1

Benarkah Diet Tanpa Nasi Ampuh Turunkan Berat Badan?

Kabar6-Diet tanpa nasi semakin diminati oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki kelebihan berat badan. Hal ini karena mengurangi makan nasi dianggap dapat membantu menurunkan berat badan.

Namun, apakah diet ini efektif? Diet tanpa nasi, melansir doktersehat, adalah metode penurunan berat badan yang mengurangi atau menghilangkan karbohidrat dari nasi dalam menu makan sehari-hari.

Tak hanya menurunkan berat badan, mengurangi nasi juga memberikan manfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), meningkatkan fungsi ginjal, dan mengontrol diabetes. Meski begitu, ada risiko yang patut Anda waspadai ketika mengurangi karbohidrat dari nasi.

Ada banyak metode diet menjanjikan penurunan berat badan, salah satu yang kian populer adalah diet dengan mengurangi atau bahkan menghindari makan nasi sama sekali.

Dengan mengurangi nasi dianggap dapat mengurangi asupan kalori dan karbohidrat yang memicu kenaikan berat badan. ** Baca juga: Hangatkan Makanan Sisa dengan Cara Sehat

Namun, menghilangkan karbohidrat dari makanan tidak menjamin menurunkan berat badan dan kesehatan lainnya. Agar benar-benar mempertahankan berat badan yang sehat, mungkin perlu mengontrol asupan makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) dan asupan kalori secara keseluruhan. Ini bertujuan untuk membuang racun tanpa membuat Anda merasa lapar.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Profesor Tomoko Imai dari Doshisha Women’s College of Liberal Arts di Kyoto, Jepang, menunjukkan fakta sebaliknya. Dalam penelitian terungkap, salah satu cara yang dianjurkan untuk mengurangi angka obesitas adalah makan nasi.

Alasannya, makan nasi akan membuat Anda merasa kenyang dan akan menekan keinginan untuk mengonsumsi makanan lain, sehingga dapat menghindari makan berlebihan yang menyebabkan peningkatan berat badan.

Menu diet tanpa nasi bukan berarti menghindari semua jenis karbohidrat, tetapi ada beberapa makanan pengganti nasi yang masih bisa anda konsumsi. Makanan berkarbohidrat lainnya, termasuk kentang, sereal gandum, atau roti gandum.(ilj/bbs)




Apa Saja Sumber Karbohidrat Sehat untuk Program Diet?

Kabar6-Selama ini karbohidrat sering dianggap sebagai salah satu penyebab utama kenaikan berat badan. Padahal, tidak semua karbohidrat diciptakan sama.

Makanan cepat saji, olahan yang tinggi gula, dan biji-bijian olahan jelas tidak sehat dan menggemukkan. Sementara, makanan utuh dan kaya serat merupakan makanan yang tergolong sehat.

Bagi sebagian orang, menjalani diet rendah karbohidrat memberikan manfaat dan hasil yang diinginkan, namun bukan berarti Anda menghindari semua makanan tinggi karbohidrat. Ini karena, melansir harpersbazaar, ada makanan tinggi karbohidrat yang dinilai sangat sehat. Apa sajakah makanan yang dimaksud?

1. Quinoa
Quinoa adalah seed bergizi yang diklasifikasikan sebagai pseudocereal, yakni seed yang dimakan seperti biji-bijian. Berdasarkan sebuah jurnal pada 2014, quinoa yang dimasak mengandung 21,3 persen karbohidrat, menjadikannya makanan tinggi karbohidrat, serta merupakan sumber protein dan serat yang baik.

Makanan ini tidak mengandung gluten, menjadikannya alternatif bagi Anda yang menjalani diet bebas gluten. Quinoa cenderung mengenyangkan karena relatif tinggi serat dan protein, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.

2. Gandum (oats)
Gandum (oats) merupakan sumber vitamin, mineral, antioksidan, dan protein yang relatif lebih baik dibandingkan dengan kebanyakan biji-bijian lainnya.

Penelitian pada 2013 menunjukan, gandum dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol. Serta dapat menurunkan kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes tipe 2.

Oat mentah mengandung sekira 66 persen karbohidrat dan juga tinggi serat larut, yang disebut oat beta-glucan, sehingga sangat mengenyangkan dan dapat membantu menurunkan berat badan.

