1

Waldeinsamkeit, Tradisi Kuno di Jerman ‘Menyendiri dalam Hutan’

Kabar6-Waldeinsamkeit diterjemahkan sebagai ‘menyendiri dalam hutan’, merupakan kebangkitan pascapandemi di Jerman. Semua orang melakukan waldeinsamkeit di Jerman.

Mereka melakukannya di antara pepohonan hutan Black Forest, di Pegunungan Harz, di taman nasional Bavaria di bawah sinar bulan. Dan di hutan tengah kota Berlin dan Munich. Sesekali ditemukan ada yang telanjang bulat di sana.

Pandemi COVID-19 dan lockdown nasional serta lokal yang sedang berlangsung (di mana Jerman dan beberapa daerah-daerahnya melakukan lockdown), membuat semangat waldeinsamkeit sebagai filosofi semakin hidup. Orang Jerman yang mencari ketenangan, udara segar dan kesendirian seperti pertapa dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya.

Penelitian yang diterbitkan musim panas tahun lalu oleh European Forest Institute di Bonn, melansir BBC Indonesia, menemukan bahwa area di dalam hutan yang dipantau di Rhine-Westphalia Utara selama lockdown pertama dan kedua mengalami ledakan pengunjung yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena orang yang melakukan rekreasi hutan dua kali lebih banyak daripada masa sebelum pandemi.

Para penulis menyimpulkan, ledakan yang disebabkan oleh virus Corona mengungkapkan bahwa warga Jerman sekali lagi kembali ke hutan untuk menyendiri dan hutan-hutan di sana menjadi infrastruktur penting bagi kesehatan publik nasional dan masyarakat pada umumnya.

“Dalam penelitian kami baru-baru ini, para pengunjung mengatakan, mereka menemukan ketenangan, dan sejauh ini hal tersebut merupakan motivasi paling kuat untuk pergi ke hutan,” kata Jeanne-Lazya Roux, peneliti Institut Hutan Eropa.

Dilanjutkan, “Studi baru lainnya yang sedang kami kerjakan menunjukkan bahwa ada kebangkitan kembali dalam memperlakukan hutan sebagai atribut spiritual mereka, atau mengembalikan nuansa spiritualnya hutan ini, sebagaimana kami menyebutnya.”

Untuk orang awam, tidak ada pengenalan yang lebih baik dalam mengenali ideologi waldeinsamkeit selain berkunjung ke Black Forest.

Dengan luas sebesar 6.000 km persegi, hutan yang mencakup semua area di Baden-Württemberg hampir setengah ukuran Irlandia Utara, area pepohonan birch dan beechnya yang luas, kaya akan dongeng rakyat dan legenda pembuatan jam kukuk.

Profesor Nikolaus Wegmann, seorang Jermanis dan sejarawan sastra di Universitas Princeton, mengatakan bahwa waldeinsamkeit divalidasi ulang karena orang-orang menyerap filosofi tersebut ke dalam kehidupan pascapandemi yang dialami.

Bahkan, rata-rata orang Jerman akan kesulitan untuk mengidentifikasi asal muasal ide tersebut. ** Baca juga: Patung Wanita Menyusui Ibu Mertua di Huzhou Akhirnya Dihilangkan Setelah Dapat Protes dari Para Pengunjung

Dari dongeng Brothers Grimm, di mana hutan melambangkan dunia khayalan, hingga tulisan terbaru dari ahli kehutanan Jerman, Peter Wohlleben (yang menulis buku terlaris New York Times: The Hidden Life ofTrees: What They Feel, How They Communicate), kehidupan hutan hampir tak bisa dihindari.

“Konsep pergi ke hutan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari bagi kami orang Jerman,” ujarnya.(ilj/bbs)




Pemerintah Serbia Berencana Beri Uang untuk Warganya yang Suntik Vaksin COVID-19 Sebelum Akhir Mei

Kabar6-Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengumumkan rencana pemberian uang sekira 3.000 atau Rp438.500 dalam upaya meningkatkan penyerapan vaksin COVID-19 di kalangan masyarakat.

Hal ini ditujukan bagi warganya yang menerima suntikan vaksin COVID-19 sebelum akhir Mei. Presiden Vucic, melansir rferl, mengambil langkah tersebut setelah peluncuran vaksinasi negara itu terhenti karena jumlah partisipan yang sedikit. Serbia telah menginokulasi sekira 1,3 juta dari tujuh juta penduduknya.

