1

Minyak Makan Merah Bisa Cegah Stunting, Harganya Lebih Murah

Kabar6-Minyak makan merah kini sedang naik daun. Rasanya yang lebih enak dibanding minyak sawit kuning yang ada di pasaran. Minyak makan merah diyakini mampu menjadi alternatif minyak goreng sehat, karena mengandung senyawa alami kelapa sawit dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia, bahkan minyak makan merah juga dapat digunakan untuk mengatasi stunting.

Presiden Jokowi mengaku senang, karena kehadiran minyak makan merah ini didukung oleh tiga poin, pertama, harga minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasar karena harganya kompetitif.

“Kedua vitaminnya tidak hilang, vitamin A dan E, serta nutrien yang lain masih berada di minyak makan merah ini yang dipakai untuk menggoreng apapun. Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan punya gizi lebih baik,” ungkap Jokowi saat resmikan pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dikutip Jumat (19/4/2024).

**Baca Juga: Kasus Pornografi Anak Meningkat, Indonesia Peringkat 2 di Asean

Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau ini menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi produk baru minyak makan merah, dan merupakan satu dari tiga pilot project Minyak Makan Merah yang bekerja sama dengan PTPN.

Pemerinta saat ini sedang menyiapkan Skema Mandiri dari Koperasi Petani Sawit Rakyat di sejumlah lokasi, seperti di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan; Kabupaten Pelalawan, Riau; Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat; serta provinsi lainnya untuk mereplikasi Pabrik Minyak Makan Merah di Pagar Merbau ini.

Presiden meminta agar petani tak hanya menjual TBS atau CPO nya saja, melainkan sudah diolah berupa barang jadi seperti minyak makan merah ini.

“Ini (minyak makan merah) bagus sekali. Apalagi didukung kapasitasnya 10 ton CPO bisa menghasilkan minyak makan merah kurang lebih 7 ton per hari. Ini jumlah yang banyak. Artinya harus banyak yang beli kita harapkan memberikan nilai tambah lebih baik,” tuturnya.(red)




PMI Kota Tangerang Beri Penyuluhan Gizi ke Balita dan Ibu Hamil guna Cegah Stunting 

Kabar6-PMI Kota Tangerang melalui PMI Kecamatan Karawaci bersama Amway berupaya turut membantu Pemerintah dalam mencegah stunting di wilayah Kota Tangerang. Salah satu caranya dengan menjalankan program penyuluhan gizi seimbang pada balita, ibu hamil dan persiapan pemberian ASI eksklusif.

Bertempat di GOR Pabuaran Tumpeng , Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, beberapa waktu lalu, PMI Kota Tangerang bersama Amway memberikan penyuluhan kepada warga setempat. Hadir sebanyak 100 orang dan anak balita dengan diisi sejumlah materi.

Ketua PMI Kota Tangerang, Oman Jumansyah mengatakan, materi pertama yang diberikan bertemakan gizi seimbang pada ibu hamil yang dibawakan dari berbagai pihak diantaranya dinas kesehatan, PMI dan Amway.

**Baca Juga:  Perumda TB Bungkam soal Diduga Parkir Liar di Area Kantor

“Materi berisikan pengertian, tujuan, perawatan sehari-hari pada ibu hamil dan balita, yang harus dihindari selama kehamilan, dan penambahan zat-zat gizi ibu hamil. Juga porsi makan dan minum seimbang pada ibu hamil serta balita yang diakhiri dengan penayangan video edukasi gizi seimbang pada ibu hamil dan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber,” ujar Oman dalam keterangan, Senin (9/10/2023).

Oman menyampaikan selain pemberian edukasi materi ibu hamil dan balita, PMI juga memberikan leaflet gizi seimbang pada balita dan ibu hamil yang berisi, segala asuhan gizi pada balita dan ibu hamil.

“Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) pada ibu hamil dan balita juga dilakukan sebagai upaya pemberian bahan makanan tinggi protein pada balita dan ibu hamil,” katanya.