3. Ubi jalar
Ubi jalar terbukti mampu meningkatkan kadar adiponektin, yakni hormon yang mengatur gula darah dan membantu mendorong metabolisme lebih cepat.

Ubi jalar bebas lemak dan memiliki lebih sedikit kalori dan natrium dibandingkan kentang putih, serta diperkaya akan provitamin A (dari beta-karoten), vitamin C, kalium, dan antioksidan yang dapat membantu mengurangi kerusakan oksidatif, menurunkan risiko beberapa penyakit.

4. Barli (barley)
Barli (barley) atau disebut juga dengan jelai termasuk ke dalam biji-bijian yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kadar hormon yang terkait dengan rasa kenyang.

Sebuah penelitian di Swedia menemukan, biji jelai rebus dapat mengubah bakteri di usus Anda, yang pada gilirannya dapat meningkatkan metabolisme tubuh.

Peneliti juga menemukan, barli diperkaya akan serat yang terbukti dapat mengurangi sensasi lapar. Anda dapat menambahkan barli ke dalam menu sarapan, makanan yang dipanggang, atau memasukkannya ke dalam salad dan sup.

5. Kacang polong
Kacang polong harus berada di urutan teratas daftar camilan Anda karena mengandung serat dan protein. Sebuah studi pada 2014 mengungkapkan, makan kacang-kacangan, yang mencakup buncis, kacang polong, dan lentil dapat mencegah makan berlebihan dan membantu mengatur berat badan.

6. Beetroot
Beetroot adalah sayuran berakar ungu yang biasa disebut bit, mengandung sekira 8–10 persen karbohidrat. Bit dikemas dengan vitamin, mineral, antioksidan kuat, dan senyawa lainnya seperti mengandung nitrat anorganik tinggi, yang berubah menjadi oksida nitrat dalam tubuh Anda.

Nitrat oksida diketahui dapat membantu menurunkan tekanan darah dan dapat menurunkan risiko beberapa penyakit. ** Baca juga: Praktis, Menu Sahur yang Jadikan Anda Lebih Berenergi Selama Puasa

7. Greek yoghurt
Camilan yoghurt dapat membantu Anda menurunkan berat badan. Penelitian telah menemukan, mengonsumsi yoghurt probiotik, bersama dengan diet rendah kalori, dapat membantu mengurangi BMI dan persentase lemak tubuh Anda.

Pilihlah greek yoghurt rendah lemak yang memberikan kombinasi yang kuat antara gula alami dan lemak yang mengenyangkan, bersama dengan protein.

Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak dan protein sehat dapat mencegah penurunan kadar gula darah, yang akan membantu mencegah keinginan akan gula.(ilj/bbs)




Meski Berkalori Tinggi, 5 Makanan Ini Tetap Sehat

Kabar6-Banyak yang menganggap, makanan berkalori tinggi adalah makanan cepat saji yang dapat memberi efek buruk pada tubuh. Padahal, tidak semuanya demikian.

Ada beberapa makanan berkalori tinggi yang justru dapat memberi manfaat untuk tubuh. Melansir Okezone, berikut lima jenis makanan berkalori tinggi yang sebenarnya sehat untuk dikonsumsi:

1. Minyak zaitun
Minyak zaitun adalah sumber lemak tak jenuh tunggal yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Satu sendok makan sumber lemak sehat ini mengandung 120 kalori dan 14 gram lemak.

2. Kurma
Kurma secara alami manis dan dapat mengekang keinginan mengonsumsi gula Anda. Setiap kurma mengandung 23 kalori.

3. Kacang
Kacang dan biji-bijian memang sehat tetapi juga tinggi kalori. Sebanyak 100 gram campuran kacang-kacangan mengandung 462 kalori.

4. Yoghurt
Satu porsi 3/4 cangkir yoghurt mengandung sekira 150 kalori. Ini juga tinggi protein dan rendah karbohidrat. ** Baca juga: Puasa Sehat Tanpa Takut Kekurangan Nutrisi

5. Selai kacang
Satu sendok makan selai kacang mengandung 100 kalori per sendok makan. Selain ini kaya dengan protein, serat, dan lemak sehat serta fitonutrien.