Pemerintah berharap, dengan menawarkan insentif tunai untuk ‘memberi penghargaan kepada orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab’, mereka akan melipatgandakan jumlah yang divaksinasi dalam sebulan.

Bersamaan dengan mengungkap insentif baru, Presiden Vucic memperingatkan bahwa individu yang menolak menerima vaksin COVID-19 akan ditolak cuti sakit yang dibayar jika mereka tertular virus Corona.

Untuk membantu memenuhi potensi peningkatan permintaan, Serbia akan memperluas pusat vaksinasi termasuk pusat perbelanjaan.

Sementara ahli epidemiologi Serbia, Zoran Radovanovic, mengatakan bahwa proposal Serbia tampaknya menjadi yang pertama di dunia. ** Baca juga: Cisse, Wanita Asal Mali yang Lahirkan 9 Bayi Kembar

Namun, ia memperingatkan bahwa pemerintah harus berhati-hati, karena tindakan tersebut mungkin mendorong beberapa orang untuk divaksinasi, hal itu dapat menimbulkan kecurigaan pada orang lain tentang pemerintah yang perlu membayar orang untuk mendapatkan vaksinasi.

Kampanye vaksin COVID-19 di Serbia sendiri menggunakan suntikan Sputnik V Rusia dan BBIBP-CorV Sinopharm, serta Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca.(ilj/bbs)




Seorang Dukun di India Klaim Mampu Sembuhkan Covid-19 Tanpa Obat dan Vaksin

Kabar6-Biswaroop Roy Chowdhury, seorang juru kampanye anti-vaksinasi, sukses mendulang popularitas di India karena mengklaim bahwa pendekatan ilmu kedokteran terhadap pandemi COVID-19 sepenuhnya salah.

Chowdhury, melansir BBC Indonesia, juga dikenal sebagai dukun yang sangat lantang menentang obat dan vaksin COVID-19. “Menurut saya, kebanyakan kematian bukan karena virus Corona itu sendiri, tapi karena perawatannya,” kata Chowdhury, dalam salah satu video yang dipublikasikan melalui situsnya.

Pria itu menegaskan, pengobatan konvensional adalah konspirasi yang dirancang untuk memenuhi kantong dokter dan bisnis besar. “Obat-obatan tak akan membantu dalam menyembuhkan penyakit apa pun. Saya benar-benar yakin bahwa manusia tak memerlukan vaksinasi sama sekali,” terang Chowdhury.

Dalam videonya, Chowdhury mengklaim pola makanan yang kaya akan buah-buahan dan sayuran, akan menyembuhkan tak hanya COVID-19, tapi juga diabetes dan AIDS.

Sebaliknya, ilmu kedokteran mengatakan semua ini tidak masuk akal. Para kritikus mengungkapkan, Chowdhury membahayakan nyawa sebab ia secara keliru mengklaim dapat menyembuhkan COVID-19 melalui makanan saja.

Chowdhury sendiri memanfaatkan pandemi untuk menyebarkan pesan, mengajari para pengikutnya bahwa rumah sakit meningkatkan kemungkinan kematian mereka dan mengatakan bahwa pasien COVID-19 yang sulit bernapas akan lebih baik duduk di depan kipas angin ketimbang menerima oksigen.

Bagi para pengkritiknya, Chowdhury adalah penipu berbahaya yang nasihat buruknya hanya dapat memicu gelombang kedua virus Corona di India.

“Biswaroop Roy Chowdhury adalah seorang gadungan,” ungkap Dr Sumaiya Shaikh, editor sains dari situs pengecekan fakta India Alt News. “Dia memiliki banyak pengikut dan itu membuatnya lebih berbahaya.”

Mereka adalah pengikut yang telah dikumpulkan melalui banyak buku, video dan kursus online dan siaran langsung ceramahnya. Sementara itu YouTube, Twitter, dan Facebook melarang Chowdhury tahun lalu, setelah dia berhasil mengumpulkan banyak pengikut, hampir satu juta di YouTube saja, sebelum akunnya dihapus.

Namun Chowdhury masih memiliki akun resmi di WhatsApp dan Telegram. Pendukungnya juga mengunggah dan menyebarkan isi ceramahnya melalui akun proxy. ** Baca juga: Mukjizat, Balita Ini Masih Hidup Setelah Terjatuh dari Lantai 5 Sebuah Apartemen di New York

WhatsApp berkata bahwa mereka bekerja keras untuk membatasi penyebaran informasi bohong soal virus Corona di platform mereka. Sedangkan Telegram tidak memberi respons ketika dimintai tanggapan.

