1

Kisah Pedagang Es Keliling Penderita Kanker Tulang 

Kabar6-Sarip namanya, dua tahun lalu dia masih bisa berjualan es keliling dari kampung ke kampung. Namun kini, pria berusia 37 tahun itu sudah tak bisa lagi mencari nafkah untuk keluarganya, lantaran menderita kanker tulang.

Warga Kampung Wirana Pasir, RT 01 RW 01, Desa Wirana, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten itu kini tengah menanti operasi ketiga kalinya, agar kanker tulang yang dideritanya segera sembuh dan bisa kembali beraktifas normal kembali, guna mencari nafkah bagi keluarga.

“Kanker udah dua tahun, kanker tulang ganas. Udah 2 kali operasi, sama yang ini udah 3 kali operasi. Di operasi di RSUD Serang, dua kali operasi kemarin di RSUD Serang juga sama,” kata Rahmat, Ketua RT setempat, saat dikonfirmasi melalui selulernya, Kamis (19/05/2022).

**Baca Juga:Korupsi Krakatau Steel, 4 Saksi Diperiksa Kejagung untuk Percepat Pemberkasan

Rahmat bercerita selama berobat, Sarip menggunakan BPJS Kesehatan Mandiri Kelas 3 yang dia bayar setiap bulan. Mewakili keluarga, dia berharap premi BPJS bisa ditanggung pemerintah.

Selaku Ketua RT setempat Rahmat bercerita, pengobatan Sarip kali ini dipermudah dan lebih ringan dengan bantuan dari anggota DPRD Kabupaten Serang.

“Biaya (pengobatan) Alhamdulillah dari BPJS dan ada dewan yang membantu kami. Pakai BPJS Mandiri kelas tiga, justru itu dia (Rahmat) pingin dirubah gitu, karena dia enggak bisa bayar gitu,” jelasnya.

Rahmat bercerita warga Desa Wirana selalu bergotong royong untuk membantu kebutuhan harian keluarga Sarip, karena sang kepala keluarga tidak bisa mencari nafkah sejak dua tahun terakhir. Beruntung kekeluargaan di kampungnya masih sangat kuat, sehingga Sarip bersama lima anak dan istrinya masih bisa makan.

Anak Sarip paling kecil berusia 40 hari, sedangkan yang paling besar kini sudah duduk di kelas 1 SMP.

“Waktu masih sehat jualan es keliling. Selama sakit ini enggak kerja. Justru itu dia minta bantuan para RT ala kadarnya gitu, bahkan satu desa. Sekolah nya ada ibu nya,” terangnya.

Anggota DPRD Kabupaten Serang, Eki Baihaki berjanji membantu pemindahan BPJS Kesehatan Sarip agar ditanggung oleh pemerintah, sehingga meringankan beban premi yang harus dibayar setiap bulan oleh Sarip.

Eki menerangkan saat ini Sarip masih dalam pemeriksaan tim dokter RSUD Serang, untuk diberikan penanganan medis yang dibutuhkan.

“Pak Sarip menggunakan BPJS Mandiri, karena keterbatasan ekonomi dan memenuhi kriteria dari BPJS yang ditanggung oleh pemerintah, Insya Allah kedepannya BPJS Pak Sarip akan ditanggung oleh pemerintah,” kata Eki Baihaki, anggota DPRD Kabupaten Serang, melalui pesan elektroniknya, Kamis (19/05/2022).

Dia berharap warga tidak mampu harus terus di data dan memiliki BPJS yang ditanggung oleh pemerintah, sehingga tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya pengobatan maupun membayar premi tiap bulannya.

Politisi Demokrat ini mengapresiasi kinerja Dinkes Kabupaten Serang dan RSUD Serang yang tanggap memberikan pengobatan pada Sarip, penderita kanker tulang.

“Diharapkan untuk warga masuk kriteria tidak mampu, dapat masuk kedalam program BPJS yang didanai oleh pemerintah,” jelasnya.(Dhi)




Dinas Kesehatan Sediakan Rumah Singgah Untuk Gadis Penderita Kanker Tulang

Kabar6.com

Kabar6-Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang menyediakan rumah singgah untuk Marlina, 13 tahun, gadis penderita kanker tulang di Kecamatan Sukadiri.

Rumah singgah yang berada dekat RSUD Kabupaten Tangerang memudahkan Marlina berobat yang selama ini terbentur ongkos ke rumah sakit. “Kami menganjurkan untuk menempati rumah singgah dan tidak perlu membayar apapun,” katanya Jum’at (12/4/2019).

