1

Usai Melewati Masa Kritis, Remaja di Taiwan Kembali Koma Karena Kegirangan Melihat Keluarganya

Kabar6-Sebuah kisah unik dialami seorang remaja berusia 19 tahun di Taiwan. Berawal ketika remaja yang tak disebutkan namanya itu dirawat di rumah sakit karena pembuluh darah pada otaknya pecah, hingga memasuki masa kritis dan sempat koma.

Anggota keluarga dan teman-teman terdekatnya pun menunggu dengan was-was, berharap remaja tadi bisa segera siuman dari komanya. Benar saja, sehari kemudian remaja itu pun terbangun dari koma.

Kabar gembira ini tentu saja disambut antusias oleh keluarga dan teman-temannya. Mereka ramai-ramai menjenguk remaja tersebut dan membawa hadiah seperti halnya sebuah pesta yang harus dirayakan.

Semula, melansir worldofbuzz, dokter hanya mengizinkan dua pengunjung masuk ke ruang ICU. Namun, kerabat dan teman-temannya memohon kepada tim medis agar bisa masuk bersamaan sekali waktu. Mereka beralasan, sdah menempuh perjalanan jauh dan ingin merayakan momen bahagia itu. Akhirnya, dokter pun mengalah dan mengizinkan mereka semua masuk.

Para pembesuk diingatkan untuk tidak berisik agar tidak mengejutkan pasien yang baru bangun dari koma. Namun, karena terlalu gembira, kerabat dan teman-teman remaja itu malah bersorak dengan heboh di ruang ICU.

Mereka melakukan perayaan menyambut sadarnya remaja tersebut dari koma. Remaja itu pun sangat senang karena kerabat dan teman-teman mau meluangkan waktu untuk menjenguk dirinya.

Namun saking senangnya, kembali tidak sadarkan diri dan jatuh koma. Rupanya, pembuluh darah pada otak remaja itu kembali pecah. Keruan saja, suasan berubah menjadi rubah mencekam. ** Baca juga: Disiarkan Live Lewat IG Eksekusi Mati 2 Saudara Kembar Oleh Anggota Geng Narkoba di Brasil

Mereka segera memanggil dokter yang segera memonitor tekanan darah, dan berupaya menyadarkan remaja itu. Beruntung setelah dirawat selama beberapa hari, remaja tersebut terbangun lagi dari komanya.

Dan kali ini, dokter menegaskan tidak akan mengizinkan pembesuk masuk bersama-sama dan membuat kehebohan. Dokter juga memperingatkan mereka agar tidak menyebabkan pasien koma lagi.

Ternyata, terlalu gembira pun tidak baik, ya.(ilj/bbs)




Nyeri Hebat di Dada, Ternyata Remaja Ini Tak Sengaja Telan Jarum

Kabar6-Seorang remaja di Amerika Serikat berumur 17 tahun yang tidak disebutkan namanya, tanpa disadari menelan sebuah jarum.

Dalam laporan terbaru pada jurnal Emergency Medicine, dokter dari University of Massachusetts Medical School terkejut usai menemukan sebuah jarum jahit di jantung remaja tadi.

Awalnya, melansir sciencealert, remaja tersebut datang ke ruang gawat darurat karena keluhan nyeri dada. Ia mengaku merasakan sakit yang semakin hebat saat menarik napas dalam atau berbaring. Tes dengan alat elektrokardiogram (EKG) menunjukkan tanda-tanda abnormalitas. Pemeriksaan CT scan lalu menemukan adanya objek tipis asing berukuran panjang 3,5 cm yang tampak menembus jantung.

Namun remaja itu mengaku tidak menelan benda-benda aneh sebelum mengalami gejala yang dirasakan. Hanya saja, ia memang terbiasa menjahit, kadang menaruh jarum di mulut. Hingga dokter pun melakukan operasi jantung. Hasilnya, ada jarum yang kemungkinan tidak sadar tertelan.

Kasus ini menjadi kejadian langka karena biasanya objek asing yang tak sengaja tertelan berakhir di saluran cerna atau pernapasan. Dokter tidak tahu pasti bagaimana jarum tertelan bisa sampai ke jantung.

