1

Ketahui Berapa Kalori Telur Rebus yang Anda Konsumsi Sehari-hari

Kabar6-Menu telur sebagai lauk adalah makanan yang sehat, terjangkau, bernutrisi, sekaligus banyak disukai. Telur juga bisa diolah dengan berbagai jenis masakan yang menggugah selera. Entah itu sebagai pelengkap makanan seperti nasi goreng atau roti panggang.

Namun bagi Anda yang saat ini sedang berencana menurunkan berat badan, telur rebus bisa menjadi pilihan yang sehat dan berkalori rendah. Telur rebus juga mampu menjadi sumber protein yang baik untuk tubuh.

Kalori telur rebus lebih rendah dibandingkan dengan telur yang sudah digoreng. Melansir Orami, berikut ini kalori telur rebus yang perlu diketahui:

1. Satu iris telur rebus mengandung delapan kalori
2. Satu butir ukuran kecil telur rebus mengandung 57 kalori
3. Satu butir telur rebus atau sekira 50 gram mengandung 77 kalori
4. Satu butir telur setengah matang mengandung sekira 78 kalori.
5. 100 gram telur rebus mengandung 154 kalori.
6. Satu mangkuk telur rebus mengandung 209 kalori.

Diketahui, kalori telur rebus yang matang dan setengah matang tidak jauh berbeda. Keduanya masih memiliki kalori yang cukup rendah. Namun, kalori telur rebus akan berbeda dibandingkan dengan telur goreng. ** Baca juga: Yuk, Hindari Bau Badan Tak Sedap dengan 4 Cara Sehat

Telur goreng mengandung sekira 89 kalori untuk 1 butirnya, dan 264 kalori untuk ukuran satu mangkuk telur goreng. Hal ini karena adanya tambahan minyak untuk menggoreng telur sehingga kalorinya bertambah.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Disarankan, Makan Kentang Tanpa atau dengan Kulitnya?

Kabar6-Saat makan kentang, apakah kulitnya Anda kupas atau mengonsumsinya bersama kulit? Lantas, bagaimana cara terbaik makan kentang?

Kentang mengandung sejumlah nutrisi dan vitamin yang baik untuk tubuh. Satu butir kentang berukuran 100 gram memiliki sekiranya 87 kalori, 20,1 gram karbohidrat, 1,9 gram protein, 0,1 gram lemak dan 1,8 gram serat. Selain itu, kentang juga mengandung mineral, seperti fosfor, kolin, niasin dan zinc.

Untuk mendapatkan semua kebaikan nutrisi yang ada, melansir Klikdokter, kentang sebaiknya dikonsumsi bersama dengan kulitnya. Namun sebelumnya, Anda perlu mencuci bersih dan mengolah kentang dengan cara yang tepat terlebih dahulu.

Kentang adalah keluarga umbi-umbian yang tumbuh di dalam tanah. Apabila tidak dicuci hingga benar-benar bersih sebelum diolah dan dikonsumsi, kulit kentang masih mungkin mengandung senyawa kimia yang berasal dari tanah tempatnya tumbuh.

Selain itu, kulit kentang yang tidak dicuci juga mungkin mengandung jutaan kuman berbahaya yang bisa menyebabkan gangguan pada tubuh. Khususnya, pada saluran pencernaan.

Disarankan untuk mencuci kentang dengan air bersih yang mengalir. Sikat permukaan kulit kentang menggunakan sikat yang dikhususkan untuk sayuran. Tidak perlu khawatir untuk menyikatnya agak keras. Ini karena kulit kentang sangat kuat menahan gesekan. Hindari mencuci kentang menggunakan sabun, terlebih yang mengandung deterjen di dalamnya.

Setelah itu olah kentang dengan cara direbus atau dikukus langsung bersama dengan kulitnya, agar kandungan gizi di dalamnya masih tetap bertahan. ** Baca juga: Kebiasaan Makan Sambil Berdiri Bikin Makanan Jadi Kurang Enak

Hindari mengolahnya dengan cara digoreng, karena bisa menambah kandungan lemak jenuh di dalam kentang. Lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol jahat yang merupakan salah satu penyebab penyakit pembuluh darah.

