1

Selalu Batuk, Dokter di Brasil Temukan Ribuan Telur Cacing Pita dalam Tubuh Pasiennya

Kabar6-Dr Vitor Borin de Souza asal Brasil mengejutkan banyak orang di Twitter setelah memposting hasil rontgen pasien pria yang menderita sistiserkosis. Namun saat dicheck, tubuh pasien penuh dengan telur cacing pita yang terkalsifikasi.

Kalsifikasi merupakan istilah kedokteran yang sering digunakan untuk merujuk pada lintasan metabolisme yang merekatkan senyawa kalsium pada dinding pembuluh darah, jaringan maupun organ.**

Dr de Souza yang bertugas di Rumah Sakit das Clínicas di Botucatu, Sao Paulo, memposting hasil rontgen tadi untuk menunjukkan kepada para pengikutnya betapa buruk infeksi cacing pita. Melansir thesun, Dr de Souza menjelaskan bahwa bintik-bintik putih yang terlihat di seluruh bagian tengah tubuh dan lengan si pasien adalah telur cacing pita yang terkalsifikasi setelah infeksi parasit usus. Pasien yang datang kepada dokter tersebut awalnya melakukan pemeriksaan setelah dirinya mengalami batuk terus menerus.

Meskipun telur cacing pita (cysticerci) tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan pria itu, tapi postingan ini menimbulkan kehebohan di media sosial Brasil. ** Baca juga: Desa Iino-machi di Jepang Disebut Sebagai ‘Rumah Alien’ Gara-gara Penampakan Ratusan UFO

“Lesi ini terkalsifikasi, jadi bukan sistiserkus yang dapat hidup,” demikian penjelasan Dr de Souza di Twitter. “Jika itu tidak menyebabkan ketidaknyamanan, hidup akan terus berjalan.”

Dianggap langka di Brasil, dengan kurang dari 150 ribu kasus per tahun, sistiserkosis adalah penyakit yang disebabkan oleh menelan telur cacing pita.

Hal ini biasanya terjadi pada inang perantara cacing pita, yang biasanya terdapat di babi dan sapi, tetapi manusia kadang-kadang bisa menjadi inang perantara juga, yang berarti hampir semua organ mereka dapat dihinggapi telur parasit.

Penelitian telah menunjukkan bahwa sistiserkosis masif seperti kasus yang ditampilkan dalam sinar-X Dr de Souza terjadi pada pasien imunosupresi yang memiliki sistem kekebalan yang lebih rentan.(ilj/bbs)




Batuk Usai Santap Makanan Pedas, Wanita Tiongkok Ini Mengalami Patah Tulang Rusuk

Kabar6-Peristiwa yang dialami wanita di Tiongkok bernama Huang ini sungguh mengejutkan. Tulang rusuk milik Huang patah akibat batuk yang dialami usai menyantap makanan pedas.

Patah tulang rusuk itu, melansir Indiatimes, disebabkan karena tubuh Huang terlalu kurus dan memiliki otot yang kurang berkembang. Selama batuk yang sangat parah, Huang mendengar suara retakan dari area dadanya, dan mulai merasakan nyeri saat bernapas dan berbicara.

“Awalnya, saya pikir itu stroke atau semacamnya, saya tidak menyangka akan sakit parah, saya bahkan tidak bisa berjalan,” kata Huang. ** Baca juga: Wanita di Auckland Jalani 200 Kali Operasi Karena Terlahir dengan 6 Kelainan Jantung

Hingga akhirnya, Huang pun dibawa ke rumah sakit terdekat, dan hasil CT scan mengungkapkan bahwa empat tulang rusuknya patah. Dokter yang melakukan tes kepadatan tulang menyebutkan hasilnya normal. Kemudian, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter ahli bedah toraks menyimpulkan bahwa patah tulang disebabkan oleh ototnya yang lemah.

“Tulang rusukmu bisa terlihat jelas di bawah kulitmu. Tidak ada otot untuk menopang tulang, jadi tulang rusuk Anda mudah patah saat batuk,” terang dokter tersebut kepada Huang.