Oman menjelaskan, PMI Kota Tangerang bertekad terus dalam menekan jumlah angka penderita dan beresiko stunting dengan menggandeng segenap elemen terkait dan perlibatan masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mengatasi penurunan angka stunting yang berbeda di wilayah Kota Tangerang. (Oke)




Tinggi Protein, Warga Lebak Didorong Gemar Makan Ikan Cegah Stunting

Kabar6-Stunting atau masalah gizi kronis pada anak menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah. Angka kasus stunting terus berupaya ditekan dengan melibatkan berbagai pihak.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak dr. Nurul Isneini menyebut, salah satu upaya dalam mencegah stunting dengan mendorong masyarakat agar gemar makan ikan.

“Ikan punya protein yang tinggi, kandungan ini akan mampu membantu memenuhi gizi pada anak. Untuk itu kami terus menggalakkan masyarakat untuk gemar mengkonsumsi protein hewani terutama ikan dalam mengatasi stunting,” kata Nurul kepada Kabar6.com, Kamis (9/2/2023).

**Baca Juga: Waspadai Diabetes pada Anak, Dinkes Lebak Ingatkan Orangtua Batasi Konsumsi Soft Drink dan Junk Food

Balita menjadi kelompok usia yang sangat prioritas mendapatkan makanan yang didalamnya mengandung protein tinggi. Nurul menyebut hampir semua ikan memiliki protein tinggi sehingga baik dikonsumsi masyarakat.

“Semua ikan bagus seperti ikan mas, mujair, lele, nila semua bagus. Yang paling bagus itu kelompok ikan kembung, selain tinggi proteinnya juga harganya terjangkau dan mudah didapat,” ujar Nurul.

Jika biasanya menyajikan ikan dengan cara digoreng, maka Nurul menyarankan ikan yang dikonsumsi anak-anak balita disajikan dengan cara yang lain.

“Kan bisa dibikin misalnya sup ikan, bakso ikan, ditumis dan lain-lain. Baiknya memang diolah yang tidak menggunakan panas yang tinggi, jangan digoreng-goreng kalau bisa. Ini juga yang kami dorong kepada masyarakat,” papar Nurul.(Nda)

 




Dekan FEB UI Jelaskan Penelitiannya: Bagaimana Cukai Rokok bisa Cegah Stunting

Kabar6-Pemerintah telah mengumumkan kenaikan cukai rokok senilai 10 hingga 15 persen pada awal Tahun 2023 ini. Kenaikan tersebut memunculkan berbagai respon masyarakat baik pro dan kontra. Salah satu pihak yang pro atas kenaikan cukai rokok adalah Netizen Twitter dengan akun @bfndrk, yang viral dengan 20 ribu likes dan 6.900 Retweet.

Viralnya tanggapan akun twitter tersebut dikarenakan pihaknya mencantumkan screenshot (tangkapan layar) penelitian dari Universitas Indonesia. Penelitian itu menyebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan stunting (kondisi gagal tumbuh karena kurang gizi), sehingga menurutnya kenaikan cukai adalah salah satu solusi untuk mencegah stunting.

Merespon viralnya tweet tersebut, Teguh Dartanto PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dan Ketua atas penelitian yang viral dikutip itu, mengaku bangga. Karena penelitiannya tidak hanya diakomodasi oleh masyarakat lewat viral di Twitter, namun juga diadopsi sebagai sebuah kebijakan berupa kenaikan cukai rokok.

“Sebagai peneliti ada sebuah kebanggaan dong, penelitiannya dijadikan sebuah kebijakan, dan ibaratnya diakomodasi oleh masyarakat. Kami (di FEB UI) memang ekonom pertama yang eksplor isu seperti ini (hubungan rokok dengan stunting). Karena selama ini rokok itu selalu (dihubungkan) dengan isu kesehatan saja,”ungkap Teguh dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Selasa (24/01/2023).

