1

Semarak 17 Agustus, di Tangsel, Warga di Tangsel Bentangkan Spanduk Cerminkan Ekspresi

Kabar6.com

Kabar6-Ada beragam ekspresi warga saat merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76. Seperti yang dilakukan warga Cornelia Residence Graha Raya, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Panitia penyelenggara membentangkan spanduk warna merah putih sepanjang 6X1 meter. Warga sekitar bebas menorehkan spidol bertuliskan ungkapan doa dan harapannya di tengah pandemi Covid-19.

“Tahun ini warga memilih peringatan dengan menuliskan doa dan harapan sebagai simbol peringatan HUT RI,” ujar Panitia HUT RI, Denis HP Sarumpaet di lokasi, Selasa, (17/8/2021).

Dia menegaskan melalui doa dan harapan diharapkan tumbuh optimisme bagi semua dalam melewati persoalan bangsa saat ini. Terlebih selama pandemi Covid-19.

Denia sebutkan tidak hanya itu. Dia juga menambahkan momentum HUT RI ke-76 penting untuk menjaga semangat gotong royong. Sebagai modal sosial bangsa ini melewati berbagai persoalan.

“Dengan tetap prokes segala kesiapan acara ini dilakukan secara gotong royong,” imbuhnya.

**Baca juga: Pilar Saga Grogi Ikut Upacara Pengibaran Bendera 17 Agustus

Denis memastikan bagi warga yang berpartisipasi juga mendapatkan bingkisan eksklusif dair panitia. Syaratnya menuliskam doa dan harapan yang unik dan menarik.

Spanduk ‘Doa untuk Indonesia’ dibagi dalam tiga tema. Yakni spanduk kolase foto, spanduk doa dan spanduk tematik.(yud)




Menahan Sakit dengan Berteriak ‘Aduh’ Bantu Rasa Nyeri Berkurang

Kabar6-Saat terantuk meja atau tersandung batu, kita otomatis akan berteriak ‘aduh’ atau teriakan lainnya yang menunjukkan rasa sakit tersebut. Ternyata, teriakan itu bukan sekadar ekspresi kesakitan, lho.

Teriakan kesakitan terbukti secara ilmiah dapat membantu Anda mengatasi rasa nyeri yang sedang dialami. Dalam penelitian yang dilakukan di the National University of Singapore, melansir Sheknows, para peneliti mengamati perilaku orang yang sedang kesakitan dan bagaimana reaksi mereka.

Pada penelitian ini, para peserta diminta untuk memasukkan tangan mereka ke dalam air yang sangat dingin sebanyak empat kali. Kemudian mereka diminta untuk berteriak ‘aw’ atau diminta untuk mendengarkan orang lain berkata ‘aw’ atau diminta untuk menekan sebuah tombol atau diminta untuk menahan rasa sakit tersebut dengan bersikap pasif dan tenang (diam).

Hasilnya, peserta penelitian yang mengekspresikan rasa sakitnya ternyata tidak merasakan rasa nyeri yang sama dengan orang yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat merasa nyeri. Mereka tidak merasa terlalu sakit dan dapat merasa lebih baik tidak lama kemudian.

Para peneliti menduga, pergerakkan otot yang diperlukan untuk berteriak atau untuk menekan tombol saat merasa nyeri dapat mengganggu penghantaran sinyal rasa nyeri dari lokasi nyeri ke otak. ** Baca juga: Adakah Dampak Hubungan Cinta Terhadap Kesehatan?

Jadi saat merasa nyeri atau sakit, jangan malu untuk berteriak.(ilj/bbs)




Ada Penjelasan Ilmiah Kenapa Orang Punya Muka ‘Jutek’

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang sering dijuluki si muka jutek atau resting bitch face karena jarang tersenyum sehingga terkesan judes. Ya, memiliki muka jutek memang jauh dari kesan ramah sehingga tidak jarang dianggap galak, sinis, dan cuek.

Lantas, kenapa seseorang bisa memiliki muka yang jutek? Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul ‘Throwing Shade: The Science of Resting Bitch Face’, melansir hellosehat, fenomena tentang muka jutek adalah hal yang nyata. Penelitian tersebut dilakukan oleh Abbe Macbeth dan Jason Rogers dari Noldus Information Tecnology, yaitu sebuah perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak untuk menganalisis wajah para selebriti Hollywood, Amerika Serikat.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak berteknologi tinggi yang bisa membaca ekspresi manusia yaitu FaceReader. Alat tersebut bekerja dengan cara memetakan dan menganalisis lebih dari 500 titik di wajah sebagai acuan dari delapan emosi dasar manusia yaitu sedih, bahagia, marah, takut, kaget, jijik, netral, dan menghina.