Menurut dokter, Huang kemungkinan akan menderita patah tulang yang sama di masa depan, kecuali dia melakukan sesuatu. Huang sendiri memiliki tinggi badan 171cm dengan berat hanya 57kg, serta mengaku memiliki tubuh bagian atas yang sangat kurus.

Akibat kejadian itu, Huang membutuhkan istirahat yang banyak dan menghabiskan waktu satu bulan dengan korset obat yang melilit tubuhnya. Huang pun berencana untuk menambah berat badan dan meningkatkan masa otot setelah sembuh nanti.(ilj/bbs)




Batuk Sambil Berkata ‘Corona’, Pria di Denmark Ini Masuk Bui

Kabar6-Mahkamah Agung Denmark menjatuhkan hukuman empat bulan penjara kepada seorang pria berusia 20-an tahun yang tidak diungkap identitasnya karena batuk. Bagaimana mungkin batuk membuat seseorang harus masuk bui?

Rupanya sambil batuk, melansir thechronicleherald, pria muda itu berseru “Corona”, di depan dua polisi saat pemeriksaan lalu lintas rutin. Insiden ini terjadi saat Denmark menjalani karantina wilayah (lockdown) secara menyeluruh. Pria itu ditahan dengan tuntutan telah melakukan perbuatan mengancam, meskipun kemudian tes COVID-19 dirinya menunjukkan hasil negatif.

Awalnya, pria itu dinyatakan tidak bersalah di pengadilan tingkat lokal. Namun, dia dinyatakan bersalah di tingkat banding. Kemudian, pada kasasi di Mahkamah Agung, jaksa menuntut hukuman penjara tiga sampai lima bulan. ** Baca juga: Penyelidik WHO Klaim Tiongkok Tolak Serahkan Informasi Penting Perihal COVID-19

Terdakwa juga dituntut oleh jaksa karena kabur dari polisi saat dipanggil untuk diperiksa di pengadilan.(ilj/bbs)




Batuk Selama Setahun, Ternyata Ada Mainan Terendam dalam Paru-paru Sejak 40 Tahun Lalu

Kabar6-Kondisi mengejutkan dialami seorang pria berumur 47 tahun asal Preston, Inggris, yang tidak diungkap identitasnya. Berawal ketika pria asal Inggris ini menderita batuk-batuk yang sudah dialaminya selama setahun.

Semula, pria itu disangka terkena kanker paru, terlebih dia adalah seorang perokok berat, sehingga dirujuk ke klinik pernapasan. Dugaan semakin kuat, setelah hasil scan juga menunjukkan ada benjolan atau tumor di dalam paru-parunya. Namun siapa sangka, melansir BBC, saat akan dilakukan operasi, dokter menemukan mainan anak-anak berupa kerucut lalu lintas playmobil yang terendam dalam paru-paru pria tersebut.

Diduga, pasien tak sengaja menghirupnya. Pasien itu mengaku, dirinya menerima mainan itu sebagai hadiah saat ulang tahun saat berusia tujuh tahun. Sebuah laporan di British Medical Journal menyebutkan, pasien itu mengatakan ke dokter bahwa dia ‘secara teratur bermain dan bahkan menghirup mainan itu selama masa kecilnya’.

Namun ia tidak memeriksa diri ke dokter selama beberapa dekade karena tidak punya keluhan sama sekali. Sampai akhirnya, ia batuk terus menerus selama setahun. Disebutkan, saat masih muda jalan napasnya mungkin bisa menyesuaikan diri dengan kehadiran benda asing.

Empat bulan setelah pengangkatan kerucut lalu lintas kecil itu, batuk pasien hampir hilang, dan kesehatannya pun semakin membaik. ** Baca juga: Kocak, Seorang Perampok Gunakan Pisang Sebagai Senjata untuk Rampok Bank

Bayangkan, selama 40 tahun mainan itu terendam dalam paru-parunya.(ilj/bbs)




Minimalisir Penyebaran Flu, dengan 7 Cara Ini

Kabar6-Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Flu atau influenza ini sangat umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3-4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu.

Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan pengidapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala flu akan bertambah parah selama 2-4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.

