1

Launching ‘Si Pangsi’, Ketua KPU Tangsel: Bangkitkan Nilai Budaya Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan melaunching Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangsel 2020, yang diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT), Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, pada Senin 9 Desember 2019.

Sebelum melaksanakan acara inti di UT, KPU bersama Kepala Daerah, elemen masyarakat, dan partai politik melakukan konvoi untuk memeriahkan launching Pilkada yang dilakukan dari Polres Tangerang Selatan.

Kegiatan konvoi ini dilakukan bertujuan untuk memberitahukan kepada seluruh masyarakat Tangsel bahwa pelaksaan Pilkada di Kota Tangsel akan dilaunching.

Dalam konvoi tersebut, para peserta memakai pakaian adat. Konvoi dimulai sekira pukul 10.00 WIB dari Polres Tangsel dan ditargetkan sampai pukul 12.00 WIB di UT.

Dalam launching ini, KPU Kota Tangsel juga melaunching maskot untuk Pilkada Tangsel 2020 yang diberi nama ‘Si Pangsi’ yang secara umum berarti mengangkat tentang budaya, nilai-nilai budaya dibangkitkan dan diangkat oleh penyelenggara Pilkada 2020

Kepala KPU Kota Tangsel, Bambang Dwitoro mengatakan, Si Pangsi kalau temen-temen lihat misalnya tidak hanya milik betawi, tapi misalnya di Ponorogo.

“Ponorogo itu punya reog yang bajunya kaya si Pangsi kalau dari secara umumnya, untuk penjelasan resminya kita punya semacam catatannya,” ujar Bambang kepada wartawan di Ruangan UTCC Universitas Terbuka, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Senin (9/12/2019).

Lanjut Bambang, sifatnya itu, karena mengangkat tagline ‘Pilkada Berbudaya Tangsel Berdaya’ maka pihaknya merumuskan itu dengan si Pangsi.

“KPU Kota Tangsel sebelum merumuskan tagline dan maskot itu berkunjung ke kampus-kampus misalnya ke UMJ, dengan bu Warek ibu Endang mantan KPU RI, kemudian ke Pak Jakasinur, kemudian ke budayawan, dan banyak lagi Pak Ray Rangkuti, untuk mencari, menggali informasi tentang nilai-nilai Pilkada Kota Tangerang Selatan,” jelasnya.

Tahapan dimulai dari pendaftaran bakal calon dan juga pasangan pencoblosan, saya ingin menyampaikan betul.**Baca juga: Sebelum Launching Pilkada 2020, KPU Tangsel Lakukan Konvoi.

Sementara itu, Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menuturkan, tahapan Pilkada dimulai dari pendaftaran bakal calon dan juga pasangan pencoblosan, dirinya menyampaikan kepada penyelenggara mari bersama-bersama bersinergi.

“Terutama untuk memastikan data pemilu tetap, jangan sampai ada masyarakat yang tidak bisa menyalurkan hak karena ini adalah pesta demokrasi, tentunya menyebabkan kesuksesan sebuah pemilihan adalah tingkat partisipasi,” jelas Airin saat sambutan.

Diketahui Pilkada serentak ini akan lakukan pemungutan suara pada 23 September 2020.(eka)




Budayakan Hidup Bersih, RSUD Kota Tangerang Gelar Lomba Cuci Tangan

Kabar6.com

Kabar6-Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang menggelar lomba cuci tangan yang diikuti peserta tingkat SD dan SMP di Kota Tangerang.

Masing-masing tim diharuskan berkreasi membuat gerakan mencuci tangan dalam sebuah tarian dan mengirimkan rekaman tariannya dalam format video ke situs resmi RSUD Kota Tangerang.

Setelah proses seleksi selesai, terpilihlah 10 tim dari tingkat SD dan 4 tim dari tingkat SMP untuk tampil di Aula RSUD Kota Tangerang.

