1

Cerita Korban Diberondong Peluru oleh Komplotan Pencuri Kendaraan di Serang

Kabar6- Jumadi Irawan warga Kampung Ranjeng, Desa Ranjeng, Kabupaten Serang menjadi korban penembakan komplotan pencuri kendaraan saat hendak menggagalkan aksinya.

Pria yang berprofesi sebagai buruh harian lepas itu harus menerima empat peluruh yang ditembakkan para pelaku. Empat peluruh itu bersarang di kaki, tangan dan bagian pinggulnya.

Peristiwa tersebut terjadi pada pada Jumat, 3 November 2023 lalu.

Sebelum kejadian, Jumadi Irawan tengah tidur dilantai dua rumahnya. Namun tiba-tiba ia dibangunkan adiknya karena curiga dengan gerak gerik pelaku.

“Dia melihat ada orang sekitar enam orang, mundar mandar di lokasi untuk mengintai mobil. Dari situ saya dibangun sama ade saya dan diberitahu ada yang mau mengambil mobil,” kata Jumadirawan di Mapolres Serang, Selasa (9/12/2023).

Lantas Jumadirawan bergegas turun ke lantai dasar dan langsung mendekati pelaku. Tiba-tiba pelaku yang mengaku sebagai polisi melarang mendekatinya

“Setelah itu saya turun ke ke bawah dan nyamperin pelaku dan pelaku langsung menegur saya dan berkata diam kamu saya polisi,”ungkapnya.

**Baca Juga: Tembak Korban dengan Senjata Api, Komplotan Pencuri di Kabupaten Serang Ditangkap Polisi

Karena takut Jumadirawan tidak melawan, namun tiba-tiba komplotan tersebut malah mengeluarkan senjata api dan menembakinya hingga mengenai kakinya.

“Makanya saya tidak melawan dan situ saya langsung ditembak terkena bagian bawah kaki,”ujarnya.

Lanjut Jumadi Irawan, ia berusaha berlari ke halaman depan rumahnya, ternyata tiga pelaku terus mengejarnya dan melancarkan tembakan dengan membabi buta dari jarak dekat. Akibatnya korban terkena empat tembakan dibagian kaki, tangan dan pinggul.

“Dia mengejar saya membabi buta menembaki saya. Dan yang terakhir saya terkena empat peluru lagi, bagian tangan tiga dan bagian pinggil. Kalau tembakan berkali-kali,”tandasnya.

Diberitakan sebelumnya,Resmob Polres Serang berhasil mengungkap kasus penembakan percobaan pencurian yang terjadi di Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, pada Jumat, 3 November 2023 lalu.

Kapolres Serang AKBP Wiwin Setiawan mengatakan, pihaknya telah menangkap empat orang pelaku, yaitu DF, FF, WP, dan AA.

“Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku berjumlah enam orang” kata Wiwin, Selasa (9/1/2024).(Aep)




Malam-malam, Polisi Duel Dengan Wartawan di Mapolres Serang Kota Hingga Larut

Kabar6.com

Kabar6-Waktu menunjukan larut malam di plataran Satreskrim Polres Serang Kota, Sabtu (9/11/2019).

Meski begitu, Kapolres Serang Kota AKBP Edhi Cahyono belum juga meninggalkan tempat sehari-hari bekerjanya tersebut.

Dengan mengenakan baju batik warna coklat dilapisi jaket hitam ditubuhnya, AKBP Edhi Cahyono menantang jurnalis dalam acara ngariung bareng keluarga besar Polres Serang kota bersama awak media.

Kata dia, hal itu bagian dari langkah Polri dalam meningkatkan sinergitas antara polisi bersama wartawan, khususnya dengan jajaran Polres Serang Kota kedepan yang lebih solid lagi.

Dengan percaya diri, AKBP Edhi Cahyono berkeliling lapangan, manghampiri satu-persatu awak media hadir agar menyumbang suara dan lagu favoritnya masing-masing, dan itu dilakukan berkali-berkali sambil bercanda ditengah kerumunan yang hadir.

Nampak, AKBP Edhi Cahyono juga tidak segan-segan untuk menyanyikan lagu-lagu kesukaannya hingga acara ditutup. Mulai dari lagu kenangan hingga musik dangdut ia juga nyanyikan.

Suasana nampak cair antara personil dari Polres Serang Kota dengan wartawan malam tadi.

Silih berganti kedua belah pihak saling adu olah vokal, membuat suasana menjadi hangat.

Tidak sampai disitu saja, acara ngariung bareng keluarga besar Polres Serang kota bersama awak media itu juga diwarnai dengan aksi bakaran bersama, dengan menu ayam dan ikan bakar untuk selanjutnya disantap bersama, membuat plataran Satresktim Polres Serang Kota ramai.

“Yang penting bukan bagaimana menyanyinya bagus, tapi agar pendengarnya menjadi pusing,” seloroh Kapolres, disambut tepuk tangan.

**Baca juga: Aje kendor Jadi Judul Lagu, Walikota Serang Jingkrak-jingkrak.

Mendengarkan perkataannya tersebut, masing-masing perwakilan dari pihak polisi dan Wartawan unjuk kebolehannya masing-masing.

