1

Saat Bahagia, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Anda

Kabar6-Pada level emosional, kita bisa merasakan kegembiraan itu dalam berbagai cara, salah satunya adalah air mata yang menetes. Dari kacamata ilmiah, kita merasakan kegembiraan dalam neurotransmiter, yakni ketika sel ‘kurir’ yang sangat kecil mengirim sinyal di antara saraf dan sel tubuh.

Neurotransmiter itu bertanggung jawab pada proses dan perasaan di setiap aspek tubuh, mulai dari aliran darah sampai pencernaan. Apa sih yang sebenarnya terjadi pada bagian tubuh saat Anda gembira? Melansir Healthline, semua emosi yang kita rasakan dipengaruhi oleh otak, demikian juga sebaliknya. “Otak tidak memiliki satu pusat emosi, tetapi emosi yang berbeda melibatkan struktur yang berbeda,” kata Diana Samuel, asisten profesor bidang psikiatri klinik di Columbia University Medical Center.

Kita merasakan gembira karena dilepaskannya dopamin dan serotonin, dua jenis neurotransmiter di otak. Keduanya terkait erat dengan kebahagiaan. Jadi, saat sesuatu yang dipersepsikan sebagai kegembiraan terjadi, otak akan menerima sinyal untuk melepaskan kedua zat kimia itu ke sistem saraf pusat.

Ketika gembira, pipi akan merona merah dan detak jantung lebih cepat. Menurut Samuel, ini terjadi karena pengaruh sistem sirkulasi. “Kepak kupu-kupu di perut, ekspresi muka, bahkan perubahan suhu di jari, semua dipengaruhi oleh emosi. Efek dari sistem sirkulasi bisa muncul secara fisik,” katanya.

Bahagia bukan satu-satunya emosi yang memengaruhi, tapi juga rasa takut, sedih, dan emosi lain, akan menyebabkan reaksi di tubuh.

Selain itu, sistem saraf yang bertanggung jawab pada semua hal yang terjadi di tubuh tanpa disadari, misalnya bernapas, pencernaan, atau membesarnya pupil. Sistem saraf ini dipengaruhi oleh rasa bahagia dan gembira. Misalnya, napas lebih cepat saat kita melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti naik roller coaster, atau pupil mata membesar ketika kita terangsang.

Rangsangan emosi juga berpengaruh pada otot halus yang terletak di dinding organ berongga, misalnya perut, usus, atau kandung kemih.

Selanjutnya, kita dapat mengelabui otak agar mengira kita sedang gembira. Caranya sesederhana tersenyum. “Senyuman bisa mengelabui otak sehingga mood akan naik, stres berkurang. Senyum tidak harus didasarkan pada emosi yang nyata. Yang palsu pun punya efek sama,” urai Samuel.

Cara lain adalah olahraga. Aktivitas fisik ini terbukti bisa mengurangi gejala depresi dan kecemasan. ** Baca juga: Atasi Claustrophobia dengan Cium Aroma Mentimun & Apel

“Olahraga akan merangsang otak mengeluarkan hormon bahagia, serta mengurangi perasaan negatif,” kata Samuel. Jadi, ketika suasana hati sedang muram, cobalah berjalan-jalan ke taman, bermain dengan hewan kesayangan, atau memeluk orang tercinta.(ilj/bbs)




Bahagia Dapat Suami Penyayang, Junfeng Kenakan Baju Pengantin dalam Keseharian

Kabar6-Busana yang dipakai sehari-hari oleh Xian Junfeng (47) memang berbeda dari orang kebanyakan. Bukan karena modelnya yang nyentrik, wanita asal Tiongkok ini selalu memakai baju pengantin dalam keseharian.

Bukan sekadar iseng, dilansir Odditycentral, Junfeng melakukan hal ini akibat masa lalunya yang kelam. Saat remaja, ia diculik oleh orang tidak dikenal kemudian dijual dan dipaksa menikah dengan seorang pria tua selama 15 tahun, sebelum akhirnya berhasil melarikan diri. Selama tinggal dengan pria tua itu, Junfeng diberlakukan tidak adil.