Kabar6.com
Direktur RSUD Kota Tangerang dr. Hj Henny Herlina H, MKM saat memberikan sambutan pada final Lomba Cuci Tangan di Aula RSUD Kota Tangerang dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 Tahun 2019.(Jic)

Direktur RSUD Kota Tangerang, dr.Hj Henny Herlina H, MKM menjelaskan, lomba cuci tangan ini dibuat dalam rangka memeriahkan hari HKN dan melibatkan peserta dari tingkat SD dan SMP di Kota Tangerang.

Acara lomba cuci tangan ini dimaksudkan agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa disiplin dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.

Kabar6.com
Peserta lomba cuci tangan saat perform memperagakan cara mencuci tangan yang baik dalam tarian di Aula RSUD Kota Tangerang.(Jic)

“Anak-anak harus mengutamakan kebersihan dan selalu menjaga kesehatannya. Maka itu, kita mulai sejak dini,” kata Direktur RSUD Kota Tangerang dr. Hj Henny Herlina H, MKM saat memberikan sambutan pada final Lomba Cuci Tangan di Aula RSUD Kota Tangerang dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 Tahun 2019.

**Baca juga: Dindik Kota Tangerang Ingatkan Peran Orangtua Mendidik Anak Sangat Penting.

Disamping itu, dr. Hj Henny juga mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Menurutnya, sebagian besar penyakit datang dari tangan yang tidak bersih.

Kabar6.com
Peserta lomba cuci tangan saat perform memperagakan cara mencuci tangan yang baik dalam tarian di Aula RSUD Kota Tangerang.(Jic)

Sehingga makanan yang dikonsumsi dan masuk ke perut akan menjadi penyebab penyakit karna sumber penyakit biasanya berawal dari perut melalui makanan yang kita makan.

“Makanan yang masuk ke perut melalui tangan kota dapat menjadi penyakit apabila kita tidak mencuci tangan dengan bersih terlebih dahulu,” kata dr.Hj Henny.(ADV)




Lestarikan Budaya Lokal, Untirta Gelar Tirtayasa Tradisional Festival

Kabar6.com

Kabar6-Dalam upaya melestarikan kesenian daerah asal Provinsi Banten, Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Pandawa Untirta menggelar Tirtayasa Tradisional Festival (TTF), di lapangan teater terbuka Untirta, Minggu (24/11/2019).

Acara pentas kesenian lokal yang dihelat selama tiga hari, mulai Jumat (22/11/2019) hingga Minggu (24/11/2019) itu berlangsung meriah.

Ratusan kontestan unjuk kebolehan pada setiap kategori perlombaan. Seolah tidak ada habisnya, silih berganti pengunjung memenuhi lapangan teater terbuka Untirta hingga larut malam.

Koor publikasi Tirtayasa Tradisional Festival, Prisma Ayu mengatakan, gelaran Tirtayasa Tradisional Festival terbagi empat kategori yang dilombakan. Antaranya, festival tari kreasi tradisional, festival pencak silat, seni musik dan seni rupa.

Setiap pertunjukannya, kata Prisma, para peserta diwajibkan menampilkan pertunjukannya sesuai tema perlombaan dalam melestarikan kebudayaan asli Provinsi Banten.

“Tujuannya lomba ini lebih keutama untuk melestarikan budaya dan tradisi di Banten.
harapannya agar kaum milenial berbudaya cinta tradisi dan harapannya dari kegiatan ini semoga generasi milenial bisa untuk mengimplementasikan akan cinta tradisi,” kata Risma, kepada Kabar6.com, seraya menambahkan, peserta lomba terbuka untuk umum, mulai dari anak-anak hingga mahasiswa se-Banten.

Pada hari pertama, lanjut Risma, gelaran TTF diawali perlombaan festival seni rupa kategori kostum daur ulang yang diparadekan oleh peserta, dan kemudian dilanjut dengan lomba festival silat kategori gendang gede.

