1

Pemkot Tangerang Mangkir Lagi di Persidangan, Korban Penggusuran Kecewa

Kabar6.com

Kabar6-Ketidakhadiran pihak tergugat atau Pemerintahan Kota Tangerang, membuat korban penggusuran sengketa tanah merasa kecewa.

Sudah dua kali jadwal persidangan terpaksa harus ditunda, Pemkot Tangerang mangkir lagi.

Sebelumnya, Senin (13/5/2019) lalu pihak tergugat Pemkot Tangerang tidak menghadiri persidangan pertama. Sidang lanjutan kembali digelar, Pemkot Tangerang kembali mangkir dalam panggilan persidangan oleh Pengadilan Negeri Kota Tangerang.

“Saya merasa kecewa ketidak hadiran Pemkot Tangerang dalam persidangan ini. Sudah dua kali sidang ini ditunda,” ungkap Kusmiati, korban pergusuran saat dimintai keterangan di Pengadilan Negeri Kelas 1 A Tangerang, Senin (20/5/2019).

Kendati demikian, warga korban pergusuran pun meminta Pemkot Tangerang menghadiri persidangan.

Namun, apabila tetap tidak dapat menghadiri persidangan supaya mengakui kekalahannya dalam persidangan.

“Harapannya biar rumah bisa dibangun kembali dan kami bisa buka usaha biar bisa nyari tambahan,” harapnya.

**Baca juga: Sidang Lanjutan, Pemkot Tangerang Mangkir Lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh, Aji mengatakan Pemkot Tangerang tidak mempunyai keberpihakannya kepada masyarakat kecil sebagai warga kota Tangerang.

Dalam perkara persidangan Pemkot Tangerang tidak dapat menghadiri atas panggilan dari Pengadilan. “Perhatikanlah dan lindungilah masyarakat kecil,” terangnya. (Oke)




Korban Meninggal Penyelenggara Pemilu, Ahmad Syailendra: Mari Kita Panjatkan Doa

Kabar6.com

Kabar6-Musibah yang melanda tim penyelenggara dan pengamanan pemilu di Kota Tangerang kini kian bertambah.

Satu orang dari Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) dan satu orang dari kalangan TNI meninggal dunia, serta 24 orang petugas penyelenggara yang sedang dirawat oleh medis.

“Saya pikir kita patut berdoa pada penyelenggara yang meninggal. Ada satu dari KPPS dan Tantara satu juga dan update data yg ada di KPU Kota Tangerang ada 24 baik KPPS, PPS, PPK yang sedang dirawat,” ujar Ketua KPU Kota Tangerang, Ahmad Syailendra saat melakukan Jumpa Pers di Kantor KPU Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2019).

Tentunya, Syailendra berharap kepada petugas yang sedang dirawat dapat diberikan kesembuhan dan bisa beraktivitas lagi.

“Mudah-mudahan kita berdoa, mereka yang memang sedang dirawat diberikan kesembuhan dan bisa beraktivitas lagi,” harapnya.

**Baca juga: 30 Personel Polisi Jaga Rekapitulasi Suara di KPU Kota Tangerang.

Namun, Syailendra turut mengapresiasi kepada seluruh petugas dari tingkat TPS, PPS, PPK serta jajaran TNI dan Polri yang bekerja atas pelaksanaan perhitungan hasil pemilu.

“Kemudian saksi atas pelaksanaan proses penghitungan di TPS dan jajaran pengawas pemilu,” terangnya. (Oke)




Cisadane Meluap, Karang Taruna Bantu Korban Banjir Pakulonan Barat

Kabar6.com

Kabar6-Karang Taruna Pakulonan Barat Banjir terjun membantu warga Pakulonan Barat yang terkena banjir akibat meluapnya sungai Cisadane.

“Selain membantu warga dalam membersihkan rumah Kami juga memberikan bantuan logistik,” ujar Ketua Karang Taruna Maman, Jum’at (26/4/2019).

Adapun bantuan logistik yang diberikan adalah sejumlah kebutuhan pokok seperti mie instan, telur, gula dan air mineral.

**Baca juga: Cisadane Meluap, 50 Rumah Warga Pakulonan Barat Terendam.

“Mudah-mudahan bermanfaat buat warga yang kena musibah,” kata Maman.

