1

Kejari Pandeglang Tanggapi Cuitan Twitter Kakak Korban Revenge Porn

Kepala Kejaksaan Negeri Pandeglang Helena Octavianne

Kabar6-Kejari Pandeglang mengaku bingung dengan cuitan @zanatul_91 di akun Twitter nya. Dimana, dalam thread yang dia bikin, menuliskan kalau korban revenge porn dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari kejaksaan, untuk bertemu di sebuah cafe yang menyediakan live musik.

Sedangkan kala itu, nama jaksa yang disebut sedang berkumpul bersamanya dan juga pejabat lainnya. Setelah ditelisik, nomer kontak yang menghubungi korban IK bukan milik jaksa yang disebut.

“Saya masih ada screenshot percakapan saya dengan korban. Terus saya bilang bahwa enggak ada (pemilik nomor tersebut), terus korban bales lagi, loh Bu chatnya dihapus, tapi kita sempat screenshot. Dan saya bilang ini orangnya ada di sini, ngomong langsung aja sama Bu Dessy,” ujar Helena Octavianne, Kepala Kejari Pandeglang, Selasa (27/06/2023).

Akun Twitter @zanatul_91 juga memprotes unggahan Kejari Pandeglang yang menampilkan foto IK di medsos, karena dianggap merusak privasi adiknya. Akhirnya, kejaksaan menghapus postingan itu dari medsos miliknya, karena menghargai keluarga korban yang keberatan.

**Baca Juga: Thread Larangan Bawa Pengacara Kasus Revenge Porn Pandeglang

Menurut kejaksaan, postingan tersebut sudah melalui seleksi dan tidak menampilkan wajah korban secara jelas. Lantaran IK memakai masker, secara otomatis melindungi wajahnya agar tidak terlihat oleh publik.

“Kami juga mengetahui kode etik dalam mengeluarkan statemen maupun foto di medsos, pada saat itupun kami menuliskan pelayanan hukum dan foto korban pun pakai masker. Apakah itu melanggar? Saat diminta takedown itu kami takedown, kami menghargai kalau memang keluarganya tidak nyaman ya enggak masalah (ditakedown),” tuturnya.

Mengenai adanya tudingan intimidasi dari Kejari Pandeglang ke korban IK, Helena menyebut kalau kejaksaan memberi hadiah boneka ke korban. Mereka heran jika tindakan itu dianggap sebagai bentuk intimidasi.

Pemberian boneka itu dilakukan di Posko Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Kejari Pandeglang, sekaligus pertemuan terakhir Kejari dengan korban sebelum persidangan.

“Apa itu bentuk intimidasi? Saya bingung. Jadi boneka itu bentuk kasih sayang kami, bahwa boneka itu lambang cinta,” terangnya.(Dhi)




Sesalkan Cuitan Anak Amien Rais, PDIP: Jangan Produksi Hoaks

Kabar6.com

Kabar6-Peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang terjadi di Alun -Alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang menuai pro dan kontra.

Meskipun tak sedikit pula orang yang simpati musibah yang dialami mantan Panglima ABRI itu. Namun ada juga yang menuduh jika kejadian tersebut adalah rekayasa belaka.

Salah satunya, Hanum Salsabila Rais Politikus Partai Amanat Nasional (PAN). Putri dari pendiri PAN, Amien Rais memberikan cuitan diakun Twitternya terkait tragedi penusukan Wiranto adalah play victim.

Meski postingan tersebut telah dihapus, namun kecaman terhadap Hanum terus berdatangan. PDI Perjuangan menyesalkan cuitan Hanum karena sebagai seorang politisi tidak semestinya mengeluarkan stetmen negatif yang dapat membangun opini buruk di mata publik.

“Beliau ini kan orang terdidik, anak dari politisi kawakan, seharusnya komentar beliau lebih komprehensif, tidak mengeluarkan statement negatif hingga menghasilkan opini negatif dipublik. Jadi saya tekankan, jangan memproduksi hoaks,” sesal Ketua DPC PDI Perjuangan Pandeglang Yadi Murodi, Jumat (11/10/2019).

Wakabid Pemuda Olahraga PDIP Pandeglang, Hilmi Aditiya Nugraha menambahkan, harusnya Habum bisa menjadi teladan untuk masyarakat sebagai pejabat publik.

“Mana ada orang melakukan Play victim rela melukai diri sendiri, hingga tertusuk,”sesalnya.

Peristiwa penusukan terhadap Wiranto kemarin dinilai merusak nama baik Kabupaten Pandeglang sebagai kota Sejuta santri dan seribu ulama.

Meskipun kedua pelaku yang merupakan pasangan suami istri (Pasturi) Syahril Alamsyah (FA) alias Abu Rara dan Fitri Adriana (FA) bukan warga Pandeglang. Keduanya hanya tinggal mengontrak di Kampung Sawah RT 04 RW 01, Desa Menes, Kecamatan Menes.

SA adalah pria kelahiran Medan tahun 1968, sementara FA adalah warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dengan demikan Hilmi meminta kepada penegak hukum harus mengusut kasus tersebut sampai tuntas.

“Peristiwa ini sangat memalukan, Pandeglang ini adalah simbol kota santri, etika kita sebagai santri,”tandasnya.

Hanum Rais, Kamis (10/10/2019) pukul 15.14 WIB, mengunggah cuitan sebagai tanggapan berita yang tengah ramai dibicarakan di Tanah Air terutama penusukan terhadap Wiranto.**Baca juga: Aktivis 98 Banten Kecam Aksi Penusukan Wiranto di Pandeglang.

Ia menyebut sosok yang viral sengaja mengarang cerita, bertindak sebagai korban untuk mempertahankan dana deradikalisasi yang notabene dialokasikan untuk menanggulangi para teroris.

“Setingan agar dana deradikalisasi terus mengucur. Dia caper. Karena tidak bakal dipakai lagi. Play victim. Mudah dibaca sebagai plot. Di atas berbagai opini yang beredar terkait hits siang ini. Tidak banyak yang benar-benar serius menanggapi. Mungkin karena terlalu banyak hoax-framing yang selama ini terjadi,” tulis Hanum Rais.(Aep)