1

Cebok Pakai Air atau Tisu Toilet, Mana yang Lebih Baik?

Kabar6-Usai buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB), umumnya orang membersihkan bagian organ intim mereka dengan air. Namun saat ini, masih ada fasilitas umum yang hanya menyediakan tisu toilet saja tanpa air pembilas.

Meskipun memakai tisu toilet terlihat lebih praktis, pakar kesehatan menyebutkan bahwa ada efek buruk dari penggunaan tisu toilet. Melansir doktersehat, tisu kering atau tisu basah ternyata bisa menyebabkan gatal-gatal pada area organ vital atau anus. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengeluhkan masalah kulit kemerahan atau alergi pada bagian tubuh tersebut.

Menurut dr. Aparna Santhanam yang berasal dari Mumbai, India, cukup banyak tisu toilet yang memakai bahan pengawet atau parfum. Ia juga sangat tidak menyarankan Anda untuk memilih tisu toilet dengan aroma yang kuat.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan kimia pada tisu toilet yang dikhawatirkan bisa menyebabkan perubahan keseimbangan pH pada organ vital wanita yang tentu bisa memicu pertumbuhan bakteri atau infeksi jamur.

Disebukan, ada beberapa kasus yang menyebutkan bahwa penggunaan tisu toilet untuk membersihkan organ vital wanita bisa memicu iritasi vulva. Hal ini biasanya disebabkan oleh kandungan formaldehid kimiawi yang memang ada di tisu toilet. ** Baca juga: Jangan Biasakan Sering Menahan BAB

Jadi disarankan menggunakan air agar lebih aman untuk membersihkan organ intim atau anus usai BAK atau BAB.(ilj/bbs)




Hal Penting yang Pengaruhi Frekuensi Anda Mandi Tiap Hari

Kabar6-Biasanya Anda mandi sehari dua kali, bahkan saat udara sangat panas sebagian orang lebih sering mandi. Bagaimana sebenarnya frekuensi mandi yang disarankan? Apakah harus setiap hari, atau justru seminggu hanya beberapa kali saja?

Menurut asisten klinis profesor dermatologi di University of Southern California bernama Nada Elbuluk, MD, melansir Womantalk, pedoman umum yang baik untuk mandi adalah sekali sehari atau sekali setiap dua hari. Namun, pedoman umum ini ternyata tidak bisa disamaratakan karena seberapa sering seseorang harus mandi dipengaruhi oleh tiga. Apa sajakah itu?

1. Tingkat aktivitas
Dokter kulit bernama Heidi A. Waldorf, MD, mengatakan bahwa mandi berguna untuk menghilangkan minyak, sel-sel kulit mati, keringat, bakteri, dan kotoran. Ketika semua itu menumpuk di kulit, bisa mengarah pada masalah kulit apa saja, mulai dari jerawat hingga infeksi bakteri atau jamur.

Jadi, bagi Anda yang memiliki tingkat aktivitas tinggi atau padat, sebaiknya tetap mandi satu atau dua kali sehari.

2. Jenis kulit
Bagi yang memiliki kulit berminyak, Dr. Clay Cockerell, MD, pendiri Cockerell Dermatophathology, menyarankan untuk tetap berpegang pada aturan mandi sekali atau dua kali sehari.

“Namun, jika Anda memiliki kulit sensitif atau sangat kering, sebaiknya cukup mandi beberapa kali seminggu untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan,” katanya.

Jenis kulit manusia dapat berubah seiring bertambahnya usia. Semakin tua, kulit orang umumnya cenderung memiliki minyak lebih sedikit dan mungkin menjadi masalah jika mandi lebih dari beberapa kali seminggu.

3. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi frekuensi mandi. Jika Anda tinggal di lingkungan yang panas dan lembap, mandi setiap hari dapat meminimalkan penumpukan bakteri di kulit Anda.