Camat Kelapa Dua Dadan Gandana mengapresiasi tindakan positif kelompok pemuda itu.

“Saya bangga dengan kesigapan Karang Taruna, warga sangat terbantu,” katanya. (Jic)




Tragedi Stadion Mini Cikupa, Ibu Korban Trauma Melihat Pagar

Kabar6.com

Kabar6-Sudah enam hari pasca tewasnya Fairus Elbahri (4) karena tertimpa pagar stadion mini Cikupa, Kartika ibu bocah malang itu masih terpukul dan trauma.

“Istri saya masih terpukul dan trauma kalau lihat pagar,” ujar Mohammad Romli, ayah Fairus kepada Kabar6.com, Selasa (23/4/2019).

Menurut Romli, sampai saat ini istrinya selalu menangis histeris jika melihat pagar stadion mini yang tak jauh dari rumahnya. “Apalagi melihat pagar dan pintu gerbang itu, dia menangis dan pingsan.”

Untuk itu, Romli berharap agar secepatnya pagar yang roboh itu diperbaiki dan dipasang kembali. Romli tidak tahu siapa yang bertanggung jawab dalam masalah ini.

**Baca juga: Geng Motor di Tangsel Bacoki Lawan Hingga Tewas.

“Mau siapa yang benerin pagar itu, yang penting jangan dibiarkan tergeletak begitu saja,” katanya.

Fairus Elbahri meregang nyawa setelah tertimpa pintu pagar gerbang masuk Stadion mini Kecamatan Cikupa, Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. (bam)




Tragedi Stadion Mini Cikupa, Ibu Korban Selalu Menangis dan Pingsan

Kabar6.com

Kabar6-Kartika, ibu Fairus Elbahri (4), bocah tewas tertimpa pagar stadion mini Cikupa masih berduka atas musibah yang merenggut nyawa anak semata wayangnya.

“Istri saya masih berduka, selalu menangis dan pingsan terus,” ujar Mohammad Romli ayah Fairus saat ditemui Kabar6.com di rumahnya, Selasa (23/4/2019).

Menurut Romli, istrinya belum bisa menerima kepergian putra kesayangannya itu. “Kalau teringat selalu pingsan, karena anak baru satu dan sangat kami sayangi,” kata Romli tak kuasa menahan tangis.

**Baca juga: Geng Motor di Tangsel Bacoki Lawan Hingga Tewas.

Fairus Elbahri meregang nyawa setelah tertimpa pintu pagar gerbang masuk Stadion mini Kecamatan Cikupa, Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah enam hari dari kejadian itu, masih bersedih dan terpukul. (Bam)




Tragedi Stadion Mini, Camat Cikupa Prioritaskan Perbaikan Ketimbang Nasib Korban

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Tangerang lebih memprioritaskan perbaikan pagar gerbang Stadion mini ambruk ketimbang menanggapi adanya korban jiwa dalam tragedi itu. Tragedi ambruknya pintu pagar stadion itu menewaskan Fairus Elbahri (4).

“Langsung saya koordinasi ke Dinas terkait untuk secepatnya diperbaiki kembali,” kata Hendar Herawan kepada Kabar6.com diruang kerjanya, Senin (22/4/2019) tanpa menyingung korban dalam kejadian tersebut.

**Baca juga: Bocah 4 Tahun Tewas Tertimpa Pagar Pintu Gerbang Stadion Mini Cikupa.

Fairus Elbahri (4), anak dari pasangan Mohamad Romli dengan Kartika meregang nyawa setelah tertimpa pintu pagar gerbang masuk Stadion mini Kecamatan Cikupa, Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Warga Kampung Palahlar Rt 01/01 Desa Budimulya tersebut tidak tertolong.

Hendar Herawan mengatakan pembangunan kedepannya harus lebih baik, teliti dan melihat sisi keamanannya. (Bam)




Ini Alasan Korban Penggusuran Batu Jaya Gugat Pemerintah Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 33 warga Kelurahan Batu Jaya Kota Tangerang resmi melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Tangerang terkait penggusuran yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang.

Kuasa hukum warga Jenny Sirait mengatakan ada beberapa alasan dan pertimbangan akhirnya warga melayangkan gugatan ini. “Salah satunya, kami menganggap penggusuran ini melawan hukum,” ujarnya Selasa (16/4/2019).