Hal yang harus diingat, kulit kentang harus dicuci bersih terlebih dahulu dan diolah dengan cara yang tepat.(ilj/bbs)




Kebiasaan Salah yang Sering Dilakukan Saat Konsumsi Daging

Kabar6-Idul Adha selalu identik dengan sajian makanan berbahan dasar daging. Jadi tidak heran bila saat idul Adha, sebagian besar umat muslim mengolah aneka hidangan ‘berat’ dari daging merah, baik daging sapi maupun daging kambing.

Tanpa disadari, seringkali kita melakukan kebiasaan yang salah saat mengonsumsi daging, sehingga berdampak tidak baik bagi kesehatan. Melansir doktersehat, berikut sejumlah kebiasan makan yang sering dilakukan saat Idul Adha:

1. Langsung mengolah daging dalam jumlah banyak menjadi berbagai sajian
Ketersediaan daging yang cukup banyak atau lebih banyak dari hari biasa, cenderung membuat kita ingin segera mengolah seluruh daging menjadi berbagai sajian. Padahal hal ini menjadi salah satu penyebab kebiasaan tidak sehat pada saat Idul Adha.

Langsung mengolah daging dalam jumlah banyak akan membuat kita cenderung makan lebih banyak pula. Apalagi jika daging disajikan dengan berbagai sajian dan metode masak, misalnya digoreng, direbus, atau di kuah santan.

Batasi jumlah daging yang Anda olah dalam satu hari. Jika memang ada cukup banyak jumlah daging, Anda bisa menyimpan dalam suhu beku untuk diolah pada waktu masak lainnya.

2. Tidak menghilangkan bagian berlemak pada daging
Langsung mengolah daging tanpa memperhatikan bagian berlemak pada daging, apalagi di waktu yang membuat kita cenderung makan daging lebih banyak, tentu membuat konsumsi daging tinggi lemak akan semakin besar. Padahal, mengonsumsi daging tinggi lemak, akan meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh.

Solusinya, Anda perlu menghilangkan bagian berlemak yang nampak pada daging, berupa garis atau serat putih dan bagian gajih. Hal ini bisa dilakukan dengan memotong atau mengiris bagian tersebut.

3. Memilih metode masak yang tinggi lemak
Mengolah daging menjadi banyak sajian masakan memang merupakan hal yang wajar. Namun jika daging diolah dengan metode masak yang tinggi lemak, misalnya kuah santan, digoreng, atau goreng tepung, maka tentu hal ini bukanlah pemilihan metode masak yang tepat.

Daging telah memiliki banyak kandungan lemak alami, jika metode masak yang kita pilih adalah metode yang tinggi lemak, maka kandungan lemak dalam sajian daging tentu akan semakin meningkat.

Jadi, pilih metode masak daging yang rendah lemak, misalnya merebus, kuah bening, panggang, atau bakar.

4. Tidak membatasi porsi konsumsi daging dalam satu hari
Mengonsumsi daging saat Idul Adha memang seakan umum dilakukan. Kita bisa lebih sering mengonsumsi daging, baik ketika mengolahnya sendiri di rumah atau saat berkunjung ke kerabat maupun saudara.

Jika tidak dikontrol, kondisi ini tentu akan membuat konsumsi daging dalam sehari menjadi berlebihan dan asupan lemak jenuh serta kolesterol menjadi meningkat.

Solusinya, batasi konsumsi daging dalam satu hari. Pastikan Anda tidak mengonsumsi daging lebih dari tiga porsi, setara dengan 100-120 gram daging dalam satu hari.

5. Tidak menyajikan daging dengan makanan tinggi serat
Sebagian besar sajian makanan khas Idul Adha, meskipun disajikan dengan metode masak rendah lemak, cenderung kurang mengandung serat.

Hal ini kemudian menyebabkan tubuh hanya banyak mengonsumsi makanan berprotein hewani dan seakan melupakan serat yang justru penting untuk mengurangi lemak dan kolesterol dalam tubuh. ** Baca juga: Bystander Effect, Fenomena ‘Menonton’ Sebuah Kecelakaan & Bukan Membantu Si Korban

Jadi, sajikan daging dengan makanan pendamping dari sayur, kacang-kacangan, atau umbi-umbian tinggi serat. Makan daging sekaligus dalam satu waktu tidak disarankan.(ilj/bbs)




Lakukan 3 Hal Ini Agar Berat Badan Tidak Melonjak Saat Puasa

Kabar6-Sudah menjadi semacam tradisi, selama bulan Ramadan ini ada banyak undangan buka bersama (bukber), entah itu dari kantor, keluarga besar, atau teman-teman sekolah.

