1

BPOM Temukan Tujuh Obat Baru Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak di Serang

Kabar6.com

Kabar6-BPOM kembali menemukan obat yang mengandung etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE), sebagai penyebab gagal ginjal akut pada anak.

Obat berupa paracetamol drop dan paracetamol s sirop yang mengandung cairan kimia berbahaya melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan, sehingga menyebabkan gagal ginjal akut.

“Menemukan produksi sirop obat parasetamol drop dan parasetamol sirop rasa peppermint PT Afi Farma,” ujar Kepala BPOM, Penny Lukito, di Kabupaten Serang, Banten, Senin (31/10/2022).

Meski tidak menyebutkan nama merk dagangnya, Penny menyatakan ada tujuh produks PT Afi Farma yang mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas, sehingga bisa mengganggu kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.

BPOM telah memerintahkan perusahaan farmasi menahan sekaligus menarik kembali peredaran obatnya, agar tidak dikonsumsi masyarakat.

**Baca juga: Pabrik Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal di Cikande Ditutup Bareskrim Polri

Terkait kasus gagal ginjal akut pada anak yang merebak dalam beberapa di tahun 2022 ini, sebagai lembaga yang dipercaya mengawasi peredaran dan penjamin mutu obat serta makanan, BPOM mengklaim telah melakukan pengawasan hingga pemeriksaan kualitas secara seksama, sebelum barang tersebut beredar di masyarakat.

“Ada tujuh produk dari PT Afi Farma yang mempunyai kadar melebihi standar dan kadar bahan baku melebihi ambang batas, sehingga kami hold produksinya,” terangnya.(Dhi)




Empat Balita di Kabupaten Tangerang Meninggal Disinyalir Gagal Ginjal Akut

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Muhamad Faridzi Fikri mencatat ada enam anak terkonfirmasi gagal ginjal. Empat anak di antaranya meninggal dunia di RSCM, Jakarta.

“Empat orang meninggal dunia karena gagal ginjal akut misterius pada Juli – Oktober 2022,” katanya, Rabu (26/10/2022).

Semua anak yang terdiagnosa gagal ginjal akut berusia lima tahun ke bawah. Mereka berdomisili di Kecamatan Balaraja, Cikupa, Binong, Mauk, Teluknaga dan Sepatan.

Faridz belum bisa pastikan penyebab keenam balita mengidap gagal ginjal akut. “Tetapi kalau penyebab dari obat sirop ini belum terbukti,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pastikan 70 persen anak-anak yang terkena gagal ginjal akut akibat obat sirup yang diminum mengandung kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas.

**Baca juga: Delegasi 9 Negara Hadiri Forum PNLG di Kabupaten Tangerang

Penelusuran kedua, lanjut Budi, tes biopsi kepada anak yang meninggal dunia. Apakah ada ciri-ciri kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh senyawa kimia tersebut.

“Kita cek 100 persen. Karena terjadi kerusakan ginjal sesuai dengan ciri-ciri yang disebabkan oleh obat kimia ini,” terang Budi.(Rez)




Empat Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Kasus gagal ginjal akut atau accute kidney injury (AKI) ditemukan di Banten, jumlahnya mencapai 12 pasien. Sementara di Kota Tangerang dilaporkan terdapat 4 kasus. Namun 3 diantaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni membenarkan informasi tersebut.

“Benar,” ujar Dini secara singkat saat dikonfirmasi kabar6, Selasa (25/10/2022).

Kabar6 telah mengirimkan pertanyaan selanjutnya tentang kasusnya terjadi di bulan apa, serta langkah berikutnya setelah ada temuan kasus. Namun pesan yang disampaikan tersebut belum mendapatkan jawaban.

Diberitakan sebelumnya, dari total 12 kasus, ada 8 meninggal, 3 sembuh dan 1 dalam perawatan intensif.

**Baca juga: PKS Siapkan Aher Kandidat Cawapres Dampingi Anies Baswedan

“Kota Tangerang 4 kasus, 3 meninggal, 1 masih dalam perawatan. Kabupaten Tangerang, 6 kasus, 4 meninggal dan 2 sudah sembuh. Tangsel 1 kasus sembuh. Cilegon 1 kasus meninggal,” jelas Kadinkes Banten, Ati Pramudji Astuti, kepada awak media, Selasa (25/10/2022).

