1

Puluhan Rumah hingga Infrastruktur Rusak akibat Banjir Bandang di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Bencana banjir bandang menerjang 6 kecamatan di Kabupaten Lebak pada Minggu (9/10/2022). Empat kecamatan yang terdampak berada di wilayah selatan yakni Bayah, Cibeber, Panggarangan, Cilograng dan Cigemblong.

Di Kecamatan Bayah terdapat 5 desa terdampak, Kecamatan Cibeber 3 desa terdampak, Kecamatan Panggarangan 3 desa, kecamatan Cilograng 2 desa dan Kecamatan Cigemblong 2 desa.

Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama menyebut, banjir bandang terjadi akibat meluapnya 4 sungai yakni Sungai Cisiih, Sungai Cibareno, Sungai Cimadur, dan Sungai Cicantra.

“Update sementara ada 210 rumah yang terendam banjir di 5 kecamatan itu. Berdasarkan laporan sementara, ada puluhan rumah, sarana ibadah dan juga infrastruktur jembatan yang rusak, tetapi untuk rumah perlu kami verifikasi lagi apakah rusak berat atau ringan,” kata Febby.

**Baca juga: Banjir-Longsor Terjang 4 Kecamatan di Kabupaten Lebak, BPBD: 4 Sungai Meluap

Febby menyebut, sejak semalam banjir di beberapa titik sudah mulai surut. Warga yang rumahnya tak lagi terendam mulai membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa oleh derasnya aliran banjir.

“Kita tentu tidak bisa memprediksi apakah akan terjadi banjir susulan, tapi BMKG sudah mengeluarkan rilis bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga 15 Oktober. Jadi kami imbau masyarakat tetap waspada terutama saat hujan, dan barang-barang berharga disimpan di tempat,” pesan Febby.(Nda)




KPK Turun Tangan Pantau Percepatan Relokasi Korban Banjir Bandang Lebak 2020

Kabar6.com

Kabar6-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan terkait relokasi masyarakat korban banjir bandang di Kabupaten Lebak yang sampai saat ini masih tinggal di hunian sementara (Huntara) Cigobang.

Lembaga antirasuah itu akan memantau langsung percepatan relokasi yang sampai saat ini belum dilakukan karena masih menunggu kejelasan status lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)

“Iya kemarin kami dan sejumlah pihak yaitu Kementerian LHK, PUPR, dinas terkait di provinsi diundang oleh KPK. Ini menyusul apa yang pernah kami sampaikan ke KPK mengenai persoalan calon lahan untuk relokasi korban banjir tahun awal tahun 2020 lalu,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama, Selasa (14/6/2022).

Lahan yang luasnya sekitar 46 hektare berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) rencananya akan menjadi lokasi relokasi untuk 219 keluarga yang kini masih tinggal di huntara Cigobang, Lebakgedong.

Proses pembangunan hunian tetap (Huntap) belum bisa dilaksanakan lantaran Kementerian LHK belum juga menandatangani berita acara pelepasan lahan tersebut.

Febby mengatakan, dari hasil pertemuan itu, KPK akan memonitoring langsung proses percepatan relokasi. Tentunya, hal itu diharapkan dapat mempercepat kejelasan lahan sehingga pembangunan huntap bisa secepatnya dilakukan.

“Jadi semua di bawah pengawasan KPK, jadi mudah-mudahan koordinasi juga bisa cepat dilakukan. Termasuk nanti KPK juga akan mengajak semua pihak ke lokasi,” terang Febby.

**Baca juga: 23 Jiwa di Cilangkap Lebak Mengungsi akibat Pergerakan Tanah

Febby berharap, direktorat di LHK bisa secepatnya berkoordinasi mengenai lahan tersebut.

“Iya jadi soal lahan itu ada di Direktorat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan, sementara yang kemarin hadir dari Direktorat Pengelolaan Kawasan Konservasi. Ya kami harap dengan KPK turun tangan koordinasi bisa cepat dilakukan,” katanya.(Nda)




Tahun Ini, 148 Rumah Relokasi Korban Banjir Bandang di Lebak Dibangun

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 148 unit rumah bagi warga korban banjir bandang di Kabupaten Lebak pada awal
tahun 2020 lalu bakal dibangun tahun ini.

Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama, menyebut, 148 rumah yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR tersebut untuk masyarakat korban banjir di dua kecamatan yakni Sajira dan Cipanas.

“Lahannya sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, sudah oke. Jadi hanya tinggal menunggu pembangunannya oleh Kementerian PUPR tahun ini,” kata Febby kepada Kabar6.com, Senin (6/6/2022).

Febby berharap, pembangunan pembangunan 148 rumah tapak bagi korban bencana di awal tahun itu
dapat secepatnya dilakukan sehingga bisa segera ditempati sebagai hunian tetap.

“Kalau rumah untuk warga korban banjir yang sama di Maja dan Curugbitung itu dibangun Pemprov Banten, ada totalnya 11 rumah berkonsep RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Sudah selesai
dibangun, hanya belum diserah terima, insya Allah tahun ini juga,” tutur Febby.

Sementara terkait dengan relokasi warga yang juga korban banjir di wilayah Lebakgedong masih menunggu tanda tangan berita acara penyerahan lahan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LHK).

Pasalnya, lahan yang akan dipakai untuk merelokasi 219 keluarga adalah milik TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) yang luasnya 46 hektare.

**Baca juga: Jalan Berlumpur dan Licin, Satpol PP Lebak Beri Surat Peringatan Pemilik Galian Tanah di Citeras

“Hanya tinggal menunggu tanda tangan KLHK saja, karena kalau belum ada tanda tangan kita tidak bisa melakukan apa-apa,” kata dia.

Banjir bandang dan longsor menerjang 6 kecamatan di Kabupaten Lebak pada 2020 lalu. Sebanyak 1.529 rumah terdampak, dan 807 di antaranya harus direlokasi karena sudah tak bisa ditempati. Banjir dan longsor juga menyebabkan sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan rusak.(Nda)




Mandalawangi Diterjang Banjir Bandang, Begini BPBDPK Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang menjelaskan kronologis banjir bandang di kaki gunung Pulosari tepatnya di Kecamatan Mandalawangi.

Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran banjir bandang di wilayah tersebut akibat sungai Cibayawak yang mengaliri sungai cilember kemudian mengairi sungai Cikaracak meluap.

Banjir tersebut mengakibatkan beberapa rumah warga terendam beberapa saat dengan ketinggian air 30 cm. Kondisi terkini pukul 19;53 wib air sudah kembali surut dan kondisi sudah aman terkendali, sedangkan rumah yang terdampak dari kejadian banjir milik Sunyoto, Siti Romlah dan anaknya bernama Rosid.

“Korban sudah dievakuasi oleh masyarakat yang rumahnya terendam banjir sekitar 1 meter ketinggian air dan keluarga tersebut dalam keadaan sehat sementara tinggal di rumah kerabatnya,”tulis BPBD dalam keterangannya dikutip kabar6.com.

Diberitakan sebelumnya, Sungai Cihunjuran, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang meluap sebab tiga kampung terendam banjir pasca wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi Kamis (12/5/2022).

Ketinggian air bervariasi mulai dari setengah meter hingga satu setengah meter. Akibat meluapnya sungai di bawa kaki Gunung Polosari tersebut menyebabkan tiga kampung direndam banjir.
diantaranya Kampung Kalahang, Kampung Pari Lebak dan kampung Gima.

**Baca juga: Sungai Cihunjuran Meluap, Tiga Kampung di Pandeglang Terpendam Banjir

Warga sekitar, Suntana mengatakan, hujan yang mengguyur daerah tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB hingga tadi malam. Kata dia, air sungai mulai meluap dan merendam pemukiman warga sekitar pukul 17.30 WIB.