Dan tanpa disadari, kebiasaan makan ini ternyata justru membuat berat badan Anda melonjak. Nah, bagaimana agar berat badan tidak melonjak saat puasa? Melansir Womantalk, ini tiga hal yang sebaiknya Anda lakukan:

1. Temukan keseimbangan yang tepat
Seorang ahli diet klinis bernama Sakina Mustansir mengatakan, bulan puasa sebenarnya adalah waktu tidak hanya untuk mengurangi kalori, tetapi tentang mengendalikan kelebihan.

Karena itulah Anda harus menjalani keseimbangan gizi yang tepat agar tetap berenergi, sehat, dan menjaga berat badan. Caranya, hindari makan karbohidrat olahan, serta lebih memilih daging tanpa lemak atau justru ikan dan ayam, untuk asupan protein hewani.

2. Fokus pada nutrisi mikro
Ahli gizi klinis bernama Dr. Nadine Aoun mengatakan, mereka yang menjalani puasa lebih dari 12 jam perlu fokus pada nutrisi mikro. “Sementara sereal, kacang-kacangan, susu skim, yoghurt, telur, unggas, dan kacang-kacangan dapat menjaga nutrisi makro yang dibutuhkan tubuh, penting juga untuk fokus pada nutrisi mikro seperti mineral, vitamin dan enzim yang diperlukan untuk menjaga berat badan tetap sehat dan dalam kondisi kesehatan optimal,” katanya.

3. Hindari makanan yang digoreng & bergula saat buka puasa
Hal yang sebaiknya diketahui, pola makan di bulan puasa juga sebenarnya tiga kali makan. Pertama saat sahur, kedua saat buka puasa dengan makanan yang tidak berlebihan, ketiga makan malam, dan mungkin ditambah dengan sedikit camilan sebelum tidur.

Ditambahkan Sakina agar Anda tidak memiliki pemikiran bahwa tubuh sedang kekurangan makanan saat puasa, sehingga melakukan balas dendam dengan makanan yang digoreng dan bergula saat puasa, yang justru bisa membuat berat badan jadi melonjak. ** Baca juga: Penelitian: Konsumsi Ikan Seporsi dalam Sepekan Bantu Cegah Pengikisan Daya Ingat

Yuk, jalankan ibadah puasa dengan cara yang sehat.(ilj/bbs)




Sehatkah ‘Balas Dendam’ Saat Buka Puasa?

Kabar6-Setelah berpuasa selama kurang lebih 13 jam, tidak sedikit orang yang ‘balas dendam’ saat buka puasa dengan makan dalam porsi yang banyak. Akibatnya, perut terasa sangat kenyang dan Anda jadi malas bergerak.

Apakah kebisaan itu diperbolehkan? Melansir DetikHealth, Balas dendam saat buka puasa dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak sekaligus ternyata tidak sehat, terlebih bila mengabaikan nutrisi yang terkandung pada makanan. Karena bisa jadi Anda kelebihan kalori sehingga berdampak kurang baik bagi tubuh seperti mengalami risiko obesitas maupun kolesterol tinggi. Apalagi bila hidangannya diolah dengan tidak tepat, misalnya digoreng atau menggunakan banyak mentega atau minyak.

Untuk meminimalisir risiko kesehatan yang muncul, Anda disarankan tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan, terutama makanan yang tinggi kolesterol seperti hidangan laut, gorengan, dan beberapa jenis daging. ** Baca juga: 4 Manfaat Tidur Malam Lebih Awal

Hal lain, perhatikan cara pengolahannya. Hindari menggunakan terlalu banyak minyak, margarin, ataupun mentega. Sebaliknya, makanan yang direbus, dikukus, atau dipanggang dengan sedikit minyak lebih direkomendasikan.(ilj/bbs)




Batasi Konsumsi Makanan yang Digoreng Agar Kolesterol Tidak Gampang Naik

Kabar6-Banyak orang yang gemar mengonsumsi makanan yang digoreng, entag sebagai camilan atau makanan utama. Padahal, jika dikonsumsi berlebihan ada risiko di balik makanan tersebut, salah satunya adalah kolesterol tinggi.

Makanan gorengan cenderung mengandung banyak lemak, kalori, dan garam. Hal ini karena makanan gorengan sering dimasak menggunakan minyak terhidrogenasi, yaitu mengandung asam lemak trans yang tinggi.