“Ada kostum hasil daur ulang, koran, tutup botol, kardus. Untuk pencak silat, ada rata-rata diikuti putra putri usia maksimal 16 tahun,” jelasnya.

**Baca juga: Dewan Banten Curigai Ada Ruang Fiktif di SMA/SMK.

Lanjut Risma, dilanjut pada hari kedua TTF, ada perlombaan festival silat kategori gendang patingtung, lomba festival seni rupa kategori seni lukis, dan perlombaan dari festival musik dari kategori solo vokal, dan kategori marawis.

“Sedangkan hari minggunya ada perlombaan festival seni tari kreasi tradisional kategori SMA dan Mahasiswa. kemudian ada panggung kreativitas dari jam 13:00 WIB sampai jam 19:00 WIB. Dan di malam puncak akan ada pertunjukan garapan drama tari dari UKm Pandawa Untirta dengan judul nyi mas gamparan,” katanya.(Den)




Riset, Cara Berjalan Wanita Tentukan Kisah Cintanya

Kabar6-Setiap wanita tentu memiliki gaya berjalan yang berbeda satu sama lain. Dan cara berjalan ini seringkali menjadi ciri khas wanita tersebut. Nah tahukah Anda, cara berjalan seorang wanita ternyata juga menentukan kisah cintanya?

Menurut riset terbaru, melansir Kompas, cara wanita berjalan turut menjadi ukuran apakah mereka menarik atau tidak. Riset ini dilakukan oleh peneliti dari University of Portsmouth di Inggris. Periset menemukan, cara berjalan seorang wanita seperti menggerakan bokong, sama pentingnya dengan penampilan fisik kaum hawa.

“Kombinasi pinggang kecil, pinggul bulat dan bentuk bokong, serta kerampingan tubuh menjadi daya tarik penting pada wanita,” jelas peneliti Ed Morrison. “Tapi, cara wanita bergerak juga menjadi hal yang sama pentingnya.”

Sebagian besar riset yang menganalisis daya tarik, menurut Morrison, bergantung pada foto. Padahal dalam kehidupan nyata, melihat gerakan tubuh seseorang juga menjadi faktor penting. Dia juga mengatakan gerak adalah penting dalam aktivitas yang dilakukan selama menjalin asmara, misalnya ketika berdansa.

Untuk memeriksa efek gerakan tubuh, Morrison mengumpulkan 37 wanita dengan berbagai jenis tubuh. Semua wanita dalam riset mengenakan legging dan kaus. Para wanita dilengkapi dengan penanda reflektif di berbagai titik di sepanjang tubuh mereka. Setelah itu, cara peserta berjalan di atas treadmill dengan kecepatan tetap direkam oleh peneliti.

Morrison juga memotong semua rekaman yang menampilkan fitur wajah wanita, kecuali titik cahaya tempat reflektor diposisikan. Rekaman untuk setiap perserta dikurangi menjadi 10 detik klip, yang kemudian dinilai oleh 14 wanita dan 11 pria.

Penilaian dilakukan dari skala satu (sangat tidak menarik) hingga tujuh (sangat menarik). Mereka juga diminta untuk menilai kelompok wanita yang sama dalam foto, dan kemudian wanita pada cuplikan film.

Menurut Morrison, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang digunakan orang untuk mengukur daya tarik. Hal ini disebabkan karena prefensi bentuk tubuh bervariasi di seluruh budaya dan sejarah.

“Pemantauan gerak memungkinkan kami membedakan gerak tubuh dari bentuk tubuh dan membandingkan kepentingan relatif dari keduanya,” urai Morrison.

Setelah melalui semua prosedur riset, hasil tes menghasilkan kesimpulan yang serupa. Wanita dinilai sangat menarik jika memiliki indeks massa tubuh antara 19 hingga 23, perbandingan pinggul dan panggul yang lebih kecil, serta memiliki tubuh bak jam pasir.

