1

Aliansi OKP Primordial Sebut Pemkab Lebak Belum Serius Perhatikan Disabilitas

Kabar6.com

Kabar6-Mahasiswa di Kabupaten Lebak kembali menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD dan sekretariat daerah (Setda), Rabu (13/4/2022).

Ada sejumlah tuntutan yang disuarakan mahasiswa berasal dari sejumlah OKP primordial tersebut, salah satunya soal perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terhadap penyandang disabilitas.

Dalam rilis yang dibagikan, mahasiswa menilai Pemkab Lebak belum serius memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas.

“Banyak hak-hak yang sampai saat ini justru tidak bisa didapatkan secara maksimal baik itu pendidikan dan kemudahan beraktivitas di lingkungan,” kata mahasiswa.

**Baca juga: Jaga Aset, BKAD Lebak Teken Perjanjian Kerja Sama dengan Kejari dan BPN

Menurut mahasiswa, buruknya tata ruang kota menjadi salah satu faktor banyak hak masyarakat umum terutama kelompok disabilitas yang tidak terpenuhi. Mulai dari badan jalan yang justru dipakai parkir kendaraan, trotoar dijadikan tempat berjualan.

“Ini mengindikasikan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola tata ruang kota yang ada. Pemkab Lebak tidak mampu menyediakan kebutuhan masyarakat secara layak agar masyarakat bisa berjualan di tempat yang layak dan nyaman, pembeli juga parkir di tempat yang seharusnya serta hak pejalan kaki dan kota ramah lingkungan untuk para penyandang disabilitas bisa terpenuhi,” sebut mahasiswa.(Nda)




Polsek Balaraja Lakukan Pendampingan Vaksinasi Disabilitas dan ODGJ

Kabar6.com

Kabar6-Giat Door to Door vaksinasi untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa ODGJ dan Disabilitas dengan jumlah 24 orang di wilayah Hukum Polsek Balajara, Kabupaten Tangerang.

Bhabinkamtibmas Polsek Balaraja Polresta Tangerang Polda Banten melaksanakan pendampingan kegiatan vaksinasi untuk waraga disabilitas dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Kegiatan vaksinasi untuk disabilitas dan ODGJ dilaksanakan oleh Puskesmas gabungan anara lain, Puskesmas Balaraja, Puskesmas Gembong, dan Puskesmas Sukamulya.

Masing-masing puskesmas melaksanakan vaksinasi untuk disabilitas dan ODGJ di wilayah kerjanya dan di samping itu pelaksanaan atensi Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, SH, SIK, MSi.

Kapolsek Balaraja Kompol Gede Prasetia Adi Sasmita SIK menerangkan, “vaksin yang diberikan kepada disabilitas dan ODGJ merupakan dosis pertama”Kata Adi saat di mintai keterangan, Minggu, (22/8/2021).

Pendampingan diperlukan guna memudahkan petugas vaksinator menjalankan tugas mengingat pelaksanaan vaksinasi dilaksanakan dengan metode door to door.

“Seperti lazimnya pelaksanaan vaksinasi, sebelum divaksin terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan guna memastikan kondisi kelayakan,” kata Adi.

Adi merinci kegiatan vaksinasi untuk disabilitas dan ODGJ. Kata dia, jumlah vial khusus disabilitas dan ODGJ Puskesmas Balaraja sebanyak 38 vial Sinopharm dan yang terpakai sebanyak 19. Kemudian jumlah vial khusus disabilitas dan ODGJ Puskesmas Gembong sebanyak 7 vial Sinopharm dan terpakai 3 vial. Dan jumlah vial khusus sisabilitas dan ODGJ Puskesmas Sukamulya sebanyak 33 vial Sinopharm dan yang terpakai 2 vial.

“Vaksin yang digunakan merupakan dosis tunggal 1 vial untuk 1 orang dengan ukuran 0,5 mililiter,” ujarnya.

Adi menyampaikan, baik disabilitas ataupun ODGJ memiliki hak untuk mendapatkan vaksinasi. Oleh karenanya, ia berharap, dengan vaksinasi itu para disabilitas dan ODGJ dapat memiliki kekebalan tubuh sehingga terhindar dari potensi terpapar Covid-19.