Hasilnya, para ahli menemukan fakta bahwa rata-rata ekspresi wajah manusia terdiri dari 97 persen ekspresi wajah netral (alami) dan tiga persen sisanya menunjukkan emosi kecil seperti kesedihan, kebahagian, dan kemarahan.

Nah, orang yang memiliki raut wajah jutek ternyata tingkat emosinya naik hingga dua kali lipat menjadi enam persen. Dari hasil pemindaian foto, sebagian besar emosi yang diekspresikan orang yang memiliki wajah jutek adalah ekspresi menghina atau meremehkan.

Hal ini bisa dilihat dari isyarat kecil seperti menyipitkan mata atau menarik salah satu sudut bibit yang dianggap sebagai bentuk dari ekspresi menghina. Ekspresi menghina sendiri diartikan sebagai perasaan bahwa ada sesuatu yang patut dicemooh.

Karena itulah, fisiologi atau bentuk wajahlah yang akhirnya memainkan peran besar dalam membentuk kesan jutek. Jadi tak heran kalau banyak orang yang dicap jutek memiliki ciri khas mata sipit atau sayu, sudut bibir yang melengkung ke bawah, atau alis yang posisinya agak turun ke arah dalam (hidung).

Namun hingga kini, para ahli tidak mengetahui jawaban yang pasti mengapa seseorang bisa memiliki muka jutek. Diduga, faktor genetik dan lingkungan sekitar ikut berpengaruh terhadap pembentukan ekspresi wajah tersebut.

Muka jutek memang selalu diidentikan dengan kaum wanita karena banyak yang meyakini bahwa jumlah kaum hawa yang berwajah jutek lebih banyak dibanding pria. Selain itu, kebanyakan artikel anekdot dan jurnal ilmiah juga sering mengisyaratkan bahwa hanya wanitalah yang punya wajah jutek. Padahal faktanya tidak selalu begitu.

Para peneliti percaya bahwa asumsi yang mengatakan wajah jutek hanya dimiliki wanita pada dasarnya dibangun dari norma-norma sosial yang menuntut wanita untuk selalu tersenyum, bahagia, dan ramah terhadap orang lain, bukan pada fisiologi atau bentuk wajah seseorang.

Jadi ketika wanita tidak tersenyum atau tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menyenangkan, akan lebih cepat dicap jutek atau judes. Sedangkan pria tidak terlalu banyak dituntut untuk menebar senyum. Maka ketika seorang pria menunjukkan ekspresi wajah datar atau agak menghina, tidak ada yang mempermasalahkannya.

Kesimpulannya, seseorang bukan ‘punya’ muka jutek, melainkan masyarakatlah yang memberinya cap demikian akibat ciri khas tertentu pada fisiologi wajahnya. Jadi sebenarnya orang yang dicap punya muka jutek belum tentu sedang merengut atau bermuka masam.

Mungkin ia tidak sedang menunjukkan ekspresi wajah kesal atau jutek, hanya saja orang lain mengartikan bentuk wajahnya seolah sedang menunjukkan emosi negatif. ** Baca juga: Detoks Media Sosial Itu Memang Dibutuhkan

Bagaimana dengan ekspresi wajah Anda? Sering tampak jutek atau justru sangat ramah? (ilj/bbs)




Apa Sebab Seseorang Fobia Terhadap Badut?

Kabar6-Untuk memeriahkan suasana, entah itu dalam acara ulang tahun atau di keramaian pasar malam, badut menjadi salah satu sosok yang dibutuhkan untuk menghibur orang-orang yang datang.

Meskipun sosoknya lucu, tidak sedikit orang yang ternyata sangat takut atau mengalami fobia pada badut. Mengapa ada orang yang mengalami kondisi seperti ini? Melansir vemine, ini dia alasannya:

1. Tak bisa dipercaya
Menurut Rami Nader, PhD, psikolog dan direktur North Shore Stress and Anxiety Clinic di North Vancouver, British Columbia, kita takut dengan badut karena tak bisa percaya dengan mereka.