Kadinkes menghimbau masyarakat tetap tenang. Jika ada anaknya yang mengalami demam, sesak nafas ataupun batuk pilek, segera dibawa ke rumah sakit, klinik atau puskesmas terdekat dan jangan membeli obat warung. (Oke)




Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut Masih Beredar di Kota Serang

Kabar6.com

Kabar6-Obat yang mengandung zat kimia penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak masih beredar di Kota Serang, Banten. Sejumlah apotek kedapatan masih menjualnya, meski telah dilarang oleh BPOM dan Kemenkes.

Obat sirup itu mengandung zat kimia berbahaya yang dianggap menjadi biang kerok gagal ginjal, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).

“Termorex rasa jeruk ada 15 botol dan Unibebi Cough Sirup ada 14 botol,” kata Kombes Pol Nugroho Arianto, Kapolresta Serkot, Selasa (24/10/2022).

Obat-obatan dari berbagai apotek di Kota Serang itu kemudian ditarik peredarannya oleh BPOM agar tidak dikonsumsi oleh masyarakat.

“BPOM Banten menarik beberapa obat yang dilarang tersebut dan akan di serahkan ke distributor obat resmi, kemudian dari distributor resmi obat tersebut akan di serahkan ke industri farmasi asal obat tersebut,” terangnya.

Pengecekan dan pencegahan peredaran berbagai macam obat sirup yang dituding penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak akan dilakukan secara rutin. Pemeriksaan dilakukan bersama instansi lainnya, seperti Dinkes dan BPOM.

**Baca juga: 12 Kasus Gagal Ginjal Akut di Banten, 8 Balita Meninggal

“Maka kita lakukan langkah-langkah pengecekan apotek di wilayah hukum Polresta Serkot,” jelasnya.

Setidaknya ada lima produk yang dianggap penyebab gagal ginjal akut di Indonesia, yakni Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex, Flurin DMP Sirup (obati batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama, Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries, Unibebi Demam Sirup (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries dan Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries.(Dhi)




12 Kasus Gagal Ginjal Akut di Banten, 8 Balita Meninggal

Kabar6.com

Kabar6-Kasus gagal ginjal akut atau accute kidney injury (AKI) ditemukan di Banten, jumlahnya mencapai 12 pasien. Kasus terbanyak berada di Kabupaten Tangerang, dengan 6 balita.

Dari total 12 kasus, ada 8 meninggal, 3 sembuh dan 1 dalam perawatan intensif.

“Kota Tangerang 4 kasus, 3 meninggal, 1 masih dalam perawatan. Kabupaten Tangerang, 6 kasus, 4 meninggal dan 2 sudah sembuh. Tangsel 1 kasus sembuh. Cilegon 1 kasus meninggal,”jelas Kadinkes Banten, Ati Pramudji Astuti, kepada awak media, Selasa (25/10/2022).

Kadinkes menghimbau masyarakat tetap tenang. Jika ada anaknya yang mengalami demam, sesak nafas ataupun batuk pilek, segera dibawa ke rumah sakit, klinik atau puskesmas terdekat dan jangan membeli obat warung.

Lebih baik menjaga daya tahan tubuh anak dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi makanan dan minuman juga bagus dijaga agar tetap bugar.

“Jangan langsung melakukan pengobatan dengan beli obat di warung. Biasakan berobat ke Faskes, serahkan kepada dokter, biar dokter yang nanti memberikan (obat) apa yang harus diberikan kepada pasien anak itu sendiri. Kemudian yang pasti, tetap daya tahan tubuh dijaga, karena itu paling utama,” jelasnya.

Gagal ginjal akut pada balita atau anak-anak disebabkan tiga zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). Seharusnya ketiga zat kimia itu tidak ada dalam obat sirup, kalaupun ada, kadarnya harus sangat sedikit agar tidak berbahaya bagi kesehatan.

**Baca juga: Mobil Tabrak Lari Motor di Cipocok Kota Serang

Gejala penderita AKI yakni saluran pernafasan akut, batuk pilek, demam, gangguan pencernaan, nafsu makan berkurang, mual muntah, berkurang hingga hilangnya urine, bahkan pembesaran kelenjar getah bening.