Saat Anda terserang flu, disarankan untuk melakukan sejumlah hal agar tidak menulari orang lain. Melansir wikihow, ini sejumlah cara agar tidak menyebarkan flu pada orang lain:

1. Istirahat dirumah bila Anda sedang sakit
Saat sakit flu, sebaiknya istirahat di rumah. Selain Anda dapat beristirahat dengan baik, Anda juga tidak menularkan penyakit pada orang lain.

2. Gunakan tisu
Gunakan tisu saat bersin atau batuk dan buang pada tempat sampah yang tertutup.

3. Mengikuti etika bersin dan batuk
Saat batuk ataupun bersin dan tidak memiliki tisu, maka dapat mengikuti etika bersin dan batuk, dengan batuk pada siku yaitu menekuk siku Anda.

4. Cuci tangan
Dengan mencuci tangan, Anda dapat menghindari penyebaran penyakit pada orang lain, sekaligus menghindari kuman tersebut masuk ke tubuh.

5. Bersihkan permukaan yang sering terpegang
Usahakan bersihkan gagang pintu, lampu, keyboard, mouse, dan telepon yang sering Anda sentuh.

6. Cuci pakaian dan barang setelah Anda flu
Dengan cara ini, Anda akan menjaga untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain. ** Baca juga: Lakukan 9 Kebiasaan yang Baik untuk Kesehatan Jantung

7. Buka ventilasi rumah
Dengan membuka ventilasi rumah, maka sinar matahari akan masuk dan membantu mematikan kuman ataupun bakteri yang ada.

Dengan menjalankan pola hidup sehat saat sedang flu, maka Anda dapat meminimalisir penularan penyakit kepada orang lain.(ilj/bbs)




Puasa Bantu Sembuhkan Gejala Flu dan Batuk

Kabar6-Mengalami flu dan batuk saat tengah menjalankan ibadah puasa, tentu saja membuat kondisi tubuh jadi tidak nyaman. Terlebih Anda tidak makan dan minum, sehingga tenggorokan menjadi kering.

Flu dan batuk biasanya disebabkan oleh virus, yang dapat melemahkan pertahanan tubuh serta meningkatkan peluang Anda untuk mengembangkan infeksi. Saat itulah Anda membutuhkan pertahanan lebih dengan mengonsumsi berbagai makanan bergizi.

Lalu, bagaimana caranya jika Anda sedang puasa, di mana asupan makan terbatas? Sebuah penelitian, melansir Hellosehat, mengungkapkan bahwa kurangnya nafsu makan selama beberapa hari pertama Anda sakit merupakan adaptasi alami tubuh dalam melawan infeksi. Artinya, kurangnya asupan makan saat beberapa hari pertama Anda sakit justru dapat membuat kekebalan tubuh makin meningkat untuk melawan infeksi.

Terdapat beberapa dugaan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, kurangnya rasa lapar saat puasa dapat membantu tubuh dalam menghemat energi, sehingga membuat tubuh lebih fokus untuk melawan infeksi.

Kedua, pembatasan asupan makan dapat membatasi tersedianya cadangan zat besi dan seng, di mana kedua nutrisi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan penyebaran infeksi. Sehingga, pembatasan asupan makan mungkin dapat mencegah virus tumbuh lebih banyak.

Ketiga, kurangnya nafsu makan saat Anda sakit dapat membantu mendorong tubuh untuk mengeluarkan sel yang terinfeksi (dikenal sebagai apoptosis sel).

Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa puasa saat flu dapat membantu menghilangkan racun dari tubuh, sehingga Anda bisa lebih cepat sembuh.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir saat puasa maka sakit Anda akan bertambah buruk, karena justru puasa dapat membantu Anda cepat sembuh. Beberapa hal mungkin harus Anda perhatikan saat Anda puasa dan sedang flu dan batuk.

1. Perhatikan menu makanan Anda saat berbuka dan sahur
Konsumsilah makanan yang dapat membantu Anda lebih cepat sembuh dari flu dan batuk, seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak vitamin dan mineral.