Proses menggoreng, atau yang disebut dengan deep frying, menyebabkan makanan kehilangan air dan lebih banyak menyerap lemak, serta mengubah kualitas makanan dan membuat makanan tersebut menjadi lebih banyak kalori.

Kandungan asam lemak trans tertinggi pada makanan gorengan (ayam goreng tepung, telur goreng dan tempe mendoan), produk ruminansia (daging rawon, sop buntut dan beef burger keju), dan produk makanan jadi (menggunakan margarin atau minyak terhidrogenasi) seperti coklat, biscuit, dan croissant.

Deep frying, melansir tanyadokter, adalah proses menggoreng dengan cara merendam bahan makanan ke dalam minyak goreng pada suhu 163-1960 Celcius. Kerusakan minyak akibat proses penggorengan pada suhu tinggi akan merusak ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh sehingga hanya tinggal asam lemak jenuh saja. Hal tersebut berisiko membuat kolesterol darah semakin tinggi.

Konsumsi asam lemak trans berdampak pada peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Kontribusi tertinggi asupan lemak trans total berasal dari makanan gorengan. Asam lemak trans juga dapat memicu penyempitan, penebalan, dan pengerasan dinding pembuluh darah serta menghambat aktivitas enzim pada metabolisme lemak.

Beberapa cara untuk mengurangi risiko buruk konsumsi gorengan adalah dengan mengganti minyak trans atau minyak yang telah mengalami hidrogenasi dengan jenis minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, biji bunga matahari, atau minyak jagung, serta perlu diingat untuk menghindari penggunaan minyak secara berulang. ** Baca juga: Ahli Sebutkan, Penggunaan Tabir Surya Tidak Jamin Kulit Terlindung dari Sinar Matahari

Lebih disarankan untuk sekali pakai dalam menggoreng. Selain itu dapat juga dengan mengganti proses menggoreng dengan memanggang makanan menggunakan oven.(ilj/bbs)




Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Goreng Makanan

Kabar6-Mengolah masakan dengan cara digoreng, menjadi salah satu pilihan saat mengolah makanan. Meskipun demikian, nyatanya tidak semua orang bisa menggoreng makanan dengan cara yang benar.

Ya, tanda disadari ada beberapa kesalahan yang paling sering dilakukan saat menggoreng makanan. Melansir tabloidbintang, ini dia tiga kesalahan yang dimaksud:

1. Makanan terlalu berminyak
Menurut direktur sekaligus kepala koki di sekolah tata boga Le Cordon Bleu di Prancis, Tom Milligan, makanan terlalu berminyak setelah digoreng salah satunya disebabkan oleh bahan masakan yang dimasukkan ke dalam wajan berisi minyak yang belum panas. “Artinya minyak masuk ke dalam makanan sebelum memasak bagian luar makanan. Coba letakkan makanan di atas tisu makanan setelah diangkat dari wajan untuk menyerap kelebihan minyak itu,” kata Tom.

2. Gosong
Terlalu lama membiarkan minyak di atas nyala api yang sangat tinggi kata Tom bisa menyebabkan makanan gosong meski baru dimasukkan ke dalam wajan. Dikatakan Tom, cobalah memanaskan minyak dengan api kecil dan masukkan bahan makanan segera setelah api panas.

3. Makanan menempel di wajan
Adanya sisa makanan yang menempel di wajan setelah proses menggoreng memang menyebalkan. Penyebabnya, menurut Tom, karena minyak yang digunakan untuk menggoreng kurang banyak. “Atau bisa jadi karena wajan Anda sudah rusak sehingga makanan apa pun akan menempel di sana. Lebih baik gunakan panci anti lengket untuk menggoreng.” ** Baca juga: Pilih Masker yang Mampu Lindungi Diri dari Abu Vulkanik

Yuk perbaiki lagi cara Anda menggoreng makanan agar nutrisinya tetap terjaga.(ilj/bbs)




Saat Batuk & Pilek, Ada Sejumlah Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Kabar6-Terserang deman, pilek dan batuk tentu akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dan minum obat bukanlah satu-satunya cara agar Anda segera sembuh dari sakit. Hal lain yang harus diperhatikan adalah asupan makanan dan minuman Anda sehari-hari.

