1

Infinity Train, Kereta Listrik di Australia yang Manfaatkan Gaya Gravitasi

Kabar6-Sebuah perusahaan teknik asal Australia bernama Fortescue Future Industries mengumumkan proyek kereta listrik bernama Infinity Train yang diklaim bebas karbon.

Nantnya, melansir Newatlas, Infinity Train tak lagi mengandalkan pembangkit listrik sebagai pengisi dayanya, melainkan menggunakan baterai yang bisa diisi ulang dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Fortescue mengatakan, baterai listrik akan diisi ulang menggunakan gaya gravitasi saat relnya menurun, hal itu berarti tidak perlu mengisi ulang atau mengisi bahan bakar setelah mencapai stasiun.

Proyek kereta tersebut digagas setelah mengakuisisi perusahaan yang berbasis di Inggris, Williams Advanced Engineering (WAE). Bersama-sama, lewat ketersediaan dana lebih dari sekira Rp716 miliar, kedua perusahaan akan mengembangkan inovasi terbaru kereta listrik. ** Baca juga: Kabar Baik, Peneliti Berhasil Cegah Penuaan Sel Telur Wanita

“Infinity Train akan menambah moda transportasi hijau Fortescue. Kereta jenis baru ini sedang dalam pengembangan dan nantinya akan menjadi pemain utama, memberikan nilai besar bagi pemegang saham kami,” terang Dr. Andrew Forrest AO, pendiri dan ketua Fortescue.

Disebutkan, Infinity Train akan membantu mempercepat perlombaan Fortescue untuk mencapai emisi nol bersih pada 2030 mendatang. Diharapkan, proyek dapat mengurangi biaya operasi dan pemeliharaan kereta listrik saat ini.(ilj/bbs)




Pria Australia Lolos dari Terkaman Buaya Hanya Bermodalkan Pisau Saku

Kabar6-Seorang pria berusia 60 asal Ausralia yang tak disebutkan namanya berhasil lolos dari terkaman seekor buaya, hanya dengan bermodalkan sebuah pisau saku. Bagaimana kisahnya?

Berawal ketika pria tersebut, melansir Firstpost, tengah memancing di tepi sungai dekat Hope Vale, sekira lima jam perjalanan dari Cairns. Tak lama berselang, mendadak seekor buaya muncul dan menyerangnya. Spontan, pria tadi menikam kepala buaya berulang kali dengan pisau saku, saat akan menyeretnya ke tepi sungai terpencil di Semenanjung Cape York, Queensland, Australia.

“Ada perjuangan dan untungnya ia lolos dari cengkeraman buaya berukuran empat hingga empat setengah meter. Kemungkinan selamat sangat kecil,” kata Matt Brien dari Departemen Lingkungan Queensland. “Ia menggambarkan melihat buaya beberapa detik sebelum menerjang ke arahnya, menjatuhkannya saat ia akan melemparkan pancingnya.”

Pria itu diketahui sempat meraih cabang pohon bakau dalam upaya untuk bisa keluar dari sungai, saat rahang buaya melilit sepatu botnya. Namun, ia dengan cepat kehilangan tarikan dan masuk ke dalam.

“Laki-laki itu mengatakan bahwa ketika ia memasuki air, ia berhasil mengambil pisaunya dari ikat pinggangnya dan menikam buaya di kepalanya sampai ia melepaskannya,” terang Brien. ** Baca juga: Pria di Kanada Tinju Seorang Perawat Karena Sang Istri Disuntik Vaksin COVID-19 Tanpa Minta Izin

Pria iru dilarikan ke Rumah Sakit Cooktown untuk perawatan, dan diterbangkan ke Rumah Sakit Cairns, di mana ia masih dalam pemulihan selama seminggu. Seorang juru bicara Departemen Kesehatan Australia mengatakan, ia dalam kondisi ‘stabil’.

Brien yang mewawancarai pria tersebut mengonfirmasi, luka-luka dalam tubuh korban konsisten dengan serangan buaya. “Tampaknya buaya itu menargetkan banteng atau sapi pada saat itu, dan ia berakhir di tempat yang salah pada waktu yang salah. Ini benar-benar pengalaman yang mengerikan. Ia tidak akan melupakannya dalam waktu lama,” tambah Brien.

Pengalaman yang mengerikan.(ilj/bbs)




Pergi ke Diskotik, Calon Pengantin di Australia Sengaja Ingin Kena COVID-19

Kabar6-Lewat aksinya yang terbilang nyeleneh, seorang calon pengantin wanita asal Australia yang juga selebriti TikTok bernama Maddy Smart, membuat heboh dunia maya.