Namun jika cuaca sedang dingin, Anda tidak perlu mandi terlalu sering karena menurut Dr. Heidi, justru bisa membuat kulit lebih kering dan menimbulkan masalah kulit lainnya. ** Baca juga: Mitos atau Fakta, Nasi Putih Bikin Tubuh Melar

Berapa kali Anda mandi dalam sehari? (ilj/bbs)




Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika AC dalam Ruangan Terlalu Dingin?

Kabar6-Bekerja atau tidur dalam ruangan ber-AC memang akan membuat Anda nyaman, tanpa takut kepanasan hingga berkeringat. Meskipun demikian, jika suhu ruangan, terutama kantor, terlalu dingin akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan juga.

Apa saja risiko yang ditimbulkan? Melansir Womantalk, ketika suhu ruang kantor terlalu dingin dan AC tidak dibersihkan secara menyeluruh, mereka yang menghirup udara ruang tersebut berisiko terserang masalah pernapasan. Terlebih jika penggantian filter AC tidak dilakukan secara berkala.

Masalah pernapasan ini antara lain infeksi pneumonia dan penyakit Legionnaire, yang disebabkan olen bakteri Legionella pneumophila, berkembang biak pada kondisi sistem AC yang kotor dan tidak terawat.

Risiko lain adalah sick building syndrome. Disebut demikian karena yang hal ini biasanya terjadi pada pekerja kantoran yang AC ruangannya terlalu dingin. Gejala yang dialami antara lain kelelahan, sakit kepala, dan merasa sakit atau tidak enak badan.

Namun berbagai hal itu segera hilang begitu seseorang yang mengalaminya itu keluar dari ruangan kantor ber-AC. Cara mengatasinya, naikkan suhu AC ruangan atau sempatkan berjalan-jalan ke luar ruangan agar tubuh tidak menggigil.

Pendingin ruangan mengakibatkan kulit kering karena suhunya yang rendah mengikis kelembapan alami kulit. Semakin dingin suhu udara di suatu ruangan, maka akan menyebabkan kulit semakin kering pula.

Untuk mengatasi kulit kering karena AC ini, selalu siapkan moisturizer di meja kerja Anda dan luangkan waktu ke luar ruangan. ** Baca juga: Untuk Hubungan Serius, Wanita Tidak Suka Pria yang Boros

Jadi, atur suhu AC agar tidak terlalu dingin.(ilj/bbs)




Sulit Telan Makanan, Ternyata Ada Serangkaian Gigi Palsu di Tenggorokan Pria Ini

Kabar6-Seorang pria berusia 72 mengalami kejadian nahas, yaitu rangkaian gigi palsu tersangkut di tenggorokan. Sebelumnya, pria tersebut mengeluh sulit menelan dan batuk darah.

Selama ini pria yang tidak disebutkan namanya tadi rutin ke rumah sakit Universitas James Paget di Norfolk untuk operasi dan transfusi darah. Ia menjalani proses medis karena mengalami komplikasi setelah menjalani operasi perut. Enam hari setelah operasi untuk menghilangkan benjolan dari dinding perutnya pada 2018, pria itu pergi ke rumah sakit. Kepada dokter, ia mengaku tidak dapat menelan makanan padat.

Dokter yang ditemui di rumah sakit kawasan Gorleston yakin penyebab keluhan itu adalah infeksi pernapasan. Selain itu, pemasangan tabung di tenggorokan sang pasien pada operasi sebelumnya juga dinilai memberi efek samping.

Dokter lantas memberi antibiotik dan steroid pada pasien lanjut usia tersebut. Saat kembali ke rumah sakit dua hari setelahnya, staf medis memeriksa tenggorokan dan kotak suaranya. Hal yang mengejutkan, melansir Livescience, mereka menemukan benda setengah lingkaran tergeletak di pita suaranya. Pria itu lantas berkata kepada dokter bahwa dia kehilangan gigi palsu, yaitu tiga gigi palsu dan plat atap, selama operasi sebelumnya. Operasi pengangkatan gigi palsu pun dilakukan.