Chowdhury menampilkan dirinya sebagai sosok ‘underdog’, berani melawan lembaga medis yang bermaksud menipu publik. Dia menegaskan, COVID-19 ‘sama seperti flu biasa’, meskipun faktanya virus itu jauh lebih mematikan.

Ia mengklaim, masker tak membantu menghentikan penyebaran virus dan justru akan membuat para pemakainya sakit. Dia telah mengooptasi kata dalam bahasa Urdu azaadi, yang berarti ‘kebebasan’, seruan yang menggema di banyak komunitas tertindas di India, untuk slogannya ‘masks se azaadi” (kebebasan dari masker).

Dalam salah satu buku elektronik tentang virus Corona buatannya, Chowdhury menawarkan sekira Rp18 juta bagi siapa pun yang ‘bisa membuktikan bahwa vaksin telah membantu dengan cara apa pun’.

Ketika COVID-19 muncul, Chowdhury segera mengumumkannya sebagai ‘penyakit seperti influenza’, bisa disembuhkan dengan pola makan tiga tahap yang telah ia terapkan.

Ia membuka layanan konsultasi dengan memasang harga hampir Rp100 ribu kepada para pasien, jika mereka ingin mendapatkan rencana diet. Chowdhury mengatakan, dia telah menyembuhkan lebih dari 50 ribu pasien COVID-19 tanpa korban jiwa.

Chowdhury mendukung metodenya dan menolak tuduhan bahwa ajarannya membahayakan orang. “Apa mereka memberikan bukti apa pun? Saya kira tidak,” katanya.(ilj/bbs)




Tes Genose di Pelabuhan Merak Timbulkan Kerumunan

Kabar6.com

Kabar6 – Pelabuhan Merak mulai di ramaikan dengan pemudik. Setiap penumpang wajib menunjukkan surat bebas covid-19 atau mengikuti tes genose, sebagai antisipasi dan pencegahan virus Corona.

Nahasnya, dilokasi tes genose, terjadi antrian dan penumpukkan penumpang yang tidak menjaga jarak, sebagai salah satu protokol kesehatan (prokes) covid-19. Setiap penumpang yang mengikuti tes genose, dipatok tarif Rp 40 ribu.

Berdasarkan pantauan di loket pejalan kaki Pelabuhan Merak, penumpang usai membeli tiket kemudian diarahkan mendaftar tes genose. Selanjutnya diberi kantung untuk ditiup.

Selanjutnya diarahkan untuk menguji hembusan nafas diloket yang sudah disiapkan. Berdasarkan pengamatan dilokasi, sejak antrian pendaftaran hingga tes hembusan, penumpang berkerumun, tidak ada garis pembatas jarak dan petugas yang mengatur phsyical distancing sebagai salah satu protokol kesehatan (prokes).

“Mudik ke Lampung, ke rumah mertua disana, (mudik) sama keluarga. Ini tes nya satu orang Rp 40 ribu. Kalau untuk kesehatan sih enggak masalah. Mudik sekarang iya karena itu, ada larangan mudik,” kata salah satu pemudik, Heri (33), usai mengikuti tes genose di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Minggu (02/05/2021).

Begitupun yang dilakukan Agung Rizki (17), remaja yang mondok di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten ini memilih pulang kampung lebih awal, agar tidak terkena larangan mudik tanggal 06-17 Mei 2021.

“Kan ada info kalau ada larangan mudik, makanya pilih pulang ke Metro (Lampung) lebih awal,” kata Agung Rizki, di gangway Dermaga I Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (01/05/2021).

Penumpang lainnya, Medi Apriadika (41), asal Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), memilih pulang lebih awal untuk bertemu keluarga di Sumatera. Medi bercerita kalau tahun lalu dia tidak pulang kampung, lantaran ada larangan dan terbentur dengan pekerjaan.

**Baca juga: Tawarkan Home Base bagi Rans Cilegon, Arief Pastikan Persikota Tak Ganti Nama

“Pingin berlebaranlah, kumpul dengan keluarga. Tahun lalu memang enggam pulang, enggak bisa karena urusan kerjaan. Makanya sekarang ada kesempatan, jadi cepat-cepat pulang sebelum larangan, makanya pulang lebih awal,” ujar Medi, ditempat yang sama, Sabtu (01/05/2021).(Dhi)




Pandemi Corona, Warga Tangsel Patuhi Prokes Masih di Bawah Standar

Kabar6.com

Kabar6-Masyarakat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cenderung masih abaikan pentingnya menjaga protokol kesehatan atau prokes. Kepala pelaksana BPBD setempat, Chaerudin menyatakan angkanya baru mencapai 87,8 persen.