Ada kemungkinan jarum menembus usus sehingga bisa masuk ke dalam pembuluh darah. ** Baca juga: Pemenang Ig Nobel 2020 Disabet Pria Pembuat Pisau dari Kotoran Beku Manusia

“Laporan ini menyoroti potensi komplikasi dari masalah benda asing tertelan dan menantang paradigma yang menyebut menelan benda linier tajam kurang dari lima sentimeter biasanya jarang menimbulkan masalah,” demikian tulis para dokter dalam laporannya.(ilj/bbs)




Ini Batas Aman Konsumsi Daging dalam Seminggu

Kabar6-Daging merah merupakan salah satu bahan pangan dengan kandungan nutrisi terbaik. Kandungan proteinnya membantu meningkatkan massa otot, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, memproduksi hormon dan enzim, serta menjaga berat badan ideal.

Selain itu, vitamin dan mineral pada daging juga bermanfaat untuk memelihara sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf, mencegah anemia, menjaga kesehatan otak, serta membantu tubuh menjalankan fungsinya dengan baik.

Meskipun demikian, melansir Kompas, Anda pun disarankan untuk membatasi konsumsi daging dalam seminggu. Berbagai penelitian menemukan, konsumsi daging secara berlebihan justru dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan. Lemak jenuh pada daging akan meningkatkan kadar kolesterol darah dan senyawa L-karnitin dapat merangsang pembentukan plak pada pembuluh darah. Kolesterol tinggi dan plak pembuluh darah merupakan faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Anda dapat mengurangi risiko berbagai penyakit tersebut dengan membatasi jumlah daging yang dikonsumsi, yaitu sebanyak 350-500 gram (matang) dalam seminggu. Jumlah tersebut setara dengan 10 potong daging berukuran sedang.

Penyakit yang berkaitan dengan konsumsi daging sebenarnya muncul akibat kebiasaan makan daging yang tidak baik. Misalnya, mengonsumsi terlalu banyak, salah memilih jenis daging, dan keliru dalam mengolahnya.

Selain mengetahui aturan makan daging yang aman dalam seminggu, Anda pun bisa mengurangi risiko kanker usus besar akibat zat karsinogenik pada daging dengan teknik mengolah yang tepat.

Membatasi jumlah daging yang Anda makan dalam seminggu sangatlah penting. Alasannya tidak lain karena bahan makanan sebaik apa pun dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. ** Baca juga: Menangis Dapat Kurangi Lemak di Tubuh?

Anda juga perlu cermat dalam memilih jenis daging dan teknik mengolah yang tepat. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh manfaat mengonsumsi daging dan tetap terlindung dari risiko gangguan kesehatan.(ilj/bbs)




Turunkan Kolesterol dengan Cara Alami

Kabar6-kolesterol adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormon, vitamin D dan produk penting lainnya. Secara alami, zat ini terbentuk di dalam organ

Ada dua jenis kolesterol dalam tubuh, yaitu HDL atau kolestrol ‘baik’ dan LDL yang merupakan kolesterol ‘jahat’. Secara umum, memiliki kandungan kolestrol HDL yang tinggi merupakan hal yang baik bagi tubuh. Sebaliknya, kandungan kolestrol LDL yang tinggi seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko yang tinggi akan penyakit jantung.

Hal ini karena LDL cenderung menyumbat dan mengeraskan arteri, sedangkan HDL membawa LDL dari arteri ke liver Anda untuk dihilangkan. HDL juga dapat membantu dalam menjaga kerusakan pembuluh darah, yang merupakan penyebab utama pengerasan arteri.

Nah, bagaimana agar kolesterol tetap terjaga? Melansir medcom, berikut beberapa makanan yang dapat menurunkan kolesterol Anda secara alami:

1. Kacang-kacangan
Beberapa studi menghubungkan beberapa jenis kacang-kacangan terkait menurunkan kolesterol, seperti kacang kedelai, lentil, dan kacang polong untuk mengurangi kolestrol.

Satu studi yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal, menemukan bahwa 3/4 cangkir kacang-kacangan setiap hari dapat menurunkan kolestrol LDL sebesar 5 persen. Meskipun terlihat tidak banyak, jumlah tersebut merupakan penurunan yang cukup signifikan.

2. Alpukat
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pennsylvania State University, para peneliti menemukan bahwa para peserta yang mengonsumsi alpukat mengalami pengurangan kolestrol sebesar 14 mg / dL selama studi tersebut dilakukan.

Alpukat juga merupakan salah satu bahan makanan yang mudah dipadukan dengan bahan makanan lainnya, seperti roti gandum yang bisa dijadikan smoothie, atau dijadikan salad. Anda juga bisa mengganti mentega dengan alpukat dalam beberapa jenis masakan.