Bagaimana tidak, melansir Hindustantimes, Smart sengaja pergi ke diskotik dan bertemu banyak orang agar dirinya terinfeksi COVID-19. Smart mengunggah sebuah video di mana dirinya pergi ke salah satu klub malam di Melbourne, dan mengaku ingin terkena COVID-19 dengan harapan bisa melindunginya kelak.

Dalam video berdurasi 15 detik dengan judul ‘Catch COVID not feelings’, Smart terlihat bertukar minuman dengan banyak orang. Wanita itu juga menjelaskan, dirinya belum terinfeksi COVID-19, padahal sebentar lagi hari pernikahannya.

“POV pernikahanmu 6 minggu lagi dan kamu masih belum terinfeksi COVID-19,” demikian tulis Mandy dalam videonya. ** Baca juga: Jurnalis Selandia Baru Kena Marah Netizen Karena Nekat Terjang Topan Hagibis Demi Siaran Langsung

Video itu diketahui diambil tepat sebelum pemerintah di Victoria, negara bagian Melbourne, mengumumkan kebijakan lockdown di semua klub malam.(ilj/bbs)




Lucu, Domba Bernama Prickles yang Hilang Tujuh Tahun Lalu Ditemukan ‘Gondrong’

Kabar6-Seekor domba bernama Prickles yang menghilang tujuh tahun lalu, ditemukan dalam kondisi memiliki bulu ‘gondrong’. Peristiwa ini berawal saat terjadi kebakaran besar di pulau Tasmania, Australia, yang membuat domba-domba itu terpaksa harus mengungsi.

Dan kini di tengah pandemi Corona, melansir abc.net.au, warga setempat menemukan Prickles berbulu sangat tebal bak memakai mantel. Domba betina itu ditemukan di tanah milik petani Alice Gray saat acara barbekyu keluarga. “Ketika kami melihatnya, kami berpikir apa itu? Ini sangat besar,” jelas Gray.

Wol Prickles lantas dicukur untuk mengumpulkan uang bagi para pengungsi yang menderita akibat krisis COVID-19. Gray menambahkan, semua pagar di pertanian yang dulu habis terbakar dan dia yakin domba-domba itu terperangkap dalam semak-semak di belakang pertanian, ketika pagar dibangun kembali.

“Kami tidak tahu Prickles masih ada, tetapi kami memiliki firasat karena kami menempatkan beberapa kamera malam untuk melihat apakah ada rusa. Dan suatu malam kami melihat bola besar ini, yang datang menggemaskan dan mengintip ke dalam lensa. Jadi kami merasa ada dia di luar sana,” tutur Gray.

Kini ada rencana besar untuk mengadakan kompetisi ‘tebak berat bulunya’, dengan hadiah yang akan diberikan ke Badan Pengungsi PBB. ** Baca juga: Tiga Orang Ditinggal di Tepi Jalan Oleh Kartel Narkoba Meksiko Beserta Potongan Anggota Tubuh Mereka

“Prickles akan tinggal di gubuk pensiun kami selama sisa hidupnya. Jadi dia akan menghabiskan hari-harinya di tempat yang bahagia,” tambah Gray.(ilj/bbs)




Mobil Mogok, Pria Australia yang Hilang Selama 18 Hari Ini Ditemukan Hidup di Padang Semak

Kabar6-Seorang pria bernama Robert Weber (58) ditemukan dalam kondisi hidup di padang semak Australia, setelah lebih dari dua minggu dinyatakan hilang.

Menurut laporan otoritas setempat, melansir thenews, Weber bertahan hidup dengan minum air bendungan dan makan jamur. Pria malang itu ditemukan dekat bendungan oleh pemilik properti setempat. Weber diketahui terakhir kali terlihat pada 6 Januari saat keluar dari hotel di Kilkivan, sekira 200 kilometer di utara Brisbane.

Polisi Queensland mengatakan, indikasi awal menunjukkan Weber bernasib sial ketika mobilnya mogok di jalan antah berantah. “Dia tetap di mobilnya dengan anjingnya selama tiga hari sebelum kehabisan air,” demikian pernyataan polisi. “Dia berjalan kaki dan tersesat lalu tinggal di bendungan tempat dia bertahan hidup dengan tidur di tanah, minum air bendungan dan makan jamur.”

