nastar atau kastengel.

Padahal seharusnya bagian tersebutlah yang kita hindari karena satu kue nastar mengandung hingga 75 kalori. Bayangkan jika Anda mengonsumsinya lebih dari tiga buah nastar, belum lagi kue-kue lainnya.

Prinsipnya, jangan terlalu menahan untuk tidak makan saat Lebaran. Selain ini membuat Anda tidak menikmati hidangan Lebaran, dengan tidak makan apa pun terkadang saat di rumah kita justru merasa lebih lapar dan akhirnya makan lebih banyak, yang tentu tidak sehat serta memicu kenaikan berat badan.

Tidak ada batasan dalam memilih menu main course, selama Anda bijak mengatur pola makan seperti yang tertulis di poin pertama. Tetapi ada baiknya pilih makanan yang mengandung protein, karbohidrat, serta sayuran.

4. Rutin olahraga
Rutin olahraga bantu tubuh membakar kalori sehingga berat badan berada di angka stabil.

5. makan seperti biasa usai Lebaran
Selalu berpikir untuk menebus kesalahan setelah makan banyak saat Lebaran dengan hanya minum jus detoks seharian sedikit kurang dianjurkan. Alasannya, hal ini dapat mengganggu metabolisme tubuh, dan tubuh bekerja lebih lambat dalam membakar kalori.

Akhirnya, justru memicu tubuh lebih susah dalam membakar kalori dan berefek mudahnya kenaikan berat badan. Selanjutnya secara psikologi juga menimbulkan gangguan makan yang dinamakan binge eating disorder.

Jadi usahakan untuk makan dengan porsi seperti biasa Anda makan, namun tetap selektif memilih menu yang sehat dan bernutrisi.

6. Minum lebih banyak air putih
Perbanyak mengonsumsi air putih di pagi hari agar tubuh tetap terhidrasi, sebab ada banyak hal terjadi ketika Anda mengalami dehidrasi.

Salah satunya, tubuh yang kesulitan dalam mencerna makanan, membuat kita merasa sulit kenyang dan makan lebih banyak. ** Baca juga: Pilih Makanan Sehat untuk Jamuan Lebaran

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Waktu yang Tepat untuk Ngemil Makanan Favorit Saat Sedang Diet

Kabar6-Usai melakukan diet dan olahraga selama program penurunan berat badan, tidak sedikit orang yang tergoda makan sesuatu yang disukai, dikenal dengan istilah cheat meal.

Cheat meal biasanya berupa makanan padat kalori yang justru jadi pantangan saat diet. Cheat meal dihitung sebagai ‘istirahat’ mental dalam diet yang membantu tubuh mengatur hormon, leptin dan ghrelin, yang mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar. Ini dianggap sebagai motivasi yang baik bagi orang yang menjalani diet.

Umumnya, orang lebih suka makan cheat meal di akhir pekan, terutama malam hari. Namun, adakah waktu yang paling tepat untuk menikmati cheat meal agar indera perasa senang dan juga tidak mengganggu diet dan rutinitas fitnes?

Seorang ahhli gizi dari India bernama Pooja Makhija, melansir tempo.co, mengatakan bahwa waktu terbaik untuk melakukan cheat meal adalah pagi hari. ** Baca juga: 4 Tanda Diet Anda Tidak Sehat

“Ini dikenal sebagai kekuatan kronobiologi. Tubuh Anda terbakar dua kali lebih banyak pada pukul delapan pagi versus delapan malam. Jadi, inilah yang membuat debat sarapan menjadi lingkaran penuh. Itu selalu lebih baik untuk makan sarapan Anda daripada melewatkannya terutama jika Anda makan dengan waktu terbatas,” urai Makhija.

Tidak disarankan makan cheat meal di malam hari, karena kadar glukosa akan meningkat dua kali lipat jika mengonsumsi makanan yang mengandung kalori di malam hari dibandingkan dengan pagi hari. Ini tidak hanya akan mengganggu tidur tetapi juga akan menambah berat badan.

Kunci untuk menikmati cheat meal sekaligus menjaga berat badan adalah mengontrol porsi. Kapan pun mau makan cheat meal, lebih baik menentukan ukuran porsi. Selalu makan dalam porsi kecil yang cukup untuk memuaskan keinginan tapi tak menambah lemak.

Selain porsi, dianjurkan juga untuk berolahraga di pagi hari daripada di malam hari karena tubuh akan membakar lebih banyak kalori pada jam-jam awal. Berolahraga di gym, senam di rumah, joging di sekitar blok, latih yoga, atau mainkan olahraga favorit untuk membuat tubuh bergerak.

