oleh

Ahli Sebutkan, Penggunaan Tabir Surya Tidak Jamin Kulit Terlindung dari Sinar Matahari

image_pdfimage_print

Kabar6-Penggunaan tabir surya (sunblock) menjadi salah satu cara paling sederhana untuk melindungi kulit dari sengatan matahari. Menurut ahli, sunblock merupakan perlengkapan wajib yang bisa melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Nah, terdapat beberapa fakta tentang sunblock yang sebaiknya Anda ketahui demi kesehatan kulit. Dikatakan ahli, penggunaan tabir surya tak menjamin kulit selalu terlindungi dari sengatan sinar matahari. Mengapa demikian? Melansir halodoc, berikut alasannya:

1. Keefektifan berkurang karena air
Pada dasarnya, tidak ada tabir surya yang melindungi kulit dari sinar matahari hingga 100 persen. Bahkan, ketika menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF (Sun Protection Factor) yang tinggi, kulit tidak sepenuhnya terlindungi.

Hal ini karena tabir surya juga bisa luntur atau hilang saat tubuh berkeringat ataupun terkena air. Sebaiknya, oleskan tabir surya setidaknya dua jam sekali, dan pilihlah tabir surya yang tahan terhadap air.

Fakta sunblock menurut studi, produk tabir surya yang tahan air ternyata keefektifannya bisa berkurang setelah dipakai di laut. Menurut para ahli, penurunan SPF bisa terjadi hingga 59 persen setelah direndam selama 40 menit dalam air garam.

Karena itulah para ahli berpendapat kalau tak ada tabir surya yang 100 persen efektif melindungi kulit.

2. Keliru pilih produk
Tidak semua sunblock memiliki manfaat yang sama untuk kulit. Hal yang harus diketahui, matahari memancarkan dua sinar UV, yakni UVA dan UVB. Keduanya memang sama-sama menimbulkan kerusakan bagi kulit. Namun, UVA bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah, seperti kerusakan pada DNA, membuat kulit keriput, bahkan meningkatkan risiko kanker kulit.

Sedangkan UVB hanya sampai permukaan kulit saja, efeknya ‘hanya’ membuat kulit gosong atau kemerahan. UVB ini ditahan oleh SPF yang terkandung dalam tabir surya. Sementara UVA ditahan oleh PA (Protection Grade of UV A).

Menurut ahli, biasanya orang memilih sunscreen hanya berdasarkan kandungan SPF-nya. Padahal, kandungan PA juga jadi faktor penting untuk menjaga kulitmu dari UVA.
Jadi, keliru memilih produk sunblock tentu akan mempengaruhi perlindungannya yang diberikannya ke kulit. Sebaiknya Anda perlu memastikan tabir surya yang digunakan mengandung kedua bahan tersebut.

3. Mengandung bahan berbahaya
Menurut studi Atlanta Journal Constitution, terdapat dua temuan studi yang membuktikan kalau 67 persen sunblock tidak efektif melindungi kulit, terutama dari sinar UVA. Radiasi dari UVA dipercaya dapat menyebabkan kerusakan di bawah permukaan kulit sehingga hal ini menjadi dampak penggunaan sunblock yang cukup berbahaya.

Menurut para ahli di dalam studi tersebut, produk SPF tinggi (di atas 50) mengandung lebih banyak bahan kimia. Nah, bahan kimia inilah yang diduga bisa menimbulkan masalah pada kulit seperti kerusakan jaringan.

Bahkan, para ahli juga menemukan bahwa sebagian besar produk sunblock yang cukup populer di pasaran ternyata mengandung bahan-bahan berbahaya seperti oxybenzone dan octinoxate.

4. Picu alergi
Menurut beberapa ahli, kandungan Para-Aminobenzoic Acid (PABA) dalam sunblock dapat meningkatkan reaksi alergi pada kulit. Misalnya menimbulkan rasa terbakar, gatal, dan membuat kulit kemerah-merahan. Kandungan PABA ini lebih mungkin bereaksi pada kulit yang sensitif.

Menurut ahli, ada juga kandungan dari sunblock yang dijual bebas dan dapat bereaksi pada jerawat di wajah. Hal inilah yang nantinya dapat menyebabkan iritasi dan kemerah-merahan di kulit. ** Baca juga: Dengarkan Lagu Mellow Ternyata Ada Manfaatnya, Lho

Jadi saat memilih produk tabir surya untuk wajah, sebaiknya jangan digunakan pada bagian tubuh lainnya, begitu pula sebaliknya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email