1

Penelitian Jabarkan Ciri Wajah Pria Posesif dan Dominan

Kabar6-Apakah saat mencari pasangan hidup, Anda termasuk orang yang terlebih dahulu memperhatikan wajahnya? Bukan perkara tampan atau tidak, tetapi lebih kepada bentuk tengkoraknya. Ya, memperhatikan wajah pria disebut bisa menunjukkan sifat mereka.

Sebuah penelitian oleh psikolog dari Universitas Stirling, Skotlandia, mengungkapkan bahwa pria dengan bentuk wajah yang lebar lebih cenderung menjadi dominan ketimbang mereka yang tirus. Studi itu, melansir Viva, melihat hubungan antara luas wajah pria dengan tinggi badan mereka. Lalu, diuji bagaimana mereka dianggap dominan baik oleh diri sendiri maupun orang lain.

Sejumlah siswa diberi foto pria dengan berbagai bentuk wajah dan diminta menilai kepribadian mereka. Penulis utama studi bernama Viktoria Mileva mengatakan, orang cenderung berpersepsi bahwa pria dengan wajah lebar punya kepribadian yang lebih dominan. Menurutnya, itu dipengaruhi hormon.

“Pria yang perbandingan antara lebar wajah dan tinggi badannya tinggi, lebih dominan. Itu sebagai akibat dari peningkatan hormon testosteron,” jelas Mileva.

Studi lain menyebut, pria berwajah lebar juga agresif, namun menarik untuk hubungan jangka pendek. Namun penelitian itu tidak berlaku bagi wanita. Sifat dominan dan posesif mereka tak bisa diukur melalui bentuk wajah, melainkan zaman. Menurut studi, wanita masa kini cenderung lebih posesif dan agresif.

Tak hanya itu, wanita juga mulai dikenal sebagai ‘teroris’ dalam berhubungan, karena mereka mulai berani melakukan kekerasan baik secara verbal maupun fisik terhadap pasangannya.

Psikolog di Universitas Cumbria menguji lebih dari 1.000 pria dan wanita muda soal skala perilaku kasar. Beberapa tindakan itu seperti berteriak, menghina, mendorong, memukul, bahkan menggunakan senjata.

Ditemukan, wanita ternyata lebih mungkin untuk menyerang secara verbal dan fisik pada pria, dibanding sebaliknya. Perilaku itu tergolong posesif dan intimidatif. Contoh yang paling sering dilakukan wanita terhadap pasangannya adalah mengecek ponsel dan membujuk mereka memilih teman-teman tertentu. Ada unsur ancaman dan intimidasi di sana.

“Pandangan populer masih mengira kontrol dominan dilakukan pria. Tapi setelah 10-15 tahun faktanya wanita juga mampu agresif dan posesif,” kata Dr Elizabeth Bates, pemimpin studi. ** Baca juga: Ternyata Sejumlah Makanan & Minuman Ini Bikin Anda Sering Buang Air Kecil

Bagaimana dengan Anda?(ilj/bbs)




Menurut Riset, Pria Ternyata Lebih Banyak Bicara Dibanding Wanita

Kabar6-Selama ini Anda mungkin selalu mengira bahwa kaum hawa selalu lebih banyak bicara ketimbang pria. Namun tahukah Anda, beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa sebenarnya pria lebih cerewet dibanding wanita.

Benarkah demikian? Seorang psikolog Universitas Manchester bernama Geoffrey Beattie, melansir Topcareer, mengatakan bahwa 24 dari 56 tinjauan studi mengenai komunikasi pria dan wanita menyimpulkan hasil akhir bahwa pria berkata lebih banyak dibanding wanita setiap harinya.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Matthias Mehl, psikolog Universitas Arizona. “Stereotipe yang telah tersebar luas mengenai wanita berbicara lebih aktif dibanding dengan pria tidak berdasar,” kata Mehl.

Selama enam tahun penelitian, Mehl bersama timnya merekam percakapan 400 mahasiswa dan mahasiswi Amerika dan Meksiko. Mehl mengembangkan EAR (electronicall activated recorder) dengan hasil wanita berbicara rata-rata 16,215 kata dalam keadaan sadar. Sedangkan pria sebanyak 15,669. Perbedaan tidak terlalu signifikan secara statistik.

Louann Brizendine, penulis buku yang lebih membahas mengenai ‘otak wanita’, juga menolak klaim wanita lebih cerewet dibanding pria. Menurutnya, stereotipe bahwa wanita lebih banyak berbicara dibanding pria sekarang ini lebih dihubungkan dengan mitos.

“Otak pria dengan wanita memang berbeda, tapi studi terbaru membuktikan bahwa lebih banyak kesamaan dibanding perbedaan di antara keduanya,” ungkap Brizendine.

