1

3 Pejabat Jaksa Gadungan Tipu Rp600 Juta dari 16 Puskesmas

Kabar6-Tim Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Tim Kejaksaan Tinggi Bengkulu berhasil mengamankan 3 buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Tinggi Bengkulu pada Jumat, 28 Juli 2023, sekitar pukul 20:00 WIB.

Penangkapan berlangsung di Reddoors Blue Pacific, Jl. Sultan Hasanudin No.43 RT 02/RW 02, Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Para buronan yang diamankan adalah BSS, RNS, dan AH, yang merupakan saksi dalam proses penyidikan Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DOK) di Kabupaten Kaur, Sumatera Utara, pada Tahun Anggaran 2022.

BSS, RNS, dan AH ditangkap dalam kapasitasnya sebagai saksi yang akan diperiksa lebih lanjut dan ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap menghalang-halangi penyidikan.

Kejaksaan Negeri Kaur telah memulai proses penyidikan terhadap tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan dan pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DOK) terhadap 16 Kepala Puskesmas di Kabupaten Kaur pada Tahun Anggaran 2022.

**Baca Juga: BPBD Lebak Minta Warga Waspada Kekeringan Dampak El Nino

Dalam perkara tersebut, BSS, RNS, dan AH mengaku-ngaku sebagai pejabat Kejaksaan yang dapat membantu menyelesaikan penanganan perkara 16 Kepala Puskesmas, dengan meminta sejumlah uang yang nilainya terkumpul sekitar Rp600.000.000. Lalu, ketika dipanggil secara patut oleh penyidik Kejaksaan Kaur, ketiganya tidak mengindahkan panggilan tersebut.

Proses penangkapan berlangsung lancar, karena BSS, RNS, dan AH bersikap kooperatif saat diamankan. Selanjutnya, para terpidana dibawa menuju Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh Penyidik Kejaksaan Negeri Kaur.

Melalui program Tabur Kejaksaan, Jaksa Agung memerintahkan jajarannya untuk terus memonitor dan segera menangkap buronan yang masih berkeliaran, demi menjalankan eksekusi guna menegakkan kepastian hukum. Jaksa Agung juga mengimbau kepada seluruh buronan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan Republik Indonesia untuk segera menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas perbuatan mereka, karena tidak ada tempat bersembunyi yang aman. (Red)




Kronologi Petugas PLN Gadungan di Ciputat Curi Perhiasan dan Emas Batangan

Kabar6-Asisten rumah tangga di perumahan Bukit Nusa Indah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, ditodong pisau saat pergoki kawanan pencuri, sekitar pukul 12.20 kemarin. Empat orang pelaku yang mengaku petugas PLN gadungan itu mencuri perhiasan dan emas batangan.

“Masih dalam penyelidikan,” ungkap Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Agung Nugroho saat dikonfirmasi wartawan, Senin (13/3/2023).

Bermula asisten rumah tangga sedang menjaga anak dan orang tua majikan yang sudah lanjut usia. Bel berbunyi terlihat empat orang pria mengaku sebagai petugas PLN boncengan naik dua sepeda motor.

Agung jelaskan, saksi mempersilahkan masuk ke pekarangan rumah untuk mengecek tempat pemasangan tiang listrik yang rencananya akan dipasang di tempat bak sampah halaman.

Saat saksi mengobrol dengan para pelaku, seorang di antaranya masuk lewat pintu samping. Saksi 1 melihat pelaku masuk kedalam kamar korban dan terlihat menyembunyikan sesuatu kedalam baju yang dikenakan.

“Setelah melihat kejadian tersebut saksi 1 langsung bergegas keluar rumah dengan meminta tolong sambil berteriak ‘maling maling maling tolong tolong,” jelas Agung menirukan ucapan saksi berinisial K.

**Baca Juga: Petugas PLN Gadungan di Ciputat Curi Perhiasan dan Emas Batangan

Keempat pelaku langsung berusaha kabur. ART korban sempat memegang tangan seorang pelaku. “Kamu ngambil apa di dalam kamar,” kata S.