“Ini toxic, jadi bukan karena virus atau bakteri atau kuman. Jadi ini virus yang terkandung dalam zat obat sirup itu,” terangnya.(Dhi)




Jejak Kasus Gagal Ginjal Akut Merenggut 114 Jiwa Balita

Kabar6-Agustus 2022 lalu menjadi titik awal kasus kematian anak di bawah usia lima tahun diduga akibat gagal ginjal akut di Indonesia. Saat itu awal temuan sebanyak 36 kasus.

“Kemudian 5 Oktober WHO (badan kesehatan dunia) mengeluarkan warning,” kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/10/2022).

Dijelaskan, telah terjadi kasus serupa di Gambia. Penyebabnya adalah kandungan senyawa kimia dalam pelarut obat-obatan.

Kementerian kesehatan lantas melakukan analisa toksikologi karena lebih mengarah ke zat kimia. “Dikonfirm tes ke-10 anak, tujuh di antaranya urinenya mengandung zat kimia,” jelas Budi.

**Berita Terkait : Banten Masuk Radar Banyak Temuan Kasus Gagal Ginjal Akut

Ia pastikan 70 persen anak-anak yang terkena gagal ginjal akut akibat obat sirup yang diminum mengandung kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas.

Penelusuran kedua, lanjut Budi, tes biopsi kepada anak yang meninggal dunia. Apakah ada ciri-ciri kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh senyawa kimia tersebut.

“Kita cek 100 persen. Karena terjadi kerusakan ginjal sesuai dengan ciri-ciri yang disebabkan oleh obat kimia ini,” terang Budi.

Ia menyebutkan temuan gagal ginjal akut sebanyak 245 kasus yang tersebar di 26 provinsi. Adapun total kematian sebanyak 114 kasus.(yud)

 




Banten Masuk Radar Banyak Temuan Kasus Gagal Ginjal Akut

Kabar6.com

Kabar6-Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebutkan temuan gagal ginjal akut sebanyak 245 kasus yang tersebar di 26 provinsi. Indikasi penyebabnya karena senyawa kimia mencemari kandungan obat sirup yang dikonsumsi anak-anak.

“70 persen orang yang kena karena senyawa zat kimia ini,” katanya di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).

Budi jelaskan, delapan provinsi berkontribusi 80 persen kasus gagal ginjal akut. Antara lain di Aceh, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.

Tingkat kematian (fatality rate) dari 245 temuan kasus cukup tinggi yakni 141 meninggal dunia atau 57,6 persen. Jumlah kasus ini mulai naik sejak Agustus 2022.

**Baca Juga: Polisi Periksa Sampel Kasus Obat Sirup Diduga Picu Gagal Ginjal Akut

“Jadi sebelum Agustus angka kematiannya kecil, di bawah 5,” jelas Budi. Periode Agustus angka kematian sebanyak 36 kasus, September 78 kasus, dan Oktober 114.

Sebagian besar kasus gagal ginjal menyerang anak di bawah usia lima tahun. Sejak Agustus kementerian kesehatan telah melakukan analisa patologi.

“Hasil patologi itu kecil sekali penyebabnya karena virus atau bakteri,” ujar Budi.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah merilis ada lima merk obat sirup yang diduga mengandung kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas. Penggunaan kadar zat kimia senyawa itu disinyalir menjadi pemicu gagal ginjal akut.(yud)

 

 

 




Polisi Periksa Sampel Kasus Obat Sirup Diduga Picu Gagal Ginjal Akut

Kabar6.com

Kabar6-Tim gabungan Bareskrim sedang melakukan pendalaman hasil laboratorium terkait kandungan obat sirup. Obat cair itu diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut yang merenggut nyawa ratusan anak-anak.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah merilis ada lima merk obat sirup yang diduga mengandung kadar Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas.

“Kita sudah dapat sampel dari kementerian kesehatan antara lain dari urine, kemudian darah dan juga sampel obat,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo, Senin (24/10/2022).

Dijelaskan, tentunya laboratorium yang akan menyampaikan kepada penyidik terkait hasil kadar zat dari sampel yang diteliti.