Saat flu dan batuk, tubuh Anda sangat membutuhkan asupan vitamin C seperti dalam jeruk, mangga, dan pepaya, untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Asupan tinggi protein dan kalori juga dibutuhkan untuk membantu tubuh melawan infeksi.

2. Minum banyak air saat berbuka dan sahur
Hal ini dapat membantu menjaga hidrasi tubuh Anda sehingga Anda tidak kekurangan cairan. Selain banyak minum, Anda juga bisa menambahkan sedikit garam ke dalam makanan atau minuman Anda untuk membantu mengganti elektrolit tubuh Anda yang hilang melalui keringat.

3. Minum obat di waktu berbuka dan sahur
Ya, untuk mempercepat penyembuhan, Anda bisa minum obat batuk dan flu saat berbuka atau sahur. Dengan minum obat yang tepat, bisa mencegah sakit Anda bertambah buruk.

4. Istirahat yang cukup
Jika semua hal di atas sudah Anda lakukan, satu lagi hal yang penting Anda lakukan untuk mendukung penyembuhan sakit adalah tidur. Diketahui, tidur atau istirahat yang cukup dapat membantu tubuh mengumpulkan energi untuk melawan infeksi. ** Baca juga: Sahur Sehat Agar Tubuh Tetap Fit di Masa Pandemi COVID-19

Fungsi tubuh Anda berada di titik terendah saat tidur sehingga sistem kekebalan tubuh dapat bekerja pada tingkat puncaknya saat Anda tertidur.(ilj/bbs)




Efektifkah Pakai Masker Kain untuk Hindari Penularan COVID-19?

Kabar6-Tidak hanya hand sanitizer, saat ini masker sekali pakai juga menjadi barang langka di pasaran. Karena itulah, banyak orang memakai masker kain sebagai alternatif untuk menghindari penularan COVID-19.

Masker kain juga disebut bisa menjadi solusi akibat tingginya harga masker sekali pakai saat ini (surgical mask atau masker N95). Kedua jenis masker tersebut lebih dibutuhkan oleh orang yang sudah telanjur sakit ataupun tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19.

Dalam lingkungan fasilitas kesehatan, masker kain yang dipakai dokter atau perawat hanya untuk melindungi mereka sementara waktu. Masker tersebut setidaknya mencegah tangan mereka untuk menyentuh wajah secara langsung, terutama di bagian hidung dan mulut.

Menurut sebuah penelitian dari Disaster Medicine and Public Health Preparedness pada 2013, melansir Klikdokter, masker kain statusnya kurang efektif ketika digunakan petugas kesehatan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus seperti flu. Masker kain dianggap terlalu kendur ketika dipakai untuk menutupi hidung dan mulut. Berbeda dengan masker sekali pakai dan masker N95 yang desainnya memang dibuat ketat di wajah, serta bisa mencegah droplet virus menempel masuk.

Hal lain, pada masker kain tidak ada lapisan yang berguna menyaring partikel droplet yang kita hirup. Jadi, ketika digunakan untuk mencegah penyebaran virus, masker kain terasa kurang efektif.

Namun, di situasi wabah virus corona seperti ini, Center for Disease Control and Prevention (CDC) punya pengecualian berbeda untuk penggunaan masker kain. CDC memperbolehkan petugas kesehatan untuk pakai masker kain apabila tidak memiliki pakaian perlengkapan yang memadai. Namun masker kain idealnya harus dipasangkan dengan pelindung wajah.

Masker kain memang selama ini sering diremehkan. Kerap kali dianggap sebagai masker coronavirus. Padahal, masker kain juga memiliki manfaat, lho.

Masker ini tetap berfungsi sebagai barrier (pembatas), sehingga droplet (cairan yang keluar setiap kali seseorang bersin atau batuk) orang lain tidak langsung masuk dan bersentuhan dengan mulut dan hidung kita. Efektivitasnya memang tidak sebaik masker bedah, tapi lebih baik daripada tidak memakai pengaman sama sekali.

Meski masker kain diperbolehkan untuk dipakai, ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Apa sajakah itu?