Sementara psikolog Universitas California Santra Cruz bernama Campbell Leaper, menemukan kecenderungan tipis bahwa pria lebih suka berbicara dibanding wanita. Perbedaan ini menurut Leaper disebabkan oleh kondisi sosial. Wanita lebih nyaman berbicara mengenai perasaannya saat bergaul, sedangkan pria lebih berkuasa dan dominan saat mengambil keputusan.

Kebiasaan gemar berbicara juga dipengaruhi apakah seorang tersebut sedang berbicara dengan sesama jenis atau lawan jenis. ** Baca juga: Traveling Sendirian Jadi Obat Sakit Hati Paling Ampuh Setelah Putus Cinta

Kebanyakan dari kita, baik pria atau wanita akan lebih nyaman berbicara dengan sesama jenis. Terlebih pria lebih menyimpan masalahnya dan hanya berbicara pada sesama jenisnya. Berbeda dengan wanita yang bisa lebih bicara dengan siapa saja.

Bagaimana dengan Anda, apakah termasuk pria yang doyan bicara, guys? (ilj/bbs)




Ternyata, Semut Jadi Serangga Paling Dominan di Bumi

Kabar6-Semut memiliki lebih dari 12 ribu spesies yang sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni.

Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri.

Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tersebut. Di saat jumlahnya bertambah, mereka dapat membentuk sekira 15-20 persen jumlah biomassa hewan-hewan besar.

Beberapa jenis semut sangat dikenal oleh manusia karena hidup bersama-sama dengan manusia, seperti semut hitam, semut besar, semut merah, semut api, dan semut rangrang.

Dominasi semut juga tercermin dalam jumlah biomasa serangga. Dalam komposisi biomassa serangga di dunia, seperti dikutip dari beberapa sumber, setidaknya sepertiganya terdiri atas semut. Jumlah tersebut cukup besar mengingat jumlah total spesies semut kurang dari dua persen jumlah total spesies serangga. Jumlah spesies semut di dunia diperkirakan sekira 20 ribu dan 12 ribu, di antaranya telah diketahui oleh sains.

Sebagian besar semut berukuran kecil, yaitu dengan panjang kurang dari lima milimeter. Dengan tubuh kecil ini, sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup relatif kecil pula. Dengan demikian, lebih banyak populasi semut dapat bertahan hidup dalam daerah sempit dibandingkan dengan hewan-hewan yang berukuran lebih besar.

Spesies semut yang hidup berdampingan tersebut memiliki relung ekologis yang berbeda-beda. Perbedaan relung ini mengurangi kompetisi antara koloni semut yang dapat menekan populasi.

Semut menjejakkan kaki-kaki kecilnya di Bumi sejak 90 juta tahun yang lalu, mendahului manusia yang baru muncul sekira 250 ribu tahun lalu. Meskipun demikian, hanya sejak 10 juta tahun lalu jumlah spesies dan populasi semut berkembang dan mencapai kelimpahan seperti saat ini. Dalam sejarah hidupnya yang panjang, spesies-spesies semut berevolusi mengembangkan adaptasi yang kompleks dan menarik dalam hal morfologi, fisiologi, serta perilaku sosial.

Kini semut mencapai dominasi dalam hal jumlah individu dan biomasa hewan daratan. Di habitat alaminya, semut memiliki peran-peran ekologis yang penting. Pada ekosistem daratan, semut adalah pemangsa utama terhadap invertebrata kecil. Semut dapat menggali sejumlah besar tanah sehingga menyebabkan terangkatnya nutrisi tanah.

Semut membentuk simbiosis dengan berbagai serangga, tumbuhan, dan fungi. Tanpa bersimbiosis dengan semut, organisme tersebut akan menurun populasinya hingga punah. Selain sebagai pemangsa, semut juga adalah mangsa yang penting bagi berbagai serangga, laba-laba, reptil, burung, kodok, bahkan bagi tumbuhan karnivora.

Peran yang dijalankan semut sedemikian penting sehingga dikatakan bahwa jika semut punah, ribuan spesies hewan dan tumbuhan akan ikut punah. Bahkan lebih dari itu, hampir semua ekosistem daratan akan melemah karena berkurangnya kompleksitas ekosistem. ** Baca juga: Bagaimana Awal Terbentuknya Simbol Pria & Wanita?

Keberadaan semut ini sering dibandingkan dengan keberadaan manusia serta perusakan alam yang dilakukannya, yaitu bahwa jika manusia punah dari bumi ini, lingkungan akan kembali kepada keseimbangan yang subur dan alami seperti sebelum ledakan populasi manusia terjadi.(ilj/bbs)