**Baca juga: Antisipasi Geng Motor, Polsek Pasarkemis Laksanakan Operasi Cipta Kondisi

Ia menambahkan, saat melaksanakan pendampingan, petugas juga terus mengimbau masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan tertib 5M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas atau mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Kami imbau masyarakat untuk disiplin prokes dan patuh kebijakan pemerintah terkait PPKM,” tandasnya.(CR)




Tindak Lanjut Kebijakan Kapolri, Polres Tangsel Revitalisasi Sarana Prasarana Disabilitas

Kabar6.com

Kabar6-Tindak lanjuti kebijakan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait perbaikan sarana dan prasana bagi masyarakat kelompok rentan dan kebutuhan khusus, Polres Tangerang Selatan melakukan revitalisasi terhadap sarana dan prasarana tersebut.

Kapolres Tangsel, AKBP Iman Imanudin menerangkan, hal itu juga dalam rangka memberikan pelayanan kepolisian bagi masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas.

“Revitalisasi ini dilakukan diseluruh satuan kerja dan Polsek Jajaran di wilayah Polres Tangerang Selatan,” ujarnya kepada wartawan di Mapolres Tangsel, Jalan Promoter 1, Lengkong Gudang Timur, Serpong, Kota Tangsel, Jumat (29/1/2021).

Iman menjelaskan, beberapa sarana dan prasarana dipersiapkan untuk disabilitas seperti tempat parkir khusus, akses masuk khusus, toilet khusus, ruang pemeriksaan khusus, dan beberapa fasilitas lainnya yang memang dirancang khusus.

Selain lakukan revitalisasi sarana dan prasarana, Iman mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Tangerang Selatan, komunitas penyandang disabilitas dan pemerhati penyandang disabilitas, untuk merekrut anggota penyandang disabilitas untuk dipekerjakan sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di Polres Tangerang Selatan dan seluruh Polsek Jajaran.

“Hal itu kami lakukan sebagai upaya pengejawantahan UU No 8 Tahun 2016,” ungkapnya.

**Baca juga: Terbitkan Buku, Sanusi Dorong Anak Muda Gaungkan Semangat Literasi

Menurutnya, berbagai inovasi yang pihaknya lakukan dengan dukungan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan masyarakat diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan kepolisian yang dilakukan, terkhusus bagi penyandang disabilitas.

“Kedepan, kami akan berinovasi sehingga tidak ada sekat atau batasan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan kepolisian,” tutupnya.(eka)




Kampus Kita Setara di Serpong Luluskan 3 Entrepreneur Disabilitas

Kabar6.com

Kabar6-Tekad kuat, semangat yang tak kunjung padam serta doa yang selalu dipanjatkan membuat segala sesuatu yang tak mungkin menjadi nyata. Kiranya hal itu jualah yang dialami para penyandang disabilitas di Kampus Kita Setara, Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Sociopreneur Kita Setara Indonesia, Agus mengatakan, tahun ini Kampus Kita Setara meluluskan tiga peserta penyandang disabilitas setelah mengikuti pelatihan wirausaha. Ketiga disabilitas tuna daksa tersebut menjadi owner kedai kopi Kitorato dengan brand kopi inspiratif.

“Alhamdulillah Kito Rato berkembang dengan baik. Kaum penyandang disabilitas bisa berkembang membuat usaha sendiri,” kata Agus di Kampus Kita Setara, Kampung Pondok Sentul, Kelurahan Ciater, Serpong, Kota Tangsel, Selasa (18/8/2020).

Di Kampus Kita Setara, peserta diberi pelatihan manajemen, pengelolaan keuangan hingga pemasaran. Dalam setahun ini Kita Setara telah melahirkan pengusaha muda penyandang disabilitas.

“Sampai permodalan pun kita bantu hingga mereka bisa mandiri dalam membangun usahanya. Saat ini sebanyak 350 anggota tergabung dalan Kita Setara dan 35 penyandang disabilitas yang sudah mengikuti pelatihan wirausaha,” jelasnya.

Agus bilang, perkembangan setahun ini sudah menghasilkan usahawan muda penyandang disabilitas. Kedepannya, mudah-mudahan akan lebih banyak melahirkan usaha muda dari Kita Setara.

Salah satu peserta Kampus Kita Setara Yusup Saepul Iqbal mengaku banyak ilmu yang didapat selama mengikuti pelatihan di kampus khusus Disabilitas tersebut. Pemuda asal Sukabumi ini mengaku ingin belajar menjadi barista.

“Selama ikut pelatihan banyak ilmu yang saya dapat. Saya sekarang buka booth kopi kedai inspirasi di Bintaro,” ucapnya.