Rata-rata, 30-40 menit olahraga sudah cukup untuk memulai. Anda dapat memperpanjangnya menjadi 40-50 menit, tergantung pada kapasitas tubuh. Dengan cara ini, Anda akan bisa menikmati makanan favorit atau cheat meal tanpa merasa bersalah.(ilj/bbs)




Cara Mudah Agar Tetap Sehat Meski Gemar Santap Fast Food

Kabar6-fast food atau makanan cepat saji identik dengan label rendah gizi, hanya memiliki sedikit kandungan nutrisi sehingga tidak menyehatkan. Namun, jenis makanan yang satu ini memiliki banyak penggemar. Fast food juga lebih mengenyangkan, karena kaya akan karbohidrat yang berguna sebagai energi untuk beraktivitas.

Nah, jika Anda adalah salah satu penggemar fast food, dan tidak bisa menghindarinya, apa yang sebaiknya dilakukan? Melansir Viva, ada cara mudah untuk menyiasatinya, agar Anda tetap sehat mengonsumsi fast food. Apa sajakah itu?

1. Perhatikan porsi makanan
Konsumsi fast food dalam jumlah sedang. Makan secukupnya dan selalu jaga keseimbangan. Untuk makanan sehari-hari, usahakan konsumsi banyak sayuran dan tetap berolahraga. Dengan begitu, Anda tidak terlalu merasa bersalah ketika sesekali mengonsumsi fast food.

2. Pilih makanan yang lebih sehat
Rencanakan apa yang akan dimakan, sehingga membantu Anda membuat pilihan yang sehat. Jika Anda memutuskan untuk makan salad, perhatikan juga saus dan toppingnya. Selain itu, jangan lupa untuk mengendalikan porsi salad.

3. Minum air putih
Minumlah air putih saat Anda mengonsumsi fast food, bukan soda atau minuman berkarbonasi lainnya. Sambil menikmati burger atau sandwich, selalu sertakan dengan segelas air putih, karena ini akan membantu Anda untuk menghindari makan berlebih.

4. Makan secara perlahan
Apa pun yang Anda makan, konsumsilah secara perlahan, dan nikmati setiap gigitannya. Kunyah makanan dengan saksama, karena ini akan membantu mengingatkan pikiran saat Anda kenyang.

Makan dengan lambat juga membantu Anda merasa rileks, membantu pencernaan dengan lebih baik dan membuat cepat merasa kenyang. ** Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Tubuh Sudah Cukup Vitamin C?

5. Perhatikan ukuran
Fast food rata-rata mengandung sekira 100 kalori. Jika Anda ingin tetap sehat, pilihlah dalam porsi kecil, dan tidak penting untuk menghabiskan seluruh porsinya.

Jika Anda merasa porsi makanan tadi terlalu banyak, bisa membagi dan memakannya kembali nanti. Teknik ini akan menghindari makan berlebihan dan membantu Anda memantau asupan kalori.

Yuk, dicoba.(ilj/bbs)




Apakah Porsi Makan Anda Sudah Tepat?

Kabar6-Jenis dan jumlah makanan yang Anda konsumsi, memengaruhi berapa banyak kalori yang masuk ke tubuh. Jumlah atau porsi makan yang cukup dapat membantu Anda untuk mempertahankan berat badan.

Lantas, apakah porsi makan Anda selama ini sudah cukup atau justru kelebihan bahkan kekurangan? Berapa porsi makan yang cukup untuk sekali makan? Porsi makan adalah berapa banyak makanan yang Anda konsumsi dalam satu kali makan.

Berapa banyak seharusnya porsi makan yang cukup bagi tiap orang pasti berbeda-beda. Ini tergantung kebutuhan kalori Anda per hari dan kebiasaan makan Anda. Jadi, untuk mengetahui apakah porsi makan Anda selama ini sudah cukup atau kelebihan/kekurangan mungkin agak sulit. Kebutuhan kalori Anda per hari harus dihitung terlebih dahulu, yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas Anda.

Penentuan jumlah kalori dapat Anda hitung sendiri dengan menggunakan penghitungan berat badan ideal melalui rumus Broca, yaitu Berat Badan Ideal = (tinggi badan – 100) – 10 persen (untuk pria < 160 cm dan wanita < 150 cm, tidak dikurangi 10 persen lagi).