“Kalau penyebab banjir diduga karena aliran sungai tidak dapat menampung debit air sehingga meluap dan masuk ke pemukiman warga,” kata Suntana.(aep)




Dompet Duafa Salurkan Bantuan untuk Penyintas Banjir bandang Sintang Kalimantan Barat

Kabar6.com

Kabar6-LinkAja bersama PT Duta Danadyaksa Teknologi (DDTekno) mendonasikan sebanyak 150 pcs pakaian dan 50 juta rupiah melalui Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di kantor markas DMC Dompet Dhuafa, Ciputat , Tangerang Selatan (26/11/2021).

Perhimpunan donasi ini berasal dari join program aplikasi LinkAja Syariah dengan aplikasi masjed.id dengan feature ecosytem masjid yaitu dengan nama program MasjedAja di aplikasi LinkAja Syariah, linkAja bersama masjed.id ,akan disalurkan untuk penyintas banjir bandang di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

“masjed.id memberikan donasi melalui DMC Dompet Dhuafa untuk banjir bandang kabupaten Sintang Kalimantan Barat dan sebagian di Kalimantan Tengah. Ini merupakan suatu sinergi dan akselerasi yang bagus dengan tanggap cekatan merespon kondisi bencana dengan baik’, melalui aplikasi masjed.id berharap DMC dapat memanfaatkan aplikasi ecosystem masjed.id untuk kemudahan dan supporting alat kerja team DMC di lokasi bencana ,DMC adalah satu unit respons bantuan kemanusiaan dan unit kebencanaan yang melakukan kecepatan respons dan aksi dalam menangani persoalan kebencanaan di Indonesia,” ujar Ahmad Shonhaji selaku Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa.

Sebelumnya Kalimantan Barat terendam banjir dari 21 Oktober lalu. Kemudian pada Sabtu (6/11/2021) permukaan air kembal naik dan merendam 12 kecamatan, mulai dari Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Tempunak, Sepauk, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tabelian, dan Kelam Permai. Data pada hari, Sabtu (13/11/2021), pukul 17.00 WIB, sebanyak 10.381 KK atau 33.221 jiwa masih mengungsi.

“Dalam aktivitas respons DMC Dompet Dhuafa melibatkan titik satelit relawan yang disebar dari Sabang sampai Merauke. Sehingga ini akan meningkatkan kecepatan respons kebencanaan di Indonesia dan dilakukan secara pararel. Selain itu DMC Dompet Dhuafa juga melakukan respons bencana di Maluku Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan jabodetaek,” katanya.

DMC Dompet Dhuafa semenjak tanggal 28 Oktober hingga 21 November telah melakukan aksi Dapur Umum dengan total 562 jiwa penerima manfaat, Pos Hangat dengan total 676 jiwa penerima manfaat, Layanan Kesehatan dengan total 420 jiwa penerima manfaat, distribusi 175 paket sembako, dan 35 anak-anak telah dapat layanan Psychological First Aid (PFA) di kecamatan Sintang.

**Baca juga: Ratusan ASN Kota Tangerang Dites Urine, Ini Hasil yang Ditemukan

Iskandar Syamsi selaku CEO DD Tekno seusai penyerahan simbolis kepada DMC Dompet Dhuafa mengungkapkan himpunan ini berasal program kerjasama dengan LinkAja yang bernama MasjidAja.

“Kita menghimpun dana dari muzakki dan menyalurkannya kepada yang berhak ,campaign program fundraising tanggap darurat bencana DMC Dompet Dhuafa,” pungkasnya. (Oke)




BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem, Lebak Siaga Darurat Bencana

kabar6.com

Kabar6-Kabupaten Lebak bersiaga menghadapi bencana alam yang berpotensi terjadi menyusul potensi cuaca ekstrem mulai tanggal 18 sampai 24 Januari 2021 yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG juga telah memprediksi puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari-Februari 2021. Cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan lebat disertai kilat dan gelombang tinggi.

“Dari tanggal 18 Januari hingga 20 Maret 2021, kami siaga darurat bencana alam karena potensi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor dan juga termasuk gempa bumi,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama kepada Kabar6.com, Minggu (24/1/2021).

Bencana hidrometeorologi di Kabupaten Lebak rawan terjadi di 22 kecamatan. Pada tahun 2020, Lebak dua kali dilanda banjir besar dan tanah longsor di awal dan akhir tahun.