Akibat penggusuran yang telah dilakukan pada 3 Oktober 2018, kata Jenny, sebanyak 33 orang yang terdiri dari empat kepala kekuarga kehilangan tempat tinggal kareba gusur paksa tersebut.

“Sudah enam bulan tidak ada kepastian warga yang digusur.” Pemerintah Kota Tangerang, kata Jenny, seharusnya bertanggung jawab atas perlindungan Hak Asasi Manusia.

Penggusuran paksa ini, menurut Jenny, pemerintah sudah melanggar hak asasi manusia. “Warga sudah 59 tahun menetap digusur begitu saja.”

Selain Pemerintah Kota Tangerang, warga juga menggugat am Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Kepolisian, TNI dan Badan Pertanahan Nasional.

“BPN kami juga gugat karena sebagai pihak ketiga yang mempunyai tanggung jawab terkait dengan status tanah,” ucap Jenny.

Jenny memastikan pendaftaran gugatan berjalan lancar. Menurut Jenny, gugatan tidak memandang bulu, walaupun lembaga negara jika dianggap sudah melanggar keadilan masyarakat harus dilawan. “Siapapun itu harus dilawan.”

**Baca juga: Segel Amplop Surat Suara di Solear Terbuka, Warga Heboh.

Pemerintah Kota Tangerang melakukan penggusuran terhadap puluhan kepala keluarga itu karena lokasi tersebut untuk perluasan SD Negeri 1 Batu Jaya. Eksekusi pengosongan lahan ini telah dilakukan pada 3 Oktober 2018 lalu. (Eko)




Cara Korban Penggusuran di Kelurahan Batu Jaya Bertahan Tinggal

Kabar6.com

Kabar6-Warga korban penggusuran di Kelurahan Batu Jaya, Kota Tangerang memilih bertahan dari pada hengkang dari tanah yang mereka tempati puluhan tahun itu. Caranya, mereka mendirikan posko dan mengontrak rumah di sekitar lokasi penggusuran sebagai cara bertahan tinggal.

Julaiha, 59 tahun misalnya, hingga kini masih tetap bertahan didekat area pergusuran dengan cara mengontrak rumah. Nenek ini, tinggal bersama lima orang anaknya. ” Biaya ngontrak Rp 800 perbulan dengan listrik,” katanya kepada Kabar6.com.

Julaiha menuturkan, kondisinya semakin terjepit untuk tetap bertahan hidup karena kondisi sang suami yang tidak bekerja karena trauma setelah ada pergusuran tersebut.

Untuk memenuhi biaya hidup dan bayar kontrakan, Julaiha harus banting tulang. Dia berjualan makanan ringan di dekat sekolah. Hasil jualan kadang sehari Rp20 ribu, kadang Rp50 ribu,” katanya.

Sementara untuk bayar kontrakan, Julaihan saat ini masih mengandalkan dari anak-anaknya.

Julaiha adalah satu dari 33 warga Kelurahan Batu Jaya, Kota Tangerang yang terkena gusur proyek perluasan lahan SD Negeri 1 Batu Jaya yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang.

Eksekusi penggusuran sudah dilakukan sejak 3 Oktober 2018 lalu. Saat ini bangunan dilokasi itu telah diratakan dengan tanah dan dipagar keliling.

**Baca juga: Begini Kronologi Penggusuran di Batu Jaya Kota Tangerang Versi Warga.

Julaiha berharap ada ganti rugi dari Pemerintah Kota Tangerang atas tanah dan bangunan yang mereka huni puluhan tahu itu.”Umur saya sudah tua, rasanya tidak mungkin dill untuk membeli rumah,” katanya dengan nada pasrah. (Eko)




Truk Tanah Lindas Pengendara Motor di Dadap, Korban Tewas dan Kritis

Kabar6.com

Kabar6-Satu orang tewas dan satu kritis akibat kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Perancis tepatnya di depan Duta Bandara Permai, Dadap, Kosambi, Sabtu petang (13/4/2019), pukul 16.30 WIB.

Kecelakaan terjadi saat sebuah sepeda motor mencoba menyalip truk pengangkut tanah.