Penulis jurnal ilmiah itu mengatakan, keberadaan gigi palsu atau plat gigi harus dicatat sebelum dan sesudah operasi. Direktur Medis di Rumah Sakit Universitas James Paget, Hazel Stuart, mengklaim penyelidikan penuh telah dilakukan atas kasus ini. ** Baca juga: Daftar Mobil yang Dijuluki Termahal di Dunia

“Sebagai akibat kejadian ini, kami telah meninjau proses operasi dan mengubah seperlunya. Pelajaran yang didapat telah kami bagikan kepada staf,” ujarnya.(ilj/bbs)




5 Fakta Medis Tentang Tidur

Kabar6-Tidur adalah proses istirahat bagi semua makhluk hidup, dan bahkan ini sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Ketika kita tidur, daya tanggap pasti akan berkurang karena beberapa organ ada yang beristirahat.

Faktanya, manusia hampir menghabiskan sepertiga hidupnya untuk tidur dan beristirahat. Tentu saja hal ini masuk akal mengingat setiap harinya kita butuh waktu tidur beberapa jam untuk kembali memulihkan stamina tubuh.

Umumnya manusia dewasa memerlukan waktu 7-8 jam sehari untuk beristirahat. Lantas, seberapa lama manusia bisa bertahan tanpa tidur? Melansir Popbela, berikut lima fakta medis tentang tidur:

1. Apa yang terjadi ketika kita tetap terjaga selama 24 jam?
Menurut peneliti, tidak tidur lebih dari 24 jam dapat mempengaruhi keterampilan kognitif. Hal ini dapat mengacaukan kemampuan pikiran untuk bekerja secara efisien. Tetap terjaga dalam waktu yang lama berdampak pada kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi.

Ini juga dapat mempengaruhi koordinasi tangan dan mata dan memiliki implikasi pada proses pengambilan keputusan. Jadi, tidak disarankan untuk begadang karena dapat menurunkan performa dan menghambat kinerja kita.

2. Perubahan apa yang terjadi jika tidak tidur hingga 36 jam?
Penelitian menunjukkan, tidak tidur selama 36 jam memberikan tekanan pada otak dan jantung. Ini dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

Selain itu, keterampilan kognitif akan memburuk serta akan membuat kita kesulitan untuk mengingat wajah dan kata-kata. Kekurangan tidur bisa bikin otak kita jadi lemot.

3. Apa yang terjadi jika kita tetap terjaga hingga 48 jam?
Sebuah studi menunjukkan, jika tidak tidur hingga 48 jam akan mengurangi jumlah sel darah putih secara drastis. Tubuh kita akan kehilangan kapasitas untuk melawan infeksi dan penyakit. Kekurangan tidur akan membuat kita rentan terserang penyakit.

Selain itu, terjaga hingga 48 jam akan meningkatkan kadar nitrogen dalam urine. Ini merupakan tanda bahwa tubuh kita sedang menghadapi stres.

4. Bagaimana efeknya jika kita tidak tidur hingga 72 jam?
Penelitian menunjukkan, tidak tidur selama 72 jam dapat berisiko pada respons mental dan motorik serta membuatnya tidak stabil. Selain itu, tidak tidur hingga 72 jam dapat memengaruhi konsentrasi, persepsi dan proses mental menjadi kacau.

Orang yang terjaga hingga 72 jam bisa mengalami pengalaman yang aneh. Mereka dapat memvisualisasikan ilusi, mengalami halusinasi, tremor, salah ingatan dan nyeri otot. Tubuh kita akan merasa sangat lelah, mengantuk luar biasa, merasa stres dan mudah marah.