“Karena itu untuk kepentingan penyidikan,” jelas Dedi. Menurutnya, hal ini akan didalami oleh laboratorium forensik.

“Kemudian tim penyidik yang tentunya akan dikomunikasikan dengan Kemenkes dan BPOM,” terangnya.

**Baca juga: Lima Obat Sirup Ini Disebut BPOM Mengandung Etilen Glikol

Dedi pastikan menyampaikan informasi lanjut apabila nanti statusnya sudah ada peningkatan dari penyelidikan dan penyidikan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia belum bisa memastikan apa penyebab gagal ginjal akut ini. Mereka menyatakan sebanyak 75 persen anak yang mengalami masalah ini mengonsumsi obat sirup yang memiliki kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas aman.(yud)




Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Dinkes Tangsel Imbau Masyarakat untuk Tidak Panik

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik terhadap maraknya kasus gagal ginjal akut terhadap anak.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinkes Kota Tangsel, Dr. Allin Hendalin Mahdaniar melalui rilis yang diterima, ditulis Senin (24/10/2022).

“Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan juga menghimbau masyarakat agar tidak panik, tenang namun selalu waspada. terus memakai masker untuk mencegah infeksi menular melalui udara dan saluran pencernaan, menjaga jarak, mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, menjaga ventilasi udara tetap baik, dan menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Allin memaparkan, saat ini diperlukan kewaspadaan orang tua yang memiliki anak terutama yang berumur dibawah 6 tahun, apabila memiliki penurunan volume atau frekuensi urin atau tidak anak urin dengan atau tanpa demam untuk segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

“Orang tua yang memiliki anak terutama usia balita untuk sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran tenaga kesehatan yang kompeten,” ungkapnya.

Lanjut Allin, pihaknya juga mengimbau untuk perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah lebih mengedepankan tatalaksana tanpa obat-obatan seperti dengan mencukupi kebutuhan air, kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis. “Jika terdapat tanda-tanda bahaya segera bawa ke Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” jelasnya.

**Baca juga: Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Dinkes Tangsel Hentikan Sementara Penggunaan Obat Sirup

Allin menjelaskan, jika keluhan tidak membaik dalam 2 hingga 3 hari, harap kembali berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan deteksi dini gangguan ginjal akut atipikal.

“Dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah, urin, dan pemeriksaan lain untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi Covid-19, demam berdarah, typhoid, dan leptospirosis. Deteksi dini adalah kunci mencegah keparahan dari penyakit ini,” tutupnya.(eka)




Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Dinkes Tangsel Hentikan Sementara Penggunaan Obat Sirup

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menghentikan sementara penggunaan obat dalam sediaan sirup.

Hal itu dijelaskan dalam Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Nomor 440/4880/Sekret/Tahun 2022 tentang penghentian sementara penggunaan obat sediaan sirup di fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan.

Kepala Dinkes Kota Tangsel, Dr Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, hal itu dilakukan dalam menindaklanjuti adanya peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury (AKI) di Indonesia.

“Saya menghimbau kepada tenaga kesehatan (Nakes) pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sedian cair atau sirup,” ujarnya dalam rilis yang diterima, ditulis Senin (24/10/2022).

Allin juga meminta kepada seluruh apotek dan toko obat sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk sirup.

“Dan fasilitas pelayanan kesehatan melakukan edukasi kepada masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap fasilitas Kesehatan,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) mengkonfirmasi ada seorang anak laki-laki berusia 5 tahun mengidap penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury (AKI).

Hal itu, dikatakan oleh Kepala Dinkes Kota Tangsel, Dr. Allin Hendalin Mahdaniar melalui rilis yang diterima, ditulis Senin 24 Oktober 2022.

**Baca juga: Seorang Anak di Tangsel Terkonfirmasi Gangguan Ginjal Akut

Menurut Allin, pihaknya menerima informasi bahwa ada satu anak mengidap gangguan ginjal akut dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada hari Sabtu tanggal 10 September 2022.

“Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan melalui UPTD Puskesmas wilayah, sudah melakukan kunjungan rumah untuk Penyelidikan Epidemiologi kepada 1 orang anak laki-laki usia 5 tahun yang terkonfirmasi Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury,” ungkapnya.(Eka)