Keempat pelaku menurut keterangan asisten rumah tangga korban lari kabur menunggangi sepeda motor ke arah Maruga.

Agung pastikan usai mendapat laporan kejadian reserse gabungan dari mapolsek, mapolres dan polda metro jaya masih mengejar empat petugas PLN gadungan yang ternyata kawanan pencuri. “Ya semoga cepat terungkap,” ujarnya.(yud)




Petugas PLN Gadungan di Ciputat Curi Perhiasan dan Emas Batangan

Kabar6-Kawanan pencuri yang mengaku petugas PLN beraksi di perumahan Bukit Nusa Indah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, siang kemarin. Pelaku yang berjumlah empat orang itu beraksi membawa senjata tajam jenis pisau.

“Pelaku ada yang nodongin pisau embak saya,” kata Shinta, korban kepada kabar6.com di kediamannya, Senin (13/3/2023).

Menurutnya, todongan pisau dilakukan pelaku saat aksinya dipergoki asisten rumah tangga. Berawal dari tiga orang pelaku masuk ke teras rumah.

Shinta ceritakan, kawanan penjahat itu masuk dengan dalil ingin periksa meteran listrik. “Satu orang masuk ke kamar saya,” terangnya.

Petugas PLN gadungan itu mengambil perhiasan emas berupa kalung, cincin dan gelang. Emas batangan sekitar 20 gram juga dicuri oleh pelaku.

**Baca Juga: Iti Jayabaya Berharap MTQ Lahirkan Qari dan Qariah Terbaik

Shinta bilang, sebelum beraksi di rumahnya komplotan pencuri juga menyasar ke rumah kerabatnya. Lokasinya masih satu komplek hanya beda nomor rumah.

Ia pastikan ciri-ciri komplotan yang mendatangi kediamannya dan rumah kerabatnya sama.

“Cuma di rumah teman saya ditanyain surat tugas enggak bisa nunjukin. Terus kabur ke sini,” ujarnya.(yud)

 




Viral, Letkol Marinir Gadungan Foto Prewedding Ditangkap di Rajeg

Kabar6-Marinir gadungan berpangkat Letkol berinisial QM, 43 tahun, viral usai berpose dengan istri sahnya. Saat ini ia pria berhasil diamankan di Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.

“TNI gadungan menggunakan seragam TNI bertujuan untuk berpoto-poto preweding pernikahannya dengan istri sahnya di awal Desember 2022, di Pantai Ancol Jakarta,” ujar Kapolsek Rajeg, AKP Nurjaman kepada kabar6.com saat dihubungi, Minggu (12/3/2023).

Ia menjelaskan, pengakuan QM sengaja pakai atribut lengkap karena cita-citanya ingin menjadi tentara tidak tercapai.

“Yang bersangkutan mengaku sebagai anggota TNI dan memakai seragam TNI sejak tahun 2021 semenjak bapaknya meninggal dunia,” jelasnya.

Setelah itu, lanjut Nurjaman, pria berinisial QM Asal Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, mengaku memakai seragam bukan untuk menakuti masyarakat. Melainkan ia menderita penyakit waham atau gangguan jiwa.

“Pria itu tidak memanfaatkan seragam untuk menakuti warga hanya saja pria itu mempunyai penyakit kejiwaan. baju atau seragam PDH AL berikut atribut lengkap ia dapatkan beli dari online,” jelasnya.

**Baca Juga: Autobiografi Dr Tarmizi Hakim, dari Hutan Kampung Tembus Jantung Dunia

Ia mengatakan, ini pria itu saat ini sudah dibawa oleh tim PUSPOMAL AL Jakarta guna penyelidikan lebih lanjut. Pihak Kepolisian bersama TNI AL berhasil mengamankan barang bukti berupa stel PDL beserta atribut, stel PDH beserta atribut, sepatu PDL, tas loreng TNI, topi Dinas TNI, dan Enam lembar foto menggunakan pakaian seragam TNI AL.