Jadi, jangan takut mengonsumsi kelima makanan di atas karena memang menyehatkan.(ilj/bbs)




3 Jenis Makanan yang Disebut Paling Ideal untuk Diet Sehat

Kabar6-Diet dianggap menjadi salah satu cara paling mudah untuk menurunkan berat badan. Diet sendiri memiliki beragam jenis sehingga tak bisa asal dilakukan, terlebih tanpa konsultasi dengan dokter. Hal ini karena kebutuhan kalori tiap orang berbeda.

Mengurangi jumlah kalori dapat dilakukan dengan memilih jenis asupan yang baik dan lebih mengenyangkan. Melansir Viva, ada tiga jenis makanan agar Anda tetap dapat menjaga bobot tubuh sekaligus membangun imunitas dengan baik. Apa sajakah itu?

1. Karbohidrat
Karbohidrat menjadi kebutuhan pokok tiap orang, meski telah menjalani diet sekalipun. Jangan pernah mencoba diet dengan tanpa mengonsumsi karbohidrat sama sekali.

Pilihlah jenis karbohidrat yang membuat kenyang lebih lama. Ada jenis karbohidrat kompleks yang membuat penyerapannya dilakukan secara perlahan oleh tubuh. Beberapa jenis karbohidrat kompleks seperti nasi merah, gandum, atau shiratake.

Diet sehat itu selain kalori terpenuhi, gizi juga seimbang. Salah satu syarat kenyang, karbohidrat harus terpenuhi seperti dari nasi merah.

2. Protein
Jenis tinggi protein dan rendah lemak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi demi memangkas bobot tubuh berlebih. Pilihannya seperti daging ayam tanpa kulit, tempe, hingga tahu.

Cara pengolahan pun harus tepat yakni direbus, tumis, bakar, panggang, atau goreng dengan sangat sedikit minyak. Hal ini karena minyak adalah sumber lemak yang disarankan dengan batasan lima sendok makan per hari. Jika ingin memakai minyak, pilih jenis yang sehat seperti minyak zaitun.

Jika ingin mendapatkan tinggi protein dan mengenyangkan, pilih cara dengan pepes, bakar, panggang, sop, atau tumis. ** Baca juga: Pola Makan Harian Mainkan Peran Penting Bagi Kondisi Kesehatan Anda

3. Serat
Kebutuhan serat dipenuhi dari aneka sayur dan buah. Serat sendiri akan mampu membuat tubuh merasa lebih kenyang dari biasanya. Karena itulah, buah dan sayur perlu dikonsumsi untuk membuat bobot tubuh lebih ideal.

Anda disarankan memperbanyak konsumsi serat dari sayur dan buah karena serat bisa memperlambat proses penyerapan di lambung jadi kenyang lebih lama.

Bagi yang tak suka sayur bisa modifikasi cara pengolahannya, misal tumis dengan lauk yang disukai atau campur dengan telur dadar. Hal ini karena sayur dan buah juga merupakan sumber vitamin dan mineral.

Konsumsi sayur dan buah diperbolehkan tiga porsi agar daya tahan tubuh tetap baik. Vitamin dan mineral yang terpenuhi membuat Anda tidak gampang sakit.(ilj/bbs)




Kenali Makanan dan Minuman yang Dapat Ubah Mood Anda

Kabar6-Makanan yang dikonsumsi dapat berdampak besar pada suasana hati atau mood. Karena itulah, banyak orang bekerja sambil menikmati minuman kopi atau cokelat, agar dapat menjaga mood tetap baik.

Hal ini karena hampir sekira 90 persen reseptor serotonin terletak di usus, sehingga tidak mengherankan bahwa beberapa makanan yang dikonsumsi dapat menjadi pendorong suasana hati yang nyata.

Nah, ada beberapa makanan yang tidak sehat dan juga dapat memengaruhi mood menjadi buruk. Dalam sebuah studi terbaru, melansir Okezone, para peneliti menemukan makanan nomor satu yang dapat membuat suasana hati menjadi buruk. Sebanyak 2.000 orang dewasa di Inggris Raya ditanyai tentang makanan yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap mood mereka.

Hasilnya, makanan terburuk untuk mood adalah donat. Hal ini terjadi karena banyak orang cenderung mengonsumsi donat di pagi hari, dan mengalami masalah pada gula darah mereka di kemudian hari. ** Baca juga: Lelah Hati, Perhatikan 5 Tandanya

Donat adalah kombinasi karbohidrat sederhana dan minyak, dua kandungan ini dapat mengganggu kesehatan usus dan memengaruhi mood. Beberapa makanan atau minuman lainnya yang buruk untuk usus di antaranya alkohol, minuman ringan, minuman energi, dan kudapan yang penuh dengan karbohidrat sederhana.

