1

Memalukan! Film Dewasa Mendadak Muncul di Layar Televisi Pusat Vaksinasi COVID-19 Kosta Rika

Kabar6-Layar televisi yang tengah menayangkan siaran layanan publik di San Jose, Kosta Rika, mendadak membuat heboh orang-orang yang sedang antre untuk divaksin COVID-19.

Bagaimana tidak, melansir Yahoo, layar televisi tersebut mendadak menayangkan film porno hingga orang-orang sedang menunggu di dalam tenda medis pop-up untuk giliran divaksin menjadi terkejut. Sementara petugas kesehatan yang kebingungan berjuang untuk mematikan alat, yang tampaknya terhubung ke komputer seseorang.

Akhirnya, petugas dapat menutup layar dengan mencabut steker dan meminta maaf kepada orang-orang di sana atas ‘ketidaknyamanan’ itu.

“Awalnya mereka hanya memutar iklan layanan masyarakat tetapi tiba-tiba berubah,” ujar Anthony Barboza, seorang saksi yang sedang mengantre di dalam tenda. “Tidak ada kerusakan tetapi petugas tampak bingung dan malu pada saat yang sama. Beberapa orang yang bersama saya di dalam tenda tertawa.”

Tidak jelas apakah momen memalukan itu adalah kecelakaan atau lelucon. Penyelidikan tentang siapa yang memutar video itu sedang berlangsung. ** Baca juga: Nekat Berkelahi dengan Beruang Hitam Demi Selamatkan Sang Kekasih

Diketahui, sejauh ini Kosta Rika telah mencatat 334 ribu kasus COVID-19, dengan 4.251 kematian dan 20 persen dari populasi telah menerima dosis pertama mereka.(ilj/bbs)




Keterlaluan! Demi Terkenal di Medsos, Seorang Dokter di Brasil Tawarkan Obat COVID-19 Palsu

Kabar6-Hanya demi menjadi terkenal di media sosial, (medsos), seorang dokter mata di wilayah timur laut Brasil bernama Dr Albert Dickson, nekat menawarkan obat-obatan yang belum terbukti aman atau efektif melawan COVID-19.

Seperti diketahui, Brasil sangat terpukul oleh pandemi Corona ini, dan banyak orang mencari bantuan. Celah ini, melansir BBC, ternyata dimanfaatkan oleh Dr Dickson yang menawarkan calon pasien ‘konsultasi medis gratis’ serta meresepkan ‘tindakan profilaksis’ terhadap virus.

“Bagaimana Anda akan berhak atas konsultasi? Anda akan berlangganan saluran kami…Anda akan membuat tangkapan layar dan mengirimkannya ke WhatsApp saya. Ketika Anda mengirimnya, Anda akan mulai memiliki akses,” kata Dr Dickson dalam sebuah video yang dipublikasikan dalam laman Facebook pada Maret lalu.

“Rahasianya adalah mengirim tangkapan layar,” lanjutnya. ** Baca juga: Kesal, Seluruh Perangkat Apple Milik Sang Kekasih yang Ketahuan Selingkuh Direndam dalam Bak Mandi

Selain menjadi dokter mata, Dr Dickson adalah perwakilan negara bagian Brasil dari partai Pro minor, yang mendukung Presiden Jair Bolsonaro. Dalam konsultasinya, Dr Dickson meresepkan obat-obatan seperti ivermectin. Itu adalah pengobatan untuk kutu dan kudis yang dia katakan bisa mencegah COVID-19.

Namun menurut beberapa otoritas kesehatan terkemuka, tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut. Sementara sejumlah pasien yang menghubungi Dr Dickson di WhatsApp, dan masing-masing mengonfirmasi bahwa mereka menerima respons stok yang mengulangi proses dan mendorong mereka untuk mengikutinya di Instagram.

Dr Dickson yang dihubungi melalui email mengatakan, dia ‘menyarankan’ mendaftar untuk saluran Instagram dan YouTube-nya, karena dia menempatkan ‘penelitian terkini di sana dan menjelaskan penyakit secara rinci dan pengalaman kami dengannya, selain menjawab pertanyaan secara langsung’.