“Saya seperti budak bersamanya, akhirnya bisa melarikan diri di kesempatan kaburnya yang kedua kali,” ujarnya.

Selanjutnya, wanita ini bertemu seorang pria bernama Zhu Zhengliang yang kini menjadi suaminya. “Zhu Zhengliang yang membawa Junfeng mengenal cinta dan menikah. Dirinya sosok suami yang penyayang,” katanya lagi.

Lantaran merasa sangat bahagia bersama Zhengliang, Junfeng pun selalu memakai baju pengantin. “Saya membeli satu dan menjahit tiga lainnya. Selama ini saya hanya mengenal penyiksaan dan pria-pria menindasku sampai tidak mau lagi mengenal pria lain. Akhirnya, ada pria yang mengeluarkan dari cengkeraman kejahatan itu dan memperlakukan saya dengan sangat berbeda. Bahkan saya tidak percaya saat dia memintaku menikah,” urainya panjang lebar.

Meskipun tidak sedikit yang menatap Junfeng dengan pandangan sinis dan menganggapnya sebagai wanita aneh, Zhengliang justru memahami apa yang dirasakan sang istri, dan berusaha membantu Junfeng keluar trauma masa lalu.

“”Kalau memang hal tersebut bisa membuatnya bahagia, maka saya akan ikut bahagia. Selalu ada pelangi dan mentari setelah hujan turun,” kata Zhengliang. ** Baca juga: Tiongkok Produksi Kondom Tertipis di Dunia

So sweet…(ilj/bbs)




Benarkah Orang Gemuk Lebih Bahagia Ketimbang Orang Kurus?

Kabar6-Sebuah penemuan baru di Inggris mengungkapkan, orang gemuk dinilai memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi dibanding mereka yang kurus. Memiliki berat badan lebih, biasanya dikaitkan dengan sejumlah risiko kesehatan, termasuk kondisi jantung, diabetes dan kemungkinan peningkatan stroke. Namun, sebuah studi menemukan bahwa orang-orang yang tergolong gemuk dapat menjalani kehidupan lebih bahagia.

Penelitian yang dipublikasikan di International Journey of Epidemiology, dilansir Sindonews, dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di University of Bristol pimpinan Louise Millard dan George Davey Smith, mengungkapkan kebahagiaan orang gemuk dibanding orang kurus.

Kelompok tersebut awalnya bermaksud menganalisis bagaimana mereka dapat menggunakan PHESANT (PHEnome Scan ANalysis Tool) untuk melakukan pemindaian fenom otomatis di Biobank Inggris. UK Biobank sendiri adalah database yang berisi data genetik dari 500 ribu pria dan wanita di Inggris dari usia 37-73 tahun.

Selama penyelidikan, mereka sampai pada banyak kesimpulan tentang hubungan antara Body Mass Index (BMI) seseorang dan kesehatan mereka yang sudah diketahui secara luas. Di dalamnya, termasuk fakta bahwa orang dengan BMI lebih tinggi cenderung memiliki tekanan darah tinggi, menderita diabetes dan mengalami masa puber di usia yang lebih muda.

Ditemukan juga bahwa orang-orang yang kelebihan berat badan umumnya memiliki keadaan pikiran yang lebih tenang. Penemuan tersebut, awalnya sangat mengejutkan. “Kami juga mendeteksi sejumlah asosiasi penyebab yang sebelumnya tidak diketahui. Misalnya, peserta dengan kecenderungan genetik terhadap BMI yang lebih tinggi cenderung tidak menganggap diri mereka sebagai orang yang gugup atau menyebut diri mereka tegang atau ‘sangat terikat’,” kata salah satu peneliti.