3. Oat
Oat juga merupakan salah satu makanan yang terkenal bisa menurunkan kolesterol. Dalam sebuah penelitian di Thailand, para sukarelawan dengan kolestrol tinggi yang mengonsumsi oat selama empat minggu mengalami penurunan kolestrol LDL sebesar 10 persen.

Saat sarapan, oat dapat dicampurkan ke dalam smoothie, dicampurkan dengan greek yoghurt dan buah-buahan lain, atau ditambahkan dengan acai. Selain itu, oat juga dapat disajikan secara gurih dan manis.

4. Almond
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition menemukan bahwa hanya dengan mengonsumsi 10 gram almond, atau sekira delapan buah almond saat sarapan dapat meningkatkan kolestrol HDL secara signifikan.

Selain dikonsumsi secara utuh, Anda bisa menggunakan minyak almond atau tepung almond dalam berbagai macam jenis makanan. Anda juga bisa menambahkan almond ke dalam smoothies, oat, atau dijadikan salad bersama dengan potongan buah segar.

5. Teh hijau
Sebuah meta-analisis penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan, konsumsi teh hijau secara signifikan menurunkan kadar kolesterol total (lebih dari 7 mg / dL), dan secara signifikan mengurangi nilai LDL (lebih dari 2 mg / dL) tanpa mempengaruhi kolestrol HDL yang baik bagi tubuh. ** Baca juga: Makan Cokelat Tiap Hari Bikin Badan Melar?

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Hal yang Terjadi Bila Anda Sering Konsumsi Gorengan

Kabar6-Banyak orang menjadikan makanan yang digoreng sebagai menu makan harian atau camilan teman minum teh dan kopi. Selain lezat, gorengan digemari karena rasanya gurih dan renyah.

Padahal jika dikonsumsi secara berlebihan, ada risiko di balik makanan tersebut. Salah satunya adalah kolesterol tinggi. Makanan gorengan cenderung mengandung banyak lemak, kalori, dan garam. Hal ini disebabkan karena makanan gorengan sering dimasak menggunakan minyak terhidrogenasi, yaitu mengandung asam lemak trans yang tinggi.
Proses menggoreng atau yang disebut dengan deep frying, menyebabkan makanan kehilangan air dan lebih banyak menyerap lemak, serta mengubah kualitas makanan dan membuat makanan tersebut menjadi lebih banyak kalori.

Apa saja yang terjadi bila Anda seringmakan gorengan? Melansir tanyadokter, berikut penjelasannya:

1. Pembentukkan asam lemak trans saat proses menggoreng (deep frying)
Kandungan asam lemak trans tertinggi pada makanan gorengan (ayam goreng tepung, telur goreng dan tempe mendoan), produk ruminansia (daging rawon, sop buntut dan beef burger keju), dan produk makanan jadi (menggunakan margarin atau minyak terhidrogenasi) seperti cokelat, biskuit, dan croissant.

Deep frying adalah proses menggoreng dengan cara merendam bahan makanan ke dalam minyak goreng pada suhu 163-196 derajat Celcius. Kerusakan minyak akibat proses penggorengan pada suhu tinggi akan merusak ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh sehingga hanya tinggal asam lemak jenuh saja. Hal tersebut berisiko membuat kolesterol darah semakin tinggi.

2. Pengaruh asam lemak trans pada peningkatan kolesterol
Konsumsi asam lemak trans berdampak pada peningkatan kadar kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol buruk karena dapat menambah penumpukkan plak pada arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu dalam melindungi dari penyakit jantung).
Kontribusi tertinggi asupan lemak trans total berasal dari makanan gorengan. Asam lemak trans juga dapat memicu penyempitan, penebalan, dan pengerasan dinding pembuluh darah serta menghambat aktivitas enzim pada metabolisme lemak.

Beberapa cara untuk mengurangi risiko buruk konsumsi gorengan adalah dengan mengganti minyak trans atau minyak yang telah mengalami hidrogenasi dengan jenis minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, biji bunga matahari, atau minyak jagung, serta perlu diingat untuk menghindari penggunaan minyak secara berulang. ** Baca juga: Bagaimana Hubungan Antara Stres & Jantung?