“Tidak wajib berlangganan saluran untuk mendapatkan konsultasi,” ujar Dr Dickson. “Kami hanya menyarankan saja. Banyak yang tidak patuh dan kami terus merespons. Konsultasi virtual itu gratis, saya tidak pernah mengenakan biaya.”

Ditambahkan Dr Dickson, dia ‘di atas segalanya seorang dokter’ dan mengatakan bahwa Dewan Kedokteran Federal di Brasil, yang mengatur dokter, memberinya hak untuk ‘mengobati melawan COVID-19’.

Saluran YouTube milik Dr Dickson memiliki lebih dari 200 ribu pelanggan. Dia memiliki sekira 140 ribu pengikut di dua profil Instagram, dan 50 ribu pengikut di Facebook.

Sementara itu, YouTube menjelaskan bahwa di bawah aturan baru, pihaknya telah menghapus 12 video dokter karena menyebarkan disinformasi medis. Seperti menyatakan ada jaminan kesembuhan untuk COVID-19 dan merekomendasikan penggunaan ivermectin atau obat lain, hydroxychloroquine.

Saluran itu sendiri tidak dihapus, karena video telah diterbitkan sebelum 12 April, ketika aturan baru mulai berlaku. Dr Dickson sendiri bukan satu-satunya dokter Brasil yang menganjurkan obat-obatan yang belum terbukti mengobati COVID-19, atau bahkan terbukti tidak efektif melawan virus.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah beberapa kali memuji hydroxychloroquine, ivermectin dan ‘perawatan dini’ di depan umum. Brasil mencatat lebih dari 439 ribu orang meninggal dunia akibat COVID-19.

Pada pertemuan di Kongres Brasil pada Juli tahun lalu, Dr Dickson mengatakan dia telah merawat ’31 ribu pasien dari seluruh dunia’, dan telah menindaklanjuti melalui email dengan lebih dari 6.000 lainnya. Dua orang di antaranya meninggal dunia.(ilj/bbs)




Pegawai Pemerintah di Pakistan yang Enggan Divaksin COVID-19 Tidak Bakal Digaji

Kabar6-Usaha Pakistan untuk mengendalikan virus Corona melahirkan kebijakan baru yaitu pejabat setempat mengumumkan bahwa provinsinya tidak akan menggaji pegawai pemerintah yang enggan divaksin COVID-19.

Pengumuman itu, melansir Yahoo, disampaikan Kepala Menteri Provinsi Sindh bernama Murad Ali Shah, setelah pertemuan dengan pejabat kesehatan di wilayah Sindh terkait munculnya kasus pertama virus varian delta di provinsi tersebut. Provinsi Sindh sendiri mencakup Kota Karachi yang memiliki 14,91 juta penduduk.

“Setiap pegawai pemerintah yang tidak divaksinasi harus dihentikan gajinya mulai Juli,” cuit Shah di Twitter. Dikatakan, kementerian keuangan telah diberitahu tentang perintah tersebut.

Pakistan yang berpenduduk 216,6 juta jiwa, sejauh ini dinilai lamban dengan peluncuran vaksinasi, dan baru memberikan 4.956.853 dosis vaksin COVID-19 kepada warganya. Hal ini karena informasi yang salah menciptakan keragu-raguan di Pakistan.

Selain kekhawatiran, ada penundaan karena kurangnya ponsel dan keterampilan melek huruf yang buruk di beberapa bagian negara, sehingga berdampak pada kemampuan mereka untuk mendaftar agar mendapatkan suntikan. ** Baca juga: Meski Jatuh dari Lantai 23 Apartemen, Pemuda Rusia Ini Masih Hidup

Liaqat Sahi, sekretaris jenderal serikat pekerja di Bank Sentral Negara Pakistan, mengutuk langkah politisi tersebut dan menyebutnya sebagai ‘perintah yang aneh’, mengutip bagaimana karyawan ‘sangat sukarela dan bersedia untuk divaksinasi’.

Ketimbang menghukum orang yang belum divaksinasi atau menolak untuk melakukannya, Sahi mengklaim bahwa pemerintah harus fokus untuk menciptakan lebih banyak pusat vaksinasi, termasuk di daerah pedesaan untuk memudahkan orang mendapatkan vaksinasi.