Menurut Morrison, hasil tersebut memberi kesan bahwa gerakan sama pentingnya dengan pengukuran statis dalam mengukur daya tarik. Ini merupakan hal yang mengejutkan karena pengalaman sehari-hari menunjukkan kita dapat melihat dengan mudah seberapa menarik seseorang dari sebuah foto.

“Saya tidak yakin mengapa gaya berjalan tertentu dianggap menarik,” paparnya. “Tetapi gaya berjalan mungkin memberikan petunjuk penting untuk kesehatan dan usia wanita, komponen kunci dari kesehatan reproduksi.”

Seorang wanita, dikatakan Morrison, dianggap sangat menarik jika dia berjalan dengan langkah kecil dan menggoyangkan pinggulnya. Disebutkan, mengubah cara berjalan adalah hal yang mustahil dilakukan hanya untuk meningkatkan atau mengurangi daya tarik.

Morrison mengatakan, riset mengenai kemampuan seseoran untuk secara aktif mengubah cara berjalan demi menarik atau menghalagi pasangan akan menjadi hal menarik. ** Baca juga: Apa Sih Perbedaan Antara Sakit Kepala Sebelah dan Migrain?

Pengetahuan tersebut serupa dengan psikologi evolusioner yang menganalisis wanita pemakai lipstik merah atau eyeliner. Dengan cara ini, kita bisa menganalisis sinyal yang menunjukan kesuburan, kebugaran dan kesehatan.

Bagaimana cara berjalan Anda, Ladies? (ilj/bbs)




Dindikbud Tangsel Pertontonkan Beragam Warna Budaya Nusantara

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar kegiatan Ragam Warna Budaya di di Mall Teras Kota, Serpong. Para seniman, budayawan, sanggar budaya, dan sekolah dari 7 kecamatan ditampilkan secara bergiliran.

Wakil Walikota Benyamin Davnie mengatakan, kegiatan hari ini adalah menampilkan ragam budaya semua kecamatan di Kota Tangerang Selatan.

“Jadi semua seni terutama tarian ditampilkan, untuk kemudian nanti kita berupaya jadi kebudayaan Tangsel yang mewakili seluruh masyarakat gitu,” katanya kepada wartawan, (Kamis, 14/11/2019).

Benyamin menerangkan, tetapi pihaknya ingin bukan hanya tarian. Melainkan juga seperti budaya kuliner, fesyen dan sebagainya.

“Tapi kan bukan hanya tarian, kita juga ingin menampilkan budaya kuliner, budaya fashion, budaya nyanyian dan lain lain sebagainya, untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan pembangunan fisik di Tangsel maksudnya seperti itu,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dindukbud Kota Tangsel, Aji Awan menuturkan, acara ini sengaja dinamakan ‘Kegiatan Ragam Budaya 7 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan’. Dimana pesertanya dari beberapa sanggar-sanggar budaya atau kesenian serta sekolah-sekolag.

“Pesertanya dari beberapa sanggar-sanggar budaya atau kesenian serta sekolah dari 7 kecamatan di Kota Tangerang Selatan,” tuturnya.

Aji melanjutkan, sebagai daerah yang majemuk dan hetrogen, Kota Tangsel memiliki ragam budaya dan seni yang beraneka ragam.

“Maka bagi kita penerus bangsa ini wajib untuk melestarikan. Di dalam konteks di Kota Tangerang Selatan seni dan budaya kita memiliki seni sendiri,” ungkapnya.

**Baca juga: Pegawai Honorer di Pemkot Tangsel Desak Gaji Sesuai UMK.

Aji menjelaskan, karena Tangsel memiliki sifat hetrogen yang merupakan tempat bertemunya berbagai karakter, budaya dan tradisi.