**Baca Juga: Bincang Anies dengan Cucu Pejuang Jaro Karis saat Mendarat di Lebak

Hubungan Rokok dengan Stunting menurut Dekan FEB UI

Tak sedikit netizen di Twitter mempertanyakan hubungan Rokok dengan Stunting. Terlebih isu ini memunculkan pro kontra di masyarakat. Di Webinar Komunitas SEVIMA, Teguh mengupas hal tersebut.

Hubungan rokok dengan stunting menurut Teguh bermula dari bagaimana perokok membelanjakan uang di keluarganya. Kepala keluarga yang merokok, memprioritaskan uangnya untuk belanja rokok dibandingkan untuk kesejahteraan keluarga.

Bahkan ketika mendapatkan bantuan sosial untuk pemerintah, ternyata digunakan juga untuk merokok. Teguh menyebutkan bahwa secara rata-rata merokok lebih banyak dibanding dengan yang bukan penerima bantuan sosial.

“Penelitian ini kami lakukan dengan mengikuti 7.000 lebih data orang tua dan anak selama puluhan tahun yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey 2018, ditambah dengan penelitian langsung yang kami lakukan di Demak Jawa Tengah. Dari situlah kami mendapati bahwa orang tua yang merokok, cenderung anaknya stunting,” ungkap Teguh.

Hubungan Rokok dengan Stunting menurut Teguh memprihatinkan, karena yang dibakar oleh para perokok bukan hanya uang pribadi maupun uang pemerintah. Tapi perokok juga berpotensi membakar masa depan anak bahkan sejak ia belum lahir. Karena selain masalah gizi akibat perokok memprioritaskan membeli rokok dibanding makanan untuk keluarga, perokok juga mengekspos ibu hamil sebagai perokok pasif.

“Bahkan ketika anak tumbuh dewasa, daripada untuk anaknya sekolah, uang malah digunakan untuk beli rokok. Saat turun langsung meneliti di Demak, saya terenyuh sekali melihat kondisi anak-anak yang mengalami stunting hanya karena keputusan orang tua yang tidak rasional memikirkan diri sendiri dibandingkan anaknya. Kenapa bisa ada orang yang tidak rasional seperti itu? Karena rokok mengandung zat adiktif!,” jelas Teguh atas penelitiannya bersama tim di Universitas Indonesia yang juga telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional terkemuka.

Harapan Dekan FEB UI atas Viralnya Penelitian

Melalui viralnya penelitian hubungan Rokok dan Stunting, Teguh berharap masyarakat luas dapat memahami filosofi kenapa cukai rokok perlu dinaikkan. Yaitu: bahwa dengan harga rokok semakin mahal, maka semakin orang tidak mau beli rokok.

Teguh juga berpesan kepada masyarakat untuk memprioritaskan gizi dan pendidikan anak. Terlebih khusus untuk penerima bantuan dari Pemerintah (Program Keluarga Harapan / PKH), seluruh penerima telah menandatangani klausul bahwa bantuan sosial tidak boleh digunakan untuk merokok. Ia berharap jangan sampai sumber daya sangat besar yang diberikan pemerintah untuk masyarakat kurang mampu, digunakan untuk membeli rokok.

“Daripada duit dibakar, mahal, mending berhenti merokok saja. Itu tujuan utamanya dari kenaikan cukai. Penelitian kita juga menunjukkan, masih ada perokok yang rasional. Artinya ketika rokok mahal, ada yang berhenti, ada yang mengurangi rokoknya, sehingga tujuan akhirnya akan tercapai: cukai akan mengurangi stunting” pungkas Teguh.(red)




Cegah Stunting, Anak di Lebak Dapat Bantuan Telur

Kabar6.com

Kabar6-Upaya dalam mencegah terjadinya Stunting pada anak di Kabupaten Lebak dilakukan melalui gerakan makan telur.

Anak-anak yang terindikasi mengalami Stunting akibat kekurangan gizi mendapatkan bantuan telur. Salah satunya seperti puluhan anak di Sangiangtanjung, Kecamatan Kalanganyar.

