1

Tim Ilmuwan Tel Aviv Ciptakan Robot dengan Kemampuan Mengendus 10 Ribu Kali

Kabar6-Ilmuwan Universitas Tel Aviv, Israel, mengklaim telah sukses menciptakan robot yang memiliki indera penciuman, dengan kemampuan mengendus 10 ribu kali lebih banyak dibanding barang elektronik lain yang ada saat ini.

Robot canggih dengan kemampuan layaknya manusia ini, melansir Yahoo, dibekali dengan sensor antena menyerupai belalang dan juga kecerdasan buatan. Para ilmuwan menggambarkan, robot yang mereka ciptakan sebagai platform bio-hybrid. Secara lebih detail, robot memiliki satu set antena yang diambil dari belalang gurun, yang terhubung ke sistem elektronik yang mengukur jumlah sinyal listrik yang dihasilkan oleh antena ketika mendeteksi bau.

Mereka juga memasangkan robot dengan algoritma yang bisa menggali kemampuannya sendiri. Dengan algoritma tersebut, robot bisa mengkarakterisasi bau melalui output sinyalnya. ** Baca juga: Punya Berat Sekira 2,7 Kg, Toadzilla Jadi Katak Terbesar di Hutan Australia

Dengan cara ini, tim menciptakan sistem yang secara andal dapat membedakan antara delapan bau secara alami, termasuk geranium, lemon, dan marzipan, dan dua campuran dari bau yang berbeda.

Para ilmuwan mengatakan, robot mereka suatu hari nanti dapat digunakan untuk mendeteksi obat-obatan dan bahan peledak.(ilj/bbs)




Apa Sebab Lansia Jadi Kurang Peka akan Rasa dan Aroma Makanan?

Kabar6-Tidak hanya kemampuan kognitif manusia yang melemah seiring bertambahnya usia, menurut peneliti, hal ini juga terjadi pada indera perasa dan penciuman. Karena itulah, tak heran jika para lansia menjadi kurang bisa mencicipi rasa dan aroma makanan lezat sekalipun.

Indera pengecap berkurang pada usia 40-50 tahun pada wanita, dan 50-60 tahun para pria. Indera perasa yang tertinggal pun berhenti bertumbuh. Pada usia 60 tahun, para lansia mulai menyadari mereka kehilangan sebagian sensasi rasa. Biasanya dimulai dari asin dan manis, kemudian pahit dan asam.

Namun, melansir Detik, perubahan alami pada lidah bukanlah penyebab utamanya. “Ketika orang berbicara tentang rasa, mereka membicarakan aromanya daripada rasanya,” kata Dr. Scott P. Stringer, anggota American Academy of Otolaryngology. Artinya, perubahan pada hidunglah yang lebih berperan.

Sel sensor yang mendeteksi aroma secara rutin mati dan digantikan dengan yang baru. Namun pada lansia, proses pergantian ini tak bekerja dengan baik, sehingga sel sensor berkurang jumlahnya. Selain itu, terjadi pula pengurangan pada saraf yang membawa sinyal ke otak dan pada bagian yang memroses rangsang penciuman.

Indera penciuman juga melemah karena berkurangnya jumlah lendir yang dihasilkan, penipisan lapisan hidung, dan perubahan hormon. Bahkan, penyakit tertentu, luka di kepala, dan beberapa obat-obatan juga dapat memengaruhi penciuman.

Berkurangnya kemampuan mencium dan merasa terjadi secara bertahap. Banyak yang tidak menyadarinya, bahkan sebagian orang tak pernah merasakan perubahan sama sekali.

Hal ini terbukti setelah subjek penelitian mengatakan bahwa indera penciuman mereka baik-baik saja, tapi mereka tak dapat mendeteksi beberapa aroma.

Jika berkurangnya kemampuan mencium sudah parah, hal ini bisa membahayakan. Menurut studi di Science of Aging Knowledge Environment pada 2006, 45 persen lansia yang diuji tak dapat mendeteksi bau gas. ** Baca juga: Cek Posisi Duduk yang Benar Selama Bekerja Seharian di Depan Laptop atau Komputer

Makanan juga tak lagi terasa membangkitkan selera, sehingga para lansia berisiko mengalami kekurangan gizi. Mereka juga akan mencari makanan yang tinggi garam dan gula agar tak terasa hambar. Padahal, hal ini bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan.(ilj/bbs)




Bagaimanan Indera Penciuman Bisa Mendeteksi Masalah Kesehatan?

Kabar6-Selama ini indera penciuman hanya dianggap untuk mencium bau yang ada di sekitar, misalnya bau masakan, bau badan, dan lain sebagainya. Tidak banyak yang tahu bahwa hidung juga mampu memberikan tanda-tanda kesehehatan pada tubuh.

Bagaimana indera penciuman mendeteksi masalah kesehatan yang akan Anda alami? Melansir Health,beberapa orang mencium lebih banyak aroma daripada yang lain, yang membuatnya aneh adalah mencium bau sesuatu yang tidak ada di sekitarnya, seperti mencium aroma ikan tetapi tidak ada yang memasak, membawa, atau memelihara ikan. Hal ini mungkin saja jadi pertanda datangnya tanda stroke atau kejang.

Akademi Neurologi Amerika mengatakan, ‘halusinasi penciuman’ ini biasanya berbau tidak menyenangkan, tetapi mereka bisa berbeda setiap individunya. Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di JAMA Otolaryngology, Head & Neck Surgery, sekira 6,5 persen orang yang berusia 40 dan lebih tua mungkin mengalami bau yang tidak benar-benar ada, kadang-kadang juga disebut ‘odom phantom’.

Hanya 11 persen orang dalam penelitian ini yang berbicara dengan dokter tentang masalah bau atau rasa. Jadi, segera hubungi dokter bila tanda-tanda seperti ini muncul pada indera penciuman Anda.

Selanjutnya, meskipun relatif jarang, orang-orang mungkin juga berhalusinasi bau sebagai bagian dari aura pra-migrain, menurut penelaahan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Pusat Sakit Kepala Montefiore. Sekali lagi, aroma itu sebagian besar tidak menyenangkan, dan yang paling umum adalah benda-benda yang terbakar atau membusuk.

Merasa seperti indera penciuman Anda tidak berfungsi dengan baik selama bertahun-tahun? Jika ya, itu bisa menjadi petunjuk bahwa Anda tidak dalam keadaan sehat. Sebuah studi 2014 dari University of Chicago Medical Center menemukan bahwa tidak dapat mendeteksi bau tertentu memiliki peningkatan risiko kematian dalam lima tahun.

Sebanyak 39 persen dari pasien yang lebih tua yang tidak bisa mencium aroma seperti jeruk, mawar, dan peppermint meninggal dalam jangka waktu itu, dibandingkan dengan hanya 19 persen dari indera penciuman yang biasa saja dan 10 persen dari indera penciuman yang baik. ** Baca juga: Beberapa Makanan yang Bisa Picu Komedo pada Wajah

Menurut studi Harvard Medical School, tidak bisa mencium bau dengan baik bisa menandakan tahap awal penyakit Alzheimer. Peserta dengan peningkatan kadar plak amyloid (protein yang ditemukan pada otak pasien Alzheimer) yang menunjukkan hasil buruk pada tes identifikasi bau juga memiliki kematian sel otak yang lebih besar. Hal ini karena ketika penyakit mulai membunuh sel-sel otak, ini sering termasuk sel-sel penting untuk indera penciuman Anda.(ilj/bbs)