“Ini kecamatan semua rata di atas 80 persen. Tentunya kita berharap kepada semua camat untuk terus meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” katanya saat rapat pimpinan di Balai Kota Tangsel, Selasa (28/4/2021) kemarin.

Ia menerangkan, idealnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap dikisaran angka 90 persen. Makanya harus ditingkatkan supaya bisa menekan tingkat kepatuhan yang lainnya.

“Antara tingkat kepatuhan dengan kualitas kesehatan memang harus seimbang. Sedikit lagi kita sudah mencapai 90 persen,” terang Chaeruddin.

**Baca juga: Densus 88 Antiteror Sita Puluhan Barang dari Rumah Munarman

Menurutnya, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro akan berakhir pada 3 Mei 2021.

“Jadi waktu kita sampai 3 Mei untuk PPKM berikutnya untuk perpanjang lagi. Yang bsia dilakukan dinas instansi yang lain kami berharap memang di disnaker belum di angka 90 persen,” tambahnya.(yud)




Airin Klaim 80 Persen Sekolah di Tangsel Siap Belajar Tatap Muka

Kabar6.com

Kabar6-Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany ungkapkan, jajarannya sudah melakukan verivikasi persiapan belajar tatap muka. Selama pandemi corona setahun terakhir ini kegiatan belajar mengajar di sekolah diliburkan.

“Dimana 80 persen sekolah negeri dan swasta sudah memenuhi persyaratan,” katanya, Senin (5/4/2021).

Menurutnya, ada beberapa faktor pertimbangan dalam menentukan laik atau tidaknya digelar kegiatan belajar mengajar tatap muka di setiap sekolah.

Pertama adalah setiap tenaga pengajar wajib telah mendapatkan vaksin antivirus Covid-19. Pemberian vaksin terhadap guru-guru di sekolah hingga kini masih terus dilaksanakan.

“Jadi faktornya adalah kondisi pandemi Covid-19, apakan zonanya sudah aman”, terang Airin.

**Baca juga: Ramadan 2021, Aturan Operasional Industri Kuliner Versi MUI Tangsel.

Kedua, lanjutnya, kesiapan sarana dan prasarana sekolah dalam menyiapkan fasilitas serta penerapan protokol kesehatan. Jumlah peserta didik pun dibatasi hanya 50 persen.

”Terakhir, harus ada ijin dari orang tua. Inipun hanya dilakukan setelah kondisi pandemi sudah memungkinkan untuk dilaksanakannya pembelajaran tatap muka,” tutup Airin.(yud)




Pemicu Data Kasus Covid-19 di Banten dengan Pusat Tidak Sinkron

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi Banten meluruskan informasi terkait data angka kasus Covid-19 yang disebut masih tinggi. Selama ini diklaim ada perbedaan data covid antara data tingkat pusat dengan kabupaten/kota di daerah paling ujung Pulau Jawa ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, alasannya karena selama ini data covid di wilayah kerjanya lebih banyak jika dibanding dengan data di tingkat pusat.

“Jadi data kasus covid yg lama dibanten selama ini belum terinput seluruhnya pada aplikasi NAR (New All Record) milik pusat,” katanya lewat siaran pers yang diterima kabar6.com, Senin (5/4/2021).

Ia menerangkan, pada Rabu, 31 maret 2021 kemarin dari Posko KLB dan Pusdatin Kemenkes datang ke Banten. Rombongan bertemu dengg seluruh penanggung jawab data all record kabupaten/kota se-Banten.

Tujuannya menyamakan data pusat dan daerah. Sejak 1 – 4 april 2021 kemarin, lanjut Ati, kabupaten/kota se-Banten menginput ke dalam aplikasi NAR Pusat.

“Semua data-data lama covid di Banten baik yang masih aktif, sembuh maupun yang meninggal yang belum terinput dalam aplikasi NAR,” terangnya.

**Baca juga: Pasien Corona Bertambah Banyak, Pemprov Banten Salahkan Satgas Covid-19.

Sehingga setelah proses penginputan selama empat hari data angk kasus Covid-19 antara NAR Pusat dengan data web Pemerintah Provinsi Banten dan kabupaten/kota sudah sama.