Tim penyelamat sempat menangguhkan pencarian di udara dan darat, setelah gagal menemukan jejaknya selama seminggu. Disebutkan, mereka sudah menyisir semak-semak lebat, sungai, bendungan, dan medan curam dalam kondisi basah. ** Baca juga: Kasihan, Bocah 11 Tahun di Brasil Dipaksa Tinggal dalam Tong dan Makan Kotorannya Sendiri

Weber lantas dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Kondisinya dinyatakan aman dan sehat. Meski begitu, polisi menambahkan bahwa anjingnya belum ditemukan.(ilj/bbs)




Mencekam! Penumpang Komuter di Australia Nyaris Tewas, Kepala Terjepit Antara Peron dan Kereta

Kabar6-Insiden mengerikan terjadi di Stasiun Eastwood Sydney, Australia. Seorang penumpang komuter yang dalam kondisi mabuk akibat minuman beralkohol nyaris tewas setelah kepalanya terjepit antara peron dan kereta yang tengah berjalan. Beruntung korban dapat diselamatkan oleh teman dan petugas stasiun.

Detik-detik saat pria yang tak disebutkan namanya itu terjatuh dan terjepit, terekam kamera pengawas. Melansir 7news, kejadian bermula saat korban yang tak disebutkan namanya tampak tak dapat berdiri tenang di peron stasiun. Ia berjalan terhuyung ke depan dan belakang peron. Tiba-tiba, pria tadi terjatuh dengan kepala terlebih dulu masuk antara kereta yang baru saja berjalan dan peron semen.

Keruan saja penumpang lain terlihat panik dan mencoba membantu pria itu. Beruntung dia selamat meski mengalami luka di kepala, dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. ** Baca juga: Wuih, Pria New York Ini Punya 864 Tato Serangga di Sekujur Tubuhnya

Salah satu penjaga yang berada di dalam kereta yang berjalan, Max Perkins mengira pria itu tewas. “Di kepala saya, saya pikir dia sudah mati, kami telah membunuh orang ini,” kata Perkins.

Sementara masinis kereta, Princy Mathew, mengaku begitu mengetahui ada orang terjebak antara peron dan kereta, dia berusaha mengerem semaksimal mungkin agar kereta berhenti. “Saya tahu ada semacam keadaan darurat, jadi saya mengerem maksimal untuk menghentikan kereta,” terang Mathew.

Menteri Transportasi New South Wales, David Elliott, mengatakan bahwa rekaman dan kepanikan itu harus menjadi peringatan. “Ini adalah contoh mengerikan dari apa yang tidak boleh dilakukan. Ini adalah pengingat bahwa Anda harus sangat berhati-hati,” tegas Elliott.(ilj/bbs)




Sadis! Ayah di Australia Rekam Video Musik yang Didedikasikan untuk Dua Anaknya Sebelum Membunuh Mereka

Kabar6-Hal gila sekaligus sadis dilakukan Indika Gunathilaka (40), seorang ayah yang tinggal di Perth, Australia. Pria itu merekam video musik yang didedikasikan untuk putri kecilnya, Lily (4). Setelah itu, Gunathilaka menghabisi Lili dan saudara laki-lakinya, Kohan (6), sebelum akhirnya bunuh diri.

Mayat kedua bocah ditemukan di atas tempat tidur, sementara Gunathilaka ditemukan tewas di garasi. Polisi mengonfirmasi kasus ini sebagai peristiwa bunuh diri.

Kasus pembunuhan dan bunuh diri ini menyebar dan diikuti munculnya rekaman yang ditemukan oleh Mail Online. Melansir Perthnowm, ada sebuah lagu yang ditulis Gunathilaka untuk gadis kecilnya yang ‘bossy pants’ (orang yang mendominasi). Video itu direkam secara profesional dan difilmkan dengan musik pengiring. Dalam video musik tadi, Gunathilaka tampak berada di puncak tebing, depan turbin angin di sepanjang pantai.

Dia menyanyikan lirik yang menakutkan. ‘Aku mencintaimu tidak lebih dari saudaramu, tetapi ada sesuatu tentang seorang anak perempuan. Ketika saya mendengar kamu memanggil saya ‘dada’ dengan senyum di wajahmu, setiap ons maskulinitas dalam satu masa kau bunuh. Pertama kali aku memelukmu, aku tahu aku bertemu jodohku. Kamu segera menjadi bos yang membuat semua orang bertekuk lutut. Yang kuinginkan untukmu hanyalah kebahagiaan bahkan saat aku menjadi makanan cacing.’