Program vaksinasi Pakistan sendiri menggunakan vaksin yang sebagian besar diimpor dari Tiongkok, saat ini terbuka untuk semua orang dewasa di atas usia 18 tahun. Sejak awal pandemi, Pakistan telah mencatat 924.667 kasus virus yang dikonfirmasi, termasuk 20.930 kematian. (ilj/bbs)




Menurut Survei, Inggris Jadi Negara Paling Percaya pada Vaksin COVID-19

Kabar6-Hampir sembilan dari 10 orang di Inggris mengatakan, mereka mempercayai vaksin COVID-19. Karena itulah, Inggris menjadi negara yang memiliki tingkat keyakinan paling tinggi terhadap vaksin COVID-19.

Survei ini dilakukan Tim Imperial College London terhadap orang-orang di 15 negara. Di Inggris, melansir Okezone, sebanyak 87 persen responden melaporkan bahwa mereka percaya pada vaksin itu. Lebih dari setengah dari semua orang dewasa kini telah disuntik vaksin lengkap.

Sementara itu, Isrel berada di posisi kedua dengan 83 persen orang menyatakan keyakinannya pada vaksin. Adapun Jepang melaporkan tingkat kepercayaan terendah yakni 47 persen.

Upaya vaksinasi Jepang dimulai terlambat dan terhambat oleh kekurangan pasokan dan rintangan organisasi. Kekhawatiran lain yang disorot dalam pengawasan pada potensi efek dan keamanan. Ini juga menunjukkan kepercayaan pada otoritas kesehatan yang bervariasi.

Survei ini juga mencatat orang-orang di Inggris memiliki tingkat kepercayaan tertinggi bahwa otoritas kesehatan akan memberi mereka vaksin yang efektif, yakni sebanyak 70 persen. Sedangkan di Korea Selatan (Korsel), angkanya hanya tercatat 42 persen ** Baca juga: Lolos dari Maut Setelah Mobilnya Jatuh ke Jurang Sedalam 100 Meter

Sarah Jones, salah satu proyek di Imperial College London, mengatakan bahwa kepercayaan meningkat. “Namun, temuan kami menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengumumkan kepada publik tentang keamanan dan efektivitas vaksin virus Corona,” terangnya.

Ditambahkan, “Kami berharap bahwa berbagi informasi yang dikemukakan oleh orang-orang akan tepat pada waktunya dan tepat sasaran dari pemerintah yang akan mengumumkan dan mendidik masyarakat tentang pentingnya program-program.”

Melanie Leis, yang ikut memimpin proyek tersebut mengungkapkan bahwa dari data yang terkumpul, pihaknya melihat bahwa orang mempercayai vaksin COVID-19 yang berbeda ke tingkat yang berbeda-beda pula.

“Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin untuk merespons dan membantu meningkatkan kepercayaan pada semua rekomendasi rekomendasi yang disetujui, mendukung program untuk menjangkau lebih banyak orang dan mengekang pandemi secara lebih efektif,” ujarnya.(ilj/bbs)




Kacau! Seribu Vaksin COVID-19 di Bishkek Hancur Gara-gara Petugas Kebersihan Cabut Kabel Kulkas

Kabar6-Insiden yang sangat menyesakkan dada terjadi di Kyrgyzstan, sebuah negara yang terletak di benua Asia bagian tengah.

Bayangkan, nyaris 1.000 vaksin COVID-19 yang perlu disimpan pada suhu di bawah dua derajat Celcius harus dibuang, setelah seorang petugas kebersihan mencabut kabel kulkas untuk mengisi daya di telepon selular (ponsel).

Seorang pejabat di Layanan Sanitasi dan Epidemiologi Negara Bagian Kyrgyzstan bernama Burul Asylbekova mengungkapkan, insiden itu terjadi di sebuah klinik di Ibu Kota Bishkek. Menurut laporan media lokal, melansir Dailystar, vaksin yang rusak adalah bagian dari pengiriman 20 ribu dosis vaksin Sputnik V yang telah disumbangkan ke Kirgistan oleh Rusia.