Apa saja sih sejumlah makanan yang sebaiknya dihindari saat Anda batuk dan pilek? Melansir Vemale, berikut uraiannya:

1. Yoghurt
Meski sangat penting meningkatkan imunitas tubuh selama sakit, yoghurt tidak membantu banyak. Sebaliknya, konsumsi yogurt bisa memperparah riak batuk dan menyebabkan akumulasi cairan sehingga menyebabkan sulit bernapas.

2. Susu & keju
Meskipun susu dan keju tinggi vitamin dan mineral, namun mengonsumsinya justru bisa mengentalkan cairan mukus atau lendir dan meningkatkan inflamasi.

3. Makanan yang digoreng
Menginsumsi makanan berlemak apalagi digoreng karena bisa memperparah kondisi tenggorokan yang sudah sakit.
** Baca juga: Rutin Konsumsi Buah & Sayur Bisa Bikin Anda Bahagia

4. Minuman bersoda
Minuman bersoda juga bukan jenis minuman yang bisa diminum saat tenggorokan sakit karena bisa meningkatkan iritasi tenggorokan saat pilek dan batuk.

5. Buah-buahan asam
Buah mungkin sangat baik untuk kesehatan karena tinggi vitamin dan mineral, namun buah-buahan asam sebaiknya tidak dimakan dulu selama pilek dan batuk karena bisa menyakiti tenggorokan dan meningkatkan inflamasi.

Pilih makanan dan minuman yang tepat agar pilek dan batuk tidak makin parah.(ilj/bbs)




Bagaimana Cara Tepat Olah Ikan Agar Gizinya Tetap Terjaga?

Kabar6-Selain lezat dan bergizi tinggi, ikan dapat dikonsumsi dengan berbagai macam olahan. Sayangnya, banyak orang yang tidak tahu cara mengolah ikan dengan tepat. Alhasil, kandungan gizi dalam ikan terbuang sia-sia.

Mengolah masakan ikan yang baik, melansir msn, yaitu dengan cara direbus atau dikukus agar gizinya bisa tetap masuk secara baik dalam tubuh manusia. Selain digoreng, salah satu cara memasak lainnya yang membuat kandungan dalam ikan hilang adalah dengan pengolahan pepes. Cara ini membuat kandungan gizi dalam ikan dapat terbuang percuma, karena dimasak dalam waktu lama. ** Baca juga: Apa Alasan Banyak Orang Lebih Banyak Beraktivitas Gunakan Tangan Kanan?

Mengolah ikan dengan cara dipepes berjam-jam hanya untuk melunakkan duri, akan membuat gizinya rontok semua. Saat mengolah ikan pepes tidak menggunakan panci presto, maka akan lebih membutuhkan waktu yang lama untuk melembutkan duri. Proses tersebut dapat merusak kandungan protein dalam ikan.(ilj/bbs)




Mie Campur Goreng di Bakmi Jowo Ini Rasanya Joss

kabar6.com

Kabar6-Jalan-jalan ke kawasan Graha Raya, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) jangan lupa mampir ke Bakmi Jowo Bu Citro Solo yang terletak di Ruko Fortune.

Salah satu menu penggugah selera adalah mie campur goreng. Mie yang direbus lalu ditiriskan dan dicampur kecap ini digoreng bercampur bumbu khas resto yang ditambah telur orak-arik, potongan sayuran, ayam suir dan daun bawang.

Saat seporsi mie campur goreng di meja, kesan pertama adalah aroma mie yang sontak membuat perut lapar. Sambil ditiup perlahan, suapan pertama-pun langsung menimbulkan kesan enak.

Untaian mie yang empuk namun legit, bumbu yang meresap kedalam mie, hingga campuran mie tadi memiliki citarasa yang saling menguatkan. Sehingga, sempurnalah icip-icip kuliner di Bakmi Jowo Bu Citro Solo.

“Mie campur goreng yang ada di gerai kuliner ini rasanya Joss. Dan mie ini menjadi favorit saya disaat mampir kesini. Sekalian ingat kampung halaman,” tutur Masno, pengunjung dari Duta Bintaro. **Baca juga: Legitnya Fried Udon di Santika Premiere ICE BSD.

Gerai di Ruko Fortune, Graha Raya merupakan cabang ke 3 dan gerai kuliner khas Jawa Tengah ini telah membuka cabang ke 4 nya di Sektor 9 Bintaro Jaya. (fit)