“Pelaku sudah amankan. Dalam penangkapan kita mengamankan 6 barang bukti,” tegas Nurjaman.(Rez)




Waspada Penipuan Sekda Lebak Gadungan, Begini Modusnya

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Dede Jaelani, meminta honorer mewaspadai praktik penipuan mengatasnamakan dirinya. Tenaga honorer disebut bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Kepada wartawan, Dede mengetahui penipuan tersebut setelah mendapat laporan dari tenaga honorer.

“Beruntung saat perbincangan oleh tenaga honorer itu sempat direkam. Jelas itu bukan suara saya dan sama sekali tidak benar pengangkatan P3K diminta administrasi Rp7 juta. Selain di SMK Cibadak hal serupa juga terjadi di SMKN 1 Rangkasbitung,” kata Dede, Senin (14/9/2020).

Termasuk Dede juga meminta agar ASN berhati-hati jika ada orang yang mengaku-ngaku utusannya mengiming-imingi jabatan dengan syarat menyetorkan uang.

“Saya juga dapat informasi mutasi kemarin isunya ada yang pakai uang. Saya pastikan tidak ada pakai uang. Semuanya berdasarkan kebutuhan dan prestasi. Insya allah, selama saya menjabat sebagai Sekda ukurannya adalah kinerja dan prestasi. Tidak ada uang dalam mutasi maupun rotasi yang harus dikeluarkan untuk menjadi pejabat di Lebak,” tegas Dede.

“Saya ini diajarkan pak JB (Mulyadi Jayabaya) saat menjadi bupati untuk sama sekali tak menerima uang apapun berkaitan dengan jabatan apalagi mamanfaatkan ASN untuk mengeruk keuntungan pribadi. Begitu juga ibu Bupati Iti berkonitmen menjadikan ASN benar-benar profesional. Saya selalu tegaskan tak ada uang dalam setiap mutasi mauoun rotasi. Jika ada yang mengaku urusan saya atau dekat dengan saya meminta uang silahkan laporkan ke aparat penegak hukum,” tambah dia.

**Baca juga: Sepekan Terapkan Perbup, Pelanggar Protokol Kesehatan di Lebak Hanya Kena Teguran.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Rangkasbitung, Falati, mengaku jika stafnya sempat dihubungi oleh seseorang yang memintanya untuk menghubungi Sekda Lebak.

“Saya enggak percaya begitu saja. Jangan-jangan ini penipuan apalagi SMA/SMK kan di bawah provinsi. Setelah saya cocokan ternyata berbeda dengan no pak Sekda Lebak,” tuturnya.(Nda)




Wartawan Gadungan Palak Sekolah di Karawaci Dilaporkan ke Polisi

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Sekolah SDN 2 Karawaci Tangerang Dedeh Deniati mengaku telah melaporkan wartawan gadungan yang memalak dan mengamuk di sekolah itu.

“Sudah atas arahan dari atasan kami sudah dilaporkan. Dia (Yosep) sering ke sekolah sejak tahun 2015 ya,” ujarnya di Taman Makam Pahlawan Taruna Kota Tangerang, Jumat (21/2/2020).

Kepsek mengatakan, biasanya sebelum diberikan uang, oknum wartawan tersebut enggan meninggalkan sekolah.”Biasanya sih iya ya. Belum dikasih belum pergi. Iya minta uang ujung – ujungnya,” tambahnya.

Kelompok Kerja Wartawan Harian Tangerang Raya (Pokja WHTR) angkat bicara. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Pokja WHTR Sukron mengatakan atas kejadian ini pihaknya mendukung dilaporkannya oknum tersebut ke pihak kepolisian.

“Intinya Pokja WHTR selaku salah satu organisasi wartawan di Tangerang mendukung pelaporan tersebut karena mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah,” kata jurnalis MNC Grup ini.

Menurutnya, atas kejadian ini oknum yang mengaku wartawan tersebut telah mencoreng profesi seorang jurnalis.

“Atas kejadian kemarin tentu dia juga menodai profesi kami di lapangan,” ungkap dia.

Sukron mengimbau untuk mencegah terjadinya kejadian ini terulang di kemudian hari, Pokja WHTR meminta organisasi wartawan di Tangerang lebih selektif dalam merekrut anggota.