Pasokan awal vaksin Sputnik perlu disimpan pada suhu -18 derajat Celcius, tapi para peneliti bergegas untuk menghasilkan versi yang dapat disimpan di lemari es domestic. Pada Februari lalu, mereka mengumumkan pengembangan versi baru yang tetap dapat digunakan pada suhu hingga dua derajat Celcius.

Menteri Kesehatan Alimkadyr Beishenaliyev mengatakan, salah satu pembersih klinik diyakini bertanggung jawab karena mencabut kabel kulkas, sehingga membuat batch vaksin tidak dapat digunakan.

Program vaksinasi Kyrgyzstan dimulai pada Maret lalu, tetapi ada resistensi yang signifikan di antara masyarakat Kyrgyzstan terhadap pasokan awal suntikan Sinopharm buatan Tiongkok. Kini setelah vaksin Sputnik Rusia tersedia di negara itu, ada lebih banyak penggunaan di masyarakat.

Kementerian kesehatan negara Kyrgyzstan mengumumkan bahwa lebih dari 50 ribu dari 6,5 juta warga telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus Corona. ** Baca juga: Remaja California Ini Nekat Lawan Beruang untuk Selamatkan Anjing Peliharaannya

Program mereka meningkat setelah dilaporkan adanya 2.470 vaksinasi baru. Menurut angka resmi, Kyrgyzstan telah mencatat 105.469 kasus dan 1.821 kematian akibat virus Corona sejak awal pandemik.

Namun pihak berwenang telah mengakui bahwa angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.(ilj/bbs)




Di Negara Bagian AS Ada Pembagian Senjata untuk Hadiah Vaksinasi COVID-19

Kabar6-Berbagai cara dilakukan banyak negara agar warganya bersedia divaksin COVID-19. Hal berbeda pun terjadi di negara bagian West Virginia, Amerika Serikat (AS).

Jika sejumlah negara bagian Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah uang tunai dan kartu hadiah kepada penduduknya sebagai intensif mendapatkan vaksin COVID-19, melansir Sindonews, Gubernur West Virginia bernama Jim Justice menambahkan beasiswa, lisensi berburu dan memancing, truk khusus, serta senjata api untuk hadiah lotre vaksin COVID-19.

Hadiah dari negara bagian West Virginia akan mencakup hadiah utama sebesar US$1,588 juta, hadiah kedua US$588 ribu, dan beberapa beasiswa penuh untuk institusi pendidikan tinggi mana pun di negara bagian.

Pemerintah negara bagian ini juga memberikan hadiah truk yang dilengkapi dengan perlengkapan khusus, lisensi berburu dan memancing seumur hidup, serta senapan dan senjata berburu.

“Akan ada begitu banyak hadiah luar biasa yang bisa Anda menangkan, itu akan membuat Anda terpesona,” kata Justice. ** Baca juga: Mengaku Dihamili Alien Setelah Lakukan Perjalanan Waktu ke Tahun 3500

Diungkapkan Justice, berbagai hadiah dan awal dari kampanye lotre dimulai pada 20 Juni, bertepatan dengan ulang tahun kenegaraan West Virginia. Justice membenarkan, pemberian hadiah itu dengan mengatakan akan benar-benar menghemat uang negara untuk rawat inap dan menjalankan klinik vaksinasi.

“Jika pandemi terus berjalan, biayanya sangat besar. Rawat inap sangat besar. Kita harus membawa semua orang-orang kita melintasi garis finis,” ujarnya.

West Virginia yang dikenal dengan pegunungan, pertambangan batu bara dan pariwisata, memiliki kurang dari dua juta penduduk. Mereka yang telah divaksinasi harus mendaftar di situs web negara bagian, untuk memenuhi syarat mendapatkan hadiah.

Kampanye tersebut dijadwalkan berlangsung hingga 4 Agustus. Lotre ini berada di atas hadiah yang diumumkan Justice pada April, menawarkan penduduk yang divaksinasi dalam kelompok usia 16-35 tahun kesempatan untuk mendapatkan kartu hadiah atau obligasi tabungan US$100. Dan sejak itu, lebih dari 20 ribu orang telah mendaftar.