Lebih disarankan untuk sekali pakai dalam menggoreng. Selain itu dapat juga dengan mengganti proses menggoreng dengan memanggang makanan menggunakan oven.(ilj/bbs)




Benarkah Mandi Usai Makan Berbahaya?

Kabar6-Ada banyak hal yang menyebabkan kita langsung mandi begitu selesai makan. Selain karena diburu waktu, mandi usai makan memang membuat tubuh menjadi lebih segar. Namun benarkah mandi usai makan itu berbahaya?

Mandi dan makan merupakan dua aktivitas yang sepertinya tidak berkaitan. Saat makan, melansir tempo.co, yang bekerja adalah organ pencernaan. Sedangkan mandi adalah aktivitas membersihkan kulit tubuh dari kotoran. Karena itulah larangan langsung mandi setelah makan sering dianggap mitos belaka. Meskipun demikian, bukan berarti langsung mandi setelah makan bisa dijadikan kebiasaan. Menurut beberapa pakar kesehatan, langsung mandi tanpa memberi jeda setelah makan dapat menyebabkan vasodilatasi atau pembesaran pembuluh darah.

Metabolisme tubuh kita akan meningkat seusai makan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh. Pada kondisi ini, apabila langsung menyiram tubuh dengan air dingin maka akan memberikan efek kejut pada permukaan kulit. Akibatnya dapat memicu pelebaran pembuluh darah, yang dapat menyebabkan sirkulasi darah melambat sehingga mempengaruhi kecepatan transport nutrisi dan mengganggu kerja sistem pencernaan. Efek kejut ketika langsung mandi setelah makan juga tidak dapat dianggap sepele karena juga dapat memicu kram, terutama pada daerah perut.

Disebutkan, perut adalah area yang jadi cukup hangat karena aktivitas sistem pencernaan setelah makan sehingga jika terjadi proses pendinginan tubuh secara mendadak dapat memicu kekejangan otot atau kram. ** Baca juga: Hindari 4 kebiasaan Buruk Usai Makan

Jadi beri jeda tubuh istirahat sehabis makan, sebelum Anda pergi mandi.(ilj/bbs)




Apa Bahaya Lemak Menumpuk di Perut?

Kabar6-Orang dengan berat badan normal yang memiliki perut buncit, disebabkan oleh lemak menumpuk pada bagian perut, memiliki risiko kematian lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang dianggap mengalami obesitas berdasarkan penghitungan indeks massa tubuh.

Dalam sebuah penelitian, seperti dilansir Healthmeup, para peneliti mengamati sekira 12.875 orang yang berusia 18 tahun atau lebih di Amerika. Beberapa hal yang diukur dalam penelitian ini yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar pinggul, status sosial ekonomi, hasil pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan laboratorium para peserta penelitian.

Para peneliti kemudian membagi para peserta penelitian menjadi tiga kelompok berdasarkan BMI (indeks massa tubuh) yaitu normal, berat badan berlebih, dan obesitas. Selain itu, peneliti juga membagi peserta penelitian menjadi dua kelompok berdasarkan pada perbandingan antara lingkar perut dan lingkar panggul pada pria dan wanita.

Para peserta penelitian rata-rata berusia 44 tahun, di mana sekira 47,4 persennya adalah seorang pria. Para peneliti melakukan pengamatan selama sekira 14 tahun dan menemukan sebanyak 2.562 orang di antara para peserta penelitian telah meninggal dunia, di mana 1.138 kematian yang terjadi berhubungan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.

Para peserta penelitian yang memiliki indeks massa tubuh normal tetapi mengalami obesitas sentral memiliki risiko kematian tertinggi, baik yang disebabkan oleh gangguan jantung dan pembuluh darah maupun oleh berbagai penyebab lainnya.

Risiko terjadinya kematian akibat gangguan jantung dan pembuluh darah pada peserta penelitian yang mengalami obesitas sentral 2,75 kali lebih tinggi dibandingkan dengan para peserta penelitian lainnya yang memiliki indeks massa tubuh normal dan tidak mengalami obesitas sentral. ** Baca juga: Penelitian: Makan Siang di Kantin Kantor Cenderung Kurang Sehat

Selain itu, risiko terjadinya kematian akibat berbagai penyebab juga lebih tinggi pada peserta penelitian yang mengalami obesitas sentral, yaitu 2,08 lebih tinggi dibandingkan peserta lainnya yang memiliki indeks massa tubuh normal dan tidak mengalami obesitas sentral.(ilj/bbs)