Acara berlangsung meriah dan tertib hingga larut, dengan ditutup sesi foto dan joget bersama.

“Ini acara kalian (wartawan,red), ayo maju semuanya,” tantang Kapolres.

Untuk diketahui, posisi jabatan Kapolres Serang saat ini dipegang oleh AKBP Edhi Cahyono yang sebelumnya menjabat Kasubbidpaminal Bidpropam Polda Bali.(Den)




Mengenal Sejarah Bangunan Tua Mapolres Serang Kota, Peninggalan Belanda

Kabar6.com

Kabar6-Opleidingen School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), sekolah kepamong prajaan zaman Hindia Belanda yang berdiri tahun 1900, kini menjadi Mapolres Serang. OSVIA jika kekinian statusnya sama dengan IPDN. Lokasinya ada di Jalan Ahmad Yani, Cipare, Kota Serang, Banten. Petinggi Polri, sebut saja Kapolri, Jenderal Tito Karnavian hingga Wakapolri, Komjen Ari Dono Sukmanto pernah menjabat sebagai Kapolres dengan pangkat AKBP saat itu. Kini, kapolresnya di jabat oleh AKBP Edhi Cahyono.

Sekolah ini dimasukkan ke dalam sekolah ketrampilan tingkat menengah dan mempelajari soal-soal administrasi pemerintahan. Masa belajarnya lima tahun, tetapi tahun 1908 masa belajar ditambah menjadi tujuh tahun. Pada umumnya murid yang diterima di sekolah ini berusia 12-16 tahun. Sebelumnya sekolah OSVIA bernama Hoofden School (sekolah para pemimpin).

Bangunannya pun masih terawat dengan baik. Suasana kuno nya pun masih kuat, terlihat mulai dari memasuki halaman Mapolres, kemudian aula yang masih berlantai kuno, Gedung Serba Guna (GSG) yang terlihat tiang kayu kokoh dan belum diganti begitupun dengan pintu dan jendelanya masih terawat dengan baik. Memasuki Mapolres Serang Kota seolah membawa kita kembali ke jaman kolonial penjajahan, nuansa kunonya masih terasa kuat dengan kebersihan dan taman yang asri.

“Karena bangunan ini ditetapkan menjadi cagar budaya atau bangunan yang dilindungi, maka ketentuannya kita tidak boleh merubah bentuk bangunan. Namun dalam perjalanannya kita tetap merawat bangunan ini, termasuk kita berusaha untuk mengecat ulang, merawat bagian yang rusak, kita menggunakan anggaran dari Polri,” kata Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono, ditemui diruangannya, Rabu (9/10/2019).

Pendirian OSVIA menjadi catatan penting. Menempatkan Serang sebagai kota pendidikan. Masa itu, hanya ada enam kota di Indonesia, dulu Hindia Belanda, yakni, Bandung, Magelang, Madiun, Blitar, Probolinggo, dan Serang.

OSVIA hanya satu dari beberapa sekolah di Kota Serang. Juga Normaal School, yang kini bangunannya dijadikan Markas Komando Resort Militer (Korem) 064/Maulana Yusuf Serang. Osvia yang kini ditempati Mapolres Serang Kota, digunakan untuk berbagai kegiatan kepolisian, mulai dari pelayanan SKCK, SIM dan pelayanan lainnya.

“Untuk perawatannya sendiri, sekarang masih menggunakan anggaran dari Polri. Jadi untuk operasionalnya, gedung-gedung yamg ada di Polres Serang Kota ini digunakan untuk full kegiatan kepolisian, terutama perkantoran dan melayani masyarakat,” terangnya.

Dalam catatan sejarah, pada tahun 1918, OSVIA membuka cabang di Bukittinggi, Sumatra Barat. Pada tahun 1927 seluruh cabang OSVIA digabungkan menjadi MOSVIA (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) yang berpusat di Magelang.

Bangunan aslinya masih terawat, namun karena kebutuhan operasional kepolisian dalam melayani masyarakat, maka dibangun beberapa perkantoran baru, seperti ruangan Satlantas, monitoring crissis center hingga rumah dinas bagi anggota kepolisian yang tidak merusak bangunan aslinya.

**Baca juga: Praktik Jual Beli LKS Di Ibu Kota Banten.

“Bagi anggota (Polres Serang Kota), kita harus bangga bisa menempati bangunan bersejarah, karena hanya ada enam bangunan seperti ini di Indonesia. Kemudian kota berusaha semampu kita dengan anggaran yang ada untuk melestarikan dan merawat bangunan yang sudah ada,” jelasnya.

Edhi Cahyono pun tak melarang bagi masyarakat umum yang ingin berwisata ke Mapolres Serang Kota, yang notabene bangunan bersejarah Osvia. Kini, kunjungan yang paling banyak ke bangunan peninggalan Belanda itu baru dari pelajar dan mahasiswa.

“Selain untuk operasional juga bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk foto-foto dan sebagainya. Ada beberapa dari sekolah kesini, mereka datang untuk berfoto dengan latar belakang bangunan,” ujarnya.(Dhi)