Mengapa demikian? Badut memiliki wajah yang besar, dengan ekspresi yang dibuat dengan cat warna-warni. Kita tak mungkin bisa tahu seperti apa ekspresi wajah badut yang sebenarnya di balik topeng.

2. Ekspresi yang tak alami
Ekspresi wajah badut selalu terlihat tersenyum, sehingga kita yakin itu palsu. Menurut Frank McAndrew, PhD, profesor psikologi di Knox College, orang bisa takut badut karena sosok itu sangat terselubung dan tak terduga.

3. Terasa seperti diteror
Badut yang kadang mengajak bercanda atau berinteraksi, justru membuat kita merasa tak nyaman saat ia mendekat. Seakan-akan badut itu seperti mengejar dan membuat kita merasa diteror. Hal ini yang bisa membuat seseorang merasa takut, bahkan fobia dengan badut. ** Baca juga: Ini Makanan Sumber Protein Rendah Kalori

Apakah Anda termasuk orang yang juga fobia pada badut? (ilj/bbs)




Kenali Emosi Seseorang dari Suaranya

Kabar6-Selain lewat ekspresi wajah, emosi seseorang ternyata bisa dikenali dari suaranya. Peneliti dari Universitas Yale mencoba mengungkapkan bagaimana isyarat vokal yang berbeda dapat mempengaruhi kemampuan seseorang mengenali emosi.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa mengandalkan kombinasi isyarat vokal dan wajah, atau isyarat wajah semata-mata, mungkin bukan strategi terbaik untuk mengenali emosi atau niat orang lain secara akurat,” urai Dr. Micahel Kraus, penulis utama studi ini.

Penelitian yang melibatkan 1.800 peserta, dilansir Medical Daily, dilakukan dengan lima percobaan berbeda, menghasilkan fakta bahwa individu yang hanya mendengarkan tanpa mengamati ekskpresi wajah orang yang berbicara rata-rata mampu mengidentifikasi emosi yang dialami orang lain jauh lebih akurat.

Menurut Dr. Kraus, ada dua kemungkinan mengapa mendengarkan dapat lebih akurat mendeteksi emosi seseorang dibandingkan dengan komunikasi gabungan, seperti berbicara tatap muka.

Alasan pertama, orang biasanya lebih sering berlatih, baik sengaja atau tidak, menggunakan ekspresi wajah untuk menutupi emosi. Kedua, lebih banyak sumber informasi, misalnya dari suara dan ekspresi wajah, yang ternyata tidak selalu lebih baik mendapatkan akurasi emosi.

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa orang harus mulai lebih fokus untuk mempelajari vokalisasi emosi orang lain agar bisa menangkap perasaan jujur mereka.

“Mengingat apa yang orang katakan dan cara mengatakannya, saya percaya, dapat mengarah pada peningkatan pemahaman emosi orang lain dengan lebih baik lagi,” kata Dr. Kraus. ** Baca juga: Ini Lho Sumber 5 Bunyi yang Sering Keluar dari Tubuh

Bagaimana suara Anda saat sedang emosi? (ilj/bbs)




Perusahaan di AS Ciptakan Robot yang Punya Ekspresi Wajah Seperti Manusia

Kabar6-Hanson Robotics, perusahaan robot dari Amerika Serikat, memamerkan teknologi robot terbaru yang dapat mengenali ekspresi wajah manusia, termasuk juga menunjukkan ekspresi wajah mereka saat berbincang-bincang dengan manusia.

Robot humanoid ini diberi nama Han. Sepert dilansir Dailymail, Han merupakan rancangan seorang desainer robot asal Amerika, David Hanson. Han dibuat menggunakan bahan lunak yang disebut Frubber, dengan teknik mesin bertubuh lunak dan nanoteknologi.

Robot ini dapat mengenali dan menanggapi ekspresi wajah manusia secara alami. Sebaliknya, Han juga dapat menunjukkan ekspresi wajah, bercakap-cakap, bahkan membuat kontak mata dengan lawan bicaranya. Kulit wajah Han juga memiliki pori-pori dengan ukuran yang sama seperti kulit manusia, yaitu 4-40 nanometer.

Menurut Hanson Robotic, robot humanoids ini benar-benar dapat melihat dan mengingat wajah lawan bicaranya, dan memahami pembicaraan yang terjadi. Artinya, Han dapat terlibat dalam dialog yang cerdas. ** Baca juga: Masih Jadi Misteri, Jumlah Hiu Kepala Dua Alami Peningkatan

Wow…(ilj/bbs)