“Dengan status siaga darurat bencana maka sistem operasi sudah dijalankan, rencana kontinjensi bencana. Siapa melakukan apa, personel, peralatan dan pendanaan seluruhnya sudah standby,” terang Febby saat dihubungi Kabar6.com, Minggu (24/1/2021).

Artinya ditegaskan Febby, dalam status siaga darurat selama 60 hari, seluruh personel yang terlibat dalam posisi siaga menghadapi potensi bencana.

Dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir.**Baca juga: Juru Bicara Satgas Kabupaten Lebak Positif Covid-19, Dirawat di RSU Banten.

“Tidak perlu panik, tetapi waspada harus ditingkatkan serta selalu siap siaga menghadapi potensi terjadinya bencana,” imbuhnya.(Nda)




Sungai Cipaeh Meluap, Akses Jalan Raya Panimbang-Munjul Pandeglang Terputus

Kabar6.com

Kabar6-Banjir merendam puluhan Desa di Kabupaten Pandeglang bahkan memutus akses raya Panimbang – Munjul. Ini jalan yang menghubungkan Kecamatan Angsana, Munjul dan Cikeusik tak bisa dilakukan kendaraan.

Warga Kampung Kalang Anyar Omo Heryana mengatakan, akses jalan itu putus akibat meluapnya sungai Cipaeh tepatnya di Kampung Kalang Anyar Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang sejak pagi tadi Senin (7/12/2020).

Akses jalan raya Panimbang – Munjul tak bisa dilewati lantaran air yang merendam jalan tersebut hingga mencapai tiga meter. Para pengendara terpaksa puter arah dan ada pun yang memaksa di bantu warga setempat.

“Air mencapai tiga meter. Ya terpaksa pada puter arah. Ada juga yang memaksakan diri sih. Paling dinaikin ke becak atau digotong rame-rame sama warga,” kata Omo, warga yang sedang menyaksikan banjir, Senin (7/12/2020).

**Baca juga: Puluhan Desa di Hantam Banjir, Logistik Pilkada Pandeglang Jadi Tertahan di PPK.

Omo mengungkapkan, air masuk ke permukiman warga sekitar pukul 3 pagi. Sejak air masuk Omo bersama keluarga sibuk menyelamatkan barang-barang rumahnya. Di rumah Omo hampir setengah meter air masuk.

Menurut Omo hampir tiap tahun kampungnya dilanda banjir. “Jam 3 pagi mulai besar begitu, dari situ aga sibuk juga membereskan perabot di rumah sampai pagi. Memang sekitar dua tahun kemarin ini gak banjir biasanya memang banjir,” terangnya. (aep)




Korban Bencana di Lebak Tagih Dana Tunggu Hunian

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah sempat menjanjikan masyarakat di enam kecamatan yang terdampak banjir bandang dan longsor pada awal 2020 lalu akan menerima dana tunggu hunian. Hingga kini dana bantuan tersebut belum juga diterima oleh masyarakat sekitar.

“Belum, warga belum menerima. Sampai saat ini juga belum ada kejelasan kapan dana itu diberikan kepada masyarakat,” kata Endang, warga Bungur Mekar, Kecamatan Sajira kepada Kabar6.com, Minggu (5/4/2020).

Dana tunggu hunian yang nilainya Rp500.000 per bulan untuk setiap kepala keluarga akan diberikan selama 6 bulan. Hasil verifikasi yang dilakukan Pemkab Lebak, ada 674 KK baik yang berada di dalam zona genangan Waduk Karian maupun di luar yang diusulkan mendapat bantuan.

Endang yang juga selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berharap, pemerintah segera merealisasikan janji dana tunggu harian.

“Setidaknya pemerintah memberikan kejelasan kepada masyarakat kapan dana itu bisa direalisasikan, karena warga sudah menunggu-menunggu,” tutur Endang.

**Baca juga: Mendagri Tenggat 7 Hari Agar Daerah Segera Sampaikan Anggaran Refocusing.

Salah seorang warga Desa Calungbungur, Sajira, yang minta namanya tidak disebut, mengaku, belum menerima dana tunggu harian seperti yang dijanjikan.