Dasha Nicholls, kepala the eating disorders faculty menjelaskan bagaimana pola makan seseorang dapat berpengaruh pada keadaan mental mereka. “Kami tahu bahwa jika seseorang mengalami gangguan gizi yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengatur emosi mereka,” katanya. ** Baca juga: Bolehkah Usia Remaja Lakukan Diet?

“Tidak mengejutkan saya dalam arti bahwa akan ada hubungan langsung, tapi saya pikir ini adalah studi yang sangat menarik,” tambahnya. Di sisi lain, menurut National Health Servic (NHS) pada 2014, sebesar 58 persen persen dan 65 persen pria digolongkan sebagai obesitas di Inggris, dengan peningkatan prevalensi obesitas di Inggris dari 15 persen pada 1993 menjadi 26 persen pada 2014.(ilj/bbs)




Nikmati Alam Terbuka Bantu Redakan Stres

Kabar6-Saat stres melanda, apa yang akan Anda lakukan agar kembali ‘normal’ seperti sediakala? Mengatasi stres tidak harus selalu menggunakan obat atau pergi ke psikolog. Secara umum, stres banyak disebabkan oleh aktivitas dan gaya hidup yang tidak sehat.

Salah satu cara sederhana untuk redakan stres adalah menikmati alam. Hasil dari banyak penelitian mengatakan, berwisata alam terbuka dapat menghilangkan rasa jenuh, kepenatan atau stress akibat padatnya kegiatan sehari-hari. Dikutip dari Sehatfresh, berikut adalah alasan mengapa menikmati alam terbuka bantu redakan stres:

1. Lebih Bahagia
Manusia pada hakikatnya menyukai hal-hal yang berkaitan erat dengan sumber kelangsungan hidupnya sendiri. Manusia suka berenang di laut atau memancing di sungai, yang mana air dan ikan adalah sumber kehidupan untuk minum dan makan. Itu sebabnya pula suara gemericik air banyak disukai, karena memang air adalah salah satu unsur kehidupan.

2. Cegah hormon kortisol naik
Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres pada tubuh. Ketika Anda merasakan stres, semakin banyak pula hormon kortisol keluar di dalam tubuh. Ilmuan Jepang menemukan adanya tingkat penurunan hormon kortisol sebanyak 12 persen, dengan cara berjalan-jalan di hutan. Warna hijau daun pada alam, suasana alam, dan suhu, dapat berguna untuk meredakan kecemasan dan stres.

3. Tidur lebih nyenyak
Para ahli menyarankan untuk lebih sering berada di bawah paparan sinar matahari pagi. Pancaran sinar matahari ke tubuh mampu membangkitkan semangat dan membuat pikiran Anda menjadi lebih positif, sehingga tubuh bisa terhindar dari stres dan gelisah.

4. Miliki efek sama dengan meditasi
Peneliti di Jepang menemukan adannya penurunan aktivitas otak manusia di area korteks prefrontal saat Anda meluangkan waktu menjelajah alam. Bagian otak tersebut, berfungsi merencanakan dan bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan serta pemecahan masalah.

Sekadar berjalan-jalan di bukit, dapat merasakan efek meditasi dan relaksasi tubuh yang mana bisa meredakan stres dan kecemasan. ** Baca juga: Aktif Berbicara 2 Bahasa Mampu Turunkan Risiko Demensia

Solusi yang mudah dan murah, bukan? (ilj/bbs)




Tidak Hanya Menyenangkan, Traveling pun Menyehatkan

Kabar6-Setiap orang tentu saja senang berlibur, bahkan melakukan perjalanan di dalam dan luar negeri, atau istilah lainnya disebut traveling. Menikmati sekaligus menjelajahi tempat baru dengan kebudayaan berbeda menjadi sesuatu yang menarik, karena Anda akan terlepas dari kejenuhan dan rutinitas. Namun tahukah Anda, sebagaimana dilansir Yourtango, selain menyenangkan traveling juga menyehatkan, lho. Ini dia uraiannya:

1. Bahagiakan
Dalam skor indeks kebahagiaan yang dikeluarkan Gallup-Healthways diketahui, mereka yang secara teratur pergi berlibur bersama teman dan keluarganya merasakan rasa kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak berlibur.