Setelah didapat berat badan ideal, hitung kalori dasar A. Untuk pria 30 kal per kilogram berat badan ideal, sedangkan wanita 25 kal per kilogram berat badan ideal.

Namun agar mempermudah mengetahui bagaimana seharusnya porsi makan Anda setiap hari (rata-rata tiap orang), melansir hellosehat, pedoman beriukt mungkin dapat membantu:

1. Porsi sayur dan buah
Konsumsi sayur dan buah setidaknya harus lima porsi per hari (dikombinasikan). Satu porsi sayur biasanya disebutkan dalam satuan gelas. Satu gelas kira-kira sebanyak 100 gram.

Sedangkan, satu porsi buah biasanya disebutkan dalam satuan buah atau potong, misal satu porsi apel adalah sebanyak satu buah atau satu porsi melon adalah sebanyak satu potong. Ini tergantung dari besar masing-masing buah, jadi porsi masing-masing buah tentu berbeda.

2. Porsi karbohidrat
Konsumsi makanan sumber karbohidrat seperti nasi, mi, roti, dan kentang, sebanyak 3-4 porsi. Satu porsi nasi adalah sebanyak 100 gram atau satu centong nasi. Satu porsi mi adalah 200 gram, satu porsi roti adalah tiga iris, dan satu porsi kentang adalah dua buah sedang.

3. Porsi protein
Konsumsi makanan sumber protein hewani (ayam, daging, telur, dan ikan) dan sumber protein nabati (kacang-kacangan, tahu, dan tempe) sebanyak 2-4 porsi (dikombinasikan). Usahakan untuk setidaknya makan ikan 2-3 porsi per minggu.

Satu porsi ayam adalah satu potong atau sekira 40 gram, satu porsi daging sapi adalah saty potong atau sekira 15 gram, dan satu porsi ikan adalah sekira 30-40 gram atau satu potong.

Sedangkan, satu porsi kacang-kacang biasanya adalah sekira 2,5 sendok makan (25 gr), satu porsi tahu adalah dua potong (100 gram), dan satu porsi tempe adalah dua potong (50 gram).

Bagaimana mengetahui apakah porsi makan Anda sudah cukup? Ingat, pedoman di atas belum termasuk makanan ringan atau lainnya yang Anda konsumsi. Jadi, agar asupan makanan tidak melebihi kalori yang dibutuhkan tubuh, Anda juga harus mengontrol porsi makanan ringan, selain makanan utama.

Dalam makanan kemasan, biasanya tercantum kandungan gizi dalam setiap sajian makanan tersebut. Jadi, Anda bisa memperkirakan sudah berapa banyak kalori yang dikonsumsi. ** Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ada 6 Makanan yang Mengandung Gula Tinggi

Cara lain untuk mengetahui sudah berapa banyak makanan yang masuk ke tubuh Anda adalah dengan mencatatnya (diari makanan). Anda bisa mencatat apa yang dimakan, berapa banyak, dan kapan Anda makan. Ini sangat membantu dalam mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan kalori Anda atau masih kurang.

Catatlah setiap makanan yang dikonsumsi, baik makanan utama atau hanya camilan.(ilj/bbs)




Porsi Makan Anda Ikut Menentukan Kelezatan Hidangan yang Dikonsumsi

Kabar6-Setiap orang pasti berharap makanan yang disantapnya akan memanjakan lidah atau terasa lezat. Nah, ada satu cara yang akan membuat makanan Anda tetap terasa enak hingga gigitan terakhir, lho.

Bukan dengan resep masakan atau bumbu tambahan, Anda disarankan untuk mengurangi porsi makan atau menjaganya tetap sedikit. Sebuah penelitian baru di Amerika Serikat, melansir sfgate, menemukan bahwa sebagian besar orang merasa gigitan pertama dari makanan yang dikonsumsi adalah yang paling enak. Setiap gigitan setelahnya akan membuat rasa enak makanan tersebut terus berkurang.

Saat makan, rasa yang paling akan Anda ingat adalah gigitan terakhir pada penganan tersebut. Rasa inilah yang paling menentukan berapa lama Anda ingin kembali mengonsumsi makanan tersebut.

Para peneliti juga menemukan, jika Anda makan hingga kekenyangan, maka mungkin tidak ingin segera kembali mengonsumsi makanan tadi dalam waktu dekat.

Beberapa gigitan terakhir pada makanan itu akan membuat Anda merasa mual dan tidak ingin segera kembali mengonsumsi makanan tersebut dalam waktu dekat.