“Kami mengimbau kepada organisasi kewartawanan untuk menyeleksi anggota secara benar. Kemudian memahami kode etik jurnalis dan juga memahami kaidah – kaidah jurnalistik. Jadi jangan asal banyak anggota saja,” ucap dia.

**Baca juga: 33 Jalan Rusak, 26 Titik Milik Pemkot Tangerang.

Dia menambahkan, untuk mengetahui profesi seorang wartawan tidaklah sulit. Terlebih lagi tidak sedikit pewarta yang berkecimpung di Tangerang Raya.

“Kita bisa melihat dia wartawan atau bukan itu bisa dari karya, karena karyanya harus jelas. Produk wartawan ya cuma berita,” tandasnya. (Oke)




Atribut Penyidik BNN Dijual Bebas

kabar6.com

Kabar6-Tanda kewenangan penyidik BNN yang di kenakan oleh anggota BNN gadungan di jual bebas.

“Atribut mereka saja membeli dan dijual bebas, kami geram sekali karena untuk mendapatkan atribut tersebut kami harus tempuh pendidikan, tidak ujug-ujug dapat,” ujar Kasi Pemberantasan BNN Tangsel, Kompol Sidabutar.

Ia mengaku, pihaknya kesulitan mengawasi karena penjualan atribut aparatur negara sangat terbuka tanpa penunjukan identitas dan legalitas.

“Kalau sekarang mereka beli sudah tidak ditanya lagi, kalau dulu masih ditanya identitas dan legalitas kita,” ujar Sidabutar.

Ia mengatakan dalan tanda kewenangan penyidik BNN terdapat nomor kepemilikan dan terbuat dari tembaga dengan corak yang tajam.**Baca juga: Polres Tangsel Ringkus 4 Petugas BNN Gadungan.

“Kita juga tidak bisa melarang penjual cari duit, ada juga petugas kami yang kehilangan mereka beli lagi. Kalau Tanda Kewenangan ini hilang tanggungjawab nya besar, ini ibarat nyawa kita,” imbuhnya.(Res)




Gagal Oplas, Kim Diceraikan Sang Suami

Kabar-Manusia memang tidak ada puasnya. Itu juga yang sepertinya dialami Kim Bok Soon. Wanita asal Korea Selatan ini memang terlahir dengan bentuk hidung yang kurang mancung. Karena itulah Kim tergoda untuk melakukan operasi plastik (oplas).

Keinginan Kim untuk memperbaiki hidungnya itu semakin terpacu setelah mendengar tabib Tionghoa yang mengatakan bahwa Kim akan lebih kaya jika memiliki hidung mancung.

Kim pun menghubungi sebuah klinik kecantikan yang dilihat dari sebuah majalah gaya hidup wanita. Meskipun keluarga besarnya sangat keberatan atas keputusannya melakukan operasi plastik, seperti dilansir Japan Times, Kim tidak mengindahkan hal tersebut demi penampilan yang lebih cantik. Ia rela merogoh kocek sebesar Rp30 juta untuk operasi tersebut.

Niat awal Kim yang hanya ingin memancungkan hidung, berkembang menjadi 15 tindakan operasi plastik lainnya. Tapi siapa sangka, belakangan Kim baru mengetahui bahwa dokter yang memperbaiki wajahnya tersebut adalah dokter gadungan. Akibatnya, lima tahun kemudian Kim harus berjuang melawan berbagai penyakit akibat operasi plastik yang dilakukan dokter palsu itu.

Kim tidak dapat menutup matanya karena rasa sakit di sekitar wajah. Tidak hanya itu, hidungnya selalu berair dan susah untuk berhenti. kondisi ini membuat sang suami menceraikan Kim.

Diketahui, semenjak 2009 jumlah korban operasi plastik akibat tertipu dokter palsu di Korea Selatan seperti yang dialami Kim, jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. ** Baca juga: Sadis! Seorang Pria Aniaya Anjing Miliknya Karena Kalah Lomba

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.(ilj/bbs)