“Saat truk tanah melintas kearah Dadap, korban dengan mengendarai sepeda motor berusaha melewati truk tapi naas motor korban oleng masuk ke kolong truk,” ujar Jandri, salah seorang warga saat ditemui dilokasi.

**Baca juga: Andi Achmad Dara Dorong Perkuat Pengamalan Pancasila.

Menurut Jandri, saat itu jalanan licin karena habis diguyur hujan. “Karena jalan licin motor oleng dan dan jatuh mengenai truk tanah, salah satu korban terpental dan masuk ke dalam kolong truk langsung meninggal di tempat,” Jandri menuturkan.

Belakangan diketahui, korban meninggal dalam kecelakaan itu bernama Alam (17) warga Sepatan dan Ali Matyani warga Sarankan Dadap dalam kondisi kritis yang langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. (Jic)




Lima Jenazah Korban Tsunami Dimakamkan di Pandeglang

Kabar6-Polda Banten bersama Polres Pandeglang akhirnya memakamkan lima orang korban tsunami Selatan Sunda yang tidak teridentifikasi oleh Tim DVI Polri di TPU Nini Aki, di Kampung Perang, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Jumat (4/1/2019).

Kabid Dokkes Polda Banten AKBP Nariyana menyebutkan, kelima jenazah tersebut terdiri atas 2 jenazah pria dewasa, 2 wanita dewasa, dan 1 balita wanita. Mereka sudah berada di RSUD Berkah Pandeglang sejak hari kesepuluh pasca bencana tsunami selat sunda menerjang pesisir Pandeglang.

Secara kondisi jenazah kelima korban tersebut masih baik. Bahkan tanda dan sesuatu yang melekat pada tubuh korban juga masih ada.

” Namun hingga kini keluarga yang melapor tidak ada yang cocok atau match dengan jenazah yang ditemukan. Jadi saya tidak tahu, apakah jenazah warga Pandeglang atau non Pandeglang,” jelasnya.

Polisi sudah mencatat DNA dan ciri-ciri korban. Bahkan DNA jenazah pun sudah dikirim ke Lab DNA Mabes Polri. Apabila nantinya ada masyarakat yang merasa kehilangan, dengan ciri-ciri yang hampir mendekati, diminta untuk berkoordinasi dengan Dokkes Polda Banten.

” Apabila ada masyarakat yang merasa kehilangan, dengan ciri-ciri yang hampir mendekati silakan berkoordinasi dengan kami. Nanti kami perdalam Ante Mortem dan kami lakukan pemeriksaan DNA lanjutan apabila ada kemiripan pada keluarga korban,” ungkap Nariyana.

Adapun ciri-ciri kelima jenazah yang belum teridentifikasi tersebut yaitu:

Jenazah pertama, laki-laki yang diperkirakan berusia 20-30 tahun. Terdapat ciri khusus berupa rambut lurus hitam panjang 1,5 cm, tinggi badan 157 cm, panjang telapak kaki 22 cm, memakai gelang manik manik bulat bahan kayu warna coklat dengan tali benang.

Jenazah kedua, yakni seorang balita perempuan berusia 4-5,5 tahun. Ciri khusus terdapat tahi lalat berwarna hitam di dahi, pelipis kanan dan di bawah kelopak mata kiri, pakaian gaun bahan kaos warna biru jenis long dres.

Jenazah ketiga, perempuan dewasa berusia antara 30-45 tahun dengan tinggi 150 cm. Ciri khususnya berupa kuku jari kedua tangan tampak panjang dengan ujung kuku terpotong rata, rambut hitam beruban lurus panjang 11 cm. Pada kedua lututnya ada jaringan parut berwarna lebih terang dr sekitarnya.

**Baca juga: Bangunan Milik Bupati Buru Selatan di Ciputat Disegel.

Jenazah keempat perempuan berusia sekitar 27-40 tahun dengan tinggi badan 155 cm. Ada ciri khusus berupa bekas tindikan dikedua telinga serta berambut hitam dengan panjang 17 cm.

Sedangkan jenazah kelima, merupakan seorang laki-laki dewasa, umur antara 40-50 tahun, memakai kaos singlet berwarna putih dengan ukuran 36. (aep)