Penggerak lotre negara bagian didahului oleh kampanye insentif lokal dan perusahaan, seperti New Orleans memberikan udang karang gratis, makanan laut Louisiana, atau Krispy Kreme menawarkan donat gratis setiap minggu kepada siapa saja yang menunjukkan kartu vaksinasi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebanyak 135.867.425 orang di AS telah divaksinasi penuh, sementara 168.489.729 telah menerima setidaknya satu dosis dari perkiraan populasi 330 juta.(ilj/bbs)




Darah Biawak Berdasarkan Riset Ilmuwan Thailand Disebut Efektif Bunuh COVID-19

Kabar6-Sekelompok peneliti sebuah universitas di Bangkok mengklaim, biawak mengandung zat yang dapat mencegah kanker, bakteri, dan kemungkinan virus COVID-19.

Prof. Jitkamol Thanasak dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Mahidol, melansir nationthailand, mengatakan bahwa tim peneliti akan meneliti rahasia sistem kekebalan biawak yang kuat agar dapat hidup di air yang terkontaminasi dan memakan bangkai. Ia mengatakan, tim peneliti juga sudah mendapat izin dari pemerintah untuk mengambil sampel darah kadal air untuk penelitian.

Sampel darah digunakan untuk mempelajari karakteristik protein yang menyusun sistem kekebalan kadal air. “Para peneliti telah menemukan bahwa protein dapat membunuh sel kanker, bakteri dan mungkin dapat mencegah infeksi virus, termasuk COVID-19,” terang Prof Thanasak.

Tim peneliti berencana untuk mematenkan studi tersebut setelah penelitian menyeluruh dilakukan. Mereka diharapkan menyelesaikan studi pendahuluan pada akhir tahun ini sebelum digunakan untuk menguji tingkat efektivitas terhadap influenza dan COVID-19.

Sementara itu, seorang ilmuwan Uni Emirat Arab (UEA) memelopori penelitian tentang kekebalan unta terhadap virus COVID-19. Penelitian ini dipercaya dapat memberikan jawaban penting tentang cara menangani pandemi global dan merawat pasien COVID-19.

Ahli mikrobiologi veteriner di Dubai sekaligus Kepala Laboratorium Penelitian Hewan Pusat UEA, Ulrich Wernery, dan timnya menyuntikkan sampel mati virus COVID-19 ke unta. Percobaan ini untuk memeriksa antibodi yang diproduksi oleh hewan gurun tersebut.

Sebelumnya, unta diketahui sebagai penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), virus corona pendahulu COVID-19. MERS menyebabkan penyakit pernapasan akut, masalah pencernaan, gagal ginjal hingga kematian. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa unta sebenarnya kebal, bahkan terhadap virus Corona baru.

Kekebalan ini terjadi karena unta tidak memiliki reseptor virus, sebuah sel inang yang dikenali oleh virus sebagai pintu gerbang untuk masuk ke dalam sel. Sementara hal ini dimiliki manusia dan hewan lain yang membuat mereka rentan terhadap COVID-19.

“MERS-CoV, (unta) bisa berlabuh tapi tidak sakit. Dengan COVID-19, virus tidak dapat menempel pada sel mukosa unta di saluran pernapasan karena reseptornya tidak ada atau tumpul,” ujar Wernery. ** Baca juga: Untuk Kedua Kalinya, Anggota Parlemen Kanada Terlihat Buang Air Kecil Saat Rapat Zoom

Ditambahkan, “Ini membuat semuanya sangat menarik. Selain manusia, cerpelai dan kucing kecil dan besar, seperti harimau dan singa bisa tertular COVID-19. Dan dapat menularkan virus ke kucing lain atau ke manusia dan sebaliknya. Tapi tidak terjadi pada unta.” (ilj/bbs)




Menang Lotre Rp14 Miliar Sebagai Hadiah Karena Mau Divaksin COVID-19

Kabar6-Seorang wanita Ohio, Amerika Serikat (AS), memenangkan hadiah pertama insentif vaksinasi Vax-a-Million sebesar Rp14 miliar di negara bagian itu. Sementara seorang remaja daerah Dayton, Ohio, dianugerahi beasiswa kuliah penuh pertama yang ditawarkan oleh program tersebut.