5. Masalah kesehatan apa yang mengintai ketika kita kekurangan tidur?
Kekurangan tidur bisa memicu gangguan kognitif, sifat yang mudah marah, delusi hingga paranoia. Tak hanya itu, kurang tidur juga bisa merusak penampilan kita.

Seiring berjalannya waktu, akan muncul lingkaran hitam dan kerutan di bawah mata. Hal lain, kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh, yang merupakan hormon stres, jelas laman Cleveland Clinic. ** Baca juga: Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Hendak Turunkan Berat Badan

Waktu tidur yang cukup sekaligus berkualitas akan membuat tubuh senantiasa sehat dan bugar.(ilj/bbs)




Jika Tidak Cermat, Sayuran Rentan Terpapar Cacing Pita

Kabar6-Cacing pita adalah salah satu parasit yang bisa ditemukan dalam bahan makanan mentah. Umumnya terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging-dagingan atau jeroan.

Namun pakar kesehatan menyebut, ada kemungkinan sayuran juga terpapar oleh cacing pita yang bisa memicu gangguan pencernaan dan masalah kesehatan lainnya ini. Lantas, sayur apakah yang rentan mengalami masalah kesehatan ini?

Kebiasaan makan sayuran mentah, melansir doktersehat, ternyata bisa berimbas pada infeksi cacing pita. Tanpa disadari, ada sebagian sayuran yang bisa saja terpapar oleh larva dari cacing ini. Dua jenis sayuran yang paling rentan mengalaminya adalah kubis serta kembang kol.

Parasit ini bisa saja ditemukan di antara lapisan-lapisan dari sayuran tersebut. Masalahnya, saat masih berbentuk larva, ukurannya sangat kecil sehingga kita cenderung tidak menyadarinya.

Selain itu, kita terkadang juga kurang cermat mencuci sayuran-sayuran tersebut, sehingga larva ini akhirnya secara tidak sadar ikut tertelan juga. Dalam beberapa kasus, cacing pita bisa saja tetap bertahan meski sudah dimasak dalam suhu tinggi. Karena alasan inilah kita harus benar-benar membersihkan sayur-sayuran tersebut dengan baik sebelum mengolah atau mengonsumsinya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi dari cacing pita. Apa sajakah itu?

1. Mencuci tangan dengan sabun
Sebelum makan, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Tangan kita bisa saja terpapar oleh larva cacing pita, apalagi jika sering menyentuh benda-benda yang kotor atau baru saja keluar dari toilet. Jika tidak ada air dan sabun, kita juga bisa menggunakan gel pencuci tangan yang bisa dibeli di berbagai tempat.

2. Selalu cuci bersih bahan makanan
Tak hanya kubis dan kembang kol, dalam realitanya setiap makanan mentah rentan memiliki parasit, bakteri, dan berbagai hal buruk lainnya. Karena alasan inilah sebaiknya kita harus benar-benar mencucinya dengan bersih.

Sebaiknya kita mencuci bahan-bahan makanan ini dengan air mengalir, bukannya di dalam baskom atau wadah berisi air lainnya demi memastikan bahwa berbagai kotoran, bakteri, dan parasit bisa benar-benar dihilangkan. Pastikan untuk mencucinya hingga ke bagian-bagian dalam, termasuk di antara helai daun sayuran.

3. Olah daging hingga matang
Beberapa jenis daging memang sangat nikmat untuk dikonsumsi setengah matang atau mentah. Namun pakar kesehatan menyarankan kita untuk memasaknya hingga benar-benar matang atau setidaknya hingga 63 derajat Celcius demi membunuh larva cacing pita.