“Ada 23 anak yang terindikasi Stunting kita berikan bantuan telur ayam. Asupan gizi yang cukup kepada mereka menjadi penting untuk mencegah Stunting,” kata Camat Kalanganyar Cece Saputra, Jumat (14/10/2022).

Bantuan telur ayam kepada anak yang dikhawatirkan mengalami Stunting diharapkan membangun kepedulian semua elemen untuk bersama-sama mengentaskan Stunting di wilayah masing-masing.

“Pencegahan Stunting juga harus dimulai dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), karena ini (Stunting) juga berawal kalau lingkungan keluarga tidak menjaga PHBS,” jelas Cece.

**Baca juga: Jembatan Penghubung Desa di Lebak Putus, Pemprov Pinjam Bailey ke Jateng

Diketahui, dalam penanganan Stunting, Pemerintah Kabupaten Lebak pernah merencanakan untuk menempelkan stiker di rumah-rumah keluarga yang anaknya mengalami penyakit tersebut.

Memasang stiker di rumah anak Stunting bertujuan agar tenaga kesehatan di tingkat desa bisa lebih fokus dalam penanganan kondisi pada anak akibat kekurangan gizi tersebut.(Nda)




Cegah Stunting Lebih Dini, Pemkab Tangerang Luncurkan Catin Kasep

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid membuka Seminar Kesehatan dan sekaligus melucurkan Program Kelas Calon Pengantin Kondisi Sehat Prima (Catin Kasep). Acara tersebut digelar di Gedung Serba Guna Tigaraksa. Selasa, (5/07/2022).

Sekda Maesyal Rayid mengatakan Program Catin Kasep itu digagas Pemkab Tangerang dalam rangka pencegahan stunting lebih dini, di masa usia subur menjelang pernikahan. Lanjut dia, nantinya para calon pengantin wajib memeriksakan kesehatannya di puskesmas terdekat sebelum melakukan pernikahan.

“Program ini mencegah di hulu akan terjadinya stunting. Sebab di usia pasangan subur, mereka akan diperiksa kesehatannya dan mendapatkan edukasi tentang pemahaman gizi kepada calon pengantin,” ungkap Sekda di depan peserta seminar.

Pemkab Tangerang bekerjasama dengan Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap kecamatan bisa memberikan edukasi dan bimbingan serta mendorong para Calon Pengantin (Catin) memiliki sertifikat kesehatan sebelum mereka melangsungkan pernikahan.

“Stunting ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Upaya ini semua kita lakukan supaya mereka bisa melahirkan generasi sehat bebas dari stunting menuju Tangerang Gemilang,” tutur Sekda.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti menambahkan pemeriksaan kesehatan kepada Catin perlu dilakukan dalam rangka untuk mendeteksi kesehatan pasangan pengantin, mulai memeriksa anemia, pengecekan penyakit menular, pemahaman gizi, hingga edukasi reproduksi pasangan.

“Selain melakukan pelayanan kesehatan, Catin juga diharapkan akan lebih mengenal kesehatan pasangannya, mendapatkan edukasi gizi dan reproduksi hingga tahu kebersihan sanitasi lingkungan,” jelas Desi.

Sementara itu, pasangan calon pengantin M. Hildam dan Nindya Viona asal Kecamatan Cisoka yang sudah menerima sertifikat Catin dari Puskemas Cisoka sangat mendukung program Catin Kasep karena mereka menjadi lebih paham tentang kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi dan gizi.

“Terimakasih kepada Pemkab Tangerang berkat program Catin Kasep kami jadi tau pasangan kami sehat atau tidak, terlebih kita tau kesehatan sendiri,” kata Hildam.

Menurutnya, prosesnya tidaklah sulit dan banyak manfaat yang dapat kita raih apabila kita mendapatkan setifikat kesehatan untuk calon pengantin di puskesmas.

“Mengurusnya mudah dan gratis juga. Demi kesehatan bersama dan generasi penerus kita semua,” ujar Hildam.