Jadi apabila Anda menyukai apa yang dikonsumsi saat ini, akan lebih baik bila Anda tidak memakannya hingga merasa kekenyangan. ** Baca juga: Lewat Usia 70 Tahun Pria Jadi Lebih Pemarah?

Para ahli menganjurkan agar Anda mengombinasikan makanan favorit bersama dengan makanan lainnya agar tidak cepat merasa bosan terhadap makanan tersebut, dan dapat menikmatinya setiap kali dikonsumsi.(ilj/bbs)




Setop Makan Berlebihan Selama Physical Distancing

Kabar6-Selama physical distancing, Anda mau tidak mau akan berkutat di tempat yang sama, bertemu orang yang sama, dan melakukan kegiatan serupa tiap hari. Kondisi tersebut tentu saja bisa membuat Anda stres.

Dan stres inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan, entah menjadi berkurang atau bahkan berlebihan. Namun kebanyakan, kasus yang ditemui adalah makan secara berlebihan atau dalam porsi besar.

Apapun alasannya, makan berlebihan tidaklah disarankan. Seorang ahli gizi bernama Beatrice de Reynal, melansir MSN, mengatakan bahwa Anda seharusnya justru makan lebih sedikit selama physical distancing. Karena ini bisa jadi ‘virus’ selanjutnya, yakni godaan makan enak yang sulit ditolak. “Aku tidak tahu apakah kita bisa keluar dengan pengalaman buruk ini, tapi kita jadi lebih gemuk,” ujar Beatrice.

Sementara ahli gizi Jennifer Aubert mengungkapkan, dengan sedikitnya melakukan aktivitas fisik yang biasa kita lakukan, orang dewasa hanya mampu membakar paling banyak 400 kalori dalam sehari. Itulah mengapa kita harus mengurangi porsi makan dan bergerak sebanyak mungkin.

Untuk mereka yang panic buying atau membeli makanan dan memenuhi kulkas dengan makanan, juga bisa memicu orang untuk makan banyak. Sendirian melawan tekanan stres, khususnya tentang bagaimana pekerjaan mereka bisa kembali setelah pandemi, membuat orang jadi lebih banyak makan.

“Makanan bisa jadi hiburan dan mudah untuk makan berlebihan ketika menghabiskan banyak waktu di rumah, terutama jika Anda suka memasak dan menghabiskan waktu,” kata Aubert. ** Baca juga: Apa Beda Physical Distancing dengan Social Distancing?

Menurut para ahli, cara terbaik adalah memasak untuk diri sendiri, membuat jadwal makan teratur dan melakukan aktivitas fisik. Bahkan ini bisa jadi ampuh menurunkan berat badan kita. “Kita sebenarnya memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan olahraga di rumah,” katanya.

Konsumsi makanan yang mengandung sejumlah nutrisi penting dalam porsi wajar, agar tubuh tidak melar selama pandemi COVID-19 di rumah.(ilj/bbs)




Simpan Makanan Sisa dengan Cara Sehat

Kabar6-Seringkali karena membeli dalam jumlah banyak, atau tidak sanggup menghabiskan dalam sekali makan, Anda menyimpan sisa makanan untuk nanti dikonsumsi kembali.

Menyimpan makanan sisa memang diperbolehkan, asalkan Anda tahu bagaimana cara tepat untuk melakukannya. Melansir Hellosehat, begini cara sehat menyimpan sisa makanan yang tidak habis dimakan:

1. Pastikan suhu lemari pendingin terlebih dahulu
Agar lebih aman, periksa suhu lemari pendingin sebelum menyimpan makanan di dalamnya. Hal ini karena tidak semua suhu lemari pendingin dan freezer sudah memenuhi standar untuk menyimpan makanan sisa.

Misalnya, suhu lemari pendingin sebaiknya ada pada angka 4-5 derajat Celcius. Sementara, suhu freezer sebaiknya ada pada angka (-)18 derajat celcius. Jika Anda tidak tahu cara mengukur suhu dari lemari pendingin di rumah, bisa menggunakan thermometer untuk mencari tahu.

Saat menyimpan makanan sisa di dalam lemari pendingin, pastikan juga bahwa Anda telah meletakkan makanan tersebut dengan benar.

Maksudnya, pastikan bahwa ada ruang udara antara satu wadah makanan dengan wadah makanan lainnya. Hal ini akan memudahkan udara dingin di dalam kulkas mendinginkan makanan Anda.