Ati bilang sekarang tidak ada lagi selisih perbedaan. “Hal ini menjadi seolah kasus di Banten naik signifikan padahal itu kasus lama yg baru terinput,” paparnya.(yud)




COVID-19 Disebut Menginspirasi Sebanyak 1.200 Kata Baru dalam Bahasa Jerman

Kabar6-Selain mengubah pola berinteraksi warga di seluruh dunia, pandemi COVID-19 telah menginspirasi perubahan bahasa di seluruh dunia, memperkenalkan banyak frasa dan kosa kata baru ke leksikon bahasa Inggris, dari ‘jarak sosial’ hingga ‘penularan cepat’.

Menurut daftar yang disusun oleh Institut Leibniz untuk Bahasa Jerman, melansir Huffpost, jumlah kata baru yang terinspirasi oleh pandemi melebihi 1.200 kata baru. Hal ini merupakan peningkatan dramatis dari 200 kata normal atau lebih yang setiap tahun memasuki bahasa Jerman.

Daftar panjang, yang dikumpulkan melalui pemantauan yang cermat atas istilah-istilah baru yang muncul di artikel, disebabkan oleh kecenderungan Jerman untuk menggabungkan kata-kata secara bersama.

Misalnya, ‘Coronamutationsgebiet’ yang merupakan gabungan dari kata-kata untuk ‘corona’, ‘mutasi’ dan ‘tempat’, dan mengacu pada tempat varian virus Corona menyebar dengan cepat.

Kombinasi menarik lainnya termasuk bahasa Jerman yang unik ‘CoronaFußgruß’ yang diterjemahkan menjadi ‘salam kaki corona’ untuk menggambarkan alternatif lain dari jabat tangan yang banyak dipakai pada tahap awal pandemi.

‘Maskentrottel’ mengacu pada ‘pengguna masker idiot’ atau seseorang yang salah memakai masker wajah secara benar. Kemudian ‘Abstandsbier’ secara langsung diterjemahkan menjadi ‘bir jarak jauh’, cara yang sekarang umum untuk bersosialisasi dengan aman.

Christine Möhrs yang bekerja pada daftar Institut Leibniz mengatakan, jika dilihat bersama, kata-kata ini mencerminkan sejarah pandemi. ** Baca juga: Di Usia 70 Tahun, Burung Tertua di Dunia Masih Menetaskan Seekor Anak

“Hal-hal yang tidak memiliki nama bisa membuat orang merasa takut dan tidak aman. Namun, jika kita bisa membicarakan sesuatu dan menamainya, maka kita bisa berkomunikasi satu sama lain. Terutama di saat krisis, ini penting,” ujar Möhrs.

Anatol Stefanowitsch, seorang profesor linguistik di Freie Universität Berlin, mengatakan bahwa meskipun banyak dari kata-kata ini kemungkinan akan memudar usai pandemi, jumlah kata baru yang telah diciptakan itu untuk menggambarkan kehidupan karena COVID-19 memang luar biasa.

“Saya tidak dapat memikirkan apa pun, setidaknya sejak Perang Dunia Kedua, yang akan mengubah kosakata secara drastis, secepat pandemi corona,” terang Stefanowitsch.

Ditambahkan, “Saya dapat memikirkan banyak contoh lain dari perubahan budaya besar yang mengubah kosakata bahasa Jerman. Tapi itu tidak terjadi dalam beberapa bulan.”

Unik, ya.(ilj/bbs)




Peneliti Filipina Buru Kelelawar untuk Kembangkan Model Simulasi Agar Bantu Dunia Hentikan Pandemi

Kabar6-Dengan memakai baju pelindung, para peneliti berusaha melepaskan sayap kelelawar yang terjebak dalam jaring besar, di Provinsi Laguna, Filipina. Sejumlah hewan kecil itu ditempatkan dalam kantong kain.

Kelelawar tadi selanjutnya akan diukur dan diusap air liurnya serta kotoran. Semuanya dikumpulkan untuk dianalisis sebelum dikembalikan ke alam liar.

Para peneliti yang menyebut diri mereka sebagai ‘pemburu virus’, melansir newsbeezer, bertugas menangkap ribuan kelelawar untuk mengembangkan model simulasi yang diharapkan akan membantu dunia menghindari pandemi serupa dengan COVID-19, yang telah menewaskan hampir 2,8 juta orang.