Para pemenang, melansir theguardian, dipilih dalam pengundian acak pada Senin dan informasinya telah dikonfirmasi sebelum pengumuman resmi di akhir acara TV Ledakan Uang Lotre Ohio. Lotre mengumumkan bahwa Abbigail Bugenske dari Silverton, dekat Cincinnati, adalah pemenang Rp14 miliar, sementara Joseph Costello dari Englewood dekat Dayton adalah pemenang beasiswa perguruan tinggi.

“Kami sangat senang bahwa ini telah menginspirasi begitu banyak warga Ohio untuk mendapatkan vaksinasi, dan kami dengan senang hati mengumumkan pemenang undian putaran pertama,” kata Mike DeWine, gubernur Ohio.

Diketahui, lebih dari 2,7 juta orang dewasa mendaftar untuk hadiah Rp14 miliar, dan lebih dari 104 ribu anak usia 12-17 tahun mengikuti pengundian beasiswa perguruan tinggi, yang meliputi uang sekolah, kamar dan pondokan, serta buku.

Konsep itu tampaknya berhasil, setidaknya pada awal. Menurut analisis Associated Press, jumlah orang di Ohio berusia 16 tahun ke atas yang menerima vaksin COVID-19 awal melonjak 33 persen dalam sepekan, setelah negara bagian mengumumkan lotre insentif jutaan dolar.

Tetapi tinjauan yang sama juga menemukan bahwa tingkat vaksinasi masih jauh di bawah angka dari sebelumnya pada April dan Maret. Lebih dari 5,2 juta orang di Ohio telah memulai proses vaksinasi pada Senin, atau sekira 45 persen dari populasi di negara bagian.

Sekira 4,6 juta orang selesai divaksinasi, atau 39 persen dari populasi negara bagian. Secara nasional, lebih dari 165 juta orang Amerika telah memulai proses vaksinasi, atau hampir 50 persen dari populasi. Lebih dari 131 juta telah divaksinasi penuh, atau hampir 40 persen.

Vax-a-Million terbuka untuk penduduk permanen Ohio yang telah menerima vaksin Johnson & Johnson satu dosis atau bagian pertama dari vaksinasi dua dosis Pfizer atau Moderna. ** Baca juga: Merasa Kesepian, Seorang Pria di California Tembak 9 Orang Sebelum Bunuh Diri

Ide DeWine menginspirasi lotre insentif vaksin serupa di Colorado, Maryland, negara bagian New York, dan Oregon. Di Colorado, Gubernur Demokrat Jared Polis mengatakan negara bagian akan mengadakan undian pekanan bagi lima penduduk untuk memenangkan Rp14 miliar untuk insentif vaksinasi COVID-19.

Colorado menyisihkan US$5 juta dari dana bantuan virus Corona federal yang akan digunakan untuk iklan vaksin bagi lima penduduk untuk memenangkan masing-masing Rp14 miliar.(ilj/bbs)




Gedung Putih ‘Gandeng’ Situs Kencan Online untuk Bujuk Warganya Agar Mau Divaksin COVID-19

Kabar6-Sejumlah situs kencan di dunia maya atau online dating’, dikatakan tim penanganan COVID-19 di Gedung Putih, berupaya keras mendorong agar semakin banyak orang di Amerika divaksinasi.

Dalam penjelasan singkat, melansir Yahoo, penasihat senior Gedung Putih bernama Andy Slavitt mengatakan, situs-situs kencan di dunia maya, termasuk Bumble, Tinder, Hinge, Match, OkCupid dan lainnya kini menawarkan insentif kepada para anggota untuk divaksinasi, termasuk pemberian lencana untuk dipasang di profil mereka, dan kesempatan mengakses fitur-fitur premium.

Pandemi virus Corona, sebut Slavitt, telah menimbulkan dampak pada kehidupan pribadi banyak orang karena pembatasan sosial tidak kondusif untuk berkencan.

Ditambahkannya, ketika orang-orang berhasrat untuk dapat kembali berkencan, mereka ingin melakukannya dengan aman. Slavitt mengatakan, situs kecan OkCupid melaporkan bahwa anggota-anggota situs mereka yang menunjukkan telah divaksinasi penuh berkesempatan mendapatkan kencan 14 persen lebih besar dibanding yang belum divaksinasi.