Di sisi lain, makanan dan minuman yang dapat meningkatkan mood baik yakni kopi, cokelat hitam, anggur, popcorn, pisang, kacang-kacangan, buncis, kelapa, almond, alpukat, beri, jeruk, dan teh.(ilj/bbs)




Pilih 4 Jenis Kentang dengan Karakter yang Berbeda-beda

Kabar6-Kentang adalah salah satu sumber karbohidrat yang cukup digemari sebagai pengganti nasi. Jenis umbi-umbian yang punya nama latin Solanum tuberosum ini tergolong mudah untuk diolah dan dikreasikan jadi berbagai menu pembuka, utama, maupun penutup yang tentu saja lezat.

Seperti jenis sayuran lain, kentang juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Melansir Fimela, berikut empat jenis kentang yang dimaksud:

1. Kentang putih
Kentang dengan daging berwarna putih sebenarnya memiliki rasa hambar, cenderung keras, susah dihaluskan atau tidak punel saat matang. Kentang putih lebih cocok dijadikan makanan seperti sambal goreng, sup, dan siomay yang tidak perlu diolah berlebihan.

2. Kentang mentega
Kentang mentega memiliki daging berwarna kuning dan rasanya lebih enak karena terksturnya lembut dan punel. Bahkan kentang ini terasa lebih gurih jika dimasak menjadi perkedel.

Kentang mentega sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu kentang granola yang punya kadar air tinggi, serta kentang tes yang cocok untuk keripik atau kentang goreng.

3. Kentang merah
Kentang dengan kulit berwarna merah ini dagingnya tetap berarna kuning dan diketahui memiliki kandungan karoten yang tinggi sehingga sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung serta menjaga daya tahan tubuh.

Kentang merah juga bisa diolah menjadi berbagai menu masakan. ** Baca juga: Alasan Ilmiah Anda Susah ‘Move On’ dari Gebetan

4. Kentang hijau
Sebaiknya Anda tidak membeli kentang dengan kulit hijau. Warna ini umumnya tidak terlihat saat dalam kondisi utuh. Kentang hijau sebenarnya masih terlalu muda sehingga dikhwatirkan mengandung senyawa solanin yang bersifat racun.

Jadi jika ingin beli kentang baik dan berkualitas, pastikan memerhatikan empat jenis kentang di atas, dan beli sesuai kebutuhan.(ilj/bbs)




Demi Kesehatan, Kapan Waktu Terakhir Boleh Makan Malam?

Kabar6-Berbagai studi telah membuktikan, makan malam terlalu larut meningkatkan kemungkinan terjadinya kenaikan berat badan. Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan kondisi ini.

Pertama, karena adanya irama sirkadian dalam tubuh manusia. Irama sirkadian merupakan jam alami dalam tubuh, yang mengatur berbagai macam keseimbangan hormon, denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh agar berada dalam kondisi yang sesuai dengan aktivitas seseorang.

Pada malam hari, secara alamiah tubuh akan mengistirahatkan organ-organnya karena mempersiapkan diri untuk tidur. Mengonsumsi makanan terlalu malam menyebabkan lebih banyak makanan yang disimpan tubuh sebagai lemak, dibandingkan yang diubah menjadi energi untuk beraktivitas.

Kedua, bila makan malam dilakukan terlalu larut, umumnya rasa kelaparan sudah terjadi. Jika Anda makan dalam kondisi sangat lapar, hal itu berisiko tinggi untuk menyebabkan Anda makan secara berlebihan.

Hingga saat ini sebenarnya tak ada petunjuk baku kapan makan malam terakhir boleh dilakukan. Namun secara medis, melansir Klikdokter, Anda dianjurkan untuk makan malam paling lambat tiga jam sebelum tidur. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan bagi lambung dan usus untuk mencerna dan memetabolisme makanan dengan baik.

Selain itu, beberapa pakar gizi menyatakan, jam makan malam terbaik adalah pada pukul 17.00-18.00. Hal ini untuk memberikan waktu lebih banyak bagi saluran pencernaan agar dapat menyerap dan memetabolisme makanan.