“Keunikan ini tentunya patut kita jaga, kita lestarikan, kita kembangkan. Jadi katakanlah Kota Tangerang Selatan ini adalah Indonesia mini atau Indonesia kecil jadi ragam budaya nusantara itu berkumpul di Kota Tangsel,” tutupnya.

Ini tarian yang ditampilkan pada kegiatan ini:

– Tarian Anggrek dari Sanggar Tari Nisa
– Tarian Langgeng Bondel dari Sanggar Tari Rossi
– Tarian Langgeng Nyai dari Sanggar Tari Rossi
– Kuda Lumping dari SMPN 10 Kota Tangsel
– Reog Anak dari Sanggar Pangestu Rempoa
– Pencak Silat Cingkrik dari Peguruan Silat Cingkrik Going
– Kesenian Hadroh/Rebana dari Sanggar Pondok Betawi
– Tarian Bajidor Kahot dari Sanggar Tari Nisa
– Tarian Betawi dari Sanggar Margi Kusumo Arum
– Tarian Gambyong Parianom dari Sanggar Margi Kusumo Arum
– Tarian Lengger dari Sanggar Kusumo Budoyo
– Kesenian Angklung dari SMP Maleo Rempoa.(eka)




Peradaban Baru, Turidi bangun Kampung Budaya di Poris Plawad

Kabar6.com

Kabar6-Lestarikan budaya dan penataan lingkungan yang bersih, sehat dan hijau, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Turidi Susanto inginkan membangun peradaban baru bagi masyarakat Kota Tangerang.

Aksi nyata yang dilakukan Turidi dalam membangun peradaban baru itu dengan melakukan peletakan batu pertama pada pembangunan gapura Kampung Budaya Siliwa yang merupakan cikal bakal kampung tematik di RW 003 Poris Plawad, Cipondoh, Kota Tangerang.

“Iya dong, kita harus bisa membangun peradaban baru. Betul, saya yang melakukan peletakan batu pertamanya. Masyarakat Kota Tangerang yang memiliki wawasan budaya dan selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat dan hijau,” ungkapnya kepada Kabar6.com, Senin (21/10/2019).

Menurut politisi Partai Gerindra ini, dalam membangun peradaban baru harus dimulai dari dasar.

“Dimulai dari membentuk karakter dan kesadaran masyarakatnya. Agar masyarakat mudah dan terbiasa dalam menerapkan pola hidup sehat di kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Kampung budaya itu, lanjut Turidi, akan ditata sedemikian rupa menjadi kampung yang berbudaya bersih dan sehat.**Baca juga: November, Koridor 3 CBD Ciledug-TangCity Beroperasi.

“Untuk penghijauannya, nanti masyarakat akan menanam pohon di setiap rumahnya yang dapat bermanfaat bagi lingkungan,” ungkapnya.

Salah satu budaya yang diangkat disini adalah melestarikan seni beladiri Siliwa khas daerah Poris Plawad.(Jic)




Wujudkan Pelestarian Budaya, Civitas Akademika UPH Pakai Batik

Kabar6.com

Kabar6-Mendukung pelestarian budaya Indonesia, seluruh civitas akademika Universitas Pelita Harapan Karawaci, Kabupaten Tangerang, kompak kenakan batik di Hari Batik Nasional.

Hal ini diungkapkan Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M. Eng. Sc., yang mendukung upaya pelestarian budaya di dalam UPH.

“Kita syukuri budaya bangsa yaitu Batik sebagai kebanggaan Indonesia. Mari kita niati hari Batik dengan memakai batik pada Hari Batik Nasional ini,” ajak Rektor kepada seluruh civitas akademika UPH, disiaran persnya, Minggu (6/10/2019).

Dukungan senada juga diungkapkan oleh Hana Herawati – Wakil Rektor UPH Bidang Keuangan dan Administrasi.