“Iya, katanya sih waktu itu bakal ada dana Rp500 ribu buat warga yang rumahnya rusak, tapi alhamdulillah sampai sekarang belum nerima. Saya tanya ke kakak ipar saya yang masih numpang di rumah orang juga belum ada,” kata dia yang berharap DTH segera cair.(Nda)




ACT Bangun Huntara untuk Korban Banjir Bandang di Sajira Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Sekitar 65 kepala keluarga (KK) warga Desa Sukarame dan Desa Sukajaya, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak yang rumahnya hancur akibat banjir bandang bakal menempati hunian sementara (Huntara) yang akan dibangun aksi reaksi cepat (ACT).

Huntara akan dibangun di atas lahan seluas 6.300 meter persegi tepat di dekat Situ Cibojan, Kampung Cekdam, Desa Sukarame. Direncanakan, Huntara akan memiliki sejumlah sarana seperti musala, sarana pendidikan, tempat bermain anak dan MCK.

“Bagian dari program kami dalam memikirkan recovery dampak bencana. Harapan kami Huntara ini sudah bisa ditempati masyarakat sebelum bulan Ramadan,” kata Head Program ACT Banten, Sukma Jayalaksana, saat peletakan batu pertama Integrated Community Shelter dan peluncuran Foof Truck, di Sajira, Selasa (3/3/2020).

Diperkirakan, pembangunan Huntara beserta sarana penunjang membutuhkan biaya sebesar Rp2 miliar lebih. Setelah selesai, ACT juga menyiapkan tim yang untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat sampai 2 tahun.

“Sampai 2 tahun kami dampingi recovery masyarakat secara mandiri. Shelter ini bukan hanya sekedar rumah tapi jadi tempat pemulihan terpadu,” ujarnya.

**Baca juga: Ketimbang Corona, Dinkes Lebak Lebih Khawatir Pada 2 Penyakit Ini.

Sementara itu, Kepala Desa Sukarame Asep Sahrudin, berterima kasih atas kepedulian ACT terhadap masyarakat terdampak bencana. Ia berharap, kepedulian ACT tidak hanya berhenti pada warga Sukarame.

“Baru ACT yang punya komitmen penuh kemudian desa menyediakan lahan. Kami mengajukam Huntara untuk warga yang rumahnya hilang, tapi alhamdulillah, warga yang rusaknya berat juga ditawarkan,” kata Asep.(Nda)




Donasi Korban Bencana Lebak Capai Rp300 Juta, BPBD Pastikan Bisa Dipertanggungjawabkan

Kabar6.com

Kabar6-Selama masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lebak, bantuan terus mengalir dari instansi pemerintah, masyarakat, organisasi, komunitas, swasta dan lain-lain.

Tidak hanya berupa logistik kebutuhan pengungsi, bantuan berupa donasi uang juga diberikan oleh sejumlah pihak kepada pemerintah daerah.

Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi, mengatakan, bantuan donasi uang yang tercatat mencapai Rp300 juta.

“Luar biasa ya, yang melalui rekening kami hampir Rp300 juta. Ini harus kami laporkan kepada pimpinan, harus terekam, diterima dari mana lalu dikeluarkan untuk apa, itu harus bagus laporannya,” kata Kaprawi, Jum’at (14/2/2020).

Saat tanggap darurat bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memang menolak menerima bantuan dalam bentuk uang.

“Tapi karena masyarakat memaksa lalu kami hitung jumlahnya hampir Rp300 juta,” ujarnya.**Baca juga: Dewan Khawatir Investasi Ancam Wisata di Lebak.

Dia menjelaskan, dana tersebut akan dipergunakan untuk kegawatdaruratan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kebutuhan penanganan pasca bencana.

“Misalnya masyarakat butuh air butuh sanitasi atau butuh yang lain kaitan dengan hal terdampak bencana, untuk itu. Dan pastinya bisa dipertanggungjawabkan,” tutup Kaprawi.(Nda)