Selain itu, pada waktu tersebut umumnya Anda belum merasa lapar. Makan sebelum kelaparan akan mempermudah Anda dalam mengontrol asupan makanan yang akan dikonsumsi.

Tak hanya penentuan jam makan malam saja yang penting. Pemilihan makanan juga memengaruhi kesehatan. Agar asupan kalori tak berlebihan, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein yang tinggi. Makanan tinggi serat terdapat pada sayuran dan buah.

Makanan tinggi protein bisa didapatkan dari konsumsi tahu, tempe atau ikan. Makanan ini juga menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan jika mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat. ** Baca juga: Pola Makan yang Tepat Bantu Tingkatkan Kondisi Kesehatan Anda

Namun, ada kalanya Anda sulit untuk menahan lapar di malam hari. Misalnya saat Anda harus lembur atau begadang untuk mengerjakan tugas tertentu. Bila minum air putih tak dapat menghilangkan rasa lapar Anda, maka pilihlah makanan sehat yang rendah kalorinya.

Pilih makanan yang jumlah kalorinya tak lebih dari 100 kkal seperti buah, yoghurt, kacang rebus, atau oat yang dicampur dengan susu rendah lemak. Hindarilah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat atau minuman yang manis di malam hari jika tak mau berat badan Anda bertambah.

Jadi, mulailah membiasakan untuk makan malam tak terlalu larut agar kesehatan tubuh lebih terjaga. Selain itu, mengatur waktu makan malam juga membantu Anda untuk menjaga berat badan, sehingga bisa menjaga penampilan tetap prima.(ilj/bbs)




5 Karbohidrat Sehat untuk Turunkan Berat Badan

Kabar6-Sejumlah pelaku diet sering salah persepsi terhadap karbohidrat, yaitu dapat meningkatkan berat badan. Padahal, karbohidrat sangat penting untuk tubuh dan tidak semua karbohidrat buruk.

Banyak jenis karbohidrat yang kaya akan nutrisi dan menjadi sumber energi yang sangat baik. Melansir Healthmeup, lima karbohidrat berikut membantu Anda kenyang lebih lama, sekaligus sehat untuk menurunkan berat badan:

1. Barley (jelai)
Peneliti mengungkapkan, barley mengandung banyak nutrisi sehat dan mampu mencukupi 20-25 persen kebutuhan serat tubuh. Barley dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama dengan cara menaikkan kadar gula darah secara perlahan, dan sangat rendah kalori.

2. Kacang-kacangan
Peneliti mengatakan, mereka yang mengonsumsi kacang secara teratur, dapat menurunkan risiko 23 persen mengalami pelebaran lingkar pinggang. Selain itu, konsumsi kacang juga dapat menurunkan risiko sebanyak 22 persen untuk mengalami obesitas.

Meskipun kandungan serat tiap-tiap jenis kacang akan berbeda, semua jenis kacang tinggi kandungan protein dan zat besi.

3. Oatmeal
Hampir separuh kandungan serat di oatmeal adalah serat yang laut air. Jenis serat ini akan membentuk gel saat masuk ke perut, dan menjaga Anda merasa kenyang untuk waktu yang lebih lama.

Dengan menambahkan serat yang larut ini, akan menurunkan timbunan lemak dalam dinding perut, dan lemak yang menumpuk di sekitar organ tubuh. Secara tidak langsung oatmeal dapat membuat Anda terhindar dari berbagai gangguan metabolik, penyakit jantung dan pembuluh darah dan juga diabetes.

4. Ubi
Ubi dapat mencukupkan kebutuhan serat dan antioksidan. Selain itu, ubi juga kaya beta karoten dan vitamin. Dengan menambahkan ubi ke menu diet, akan membuat Anda kenyang lebih lama dan juga dapat mencukupkan kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Kacang polong
Setengah cangkir kacang polong dapat mencukupkan 12 persen kebutuhan zink harian Anda. Jenis karbohidrat ini juga dapat mengurangi rasa lapar dengan meningkatkan kadar leptin dari tubuh.

Leptin adalah hormon yang mengingatkan otak bahwa perut Anda sudah cukup makan. ** Baca juga: Kebanyakan Selfie Bisa Bikin Anda Cepat Tua?

Yuk, dicoba.(ilj/bbs)




Saat Sarapan, Seberapa Banyak Porsi Nasi yang Sebaiknya Dikonsumsi?