“Kami keluarga besar UPH mendukung Hari Batik Nasional sebagai wujud kecintaan kami terhadap warisan budaya batik Indonesia. Kita tentu mengetahui sejarah pembuatan batik di Indonesia yang telah dimulai sejak abad 17 lalu dan menjadi bagian dari budaya Indonesia yang tidak terpisahkan,” kata Hana.

Lebih lanjut Hana juga melihat bahwa perkembangan batik di Indonesia mendapat tempat yang penting dan dapat disejajarkan dengan warisan budaya dunia lainnya.

Menurutnya sebagai bangsa Indonesia, kita harus menghargai kerja keras dari semua pihak mulai dari para pembatik, seniman, orang-orang yang memproduksi, mengembangkan, memasarkan, juga para konsumen, maupun pejabat negara yang berhasil membawa batik Indonesia ke tataran dunia internasional.

**Baca juga: Muncul Spanduk Penolakan Gereja di Desa Cikasungka.

Menurut Hana, pelestarian budaya batik jangan berhenti hanya pada mengenakan produk batik saja, namun juga perlu mengembangkan budaya batik ini sesuai talenta dan panggilan masing-masing.

Ia juga percaya bahwa bangsa Indonesia memiliki jiwa seni dan kreativitas yang tinggi dan tentu dapat terus meningkatkan perkembangan batik di Indonesia; begitu juga UPH sebagai institusi pendidikan.(fit)




Kenalkan Budaya ke Generasi Milenial, Flavor Bliss Gelar Kemilau Indonesiaku 2019

Kabar6.com

Kabar6-Semarak Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-74, The Flavor Bliss Alam Sutera menggelar Kemilau Indonesiaku 2019 pada 17 dan 31 Agustus 2019.

Ratusan pengunjung antusias menonton Kemilau Indonesiaku. Sembari bercengkerama bersama keluarga, para pengunjung tak melewatkan perform yang ditawarkan The Flavor Bliss.

The Flavor Bliss mengajak para pengunjung setianya untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dengan menilik kembali pesona kultur budaya Jawa Tengah melalui berbagai hiburan spesial yang juga bekerjasama dengan Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo.

Pada 17 Agustus 2019 kemarin, The Flavor Bliss menyuguhkan beragam penampilan khas Jawa Tengah seperti Tari Wira Pertiwi, Punakawan dan Sendratari Ramayana berjudul Hanoman Obong yang menceritakan perjalanan Hanoman yang diutus Rama untuk mencari Dewi Sinta.

Ati Dwi Putri, selaku Department Head of Advertising and Promotions Township Alam Sutera menyampaikan bahwa saat ini pihaknya banyak mengadakan program melalui media online dengan harapan dapat lebih menjangkau masyarakat lebih luas khususnya anak-anak muda.

Melihat antusiasme dari tahun sebelumnya, Lomba Kemilau Nada Indonesiaku juga kembali diadakan khusus bagi para pengikut setia the Flavor Bliss Alam Sutera di Instagram.

Para pengikut diajak untuk mengunggah video cover lagu daerah maupun kebangsaan ke Instagram untuk mendapatkan kesempatan memenangkan hadiah uang tunai dan voucher senilai total jutaan rupiah.

la juga berharap lagu-lagu daerah dan kebangsaan dapat semakin dikenal oleh masyarakat melalui aktivasi ini.**Baca juga: Kabupaten Tangerang Siapkan Jalan Berbayar.

Dikatakan Ati, Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan alam dan budaya yang sangat indah, tapi sayangnya seringkali kita, khususnya anak-anak muda justru belum mengenal kebudayaan dari negeri sendiri dengan baik.

Maka dari itu, The Flavor Bliss mengajak Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo untuk menghadirkan Kemilau Indonesiaku — Warisan Dunia dari Tanah Jawa sebagai salah satu acara kebanggaan yang diadakan untuk ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.