Bagian chorus dari lagu tersebut, yang diyakini telah direkam pada 2019, menjadi lebih menyeramkan saat dia menyebut balitanya sebagai ‘rayuan.’ ** Baca juga: Terpanjang di Dunia, Petir Tunggal Menyambar Secara Horizontal Tiga Negara Bagian AS Sejauh 768 Km

‘Kamu adalah gadisku, gadisku, putriku sendiri, cintaku. Kamu menggoda, kamu menggoda, kamu memegang kendali di hatiku. Satu pandangan darimu adalah semua yang aku butuhkan untuk mengubah kesuraman menjadi kegembiraan. Ingatlah bahwa aku mencintaimu sebelum pertemuan pertama kita.’

Video itu sendiri telah dilihat lebih dari 50 ribu kali. Banyak komentar dari warga net yang merasa sedih. “Beristirahatlah dengan tenang,” kata sebagian besar warga net. Beberapa orang mempertanyakan kesehatan mental sang ayah. “Kami tidak berhak menghakimi Indika. Dia adalah orang yang sangat bermasalah,” tulis seorang warganet.

Tapi banyak juga yang membencinya bahkan menjulukinya sebagai ‘psikopat pembunuh anak’. (ilj/bbs)




Ikan Bertangan Terekam di Dasar Laut Tasmania Setelah Selama 22 Tahun Menghilang

Kabar6-Penampakan Brachiopsilus dianthus atau ikan bertangan yang langka di dasar laut Tasmania terekam kamera, padahal hewan asli Australia ini terakhir kali terlihat di lepas pantai Tasmania pada 1999 lalu.

Ikan tangan diklasifikasikan sebagai hewan yang terancam punah, dan penampakannya hanya tercatat sebanyak empat kali. Ikan ini terbilang unik karena tampak berjalan dengan sirip mirip tangan. Dia berenang seperti merangkak di sepanjang dasar laut.

Seorang ahli biologi kelautan bernama Neville Barrett, melansir republicworld, mengatakan bahwa temuan itu menawarkan harapan baru bagi kelangsungan hidup spesies, yang sebelumnya diperkirakan hidup di perairan angkal. “Kejutan terbesar adalah menemukan handfish merah muda di taman pada kedalaman sekira 120 meter,” kata Barrett yang merupakan profesor di University Tasmania.

Ditambahkan Barret, penemuan ikan ini merupakan kabar baik dan menawarkan harapan untuk kelangsungan hidup ikan handfish merah muda di masa depan. ** Baca juga: French Fries Langka di Jepang, 3 Jumbo Jet Berisi Kentang Dikirim dari AS

Dalam video tersebut, tampak hewan kecil ini tengah merangkak dengan sirip tangannya. Namun dia diganggu oleh lobster batu dan melesat ke depan, berenang melewati kamera.

Ashlee Bastiaansen yang juga dari Universitas Tasmania menerangkan, tangan makhluk itu yang menarik perhatiannya. “Saya sedang menonton salah satu video kasar kami dan ada ikan kecil yang muncul di tepian karang yang terlihat agak aneh,” kata Bastiaansen.

Taman laut, yang sedikit lebih besar dari Swiss, berisi celah besar di kerak Bumi, tempat kehidupan laut ditemukan di kedalaman lebih dari 4.000 meter.(ilj/bbs)




Terobosan Spektakuler, Pria Australia Ini Jadi yang Pertama Kirim Tweet Langsung dari Pikiran

Kabar6-Seorang pria di Australia bernama Philip O’Keefe (62) yang didiagnosis dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dapat mengomunikasikan pikiran dengan orang lain tanpa melibatkan aktivitas otot.

ALS merupakan penyakit yang menyebabkan kelumpuhan otot. Melansir Newsbreak, O’Keefe mengunggah postingan di media sosial ‘hanya menggunakan pemikiran langsung’. Terobosan luar biasa ini diumumkan Synchron, perusahaan yang memungkinkan pria lumpuh itu melakukannya. “Saya membuat tweet ini hanya dengan memikirkannya,” tulisan tweet tersebut.

Tweet itu diposting oleh O’Keefe ke akun CEO Synchron, Thomas Oxley. “Tweet pemikiran langsung pertama dibuat secara nirkabel dari otak O’Keefe,” demikian pernyataan perusahaan yang berbasis di Brooklyn, New York, Amerika Serikat (AS), itu.

Setelah kelumpuhan progresif yang disebabkan ALS, O’Keefe memasang antarmuka komputer otak yang disebut ‘Stentrode’ tahun lalu. ** Baca juga: Penyihir Mesir Paksa Pasien Wanitanya Berhubungan Badan dengan Dalih untuk Usir Jin

“Implan itu dirancang untuk memungkinkan pasien mengontrol perangkat digital secara nirkabel melalui pikiran. Implan dimasukkan melalui vena jugularis untuk menghindari pengeboran ke dalam tengkorak,” ungkap perusahaan itu.