4. Bekukan daging jika tidak langsung diolah
Jika daging tidak dimasak langsung, pastikan untuk menempatkannya dalam freezer dengan suhu setidaknya minus 35 derajat Celcius agar membunuh larva dan telur cacing. ** Baca juga: Siapa Sangka, Kebiasaan Ini Bikin Anda Tampak Lebih Tua dari Teman Sebaya

Dengan beberapa langkah tadi, diharapkan risiko terkena infeksi cacing pita pun bisa ditekan dengan signifikan.(ilj/bbs)




Pemakaian Shower Puff Saat Mandi Tidak Disarankan

Kabar6-Sebagian orang terbiasa menggunakan shower puff saat mandi. Umumnya, shower puff digunakan bersama sabun cair untuk menggosok tubuh hingga benar-benar bersih. Shower puff adalah bola jaring-jaring yang berfungsi mengangkat sel kulit mati saat mandi.

Faktanya, melansir readersdigest, sebagian besar dokter kulit tidak merekomendasikan untuk menggunakan shower puff dan tidak pernah menggunakannya di wajah mereka. “Anda harus menghindari menggosok wajah dengan loofah atau waslap karena tindakan ini akan mengiritasi dan akan merusak kulit,” kata Benjamin Garden, MD, seorang dokter kulit yang membuka praktik di Chicago. “Dengan lembut gunakan jari-jari Anda untuk menggosok muka dan membasuh,” tambahnya.

Disebutkan, membersihkan badan secara berlebihan dapat mengurangi minyak alami pada kulit. Padahal, fungsi minyak yang terdapat pada kulit ini adalah untuk melindungi kulit.

Seorang ahli dermatologi bersertifikat, Joel Schlessinger, MD, mengatakan bahwa ia tidak akan menyarankan pasiennya menggunakan shower puff. “Shower puff akan bersentuhan dengan banyak area tubuh yang tidak bersih dan kemudian dibiarkan saja. Itu akan membuat bakteri berkembang biak di celah dan celah shower puff,” jelasnya.

Ditambahkan, “Bakteri itu berkembang biak di ruangan yang lembap, terutama di lingkungan kamar mandi yang hangat dan lembab.”

Hal ini akan menimbulkan infeksi serius, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah. Namun ada beberapa kasus di mana diperbolehkan untuk menggunakan shower puff saat mandi.

Penggunaan shower puff terkadang direkomendasikan untuk pasien dengan kondisi kulit yang mengarah pada penumpukan sel, seperti psoriasis. Selain itu untuk tindakan pencegahan, disarankan agar tidak menggosokan shower puff secara berlebihan pada kulit. ** Baca juga: Agar Maksimal, Ada 6 Waktu yang Dianjurkan untuk Minum Air Putih

Supaya tetap menjaga kebersihan shower puff, Anda dapat merendamnya dalam cuka atau pemutih yang diencerkan untuk meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme yang ada dalam shower puff.(ilj/bbs)




Ini Alasan Kenapa Beberapa Orang Cenderung Susah Mencium Bau

Kabar6-Indera penciuman merupakan organ sensor kimiawi pada tubuh manusia. Indera ini berfungsi untuk mendeteksi makanan, dan juga dapat mempengaruhi aktivitas seksual dan sosial manusia.

Rongga hidung merupakan lokasi sensor indera penciuman, dengan jumlah hingga 100 juta sel penerima rangsang bau. Rangsang bau dari sel tersebut kemudian akan disalurkan oleh sistem saraf hingga ke otak.

Sebagian orang cenderung memiliki indera penciuman yang lebih tajam, sehingga lebih sensitif terhadap bau. Namun, beberapa orang lainnya yang justru mengalami hal sebaliknya, susah mencium bau apa pun yang ada di sekitarnya. Dalam istilah medis, hal ini disebut dengan hiposmia.

Apa yang menjadi penyebab hiposmia? Diketahui, benda-benda yang ada di sekitar Anda akan melepaskan molekul-molekul bau tertentu yang kemudian ditangkap oleh sel-sel saraf dalam hidung. Sel saraf tersebut kemudian mengirimkan sinyal khusus ke otak. Otaklah yang akan mengenali bau-bauan yang Anda cium.