Bahkan, kata Desiriana, tidak hanya tempat, makanpun disiapkan bagi keluarga secara cuma cuma.

Desiriana menyarankan, agar Marlina dan keluarga tinggal di rumah singgah untuk memudahkan kontrol dan perawatan.

Sudah delapan bulan, Marlina, 13 tahun tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya karena sakit. Walau sakit parah, remaja ini tidak berobat karena orangtuanya tidak mampu.

Lasih, 40 tahun, ibu Marlina mengatakan jika putrinya yang beranjak dewasa itu menderita kanker tulang. “Kanker tulang, kedua kakinya tidak bisa digerakkan karena lemas,” ujarnya kepada Kabar6.com, Rabu (10/4/2019).

Sebagai buruh cuci yang penghasilnya pas pas-an, Lasih mengaku tak mampu mengeluarkan biaya untuk pengobatan Marlina.

Sebelumnya, kata Lasih, ia pernah membawa Marlina ke RSUD Kabupaten Tangerang saat gejala awal Marlina sakit. “Dia sering jatuh, kakinya lemas tanpa penyebab yang jelas,” katanya.

Namun, pemeriksaan dan pengobatan Marlina tidak berlanjut karena keterbatasan biaya. **Baca juga: Gadis Penderita Kanker Tulang di Sukadiri Terancam tak Ikut Ujian Nasional.

Karena, kata Lasih, biaya untuk membeli obat perangsang kulit dan mengganti perban setiap tiga hari sekali ia harus merogoh kocek Rp 600 ribu. “Belum lagi untuk biaya pengobatan lainnya,” katanya dengan nada pasrah.

Lasih mengaku telah melakukan segala upaya untuk menutupi biaya pengobatan anaknya itu. “Saya sampai menjual ayam untuk menambah biaya pengobatan Marlina. Saya juga sampai pinjem-pinjem ke tetangga,” katanya.

Suaminya yang bekerja sebagai buruh tani, tak mampu berbuat banyak. (Jic)




Gadis Penderita Kanker Tulang di Sukadiri Terancam tak Ikut Ujian Nasional

Kabar6.com

Kabar6-Guru Sekolah Dasar Negeri Gintung 2 Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang khawatir Marlina, siswa kelas 6 sekolah itu tidak bisa mengikuti Ujian Nasional.

Sebab, sudah delapan bulan ini Marlina tidak sekolah karena hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur. Kanker tulang membuat gadis berusia 13 tahun itu telah melumpuhkan kedua kakinya. “Sayang sekali kalau pendidikan Marlina terhambat,” ujar guru kelas 6, Heni saat membesuk Marlina di rumahnya, Kampung Pulo, Desa Gintung, Jumat (12/4/2019).

Untuk itu, kata Heni, sekolah sedang mengupayakan mendatangkan pengawas ke rumah Marlina saat ujian pada 22 April 2019 mendatang. Cara ini ditempuh agar Marlina tetap mengikuti UN.

Marlina terharu saat dijenguk guru dan teman sekolahnya. Ia menangis tersedu saat teman teman sekolah menyalaminya. “Senang sekali dikunjungi teman sekolah, guru-guru dan wali kelas,” kata Marlina menahan haru.

**Baca juga: Soal Rusaknya Jalan Raya Ceplak, Dinas Binamarga Kabupaten Tangerang Bakal Panggil Pihak Ketiga.

Marlina mengungkapkan ingin tetap sekolah agar bisa menjadi guru. Sambil bercerita, Marlina mengeluh nyeri, sakit dan ngilu di sekitar tulang kaki dan seluruh badannya.

Sudah beberapa bulan ini Marlina hanya tidur terbaring. Punggungnya mengalami luka karena terbaring terus di tempat tidur. (jic)




Memprihatinkan, Begini Kehidupan Gadis Penderita Kanker Tulang di Sukadiri

Kabar6.com

Kabar6-Dengan sabar dan telaten, Lasih 40 tahun mengganti perban yang membalut kaki putrinya, Marlina 13 tahun. Setelah, itu dengan cekatan ia mengganti popok putri bungsunya itu.

Kegiatan rutin itu telah dilakukan Lasih selama delapan bulan terakhir ini. Semua pekerjaan ia tinggalkan dan fokus merawat Marlina yang terbaring lemah ditempat tidur karena kanker tulang yang menggerogotinya.

“Saya berhenti jadi tukang cuci, karena harus merawat Marlina,” kata Lasih saat Kabar6.com mengunjungi rumahnya di Kampung Pulo, Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Jum’at (12/4/2019).