Kabar6-Tidak sedikit orang yang menghindari makan nasi atau karbohidrat lainnya ketika sarapan. Salah satunya karena alasan sedang diet. Namun, apakah tidak makan nasi saat sarapan bisa bikin berat badan turun?

Sebenarnya, Anda tak melulu harus makan nasi di setiap waktu makan, termasuk saat sarapan. Nasi dapat diganti dengan jenis karbohidrat lain seperti kentang, roti, bihun, ubi, dan berbagai makanan pokok sejenis.

Namun, bila Anda benar-benar menghindari makan semua jenis karbohidrat saat sarapan, maka bukannya diet jadi berhasil, Anda justru akan merasa kelelahan dan tidak enak badan sepanjang hari.

Pasalnya, melansir Hellosehat, karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh untuk berfungsi normal. Jika Anda membiarkan tubuh berpuasa karbohidrat semenjak pagi hari, apalagi setelah semalaman perut kosong, maka tubuh tidak akan dapat energi untuk beraktivitas secara optimal.

Tak hanya absen makan nasi atau sumber karbohidrat lain bikin Anda tak bersemangat menjalani hari, kebiasaan ini justru akan merusak program diet Anda. Ya, sengaja melaparkan diri saat diet justru bikin Anda tambah sulit menurunkan berat badan.

Untuk mencegah kelaparan saat diet, tubuh akan menghemat energi yang dipakai dengan cara mengurangi jumlah kalori yang dibakar. Tubuh akhirnya memilih untuk menggunakan energi dari otot, sehingga massa otot pun turun. Akibatnya, metabolisme Anda ikut melambat.

Semakin lama Anda membatasi asupan makanan harian, semakin sedikit kalori yang dikeluarkan oleh tubuh. Ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi Anda dari kelaparan. Mode kelaparan bisa terjadi ketika tubuh sangat sedikit menerima kalori dalam jangka panjang. Akibatnya, tubuh akan membatasi pembakaran kalori dan penurunan berat badan pun tak mungkin tidak akan terjadi.

Banyak yang menganggap bahwa karbohidrat tidak diperlukan, karena masih ada energi cadangan dari lemak tubuh. Ini ada benarnya. Ketika Anda tidak melewatkan asupan karbohidrat yang merupakan sumber energi utama, tubuh akan langsung mengambil lemak-lemak cadangan. Sebagian orang menganggap bahwa hal ini adalah hal baik dan dapat membuat tumpukan lemak berkurang.

Namun sayangnya, proses ini akan menghasilkan zat yang dinamakan dengan keton. Nah, zat ini akan otomatis dihasilkan ketika tubuh tak mendapatkan gula dari makanan. Saat tubuh terlalu banyak menghasilkan keton, darah Anda akan menjadi asam kemudian terjadi ketoasidosis. Kondisi ini akan menimbulkan berbagai gejala seperti merasa haus terus, kelelahan, pusing, dan buang air kecil terus menerus.

Jadi, jangan menghindari makan nasi atau karbohidrat lainnya ketika sarapan, sebab tubuh Anda membutuhkannya untuk menghasilkan energi. Lantas, berapa banyak porsi karbohidrat yang sebaiknya dimakan saat sarapan?

Pada orang yang sehat, total kebutuhan karbohidrat dalam sehari yaitu sekira 45-60 persen dari kebutuhan kalori total. Sementara, untuk sarapan Anda bisa mengambil jatah 20 persennya.

Misalnya kebutuhan Anda dalam sehari sebesar 2.000 kalori, maka Anda memerlukan 900-1.200 kalori dari karbohidrat. Atau setara dengan 225-300 gram karbohidrat.

Maka, ketika sarapan porsi karbohidrat yang Anda konsumsi adalah 20 persen dari 225-300 gram, yaitu 45-60 gram karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat itu setara dengan setengah hingga satu porsi nasi, atau dua helai roti tawar.

Jadi, jangan takut gendut atau berat badan naik. Jika memang Anda makan nasi atau karbohidrat lainnya sesuai dengan kebutuhan, maka berat badan akan stabil. Jangan lupa untuk mengonsumsi jenis karbohidrat yang tepat. ** Baca juga: Sering Disarankan Sebelum Berolahraga, Apa Sebenarnya Manfaat Stretching untuk Tubuh?