Masih kata Slavitt, situs kencan daring memiliki akses pada lebih dari 50 juta anggotanya, dan Gedung Putih menyambut baik insentif yang mereka berikan. ** Baca juga: Rusia Produksi Massal Robot Perang Otonom

Dalam perkembangan lainnya, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC bernama Rochelle Walensky, melaporkan bahwa jumlah kasus harian COVID-19 di tingkat nasional turun hingga hampir 20 persen ke tingkat terendah sejak 13 Juni 2020.

Ironisnya, kabar baik tentang menurunnya jumlah kasus virus Corona di seluruh Amerika menciptakan masalah bagi para petugas kesehatan yang berupaya mendorong agar lebih banyak orang bersedia divaksinasi.

US Surgeon General Vivek Murthy menerangkan, turunnya jumlah kasus virus Corona saat ini mungkin membuat orang berpikir bahwa kemajuan yang dicapai berhasil mengalahkan pandemi ini, sehingga mereka merasa tidak perlu divaksinasi.

Gedung Putih menyambut berbagai upaya untuk mendorong orang-orang agar bersedia divaksinasi, sebagaimana yang dilakukan situs kencan daring itu, atau upaya lain yang dilakukan sejumlah negara bagian dengan memasukkan seluruh orang yang sudah divaksinasi dalam lotre dengan hadiah ribuan dolar.

Di Ohio sendiri, lotre yang diadakan pemerintah negara bagian itu mencakup lima hadiah masing-masing satu juta dolar dan beasiswa penuh di perguruan tinggi.

Walensky melaporkan hingga hari Jumat (21/5), lebih dari 60 persen warga Amerika berusia 18 tahun ke atas telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin, dan 126,6 juta warga Amerika telah divaksinasi penuh.(ilj/bbs)




Pasangan Pengantin India Gelar Pernikahan di Udara Demi Hindari Pembatasan COVID-19

Kabar6-Ada saja cara unik yang dilakukan sejumlah orang selama pandemi ini. Seperti halnya yang terjadi di India. Sepasang pengantin menyewa pesawat dan mengadakan pernikahan di udara, untuk menghindari pembatasan saat pandemi Corona.

Pernikahan udara tersebut dihadiri lebih dari 160 tamu. Dalam rekaman video yang diposting ke media sosial, melansir Dailymail, tampak pasangan pengantin yang tak diungkap identitasnya itu serta tamu mereka berkemas ke dalam jet sewaan. Diketahui, Negara Bagian Tamil Nadu, tempat asal penerbangan itu, baru-baru ini memberlakukan pembatasan lebih ketat, dengan membatasi pernikahan hingga 50 tamu. Menurut laporan, otoritas penerbangan India telah meluncurkan penyelidikan.

Seorang pejabat dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) mengatakan, staf SpiceJet di dalam penerbangan tersebut telah diberhentikan dari tugas. Juru Bicara SpiceJet mengungkapkan, Boeing 737 dipesan dari Madurai ke Bangalore oleh agen perjalanan untuk perjalanan setelah pernikahan.

Juru bicara mengatakan, klien ‘diberi pengarahan dengan jelas tentang pedoman COVID yang harus diikuti dan ditolak izin untuk aktivitas apa pun yang akan dilakukan di pesawat’. ** Baca juga: Untuk Dorong Vaksinasi COVID-19, Australia Didesak Berikan Uang Tunai dan Tiket Lotre

Menurut angka resmi, India diketahui menderita gelombang kedua virus Corona yang telah menewaskan sedikitnya 300 ribu. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi.

Rumah sakit dan krematorium di negara itu telah kewalahan dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan kekurangan oksigen yang parah dan tubuh dibakar sepanjang waktu.

Banyak keluarga yang tidak mampu membayar biaya kremasi telah secara ilegal menguburkan keluarga mereka di tepi sungai Gangga, atau memasukkan tubuh mereka ke air sungai, menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas secara signifikan kurang dihitung.(ilj/bbs)