2. Sisihkan makanan sisa dengan cara yang tepat
Jika ingin menyimpan makanan sisa untuk memanaskan makanan tersebut di lain waktu, Anda harus bisa memisahkan makanan tersebut dengan cara yang tepat. Artinya, jangan sampai membuat makanan sisa mudah berbau atau lebih cepat basi.

Jika memungkinkan, pisahkan makanan sisa sesuai dengan besaran porsi yang biasa Anda gunakan untuk makan. Cara ini dianggap lebih aman agar makanan sisa tidak mudah bau atau basi. Selain itu, jangan lupa untuk menyimpannya di wadah yang tertutup dan bebas udara.

Anda juga bisa memberi label pada tiap-tiap wadah makanan yang disimpan. Jangan lupa untuk menuliskan tanggal kapan makanan tersebut disimpan. Hal ini memudahkan agar Anda bisa tahu apa saja makanan yang ada di dalam masing-masing wadah dan sudah berapa lama menyimpannya.

3. Simpan pada saat yang tepat
Jika Anda memang terpaksa harus menyimpan dan memanaskan sisa makanan, pastikan melakukannya dengan benar. Misalnya, saat merasa makanan yang dikonsumsi akan bersisa, segera simpan dan masukkan makanan tersebut ke kulkas.

Membiarkan makanan sisa terlalu lama berada di luar berpotensi merusak makanan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri pada makanan tersebut. ** Baca juga: Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas Berbahaya Bagi Tubuh?

Sementara, makanan sisa bisa bertahan di dalam kulkas hingga empat atau lima hari, dan mungkin bisa bertahan hingga enam bulan jika disimpan di dalam freezer.(ilj/bbs)




Lakukan 4 Hal Ini Agar Diet Tidak Gagal Terus

Kabar6-Pernahkah Anda mengalami sering gagal diet, padahal sudah berusaha menjalankan pola makan yang dianjurkan? Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa jadi, Anda menggebu-gebu di masa awal diet, lalu perlahan-lahan semangat menjadi luntur.

Atau bisa jadi, diet yang Anda lakukan tidak diimbangi menu makan seimbang. Alhasil, Anda akan merasa sangat lapar dan justru membuat makan jadi tidak terkontrol. Agar diet efektif, melansir She, ada empat hal yang sebaiknya dilakukan. Apa sajakah itu?

1. Mulai dari diet sehat
Diet harus bersanding dengan menu bergizi seimbang. Makanan yang kaya sayuran, buah, biji-bijian, daging tanpa lemak, dan susu rendah kalori harus menjadi bagian dari menu diet.

2. Perhatikan porsi makan
Ingat selalu, makan harus sesuai kebutuhan. Jika ingin makanan berkalori cukup tinggi, Anda bisa menghabiskan seluruh brokoli dan bayam yang ada dalam lemari persediaan. Namun tetap saja, Anda harus mengontrol makanan dan memeriksa ukuran porsi pada label makanan.

3. Makan dengan penuh perhatian
Makan sambil browsing di media sosial atau menonton tv akan membuat Anda lebih gemuk. Dengan fokus pada makanan, akan meningkatkan kesadaran Anda untuk tahu kapan dan berapa makanan yang layak dikonsumsi.

Makanlah dengan perhatian penuh dan nikmati setiap gigitannya. Semakin makan dengan sadar, semakin kecil kemungkinan Anda makan berlebihan.

4. Makan perlahan dan kunyah dengan baik
Dengan menikmati setiap momen mengunyah makanan, akan butuh lebih banyak waktu mengirim sinyal kenyang ke otak (sekira 20 menit).

Orang yang makan dengan lambat cenderung merasa lebih kenyang dan makan lebih sedikit. ** Baca juga: Alasan Mengapa BAB Paling Baik Dilakukan pada Pagi Hari

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Setop Kunyah Makanan Secara Tergesa-gesa

Kabar6-Bagi sebagian orang dengan aktivitas padat, makan tergesa-gesa menjadi hal yang biasa karena harus berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan.

Padahal, mengunyah makanan secara tergesa-gesa sangat tidak disarankan dari segi kesehatan. Hal ini karena otak harus selalu diberi waktu untuk memproses dan menikmati makanan. Mengapa Anda harus menghentikan kebiasaan makan tak sehat ini? Melansir Republika, ini alasannya:

1. Porsi makan jadi berlebihan
Makan berlebihan bisa menyebabkan penambahan berat badan yang tidak perlu. Ketika otak tidak diberi waktu untuk menyadari bahwa perut sudah penuh, itu dapat membuat seseorang makan lebih banyak dan mengonsumsi lebih banyak kalori.