Itu sebabnya kenapa orang yang indera penciumannya normal semestinya dapat menghirup berbagai aroma yang ada di sekitarnya. Entah itu aroma makanan, bau busuk sampah, bau menyengat dari bahan-bahan kimia, dan jenis bau lainnya.

Hiposmia adalah hilangnya sebagian kemampuan pada indera penciuman untuk merasakan bau. Hiposmia umumnya disebabkan karena penurunan fungsi saraf pada hidung, tapi ini juga bisa karena masalah medis lainnya yang perlu diwaspadai. Melansir Hellosehat, ini beberapa penyebab seseorang susah mencium bau:

1. Usia
Usia adalah penyebab hiposmia yang paling umum. Menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, kemampuan indera penciuman jadi sangat sensitif saat Anda berusia 30 dan 60 tahun.

Kemampuan indera penciuman akan berangsur-angsur menurun dan membuat Anda sulit mencium berbagai bau yang ada. Bahkan, sekira 39 persen orang yang berusia 80 tahun ke atas cenderung mengalami hiposmia.

2. Alergi & infeksi
Orang yang mengalami alergi atau penyakit infeksi seperti flu dan pilek cenderung kurang sensitif dengan bau. Namun kondisi ini biasanya akan segera kembali normal setelah Anda minum obat flu dan sembuh.

Sinus kronis juga dapat memberikan efek yang sama. Pasalnya, saat rongga di sekitar saluran hidung (sinus) meradang dan membengkak selama lebih dari 12 minggu, peradangan yang terjadi dapat merusak sel-sel tertentu yang memungkinkan seseorang untuk mencium bau. Itulah mengapa orang dengan sinus kronis cenderung sulit mencium aroma tertentu.

3. Konsumsi obat-obatan tertentu
Jika merasa tak lagi sensitif untuk mencium bau, coba perhatikan jenis obat yang sedang Anda minum. Beberapa jenis obat tertentu dapat membuat indera penciuman Anda jadi kurang sensitif, antara lain antibiotik, antidepresan, dan antihistamin.

4. Cedera kepala
Cedera kepala tak hanya memberikan efek samping pusing dan sakit kepala saja, tapi juga bisa membuat Anda mengalami hiposmia.

Hal ini dapat mempengaruhi sistem saraf hidung dan mengganggu indera penciuman, meskipun cenderung tidak permanen maupun berbahaya. ** Baca juga: Mana yang Dianjurkan, Berolahraga dengan Perut Terisi atau Kosong?

Penanganan hiposmia berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya itu sendiri.(ilj/bbs)




Hindari Sentuh 6 Bagian Tubuh Ini Saat Tangan Kotor

Kabar6-Mungkin Anda kurang menyadari bahwa tangan, khususnya jari-jari dan telapak tangan, tertutup oleh kuman yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain hanya lewat sentuhan.

Karena itulah, Anda sebaiknya tidak menyentuh enam anggota tubuh ini agar kuman di telapak tangan tidak menyebar ke mana-mana. Melansir Womantalk, ini dia bagian tubuh yang dimaksud:

1. Wajah
Kecuali saat mencuci wajah atau menggunakan pelembap, hindari menyentuh wajah dengan tangan yang kotor. “Tangan mengandung minyak yang dapat menyumbat pori-pori dan memperburuk jerawat,” kata Matthew Lee, ahli mikrobiologi.

2. Mata
Tidak hanya menyebarkan kuman, Anda juga berisiko memasukkan partikel mikro kotoran secara tidak sengaja, yang dapat menyebabkan iritasi dan bahkan goresan pada kornea mata. Jika harus menyentuh mata, cucilah tangan dengan bersih sebelumnya.

3. Telinga
Bagian dalam telinga sangat halus dan rentan terhadap kerusakan, sehingga Anda harus menahan keinginan untuk menghilangkan kotoran telinga hanya dengan menggunakan jari-jari tangan.