“Sekarang, saya hanya memikirkan di mana di komputer yang ingin saya klik, dan saya dapat mengirim email, bank, belanja di toko, dan sekarang mengirim pesan ke dunia melalui Twitter,” papar perusahaan mengutip perkataan atau pikiran O’Keefe.

Menurut O’Keefe, “Sistem yang menakjubkan itu butuh latihan, seperti halnya belajar naik sepeda, tapi begitu Anda menggelinding, itu menjadi alami.”

“Pria itu, meskipun mengalami kelumpuhan yang melemahkan, sekarang dapat terlibat dalam aktivitas independen dan terhubung kembali dengan dunia,” klaim Synchron. “O’Keefe berencana lebih mengembangkan antarmuka komputer otaknya dalam studi pada manusia di AS tahun depan.” (ilj/bbs)




Kasus Perceraian, Pria Australia Dihukum Penjara 8.000 Tahun dan Dilarang Tinggalkan Israel Sebelum 31 Desember 9999

Kabar6-Noam Huppert (44), pria asal Australia dijatuhi hukuman penjara selama 8.000 tahun di Israel. Huppert juga dilarang meninggalkan Israel sebelum 31 Desember 9999. Huppert menjadi satu dari ribuan pria asing korban undang-undang perceraian yang kurang dikenal di Israel.

Pria itu secara efektif mendapat hukuman penjara 8.000 tahun atau sampai dia membayar lebih dari Rp47,5 miliar untuk biaya tunjangan anak di masa depan. Melansir Dailymail, Huppert pindah ke Israel pada 2012 dengan tujuan agar lebih dekat dengan dua anaknya yang masih kecil, setelah mantan pasangan Huppert kembali ke negara itu tahun sebelumnya, ketika kedua anak mereka berusia tiga bulan dan lima tahun.

Kemudian, sang mantan membawa sebuah kasus ke pengadilan Israel, yang mengeluarkan apa yang disebut perintah ‘stay-of-exit’ terhadap Huppert karena ‘utang masa depan’-nya sebesar 5.000 shekel Israel per bulan, sampai kedua anak itu berusia 18 tahun.

Sebelum membayar utang tadi, Huppert yang bekerja sebagai ahli kimia analitik untuk sebuah perusahaan farmasi, dilarang meninggalkan Israel dengan alasan apa pun, bahkan untuk liburan atau bekerja. “Sejak 2013, saya dikurung di Israel,” ujar Huppert.

Warga negara Australia, dikatakan Huppert, telah dianiaya oleh sistem keadilan Israel, hanya karena mereka menikah dengan wanita di negara tersebut. “Saya salah satu dari mereka,” ungkapnya.

Ditambahkan, dia berbicara untuk membantu warga Australia lainnya yang mungkin mengalami pengalaman yang mengancam jiwa tersebut. ** Baca juga: Akhirnya Mengaku Bersalah, Wanita Asal Korsel Desak Sang Kekasih untuk Bunuh Diri dengan Kirim Ribuan Pesan WhatsApp

Marianne Azizi, seorang jurnalis independen Inggris yang telah berkampanye untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini, mengatakan hampir tidak mungkin untuk memastikan jumlah pasti pria yang terkena dampak hukum seperti itu.

Tapi dia berekspektasi kemungkinan ada ratusan warga Australia dalam situasi yang sama. “Saya tidak bisa mendapatkan jumlah dari kedutaan asing mana pun,” jelas Azizi, yang muncul dalam film dokumenter independen 2019, ‘No Exit Order’.

Menurut Azizi, yang paling dekat adalah sumber di Kedutaan Besar Inggris sebelum pandemi, yang mengatakan mereka mendapatkan sekira 100 pertanyaan dalam sebulan.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pernah memperingatkan para pelancong tentang potensi masalah tersebut. Sedangkan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menolak berkomentar.

Situs web SmartTraveller DFAT tidak menyebutkan masalah ini, tidak seperti Departemen Luar Negeri AS yang memberi tahu warganya dalam peringatan perjalanan Israel.

Departemen Luar Negeri memperingatkan bahwa Kedutaan Besar AS tidak dapat membatalkan utang warga negara AS atau menjamin keberangkatan mereka dari Israel ketika mereka menghadapi larangan meninggalkan negara itu sampai utang diselesaikan.(ilj/bbs)