1. Masker kain tidak tahan air. Saat masker kain sudah basah, segera cuci. Itulah mengapa, disarankan Anda juga punya lebih dari satu masker kain, agar supaya ada gantinya saat basah.
2. Meski tidak basah, apabila sudah kotor (benar-benar terkena kotoran), cuci masker tersebut.

3. Cuci menggunakan air dan sabun setiap hari. Gosok secara perlahan, jangan dikucek kencang seperti Anda mengucek baju supaya kain tidak rusak. Bila ingin cepat kering, gunakan hair dryer untuk mengeringkannya.

4. Pilih masker kain dengan permukaan yang tidak punya bulu-bulu halus atau kasar, sebab itu justru bisa bikin hidung gatal dan mengiritasi kulit.

5. Bedakan motif kain bagian dalam dan luar. Kalau motifnya sama, dikhawatirkan Anda ceroboh memasang bagian luar yang sudah terkontaminasi debu ke bagian dalam.

6. Karena biasanya masker kain tidak disimpan dalam kotak atau plastik bersegel seperti masker sekali pakai, simpanlah masker kain di pouch atau dompet kecil yang bersih. ** Baca juga: Bahasa Tubuh yang Menandakan Seseorang Sedang Berbohong

Anda bisa menggunakan masker kain secara bijaksana, tetapi tetap terapkan pola hidup sehat dan bersih, serta rajin mencuci tangan. Hal tersebut dilakukan agar risiko penularan COVID-19 semakin kecil.(ilj/bbs)




Peneliti AS Sebut, COVID-19 Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Permukaan Barang

Kabar6-National Institue of Allergy and Infectious Deaseases (NIAID) yang menjadi bagian dari National Institute of Health dari Amerika Serikat melakukan penyelidikan daya tahan COVID-19.

Penelitian ini, melansir Grid, menemukan bahwa COVID-19 dapat berada udara selama berjam-jam dan permukaan barang selama berhari-hari. Penelitian dikerjakan dengan berusaha meniru virus dari orang yang terinfeksi ke permukaan benda yang berada di lingkungan rumah dan rumah sakit, melalui batuk atau menyentuh benda terkait.

Dalam penelitian digunakan alat untuk mengeluarkan aerosol yang menggandakan tetesan mikroskopis, dibuat dalam batuk dan bersin.

Hasil tes yang diunggal di New England Journal of Medicine menunjukkan, virus dapat dibawa oleh tetesan yang dilepaskan ketika seseorang batuk atau bersin. Di mana virus dapat tetap hidup atau masih dapat menginfeksi manusia dalam aerosol setidaknya selama tiga jam.

Sementara untuk permukaan benda plastik dan stainless steel, virus masih dapat dideteksi selama tiga hari. Namun di atas kertas, virus tidak dapat hidup setelah 24 jam. Sedangkan pada tembaga, butuh empat jam hingga virus tidak aktif.

Tim peneliti juga menemukan, butuh sekira 66 menit bagi partikel virus untuk kehilangan fungsinya jika berada di tetesan aerosol. Artinya, setelah satu jam enam menit berikutnya, tiga perempat partikel virus tidak aktif, namun 25 persen lainnya masih dapat hidup.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Neeltje van Doremalen dari fasilitas Montana NIAID di Rocky Mountain Laboratories, jumlah virus pada akhir tiga jam akan menurun menjadi 12,5 persen.

Untuk stainless steel, dibutuhkan lima jam 38 menit untuk setengah dari partikel virus menjadi tidak aktif. Pada plastik adalah enam jam 49 menit. Di atas kertas karton sekira tiga jam 30 menit. ** Baca juga: Tetap Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi COVID-19 dengan Cara Sederhana

Namun ada banyak variabilitas dalam hasil tersebut sehingga sulit untuk dipastikan angka yang jelas. Waktu bertahan hidup terpendek bagi COVID-19 adalah pada tembaga, di mana setengah virus menjadi tidak aktif dalam waktu 46 menit.(ilj/bbs)




Hindari 6 Hal Ini Saat Anda Mulai Alami Gejala Flu dan Batuk

Kabar6-Selama musim penghujan, banyak orang terserang flu dan batuk. Tidak hanya membuat tubuh jadi lemas, flu dan batuk juga dapat mengganggu aktivitas harian, sekaligus membuat banyak pekerjaan menjadi tertunda.