**Baca juga: 12 Kepala Daerah Hadiri PLNG Summit Meeting di Kabupaten Tangerang

Alur Program Catin Kasep ini diawali dengan calon pengantin datang ke kantor desa/kelurahan meminta surat pengantar, setelah itu ke puskesmas terdekat untuk registrasi dan dilakukan pemeriksaan kesehatan mulai imunisasi tetanus dan penanganan gizi melalui pemberian tablet penambah darah kepada pasangan pengantin.

Selain itu juga akan diberikan konseling kesehatan, baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungan. Setelah semua proses dilalui, Catin akan diberikan sertifikat kesehatan sebagai salah satu bukti persyaratan untuk mengurus administrasi pernikahan di KUA.(red)




TMMD Beri Penyuluhan Cegah Stunting, Wujudkan Pertumbuhan Anak di Lebak Sehat dan Siap Berkompetisi

Kabar6.com

Kabar6-Selain infrastruktur, sarana dan prasarana masyarakat, Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 0603/Lebak di Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak juga menyasar pada sektor kesehatan yang menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat.

Salah satu memberikan penyuluhan mengenai stunting kepada masyarakat. Penyuluhan mengenai persoalan gizi yang dapat berpengaruh pada pertumbuhan pada anak bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak. Penyuluhan diberikan kepada puluhan masyarakat.

“Iya benar, bukan hanya pembangunan infrastruktur sebagai penunjang aktivitas masyarakat, tetapi pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan salah satunya stunting juga perlu diberikan, khususnya kepada orangtua yang memiliki anak-anak,” kata Dandim 0603/Lebak Letkol Inf. Nur Wahyudi, Jum’at (19/3/2021).

Penyuluhan stunting menjadi hal yang sangat penting harus disampaikan, terutama bagi masyarakat di pedalaman agar mendapat pengetahuan dan pemahaman dalam mencegah stunting.

**Baca juga: Penyaluran Program Sembako dan Bansos Tunai Bulan Maret di Lebak Belum Jelas

Pencegahan stunting lanjut Nur Wahyudi, menjadi fokus pemerintah, karena upaya pencegahan stunting bertujuan agar anak-anak tumbuh berkembang dengan sehat serta siap berkompetisi dan berinovasi.

“Saya harap dengan penyuluhan yang diberikan, masyarakat terutama para orangtua bisa lebih banyak tahu bagaimana mencegah stunting pada anak-anak,” harap Nur Wahyudi.(Nda)




PT Mayora Indah Tbk MoU dengan Pemerintah Cegah Stunting di Indonesia

Kabar6.com

Kabar6-PT Mayora Indah Tbk., menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kemitraan dengan Pemerintah dalam rangka pencegahan stunting di Indonesia.

MoU tersebut diteken langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto, dan CEO PT. Mayora Indah Tbk., Andre Atmadja di kantor TNP2K, Jakarta.

“Penandatanganan MoU dilakukan pada Februari 2020 lalu. Program kerjasama ini bertujuan untuk mempercepat pencegahan stunting di Indonesia,” ungkap Tedja Yudhono, IRGA BP M2 Mayora Group, kepada Kabar6.com, Minggu (21/6/2020).

**Baca juga: Pandemi Corona, Mayora Grup Salurkan 100 Ribu Galon Air Mineral.

PT Mayora Indah Tbk., kata Tedja, akan berkonsentrasi di tiga propinsi, diantaranya Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Dari tiga propinsi itu, terdapat 6 kabupaten dan 7 desa yang akan menjadi skala prioritas.

“Dengan penandatanganan MoU pencegahan Stunting ini, PT Mayora Group berkomitmen untuk aksi bagi Indonesia, sehingga apa yang menjadi cita- cita bangsa Indonesia dan pemerintah bisa segera tercapai. Program ini akan dilaksanakan mulai bulan Juli 2020, namun proses sosialisasinya sudah dimulai sejak Maret 2020,” ujarnya.(Tim K6)