Kabar6-COVID-19 menyebar melalui cairan pernapasan yang dikeluarkan oleh pasien terinfeksi saat batuk atau bersin. Cairan tersebut yang kemudian dapat menginfeksi orang lain ketika orang tersebut tidak sengaja menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi.
Selain itu, virus dan bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, dan mulut. Gejala umum yang biasanya dialami penderita COVID-19 memang menyerupai flu, seperti demam dan batuk kering.
Berdasarkan data dari 55 ribu kasus di Tiongkok, sebanyak 88 persen pasien terinfeksi mengalami demam, dan 68 persen mengalami batuk kering. Selain itu, gejala lain seperti kelelahan, memproduksi dahak, nafas pendek, sakit tenggorokan dan sakit kepala juga dilaporkan dalam kasus tersebut.
Lantas, berapa lama masa inkubasi COVID-19 sampai akhirnya seseorang merasakan gejala-gejala tersebut? Menurut WHO (World Health Organization), melansir Wolipop, masa inkubasi COVID-19 atau selang waktu antara orang yang sudah terinfeksi COVID-19 sampai mulai memperlihatkan gejala-gejala, umumnya sekira satu hingga 14 hari. Dan masa inkubasi COVID-19 paling umum sekira lima hari.
Sedangkan berdasarkan penelitian baru yang diterbitkan pada 17 Maret 2020 oleh University of Massachusetts Amherst, masa inkubasi virus COVID-19 lebih dari lima hari. Dan 97,5 persen orang yang terinfeksi akan memperlihatkan gejala COVID-19 dalam 11,5 hari.
Dalam riset tersebut, peneliti Nicholas Reich, associate professor di School of Public Health Sciences, yang memimpin penelitian, bersama dengan rekannya Thomas McAndrew, melakukan survei mingguan terhadap 20 model penyakit menular untuk menilai pendapat ahli kolektif mereka mengenai lintasan wabah COVID-19 di Amerika Serikat.
Para peneliti dan ahli permodelan kemudian merancang, membangun dan menafsirkan model untuk menjelaskan serta memahami dinamika penyakit menular dan dampaknya pada populasi manusia.
Para peneliti memeriksa 181 kasus yang dikonfirmasi dengan paparan yang dapat diidentifikasi dan gejala yang ditimbulkan untuk memperkirakan masa inkubasi virus Corona.
Dari penelitian tersebut para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa ‘periode pemantauan aktif saat ini yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. (14 hari) didukung dengan baik oleh bukti yang ditemukan’.
Namun Anda tidak perlu terlalu khawatir, karena sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19, yaitu sekira 80 persen, memiliki penyakit yang tergolong ringan sehingga tidak perlu pergi ke rumah sakit dan akan pulih dengan sendirinya setelah sekira dua minggu. Sisanya, sekira 20 persen mungkin akan mengalami kesulitan bernapas yang parah sehingga dibutuhkan perawatan di rumah sakit.
Dari 20 persen pasien COVID-19 yang perlu dirawat di rumah sakit, hanya sekira enam persen akan menjadi kritis karena kegagalan bernapas. Orang-orang itu yang cenderung memerlukan perawatan intensif. Setidaknya dibutuhkan waktu sekira satu minggu hingga seseorang menjadi sakit parah setelah memperlihatkan gejala.
Biasanya, orang-orang yang berisiko menjadi sakit parah hingga meninggal dunia adalah orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dengan masalah kesehatan yang sudah dimilikinya.
Untuk orang berusia 60-69 tahun, 3,6 persen dari mereka yang terinfeksi COVID-19 akan meninggal dunia, dan semakin meningkat untuk yang berusia 70-79 tahun, yaitu sekira delapan persen serta di atas 80 tahun sebesar 14,8 persen.
Sayangnya, belum dapat dipastikan apakah seseorang yang telah terinfeksi COVID-19 lalu sembuh tidak akan terserang virus tersebut kembali. ** Baca juga: Sejumlah Hal yang Dinilai ‘Buruk’ Ini Ternyata Punya Manfaat Bagi Kesehatan
Kemungkinan hal itu bisa memberikan kekebalan jangka panjang. Tetapi tidak jelas berapa lama kekebalan tersebut akan melindungi tubuh dari COVID-19.(ilj/bbs)