Meskipun dalam menjalankan usahanya masih terbilang baru. Namun, antusias warga cukup bagus. Dalam sehari bisa menjual 30 cup kopi.

“Selama pandemi covid-19 ini pastinya ada pengaruh dalam penjualan. Saya yakin kedepannya akan lebih baik lagi,” tegasnya.

Sebelum bergabung dengan Kita Setara, lanjut Yusup, pernah bekerja di perusahaan manufakturing. Setelah itu, ia pernah ikut vokasi di salah satu kementerian. Kemudian, belajar menjadi barista di Kampus Kita Setara.

“Saya berkeinginan untuk buka usaha sendiri. Mudah-mudahan dari ilmu yang saya dapat di Kita Setara bisa mengembangkan usaha kopi,” terangnya.

**Baca juga: Bingung Makan Siang? Coba Nasi Box Hotel Santika Premiere ICE BSD.

Salah toko pemuda Kampung Pondok Sentul, Kelurahan Ciater, Serpong, Toni Ardiansyah mengaku keberadaan Kampus Kita Setara berdampak positif bagi warga. Warga setempat juga diberi kesempatan untuk ikut pelatihan kewirausahaan di kampus khusus disabilitas tersebut.

“Kita kolaborasi dan Kampus Kita Setara membantu warga sekitar untuk wirausaha,” tandasnya.(Fit)




Sewa Rumah Singgah Selesai Diduga Picu Zitni “Pulang”

Kabar6.com

Kabar6-Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) menduga pemulangan Zitni Khoiri Alfatir bukan karena keinginan bapaknya. Bocah berkebutuhan khusus itu tewas terpanggang setelah rumah kontrakannya di Kecamatan Setu terbakar.

“Rumah Singgah di Kademangan itu sewa kontrakannya udah habis,” ungkap Wakil Koordinator TRUTH, Jupry Nugroho kepada kabar6.com, (Senin, 18/11/2019).

Menurutnya, hal itu berpengaruh terhadap warga penyandang masalah sosial yang selama ini dirawat pemerintah daerah. Dinas Sosial Kota Tangsel menempati gedung yang bekas ditempati Badan Narkotika Kota di Kecamatan Setu sebagai Rumah Singgah.

Jupry bilang, di tengah gegap gempitanya rangkaian menjelang perayaan HUT Tangsel ke-11 dan diraihnya kembali penghargaan Kota Layak Anak 2019, publik dikagetkan dengan meninggalnya seorang anak di Kecamatan Setu. Bocah autis terbakar hidup-hidup akibat dipasung di rumahnya yang terbakar.

“Bagaimana mungkin anak yang beberapa bulan yang lalu tinggal di Rumah Singgah namun diduga harus kembali dipasung di rumahnya,” ujar Jupry.

Ia mempertanyakan, sejauhmana pembinaan dan pengawasan Dinas Sosial Tangsel dan bagaimana tanggung jawab DPMP3AKB Tangsel yang mengklaim memiliki satgas sampai tingkat RW/RT untuk perlindungan anak.

**Baca juga: Sebelum Terpanggang, Orangtua Zitni Jemput Paksa dari Rumah Singgah.

Hal ini bukti ketidakmampuan pihak terkait dalam menjalankan tugas pokok dab fungsinya. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 mengamanatkan bahwa setiap anak berhak atas hak-hak agar dapat hidup serta mendapatkan jaminan kesehatan dan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental spriritual.

“Tetapi ada anak yang tewas dengan mengenaskan akibat di pasung. Tentu hal ini menjadi kado pahit di usia Tangsel yang menginjak usia 11 tahun,” tambah Jupry.(yud)




97 Atlet Penyandang Disabilitas Bersaing di Ajang Peparkot Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-National Paralympic Centre (NPC) Kota Tangerang menggelar Pekan Paralympic Kota Tangerang pertama (Peparkot ke-1) untuk mencetak dan memberdayakan atlet penyandang disabilitas.

Peparkot perdana yang bertemakan ‘Melalui Peparkot Merupakan Ajang Menggali Potensi Atlet yang Berbakat’ ini berlangsung di lapangan Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning, Jatiuwung, Kota Tangerang pada 13-14 November 2019.

Ketua NPC Kota Tangerang Muhammad Subur mengatakan, Peparkot perdana ini diikuti 97 atlet difabel bersaing dengan mempertandingkan enam cabang olahraga.