Flu dan batuk terjadi salah satu penyebabnya karena daya tahan yang menurun. Di sisi lain, melansir dokter.id, terdapat beberapa hal yang dapat membuat flu dan batuk Anda semakin memburuk. Apa sajakah itu?

1. Merokok
Merokok dan menjadi seorang perokok pasif dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan dan membuat gejala flu atau batuk yang Anda alami semakin memburuk. Jadi, pastikan Anda menghentikan kebiasaan merokok selama sakit, atau bahkan selamanya.

2. Stres
Berbagai penelitian telah menunjukkan, stres akan membuat Anda lebih mudah terkena infeksi berbagai jenis virus flu dan memperburuk gejala flu dan batuk saat Anda sakit. Selain itu, stres juga dapat mengganggu tidur Anda.

3. Tidak bersihkan tangan menggunakan sabun
Bila memungkinkan, cucilah tangan Anda dengan sabun untuk membunuh kuman dengan lebih baik. ** Baca juga: Yuk, Cuci Tangan Usai Pegang 7 Benda Ini untuk Hindari Virus

4. Konsumsi minuman berkafein
Meskipun konsumsi kopi membuat lelah atau kantuk hilang, pastikan Anda menghindari minuman berkafein tersebut karena dapat mengalami dehidrasi, termasuk minuman beralkohol.

5. Makan tidak teratur dan kurang minum
Saat sakit, mungkin Anda menjadi tidak nafsu makan dan malas minum. Padahal ketika sakit justru merupakan saat-saat di mana tubuh Anda membutuhkan cairan lebih banyak, terutama bila Anda juga mengalami demam.

Setop kebiasaan buruk tadi saat Anda mulai mengalami gejala flu dan batuk.(ilj/bbs)




Lintah di Tenggorokan Bikin Pria Ini Batuk Selama 2 Bulan

Kabar6-Lantaran batuk yang tak kunjung sembuh hingga dua bulan lamanya, seorang pria lantas memeriksakan diri ke rumah sakit Wuping County, kota Longyan, Provinsi Fujian, Tiongkok.

Setelah diperiksa, ditemukan sesuatu yang sungguh mengejutkan. Melansir Odditycentral, tim dokter yang menangani pria tadi mengungkapkan bahwa, batuk yang tidak kunjung sembuh ini ternyata disebabkan oleh lintah yang hidup di tenggorokan pria tersebut.

Sebelumnya, dokter melakukan tindakan prosedur yang disebut ‘bronchoscopy’, sehingga bisa memeriksa udara dalam tubuh pasien dengan menggunakan kamera kecil. Hasilnya, tim dokter menemukan dua ekor lintah berada di tenggorokan pria yang tidak diungkap identitasnya itu.

Satu ekor lintah terletak sekira tiga sentimeter di bawah bagian pita suara, dan satu ekor lagi berada di bagian lubang hidung sisi sebelah kanan. ** Baca juga: Aneh, Seorang Pemilik Toko Buka Lowongan untuk Pencuri Profesional

Sementara pria itu sendiri tak habis pikir bagaimana lintah-lintah ini bisa masuk ke tubuhnya. Namun menurut tim dokter, sepertinya dua ekor lintah itu masuk ke tenggorokan secara tidak sengaja saat pasien minum air dari sungai pegunungan.

“Ketika ia minum air, lintah itu kemungkinan ukurannya sangat kecil dan tidak terdeteksi dengan mata telanjang. Kemudian selama dua bulan, lintah-lingah ini menghisap darah di tubuh pasien sehingga bisa tumbuh berkembang,” jelas Dr. Rao Guanyong.

Beruntung pria tersebut mendapat tindakan langsung dari tim dokter dengan menggunakan tweezer (alat penjepit). Kedua lintah itu sudah dibuang dari tenggorokan sang pasien yang kemudian menjalani proses penyembuhan.

Hii…(ilj/bbs)