2. Risiko obesitas
Obesitas adalah masalah global dan menyerang mereka yang memiliki kebiasaan makan dengan cepat. Kemudian, faktor obesitas lainnya kurangnya kemauan untuk aktif dan diet yang buruk.

3. Pencernaan yang buruk
Orang yang makan dengan cepat, menggigit makanannya dengan porsi besar dan menelan tanpa mengunyahnya dengan benar. Terkadang mereka langsung minum air. Ini adalah kebiasaan makan yang buruk karena membuat makanan tidak bisa dicerna dengan benar dan menyebabkan iritasi.

4. Resistensi insulin
Makan dengan cepat dapat menyebabkan resistensi insulin, ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi. Perlambat makan Anda. Jangan melewatkan jam makan karena saat merasa lapar berlebihan, Anda cenderung makan lebih banyak dari seharusnya.

Saat makan, hindari duduk di depan televisi dan/atau layar komputer, karena dapat mengalihkan perhatian dan membuat kehilangan hitungan berapa banyak yang sudah dimakan.

Kunyah makanan dengan seksama sebelum menelannya. Anda juga dapat mencoba untuk mengambil gigitan kecil dan meletakkan garpu atau sendok setelah setiap suap. ** Baca juga: Begini Cara Hitung Kalori dalam Pisang Goreng

Kebiasaan makan sehat akan membuat Anda terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan kesehatan.(ilj/bbs)




Porsi Makan Siang Ideal Agar Berat Badan Tetap Stabil

Kabar6-Makan siang akan mempengaruhi kecukupan asupan gizi sehari-hari. Orang yang tidak sarapan, biasanya akan makan siang dengan porsi yang berlebihan. Padahal, kebiasaan itu tidak dianjurkan karena justru dapat menambah risiko kenaikan berat badan.

Dalam menentukan menu makanan yang sehat dan tepat tidak bergantung dengan seberapa kenyang perut Anda atau seberapa banyak makanan yang dikonsumsi. Porsi makanan tersebut haruslah memenuhi jumlah kalori tertentu.

Lantas, bagaimana menghitung berapa banyak kalori dari setiap makanan? Melansir Hellosehat, berikut trik mengatur porsi makan siang yang ideal agar berat badan tetap stabil:

1. Ketahui jumlah kalori yang dibutuhkan
Kebutuhan kalori setiap orang per hari sebenarnya tidak bisa dipukul rata. Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori setiap orang, seperti jenis kelamin, usia, riwayat kesehatan, hingga seberapa berat aktivitas yang dilakukan sehari-harinya.

Porsi makan siang yang ideal ini haruslah dikendalikan dengan mengikuti kebutuhan kalori tubuh Anda. Idealnya, kebutuhan kalori yang perlu dipenuhi dalam satu porsi makan siang adalah 30 persen dari jumlah kalori yang dibutuhkan dalam sehari. Dengan catatan, pola makan teratur yang dilakukan adalah tiga kali makan berat, dan dua kali snack dalam sehari.

Cara lain untuk memastikan kebutuhan kalori Anda adalah dengan berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi. Misalnya, kebutuhan kalori harian Anda setelah dihitung adalah sebesar 2.000 kalori. Maka, porsi makan siang yang dianjurkan adalah sebanyak 600 kalori.

Nah, dari angka tersebut barulah dibagi lagi menjadi porsi per bahan makanan, dari karbohidrat, protein, lemak, hingga vitamin dan mineral.

2. Membagi komposisi makanan
Setelah tahu berapa banyak kalori yang sebaiknya dimakan saat makan siang, selanjutnya Anda harus memahami bagaimana cara membaginya ke bahan-bahan makanan, dari makanan pokok, lauk-pauk, hingga sayur dan buah.

Ada ‘Pedoman Gizi Seimbang’ yang di dalamnya menjelaskan tentang bagaimana Anda harus membagi makanan dalam satu piring. Dianjurkan untuk membagi isi piring dengan komposisi sebagai berikut:

a. Makanan pokok seperti nasi, bihun, mi, roti atau penggantinya: 3/4 dari isi piring
b. Lauk pauk seperti protein hewani dan nabati: 1/4 isi piring
c. Sayur-sayuran: 3/4 isi piring
d. Buah-buahan: 1/4 isi piring. ** Baca juga: Kebiasaan Berselancar di Media Sosial Bikin Berat Badan Bertambah

Selamat mencoba.(ilj/bbs)