2. Stres berkurang
Kegiatan menyenangkan selama traveling ternyata bisa mengurangi stres. Tidak hanya itu, traveling juga membantu otak tetap aktif dan terstimulasi, sehingga proses belajar terus berlanjut. Aktivitas otak tersebut diketahui juga dapat menurunkan risiko Alzheimer.

3. Melihat foto wisata hasilkan efek yang sama dengan jalan-jalan
Ternyata banyak orang yang merasa tidak bahagia setelah berlibur. Nah, salah satu cara memperpanjang perasaan menyenangkan tersebut adalah dengan melihat foto-foto kita saat berlibur, bercerita kepada teman, atau menuliskannya dalam blog. Intinya adalah membuat memori menyenangkan selama berwisata tetap hidup.

4. Segarkan jiwa & raga
Berwisata merupakan salah satu cara sehat untuk jeda dari rutinitas harian. Saat berlibur, kita bisa ‘mengisi ulang baterai’, punya kesempatan untuk santai dan berpikir bagi diri sendiri.

5. Sehatkan otak
Mengalami hal-hal baru adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan saraf. Stimulasi saraf sensori Anda selama berlibur dengan mencoba makanan baru, tekstur, melihat hal yang berbeda seperti rutinitas sehari-hari, bahkan menghirup bau yang berbeda.

6. Tingkatkan kreativitas
Ada hipotesa yang mengatakan bahwa jalan-jalan ke luar negeri membuat kita lebih kreatif. Pengalaman baru yang kita dapat tentu saja bisa merangsang lahirnya ide-ide kreatif. ** Baca juga: Kesendirian Ternyata Bisa Buat Orang Jadi Kreatif

Manfaatkan liburan Anda secara maksimal dengan traveling yang menyenangkan.(ilj/bbs)




Aaww…Cinta Jadi Satu dari Banyak Faktor Kenaikan Berat Badan

Kabar6-Berdasarkan pengamatan Dr Cahterine Hankey, ahli gizi di University of Glasgow, cinta bisa menggemukkan badan. Para pengantin baru setidaknya mengalami kenaikan badan rata-rata 1,8–2,2 kilogram dalam tahun pertama pernikahan.

Bahkan, beberapa pasangan mengalami kenaikan hingga 1,3–1,8 kilogram, dalam tiga bulan pertama, bila mereka tinggal bersama. Dilansir Kompas, penyebabnya diduga karena sesi makan menjadi salah satu kebiasaan, di mana biasanya pasangan saling dorong agar makan lebih banyak, dan sedikit bergerak. “Ini adalah masalah budaya yang sangat besar,” kata Hankey.

Ditambahkan, “Orang-orang yang memilih menikah dan tinggal bersama benar-benar perlu memperhatikan berat badan mereka. Memiliki obesitas sangat buruk, baik untuk self-esteem, bahkan merusak hubungan.”

Disebutkan, pendapat Hankey terkait sejumlah studi ilmiah yang telah membuktikan hubungan bahagia identik dengan kenaikan berat badan. Sebuah studi yang dilakukan para periset di Southern Methodist University (SMU) pada 2013 mengungkapkan, semakin bahagia pengantin baru, maka berat badan mereka kian naik selama periode dua tahun pernikahan.

Sebaliknya, pasangan yang kurang bahagia dalam hubungannya memiliki berat badan yang tidak berubah. Kenaikan berat badan bukan hanya terjadi pada pernikahan baru, tapi juga biasa terjadi pada pasangan yang memiliki hubungan baru, entah pernikahan atau bukan pernikahan. Dan umumnya kondisi ini terjadi pada wanita. ** Baca juga: Ketahui Hal Seputar Vitamin A

Survei UKMedix pada 2014 mengungkapkan, 43 persen wanita mengalami kenaikan berat badan saat tahun pertama hubungan mereka. Saat sudah berada dalam sebuah hubungan, mereka santai karena tak merasa tertekan untuk menjaga penampilan tertentu.