Selain sebagai upaya menyaring dan membina peserta, Peparkot ini juga dapat menghapus stigma negatif bahwa penyandang disabilitas pun mampu menjadi atlet yang berkualitas seperti masyarakat pada umumnya.

“Ini sebagai ajang bakat untuk atlet berpotensi. Insyaallah akan kami bina menjadi atlet yang bisa mengukir prestasi,” ujarnya setelah pembukaan, Rabu (13/11/2019).

Para peserta dengan ragam keadaan mental ini berasal dari kalangan pelajar dan umum se-Kota Tangerang. Mereka tampak bersemangat untuk saling menunjukkan kemampuannya dalam pertandingan cabang olahraga atletik, renang, bulu tangkis, tenis meja, catur, hingga goal ball.

“Target kami ini sebagai persiapan Porprov tahun 2022 karena kita tuan rumah. Oleh karena itu, Peparkot sebagai barometer,” ucapnya.

Nantinya, Subur menuturkan, para atlet difabel terbaik tingkat Kota Tangerang akan diikutsertakan dalam ajang serupa di tingkat Provinsi Banten pada tahun 2022 dalam penyelenggaraan Peparprov. Atlet difabel Kota Tangerang tersebut pernah mencatatkan prestasi.

“Tahun 2016, difabel Kota Tangerang, berhasil meraih dua perunggu pada cabor catur tingkat nasional. Semoga nanti bisa berprestasi lagi hingga tingkat internasional,” katanya.

**Baca juga: FSPMI Soroti Kenaikan Upah & BPJS, Dalam Waktu Dekat Akan Gelar Aksi Damai.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang, Engkos Zarkasyi mengatakan, Peparkot sebagai upaya perhatian Pemerintah Kota Tangerang untuk memberikan ruang bagi atlet berkebutuhan khusus. Untuk itu, Peparkot akan menjadi agenda tahunan.

Ia menambahkan, fasilitas-fasilitas olahraga di Kota Tangerang juga diberikan bagi atlet disabilitas. “Sehingga diharapkan dengan Peparkot ini memacu semangat mereka untuk terus bertanding ke level tingkat lebih tinggi lagi,” pungkasnya. (Oke)




JHL Solitaire Gading Serpong Ramah Kaum Disabilitas

Kabar6.com

Kabar6-Sebagai hotel bintang lima pertama di Banten, JHL Solitaire yang berisikan fasilitas mewah itu berusaha untuk memenuhi kebutuhan semua golongan.

Hal itu diungkapkan Komisaris JHL Solitaire Gading Serpong Kabupaten Tangerang, Jerry Hermawan Lo saat menggelar konferensi pers belum lama ini. Ia mengatakan, hotel yang digawanginya tersebut juga ramah untuk kaum disabilitas.

“Kita hadir untuk berusaha memenuhi kebutuhan semua golongan, termasuk kaum disabilitas,” kata Jerry Hermawan.

JHL Solitaire yang berada di pusat bisnis kawasan Gading Serpong Tangerang itu meminimalkan tangga sebagai disable friendly.

**Baca juga: Persiapkan Kebutuhan Natal Anda Bersama Ace Qbig BSD.

Selain itu, Jerry juga menegaskan, dalam pembangunan gedung hotel megah itu, pihaknya hanya menggunakan tak lebih dari 10 tenaga ahli, sisanya menggunakan pekerja local.

“Kita orang Indonesia mampu mengerjakan pembangunan hotel megah seperti ini. Dan, untuk pekerjaan yang membutuhkan skill khusus, saya pekerjakan tak lebih dari 10 tenaga ahli dari luar,” paparnya. (fit)




Festival Edu Games, Katar Cornelia Residence Gandeng Disabilitas Rungu

kabar6.com

Kabar6-Meriahkan Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar Festival Edu Games Kebangsaan, Karang Taruna (Katar) Cornelia Residence Graha Raya, Paku Jaya, Tangerang Selatan (Tangsel) libatkan kelompok disabilitas rungu.

“Sengaja kita mengajak disabilitas rungu ikut bermain, sebagai upaya menghilangkan batasan interaksi antara pemuda normal dan pemuda disabilitas,” kata Muhammad Afif Fathoni, Ketua panitia acara.

Kata Afif, permainan edukasi bertema kebangsaan ini juga mampu diikuti penyandang disabilitas rungu. Bahkan bisa bermain bersama dengan pemuda lainnya tanpa hambatan berarti.