Dengan tidak bekerjanya Lasih, praktis pendapatan keluarga miskin ini berkurang dratis. Mereka hanya mengandalkan Marsan (45), ayah Marlina yang hanya penggarap sawah.milik orang lain.

Karena kondisi inilah, Lasih dan Marsan tidak mampu membawa Marlina berobat ke Rumah Sakit yang jaraknya puluhan kilometer. Padahal, Marlina harus menjalani kemoterapi di RSUD Kabupaten Tangerang setiap tiga hari sekali. “Saya bingung cari duit untuk ongkos mobilnya,” kata Lasih.

Perjalanan dari rumah Lasih menuju RSU Kabupaten Tangerang memakan waktu sekira satu jam lebih. Mereka harus mengeluarkan uang Rp 200 ribu setiap ke rumah sakit untuk biaya sewa mobil.

“Kesulitan saya itu menyiapkan ongkos mobilnya.Harus kemana lagi saya mencari uang sebesar itu? Untuk kebutuhan kami sehari-hari sulit,” ujar Lasih dengan mata berkaca-kaca.

Kabar6.com
Marlina, gadis penderita kanker tulang di Kecamatan Sukadiri. (Jic)

Saat ditanyakan biaya untuk pengobatan Marlina di rumah sakit, Lasih menjelaskan, semua sudah ditanggung BPJS kesehatan yang pembuatannya dibantu pihak Puskesmas Sukadiri, RSU dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

Mendengar keluhan Lasih, Kepala Desa Gintung, Sunarto berjanji untuk menyiapkan kendaraan operasional untuk mengantar Marlina.

**Baca juga: Tak Mampu, Gadis Penderita Kanker Tulang ini Menunggu Bantuan.

“Saya telah menyiapkan kendaraan operasional untuk mengantar Marlina berobat ke rumah sakit. Kendaraan saya siapkan 24 jam. Kapan pun Marlina butuh, kendaraan telah kami siapkan,” jelas Sunarto saat menyambangi kediaman Marlina yang tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin.

Sunarto berharap agar Marlina tetap semangat untuk meraih mimpinya untuk menjadi seorang guru. “Marlina harus tetap semangat, dan gapailah cita-cita itu dengan tanganmu sendiri,” kata Sunarto. (jic)




Tak Mampu, Gadis Penderita Kanker Tulang ini Menunggu Bantuan

Kabar6.com

Kabar6-Sudah delapan bulan, Marlina, 13 tahun tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya karena sakit.

Walau sakit parah, remaja yang tinggal di Kampung Pulo RT 25 RW 04 Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang ini tidak berobat karena orangtuanya tidak mampu.

Lasih, 40 tahun, ibu Marlina mengatakan jika putrinya yang beranjak dewasa itu menderita kanker tulang. “Kanker tulang, kedua kakinya tidak bisa digerakkan karena lemas,” ujarnya kepada Kabar6.com, Rabu (10/4/2019).

Sebagai buruh cuci yang penghasilnya pas pas-an, Lasih mengaku tak mampu mengeluarkan biaya untuk pengobatan Marlina.

Sebelumnya, kata Lasih, ia pernah membawa Marlina ke RSUD Kabupaten Tangerang saat gejala awal Marlina sakit. “Dia sering jatuh, kakinya lemas tanpa penyebab yang jelas,” katanya.

Namun, pemeriksaan dan pengobatan Marlina tidak berlanjut karena keterbatasan biaya.

Karena, kata Lasih, biaya untuk membeli obat perangsang kulit dan mengganti perban setiap tiga hari sekali ia harus merogoh kocek Rp 600 ribu. “Belum lagi untuk biaya pengobatan lainnya,” katanya dengan nada pasrah.

Lasih mengaku telah melakukan segala upaya untuk menutupi biaya pengobatan anaknya itu. “Saya sampai menjual ayam untuk menambah biaya pengobatan Marlina. Saya juga sampai pinjem-pinjem ke tetangga,” katanya.

Suaminya yang bekerja sebagai buruh tani, tak mampu berbuat banyak. **Baca juga: Kronologi Tiga ASN Terancam Sanksi Karena Dukung Anak Gubernur Banten.

Wanita paruh baya ini hanya berharap uluran tangan dari masyarakat untuk dapat membantu biaya pengobatan putri tercintanya itu.**Baca juga: Pilih Pemimpin Indonesia Untuk Lebih Baik Dengan Promo Menarik Dari Shopee.

“Saya sangat mengharapkan uluran tangan dari masyarakat dan perhatian dari Pemkab Tangerang untuk meringankan biaya pengobatan anak saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca. (jic)