Mereka ‘membiarkan diri mereka bebas’. Jadi menjaga berat badan itu biasanya dimotivasi oleh keinginan untuk menarik perhatian pasangan.(ilj/bbs)




Tonton Film Dokumenter Tingkatkan Mood Bahagia

Kabar6-Memiliki mood baik serta tubuh sehat, menandakan seseorang punya kualitas hidup yang baik. Selain menerapkan pola hidup sehat dan menjauhkan hal-hal yang dapat menyebabkan stres, ternyata menonton film dokumenter tentang alam bebas pun dapat membantu meningkatkan mood bahagia Anda, lho.

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan suatu hal atau kejadian yang berada di kehidupan. Istilah film dokumenter pertama kali digunakan dalam sebuah film Moana pada 1926 lalu, tepatnya pada 8 Februari 1926. Resensi film tersebut dirilis oleh Robert Flaherty.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Profesor Dacher Keltner dari University of California, Berkeley, dilansir MNN, rutin menonton tayangan film dokumenter berperan tinggi untuk meningkatkan kebahagian seseorang.

Hasil studi Dacher menunjukkan, orang orang yang rutin menonton tayangan alam bebas memiliki perasaan lebih peka terhadap alam, dan hal ini bisa menambah rasa kagum, tenang, takjub dan juga rasa ingin ikut dalam aktifitas bebas.

Dalam studi yang sama, Dacher juga menemukan bahwa orang yang rutin menonton tayangan alam mengalami penurunan perasaan cemas, gugup dan takut secara signifikan.

Hal ini disebabkan adanya perubahan emosi, sehingga orang lebih empati dan peduli tentang alam sekitar, hingga akhirnya mampu menangkal berbagai pikiran negatif seperti stres. ** Baca juga: Berhenti Merokok Berikan 6 Perubahan yang Mengejutkan Bagi Tubuh

Dacher menyarankan untuk melakukan kebiasaan ini atau lebih baik jika Anda langsung beraktivitas yang berhubungan langsung dengan alam seperti hiking atau menjelajah alam bebas.(ilj/bbs)




Menurut Studi, Wanita Jomblo Jauh Lebih Bahagia Ketimbang Pria Lajang

Kabar6-Ladies, apakah saat ini Anda berstatus jomblo? Jangan sedih, karena sebuah studi menemukan bahwa wanita yang menjomblo lebih bahagia dibanding kaum pria dengan status yang sama. Hal itu disebabkan karena wanita jomblo merasa bebas untuk melakukan banyak hal.

Disebutkan, sebanyak 61 persen wanita jomblo merasa lebih bahagia dibandingkan pria jomblo, yang hanya 49 persennya. Dilansir NYPost, 75 persen wanita memilih tidak aktif menjalin hubungan serius dalam satu tahun terakhir, dibandingkan kaum pria yang hanya berjumlah 65 persen.

“Alasan di balik kebahagiaan para wanita jomblo tersebut, yaitu hadirnya dukungan kelompok pertemanan yang memicu minimnya beban terhadap kebutuhan sebuah hubungan. Mereka bisa bebas membicarakan pendapat dan perasaannya ke kelompok itu,” ujar Jack Duckett, analisis gaya hidup.

Berbeda dengan kaum pria yang sulit merasakan kebebasan berpendapat di kelompok pertemanannya. Tidak adanya pasangan, membuat kaum pria menjadi lebih sulit membicarakan pendapat mereka.

“Pria yang tidak memiliki pasangan berarti membuat mereka sulit membicarakan isu yang memengaruhi mereka. Menjalin hubungan romantis dengan pasangan membuat pria lebih nyaman untuk membicarakan pendapatnya,” katanya.