“Saya yakin inilah esensi Sumpah Pemuda dimana sikap saling menghormati, melindungi dan menerima perbedaan hidup dalam diri pemuda,” jelasnya.

Afif yang juga pengurus Karang Taruna ini menjelaskan, kegiatan festival edu games kebangsaan bertujuan menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme melalui pendekatan permainan.

“Hal ini dianggap unik dan menarik, karena permainan ternyata jadi sarana efektif untuk edukasi,” papar Afif.

Adapun permainan edukasi itu, kata Afif, berupa permainan kartu dan permainan papan atau board games. Sebagai contoh adalah kwartet kebangsaan dan ular tangga kebangsaan.

Kedua permainan itu, lanjut Afif, merupakan permainan yang diproduksi Nusantarapedia. Sebuah komunitas yang memang fokus mengembangkan permainan edukasi bertema kebangsaan.

“Awalnya cukup ragu kalau penyandang disabilitas rungu bisa bermain. Ternyata memang bisa dan sahabat disabilitas itu gembira saat bermain,” imbuhnya.

Sementara, Founder Nusantarapedia, Riko Noviantoro menambahkan, edu games bertema kebangsaan ini sudah banyak dimainkan orang. Berbagai daerah juga sudah mencoba permainan. Hasilnya cukup positif dan memberikan nila pengetahuan kebangsaan.

“Nusantatapedia memberi support kepada Karang Taruna saat mengusulkam kegiatan itu. Dan ternyata menarik dan berkesan,” tuturnya.

**Baca juga: Danramil 02/ Batu Ceper dan Kapolsek Neglasari Pimpin Jalan Sehat.

Terkait edu games bagi disabilitas rungu, Riko menambahkan juga tidak ada hambatan. Sejumlah pemuda bisa bermain bersama dengam disabilitas rungu. Jenis permainan bersamanya adalah kwartet kebangsaan. (fit)




FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Bahas Keragaman dan Inklusi Disabilitas

Kabar6–Dalam rangka menyambut Hari Penyandang Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember, Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kessos) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menggelar Konferensi Internasional tentang Keragaman dan Inklusi Disabilitas di Masyarakat Muslim; Pengalaman di Negara-Negara Asia.

Konferensi internasional ini terselenggara berkat kerjasama FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) dengan The Institute for Religion, Politics, and Society (IRPS), Australian Catholic University (ACU) dan The Institute for Culture and Society at University of Western Sydney. Serta didukung oleh The Asia Foundation (TAF).

Kegiatan ini diinisiasi sejumlah peneliti seperti Dr. Dina Afrianty (ACU), Dr. Karen Soldatic, dan Dr. Arief Subhan sejak tahun 2016 melalui program penguatan penelitian disabilitias di Lembaga Pendidikan Islam.

“Hadir sebagai narasumber dari Indonesia maupun Australia, juga dipresentasikan sebanyak 57 makalah dari para peneliti yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang secara khusus memiliki perhatian dan kepedulian terhadap hak-hak penyandang disabilitas,” ujar Lisma Dwiyati, M.Si. Ketua Program Studi Kessos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (22/11/2017).

Acara yang dibuka oleh Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Dede Rosada ini, bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi, peneliti, pemerhati, pengambil kebijakan, aktivis disabilitas, serta organisasi penyandang disabilitas untuk mendiskusikan tentang betapa pentingnya nilai-nilai inklusi sosial, non-diskriminasi, pluralism, multikulturalisme, dan toleransi keberagaman agama serta keragaman budaya di Asia dan Indonesia.

Prof. Dr. Ayumardi Azra, DEA, selaku keynote speaker menyatakan, Indonesia merupakan sebuah negara yang mengintegrasikan pluralitas dan keragaman, terbukti dengan dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara, padahal mayoritas penduduknya adalah muslim.

Beberapa pembicara lain membahas tema-tema diskusi seperti pendidikan inklusif; pelayanan anak dan keluarga; keberagaman dan inklusi social; perempuan/gender/seksualitas; kebijakan, hukum dan politik.**Baca juga: Ini Pemenang Giant Faunatic Drawing Competition.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Dr. Arief Subhan menjelaskan, Konferensi Internasional ini diharapkan menjadi awal dimulainya kerjasama peneliti Indonesia dan Australia dalam wadah “Australia-Indonesia Disability Research Networks”. “Konferensi ini juga sekaligus soft launching berdirinya The UIN Center for Student with Special Need,” pungkasnya.(rls/fit)