Pilihlah, karbohidrat yang kompleks seperti makanan pokok dan hindari karbohidrat seperti gula yang tidak akan membuat Anda kenyang.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Baik, Diet Rendah Karbohidrat atau Rendah Kalori?

Kabar6-Pilihan diet yang paling banyak dilakukan oleh para kaum hawa saat ini adalah diet rendah karbohidrat dan diet rendah kalori. Sebenarnya, manakah yang lebih efektif dalam menurunkan berat badan?

Dasar dari diet rendah karbohidrat adalah mengendalikan kadar gula darah. Hal ini dikarenakan karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah Anda yang memicu pelepasan insulin, yang akan membuat metabolisme atau pemecahan lemak menjadi lebih sulit.

Jadi, dengan mengurangi jumlah karbohidrat, kadar gula darah Anda pun akan menjadi lebih rendah sehingga insulin yang dihasilkan juga lebih sedikit, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya penurunan berat badan. Selain itu, karena karbohidrat tidak ada, maka tubuh pun akan membakar lemak sebagai sumber energi pengganti.

Namun, melansir Sheknows, para ahli tetap saja tidak menyetujui adanya hubungan antara penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat dengan kadar gula darah atau kadar insulin.

Orang-orang yang melakukan diet rendah karbohidrat biasanya dengan ketat menghindari atau bahkan sama sekali tidak mengonsumsi berbagai jenis makanan tertentu seperti roti, beras, sayuran yang mengandung banyak karbohidrat seperti kentang dan wortel, serta buah-buahan.

Akibatnya, orang yang melakukan diet rendah karbohidrat biasanya mengonsumsi banyak protein dan lemak serta rendah serat, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda bila dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak protein juga akan berdampak buruk pada fungsi ginjal, yang harus bekerja lebih keras untuk memetabolisme lebih banyak protein.
Mengonsumsi terlalu banyak protein juga dapat meningkatkan pelepasan kalsium dari dalam tulang, yang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, terutama pada wanita.

Tetapi, karena penurunan berat badan dapat terjadi dalam waktu singkat, maka diet rendah karbohidrat ini pun menjadi cukup terkenal di kalangan kaum hawa. Tergantung dari berapa banyak berat badan yang ingin diturunkan, Anda dapat mengalami penurunan 5-10 kg hanya dalam waktu dua minggu pertama.

Meskipun demikian, penurunan berat badan yang cukup cepat ini hanya berlangsung dalam waktu singkat. Hal ini karena penurunan konsumsi karbohidrat membuat tubuh Anda kehilangan cukup banyak cairan pada dua minggu pertama, di mana penurunan berat badan ini akan mulai melambat setelah dua minggu pertama berlalu.

Selain itu, karena penurunan berat badan awal hanya terjadi akibat keluarnya cairan, maka sangatlah mudah bagi Anda untuk kembali mengalami peningkatan berat badan.

Karena banyaknya makanan yang harus dihindari, maka diet rendah karbohidrat bukanlah diet yang dapat dilakukan dalam waktu lama. Sebagian besar orang yang melakukan diet ini hanya dapat bertahan satu tahun.

Jadi, apa yang harus dilakukan? Jawaban paling tepat adalah dengan menjaga keseimbangan antara berapa banyak karbohidrat dan berapa banyak kalori yang Anda konsumsi setiap harinya.

Kunci paling penting untuk menurunkan berat badan adalah dengan menghitung dan membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, tingkatkan pembakaran kalori melalui olahraga secara teratur.

Bila dua hal itu dilakukan, maka Anda pun dapat menjaga berat badan untuk waktu yang cukup lama. ** Baca juga: Konsumen Saat Pandemi Lebih Pilih Kualitas Ketimbang Harga Murah

Hal yang perlu diingat, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi terlalu sedikit kalori, karena membatasi konsumsi kalori secara berlebihan dapat memicu Anda untuk makan secara berlebihan, memperlambat metabolisme tubuh, dan menyebabkan terjadinya defisiensi (kekurangan) berbagai nutrisi penting (efek jangka panjang).

Para ahli juga menyarankan agar para wanita mengonsumsi karbohidrat tertentu atau yang biasa dikenal dengan karbohidrat ‘baik’ (bukannya sama sekali tidak mengonsumsi karbohidrat), yaitu karbohidrat kompleks yang mengandung indeks glikemik rendah hingga sedang seperti roti gandum, sereal, dan kacang-kacangan.(ilj/bbs)