Alasan lain, menurut ahli hubungan bernama Susan Winter, perubahan peran gender dalam sebuah hubungan semakin berbeda. “Dulu, wanita sangat bergantung pada pria. Kini, wanita bisa bekerja sendiri menghidupi dirinya tanpa pria,” katanya. ** Baca juga: Apa Sebab Muncul Memar di Beberapa Bagian Tubuh?

Apakah Anda pun seperti itu, Ladies? (ilj/bbs)




4 Hal yang Bikin Penduduk Finlandia Disebut Beruntung

Kabar6-Republik Finlandia adalah sebuah negara Nordik yang terletak di Eropa Utara, serta anggota dari Uni Eropa.

Menurut laporan Happiness Equality Index Europe 2015, negara ini menduduki peringkat teratas sebagai negara paling bahagia di Eropa. Nah, dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah empat hal yang menjadi alasan penduduk Finlandia disebut beruntung:

1. Sekolah diantar dan dijemput gratis memakai taksi
Setiap anak yang jarak rumahnya lebih dari lima kilometer dari sekolah, berhak mendapat tumpangan taksi gratis untuk diantar sampai ke sekolah.

2. Banyak taman bermain
Di kota Helsinki, setiap jarak satu kilometer akan ada taman bermain untuk anak-anak. Taman tersebut memiliki fasilitas yang cukup lengkap di antaranya dapur, kolam renang, dan area bermain.

3. Satu guru untuk empat anak prasekolah
Di Finlandia anak yang baru berusia sembilan bulan sudah diperbolehkan untuk mengikuti prasekolah. Menariknya lagi, prasekolah ini hanya terdiri dari satu guru dengan empat murid untuk anak di bawah tiga tahun. Dan satu guru untuk tujuh murid untuk anak tiga tahun ke atas.

4. Tingkat suku bunga KPR tidak lebih dari dua persen per tahun
Finlandia termasuk satu di antara lima negara dengan suku bunga KPR terendah. Dalam kondisi tertentu tingkat suku bunga KPR untuk memiliki apartemen hanya 1-1,25 persen. ** Baca juga: Pada 2022 Singapura Akan Gunakan Bus Tanpa Pengemudi

Menyenangkan, bukan? (ilj/bbs)




Benarkah Ukuran Bahagia itu Tidur & Seks?

Kabar6-Tidak sedikit orang yang berpendapat, uang dapat membuat hidup bahagia. Nah, sebuah penelitian merilis indikator kebahagiaan teratas, dan menunjukkan bahwa uang tidak masuk dalam daftar lima besar indikator tersebut.

Peneliti di Oxfords Economics dan National Centre for Social Research di Inggris, dikutip dari Sindonews, melakukan penelitian dengan melibatkan 8.250 responden. Mereka diminta mengisi kuisioner untuk menentukan kehidupan seperti apa yang baik.

Kuisioner terdiri dari 60 pertanyaan yang meliputi beberapa aspek di antaranya keuangan, keamanan pekerjaan, waktu jam tidur setiap hari, serta hubungan dekat dengan teman dan keluarga.

Hasilnya, indikator teratas ditempati oleh tidur dan seks. Kedua hal tersebut dinilai sebagai hal yang bisa membuat hidup bahagia. Selain itu ada keamanan pekerjaan, kesehatan dari orang terdekat dan tersayang serta mengobrol bersama tetangga.

Hal yang menarik, penghasilan tidak masuk ke dalam pengaruh terbesar persepsi seseorang akan hidup baik.

Penelitian ini menemukan, kenaikan penghasilan hingga 50 persen hanya bisa meningkatkan satu menit skor hidup baik para responden. ** Baca juga: Rutin Bersihkan Rumah Bantu Cegah Penyakit & Tekan Risiko Kematian

Apakah Anda pun merasa uang bukan ukuran kebahagiaan? (ilj/bbs)