“Dengan mengangkat tema dari berbagai budaya di Indonesia yang diaplikasikan dalam bentuk acara maupun program menarik, kami berharap dapat turut membangkitkan rasa cinta pada bumi pertiwi dan tentunya semangat kemerdekaan pada masyarakat,” papar Ati, Senin (19/8/2019).(fit)




Pasutri Asal Inggris Ini ‘Sekolahkan’ Anak Mereka dengan Keliling Dunia

Kabar6-Setiap orangtua tentu saja memiliki cara berbeda dalam mendidik anak-anaknya. Hal berbeda itu juga yang dilakukan oleh pasangan suami istri (pasutri) Paul dan Caroline King.

Pasutri asal Inggris ini, melansir Dailymail, memilih mengajari sendiri anak-anak mereka dengan cara yang cukup unik, yaitu mengajak traveling keliling dunia. Total Paul dan Caroline sudah menghabiskan 19 bulan terakhir untuk mengunjungi 15 negara bersama dengan kedua buah hati mereka, Winston (6) dan Henry (4). Demi mewujudkan keinginan mendidik anak sambil berkeliling dunia, pasangan ini bahkan rela menjual rumah mereka yang terletak di Cambridgeshire, Inggris seharga Rp4,7 miliar.

Traveling, menurut keduanya, adalah cara belajar yang lebih efektif dibandingkan duduk membaca buku di dalam kelas. Pasangan ini juga tidak merasa sreg dengan sistem pendidikan yang diterapkan di negaranya. “Kami tidak akan pernah memaksa anak-anak untuk pergi ke sekolah atau mengikuti ujian,” kata Paul.

Pria itu yakin usahanya tidak sia-sia. Terbukti, kedua anaknya belajar lebih banyak dibandingkan anak-anak lain seusianya. Setiap mengunjungi negara baru, Paul mengajari mereka tentang kebudayaan, sejarah serta bahasa masyarakat setempat.

Diketahui, mereka telah mengunjungi Rumania, Dubai, Uni Emirat Arab, Maladewa, Malaysia, Indonesia, Thailand, Laos, Amerika Serikat, Kolombia, Spanyol, Mesir, dan Italia. ** Baca juga: Lucu & Unik, Bentuk Mata Uang yang Pernah Ada di Dunia

Wow…(ilj/bbs)




Lestarikan Budaya Silat, Dewan Pembina MS Jalan Enam Minta Kerjasama Pemkot

Kabar6.com

Kabar6-Penyerahan sertifikat pelatih oleh ketua Pencak Silat MS Jalan Enam Tangerang Selatan dihadiri dewan pembina Budi Prayogo.

Dalam sambutannya, Budi Prayogo selaku pembina Pencak Silat MS Jalan Enam Pengasinan Tangsel mengucapkan selamat kepada 17 anggota yang mendapatkan sertifikat pelatih dan Pencak Silat MS Jalan Enam semakin maju dimasa mendatang.

“Saya mengapresiasi pencak silat MS jalan pengasinan. Semoga pertemuan ini memberikan dorongan untuk generasi penerus yang saat ini gairahnya mulai tumbuh di Tangerang Selatan,” kata Budi Prayogo yang juga mencalonkan diri sebagai legislative DPRD Provinsi Banten.

Budi berharap agar kedepannya Pemkot Tangsel dan Pemprov Banten dapat memajukan Pencak Silat MS Jalan Enam ini sebagai salah satu ciri budaya dan olahraga silat yang patut dijaga keberadaannya.

Dewan penasehat MS Jalan Enam Pengasinan Tangsel, Winta mengaku sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuan dari Pembina. Karena Pencak Silat MS Jalan Enam sudah mendapatkan legalitas yang dibutuhkan.

**Baca juga: Gubernur Banten Hadiri Kampanye Akbar Jokowi.

“Dan saya berterima kasih atas perhatian dari Pemprov Banten yang telah memberikan dana hibahnya untuk membina budaya pencak silat ini,” pungkas Winta. (aji)