Penelitian yang didanai Jepang ini akan dikembangkan selama tiga tahun ke depan oleh Universitas Filipina Los Banos, dengan harapan bahwa kelelawar akan membantu dalam memprediksi dinamika virus Corona dengan menganalisis faktor-faktor seperti iklim, suhu, dan kemudahan penyebaran ke manusia.

“Apa yang kami coba lihat adalah jenis lain dari virus corona yang berpotensi menular ke manusia,” ungkap Phillip Alviola, ahli ekologi dan pemimpin kelompok yang telah mempelajari virus kelelawar selama lebih dari satu dekade.

“Jika kami mengetahui virus itu sendiri dan kami tahu dari mana asalnya, kami tahu cara mengisolasi virus itu secara geografis,” kata Alviola.

Selain penelitian di laboratorium, ilmuwan juga harus terjun ke lapangan melalui hutan hujan lebat dan pendakian malam yang berbahaya di pegunungan yang tertutup bebatuan, akar pohon, lumpur dan lumut.

Kelompok itu pun menargetkan tempat bertengger kelelawar di gedung-gedung, memasang jaring kabut sebelum senja untuk menangkap kelelawar dan mengambil sampel.

Setiap kelelawar diambil sampel air liurnya, ukuran sayapnya untuk mengetahui mana dari 1.300 spesies ini yang paling rentan terhadap infeksi dan mengapa. Peneliti juga memakai pakaian pelindung, masker dan sarung tangan saat bersentuhan dengan kelelawar, sebagai pencegahan terhadap tertular virus.

“Sangat menakutkan akhir-akhir ini. Anda tidak pernah tahu apakah kelelawar sudah menjadi pembawa atau belum,” ujar Edison Cosico, yang membantu Alviola.

Sebagian besar dari mereka yang tertangkap adalah kelelawar tapal kuda yang diketahui mengandung virus Corona, termasuk kerabat terdekat yang diketahui dari virus Corona baru.

Kelelawar tapal kuda berperan dalam dua skenario ahli Organisasi Kesehatan Dunia yang menyelidiki asal-usul virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. ** Baca juga: Fosil Hiu Elang yang Hidup 93 Juta Tahun Lalu Ada di Meksiko

Spesies inang, seperti kelelawar, biasanya tidak menunjukkan gejala patogen, meski dapat merusak jika ditularkan ke manusia atau hewan lain. Virus mematikan yang berasal dari kelelawar termasuk Ebola dan virus corona lainnya, Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS).

“Paparan manusia dan interaksi yang lebih dekat dengan satwa liar berarti risiko penularan penyakit sekarang lebih tinggi dari sebelumnya,” jelas Kirk Taray, ahli ekologi kelelawar.

Ditambahkan, “Dengan memiliki data dasar tentang sifat dan kemunculan virus yang berpotensi zoonosis pada kelelawar, entah bagaimana kami dapat memprediksi kemungkinan wabah.” (ilj/bbs)




Bahaya, Hindari Kurang Tidur Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Sebagian orang mengalami masalah dengan waktu tidur yang kurang tercukupi selama pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya masalah kesehatan mental seperti stres akibat berbagai tantangan dan tekanan saat pandemi.

Kurang tidur tentu dapat memengaruhi daya tahan tubuh dan kesehatan jiwa seseorang. Selain itu, kebiasaan begadang atau tidur hingga menjelang pagi bisa mengganggu siklus alami tubuh.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan risiko medis serius, di antaranya obesitas, penyakit jantung, hingga diabetes. Melansir Femalesia, berikut enam ancaman yang bakal menimpa seseorang jika kurang tidur.

1. Hilang konsentrasi saat belajar dan berkendara
2. Mengalami obesitas
3. Perburuk kondisi kesehatan tubuh
4. Stres meningkat
5. Sering lupa
6. Kulit terlihat lebih tua

Bagaimana solusinya? Anda bisa menghindarinya dengan melakukan empat perilaku hidup sehat, antara lain tidak mengonsumsi kopi, rokok, dan alkohol. ** Baca juga: Wanita Lebih Sering Makan Sembarangan Ketimbang Pria Selama Pandemi

Kemudian, buat jadwal waktu tidur teratur. Hal lain adalah sempatkan olahraga setiap hari, serta tenangkan pikiran dan mental menjelang tidur.

Mudah, bukan?(ilj/bbs)