4. Hidung
Bagian dalam hidung mengandung bakteri sehat sendiri. Dengan meletakkan jari-jari di sana, Anda ‘memperkenalkan’ bakteri berbeda, yang kemungkinan tidak disukai dan dapat menyebabkan infeksi.

5. Mulut
Di dalam mulut ada sekira 34-72 jenis bakteri berbeda, yang kebanyakan tidak berbahaya dan bahkan bermanfaat bagi kesehatan mulut.

Dengan menambahkan kuman-kuman dari tangan Anda, maka itu akan mengganggu keseimbangan bakteri sehat di mulut. Jika Anda sudah sakit, menyentuh mulut dengan tangan dapat memindahkan kuman ke orang lain.

6. Pusar
Menurut Public Library of Science, pusar adalah bagian tubuh paling kotor. “Pusar tetap kotor bahkan setelah Anda mandi. Jadi, jangan menyentuh pusar dengan jari-jari tangan Anda yang penuh kuman karena dapat menyebabkan infeksi serius,” urai Glenner Richardson, MD, direktur mikrobiologi dan laboratorium kimia analitik. ** Baca juga: Tak Disangka, Sejumlah Barang Ini Ternyata Tidak Luput dari Kuman

Jaga tangan agar senantiasa bersih sehingga terhindar dari kuman.(ilj/bbs)




Amankah Konsumsi Telur yang Masih Mentah?

Kabar6-Telur merupakan salah satu makanan tersehat di dunia. Baik telur mentah maupun telur yang dimasak sama-sama memiliki manfaat kesehatan. Namun, amankah mengonsumsi telur yang masih mentah?

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), melansir Viva, telur mentah yang tidak dipasteurisasi mungkin mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir dan suatu proses untuk memperlambatkan pertumbuhan mikroba pada makanan.

Food and Drug Administration (FDA) menjelaskan, sebagian besar orang menderita penyakit bawaan makanan dan bahkan ada kasus kematian setiap tahunnya yang diakibatkan konsumsi telur yang terkontaminasi oleh Salmonella (penyakit bakteri).

Makan telur mentah juga dapat mengurangi kemampuan Anda untuk menyerap protein esensial yang ada dalam telur, karena protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak.

Selain itu, juga dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menyerap biotin, yaitu vitamin B yang larut dalam air, yang terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak dalam tubuh.

Putih telur mentah mengandung protein disebut avidin, yang berikatan dengan biotin di usus kecil dan mencegah penyerapannya. Saat Anda memasak telur, panasnya akan menghancurkan avidin.

Nah, Anda dapat mencegah kontaminasi ini dengan memanaskan telur dalam air panas selama periode waktu tertentu. Proses pemanasan telur yang dikenal sebagai pasteurisasi, dapat mengurangi kontaminasi Salmonella tetapi tidak mempengaruhi kualitas gizi atau rasa telur.

Mengonsumsi telur mentah atau setengah matang dapat meningkatkan risiko infeksi Salmonella, yang juga disebut dengan salmonellosis. Gejala infeksi terjadi dalam 12 hingga 72 jam setelah mengonsumsi telur yang terkontaminasi.

Orang yang terinfeksi Salmonella, dapat menderita berbagai masalah, di antaranya diare, demam, kram perut, dan muntah. Bayi, anak-anak, orangtua dan wanita hamil, berisiko tinggi terkena infeksi ini.

Lantas, bagaimana cara melindungi diri dari infeksi Salmonella?
1. Jangan mengonsumsi telur mentah
2. Simpan telur mentah di lemari es pada atau di bawah suhu 4,5 derajat Celsius
3. Jangan mengonsumsi telur jika cangkang retak atau kotor
4. Setelah memegang telur mentah, cuci tangan dan peralatan dapur sampai bersih.
5. Masak putih dan kuning telur dengan benar sebelum dikonsumsi. ** Baca juga: 7 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Usai Olahraga Lari

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)