1

Anggota DPRD Banten Minta Polri Berantas Paham Radikalisme di Pandeglang Hingga Akar Rumput

kabar6.com

Kabar6-Kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang Kamis (10/10/2019) oleh FA yang diduga jaringan JAD Bekasi terus mendapatkan sorotan.

Anggota DPRD Banten, Eri Suhaeri meminta kepada Polri untuk memberantas paham-paham radikalisme yang mungkin masih ada di Pandeglang hingga ke akar rumput.

Pasalnya, bukan kali ini saja Pandeglang digemparkan aksi penangkapan terduga teroris. Pada 2017 lalu, Densus 88 menangkap terduga teroris yang berlokasi di Raya Pandeglang Labuan di dekat sub terminal Mengger.

“Saya berharap Kapolri dan pemerintah pusat perlu melakukan tindakan yang represif, serta memulai semuanya dari akar rumput,” kata Eri, Sabtu (12/10/2019).

Jika berkaca pada sejarah, lajut Eri paham radikalisme di Pandeglang bukan hal baru, tetapi berada sejak tahun 1980 dengan wadah yang bernama Negara Islam Indonesia (NII).

“Saya rasa radikalisme mungkin berkembang di pandeglang, sebab organisasi anti pancasila seperti NII sudah ada dari tahun 80-an,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan ini turun meminta maaf dan mendoakan kepada mantan Panglima ABRI atas musibah yang dialami Wiranto yang kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

“Kami segenap masyarakat Pandeglang meminta maaf atas kejadian ini, serta berharap agar bapak wiranto lekas pulih dan mampu mengabdi untuk masyarakat kembali,” terangnya.

Sebelumnya, Wiranto ditusuk usia meresmikan gedung perkuliahan Unma Banten oleh Syahril Alamsyah (FA) alias Abu Rara dan Fitri Adriana (FA) pasangan suami istri tetapi bukan warga Pandeglang. Keduanya hanya mengontrak di Kampung Sawah RT 04 RW 01, Desa Menes, Kecamatan Menes.**Baca juga: Bupati Pandeglang: Kondisi Fuad Korban Penusukan Berangsur Membaik.

SA adalah pria kelahiran Medan tahun 1968, sementara FA adalah warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.(Den)




Penusukan Wiranto Disebut Settingan, Akademisi Unma Banten Beri Pernyataan Menohok

kabar6.com

Kabar6-Menko Polhukam Wiranto melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pandeglang untuk meresmikan gedung perkuliahan di Kampus Unma Banten.

Ia tiba di Pandeglang menggunakan helikopter milik TNI Angkatan Udara (AU) Kamis pagi, kemudian untuk menuju lokasi Wiranto menggunakan mobilnya. Wiranto bersama rombongan kembali ke Alun-alun Menes untuk pulang.

Setiba kembali di Menes dan baru saja keluar dari pintu mobil, peristiwa naas pun menimpa Mantan Panglima ABRI itu. Ia ditusuk oleh Syahril Alamsyah alias Abu Rara dengan pisau kunai.

Abu melakukan aksinya bersama istrinya Fitria Adriana. Akibatnya Wiranto terkena dua tusukan dibagian perut.

Namun beberapa jam setelah peristiwa tersebut, di media sosial berseliweran tangkapan layar yang menyebutkan jika kejadian tersebut adalah settingan.

Akademisi dari Universitas Mathla’ul Anwar Banten, Eko Supriatno menyesalkan adanya pihak-pihak yang membangun opini jika peristiwa tersebut hanya settingan.

Pasalnya selain warga setempat, Eko juga mengaku menyaksikan peristiwa tersebut di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Banyak saksi mata warga setempat yang menyaksikan penusukan pak Wiranto termasuk saya di TKP. Sungguh terlalu “tolol” kalau kejadian ini bagian dari settingan,” sesal Eko.

Eko yang turut mendamping Wiranto sama sekali tidak melihat ekspresi wajah Wiranto jika kejadian settingan. Menurutnya, jika pihak-pihak yang tidak suka terhadap Wiranto lalu tak pantas membenarkan aksi penusukan tersebut.

“Janganlah karena benci kita jadi membenarkan pelaku. Untuk itu, hanya orang aneh lah yang menganggap penusukan Pak Wiranto adalah setingan Pak wiranto sendiri. Mereka makin hilang rasa empati,” tegas Eko.

“Coba bayangkan kalau keluarganya jadi korban penusukkan atau ledakan bom bunuh diri lalu dianggap settingan? Benci boleh tapi jangan membuat rasa kemanusiaan hilang,” sambungnya.

Padahal, Lanjut Eko, kedua pelaku yang merupakan pasangan suami istri sudah ditangkap. Abu Rara dan Fitria Adriana diduga Anggota JAD Bekasi.

Eko meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas akun-akun penuduh penusukan Wiranto settingan.

Justru bagi saya, lebih jahat dari penusuk, parah, dan berbahaya yang mempunyai asumsi itu semua settingan. Dzalim dan berbahaya. Saya berharap aparat memproses akun-akun yang menuduh peristiwa penusukan Menkopolhukam Wiranto sebagai settingan,” tandasnya.

Sebelumnya, Kapolda Banten, Brigjen Pol Tomsi Tohir menyampaikan, dari peristiwa itu 4 orang menjadi korban, namun keempat sudah diberikan perawatan dari petugas medis.**Baca juga: Universitas Mathla’ul Anwar Kutuk Pelaku Penusukan Menko Polhukam.

“Korban itu pak Wiranto, Kapolsek Menes, bapak Fuad Sauki, ajudan Danrem tapi luka sedikit,” kata Tomsi di Pandeglang, Kamis (10/10/2019).(Aep)




Penusuk Wiranto Disebut Tak Pernah Bergaul dengan Warga Sekitar

kabar6.com

Kabar6-Pasca peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, petugas kepolisian langsung menggerebek sebuah kontrakan di Kampung Sawah, Desa Menes yang diduga milik terduga pelaku penusuk Wiranto.

Pantauan dilokasi, terpasang garis polisi sepanjang lima meter di sebuah ruangan. Dilokasi juga terlihat Kasatreskrim Polres Pandeglang AKB Ambarita dan sejumlah petugas.

Menurut keterangan Ketua RT 04, Kampung Sawah, Desa Menes, Ahmad Sanusi mengatakan, penghuni kontrakan itu berinisial SAS (51) yang merupakan warga asal Medan.

Pelaku tinggal di rumah kontrakan bersama istri dan satu anak perempuannya, dan sudah menetap selama satu tahun lebih.

Aktivitas SAS di rumah kontrakan sebagai penjual pulsa, namun tidak pernah bersosialisasi dengan warga atau tetangga yang lain.

“Tidak pernah gaul dengan masyarakat di sini juga. Apa lagi istrinya, di dalam kontrakan terus,” katanya.

“Saya tahunya SAS sudah 1 tahun tinggal di kontrakan ini. Memang aktivitas kesehariannya kurang jelas, namun tiba-tiba tadi siang terjadi tragedi penusukan terhadap Mentri Wiranto oleh pelaku,”sambungnya.

Lanjut RT Sanusi, aktivitasnya pun kurang jelas, hanya saja di depan kontrakannya ada spanduk yang bertuliskan jual pulsa. Namun kerap dilihatnya sering keluar pada malam hari.**Baca juga: Pelaku Penusuk Wiranto Diduga Pasangan Suami Istri.

“Kalau malam hari pelaku itu keluar rumah. Entah mau kerja atau apa saya kurang tahu, tapi kalau siang hari di dalam kontrakan terus tidak pernah bergaul dengan para tetangganya,” ujarnya.(Aep)




Pelaku Penusuk Wiranto Diduga Pasangan Suami Istri

kabar6.com

Kabar6-Pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam, Wiranto diduga pasangan suami istri yang tinggal mengontrak di Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes.

Kapolda Banten, Brigjen Pol Tomsi Tohir mengatakan, pelaku penusukan ada 2 orang dan statusnya suami istri. Saat ini kedua pelaku sudah diamankan untuk pengembangan lebih lanjut.

“Kedua pelaku sudah diamankan dan sedang dikembangkan, (dugaan) masih dalam pengembangan proses penyidikan,” kata Tomsi, Kamis (10/10/2019).

Menurutnya, pelaku menggunakan belati dan gunting saat melakukan aksinya.

“Laki-laki (menusuk) menggunakan belati dan yang perempuan menggunakan gunting. Selesai melakukan penganiayaan mereka menyerah,” terangnya.

Kapolda menjelaskan,dari kedatangan hingga akan berangkat pulang, pengamanan sudah dilakukan dengan sebaik mungkin, namun kata Kapolda, sang Menteri meminta agar beliau bisa menyapa langsung pada masyarakat.**Baca juga: Jokowi: Kondisi Wiranto Sadar, dalam Proses Operasi.

“Telah dilaksanakan pengaman tapi karena ketulusan hati beliau hendak menyapa seluruh masyarakat yang menyambut pada hari tadi. Pada saat kembali sudah juga kami laksanakan pengamanan. Beliau hendak menyapa karena di sana banyak anak-anak sekolah, ada yang memegang kamera, ada juga yang ingin bersalaman,” tandasnya.(Aep)