1

Mana yang Lebih Diutamakan Saat Puasa, Asupan Bergizi atau Olahraga?

Kabar6-Para ahli kesehatan mengingatkan agar kita tetap menjaga pola hidup sehat yang tidak sekadar soal asupan makanan bergizi, tapi juga aktivitas fisik atau olahraga.

Pola hidup sehat, melansir Okezone, tidak lagi hanya mengutamakan asupan, tetapi juga aktivitas fisik termasuk ‘rambu-rambu’ seperti mengenai kadar garam, gula, dan lemak dalam tubuh, berdasarkan prinsip beraneka ragam, perilaku hidup bersih seimbang dan mempertahankan berat badan normal.

Tidak ada satu jenis penganan yang mempunyai kandungan gizi lengkap, kecuali ASI untuk bayi berusia 0-6 bulan. Di sisi lain, perilaku hidup bersih sehat (PHBS) memiliki hubungan dengan minimnya risiko terkena infeksi, sedangkan aktivitas fisik rutin membantu memperlancar metabolisme di dalam tubuh.

Mempertahankan dan memantau berat badan normal menjadi salah satu indikator telah terjadi keseimbangan zat gizi dalam tubuh. Nah, menerapkan pola hidup sehat selama bulan Ramadan bisa membantu terhindar dari beragam penyakit semisal jantung hingga kanker, stres, sekaligus meningkatkan produktivitas.

Selain nutrisi seimbang dan berolahraga teratur, selama Ramadan ini juga perlu mengonsumsi air putih cukup setidaknya delapan gelas per hari dan tidur cukup. ** Baca juga: Cermati Kesalahan Umum Diet dan Fitnes yang Perlu Dihindari

Ya, tidur harus cukup karena berhubungan dengan kesehatan mental dan tubuh. Tubuh punya siklus yang harus diikuti kalau tidur terganggu mood jelek, metabolisme dan aktivitas terganggu.

Khusus untuk olahraga selama Ramadan, Anda direkomendasikan memilih yang berintensitas ringan seperti senam dan jalan kaki. Lakukan latihan ini secara teratur 150 menit dalam sepekan supaya metabolisme dan berat badan terjaga normal.

Jadi, antara asupan makanan bergizi dan olahraga harus seimbang.(ilj/bbs)




Hati-hati, Bekerja dalam Kantor Selama 8 Jam Rawan Terinfeksi COVID-19

Kabar6-Sebagian karyawan sudah mulai bekerja kembali di kantor. Meskipun begitu, bukan berarti kita sudah terbebas dari penyebaran COVID-19, lho. Ya, virus Corona masih ada di sekeliling kita.

Karena itulah, Anda harus tetap patuh pada protokol kesehatan seperti selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

Di sisi lain, melansir Viva, Anda juga disarankan untuk mengurangi durasi selama berada di kantor. Jika pekerjaan sudah selesai, tak perlu berlama-lama di kantor dan lebih baik langsung pulang. Mengapa begitu? Ternyata, semakin lama berada di kantor, membuat kita semakin rentan terinfeksi COVID-19. Bahkan, berada di kantor selama delapan jam, membuat kita rawan terhadap virus ini.

Hal ini karena selama delapan jam itu kita berisiko ketemu banyak orang. Makin lama kita bekerja, makin banyak kemungkinan kita akan ketemu dengan banyak orang lain. Untuk itu diimbau agar Anda selalu menjaga asupan gizi yang seimbang, selain menjaga kebersihan.

Lantas, adakah waktu ideal berada di kantor selama pandemi COVID-19? Waktu yang dibutuhkan tergolong relatif. Hal yang pasti, prinsipnya sedapat mungkin Anda harus mempersingkat waktu berkomunikasi langsung dengan orang, dahulukan pembicaraan yang penting saja.

Disarankan juga untuk bekerja dengan sistem shifting, agar tidak terlalu banyak orang di kantor. Anda juga harus pintar-pintar mengatur mana pekerjaan yang bisa dikerjakan sendiri dan mana yang harus berinteraksi dengan orang lain. ** Baca juga: Adakah Jumlah Tertentu Langkah Kaki yang Dibutuhkan untuk Dapatkan Manfaat Kesehatan?

Semua itu dilakukan demi mengurangi kemungkinan terjadinya paparan virus Corona.(ilj/bbs)




Makan Cokelat Tiap Hari Bikin Badan Melar?

Kabar6-Meskipun disebut-sebut punya segudang manfaat, makan cokelat setiap hari juga tidak dianjurkan karena diyakini dapat membuat berat badan naik. Benarkah demikian?

Nutrisi yang terkandung di dalam cokelat adalah natrium, riboflavin, vitamin E, gula, kalsium, potasium, dan protein. Dark chocolate atau cokelat hitam mengandung 3,14 gram serat di dalam 28 gram cokelat, sedangkan cokelat susu mengandung 0.5 gram serat, dan cokelat putih tidak mengandung serat sama sekali.

Bagaimana agar Anda bisa mengonsumsi cokelat tanpa harus khawatir berat badan bertambah? Melansir Hellosehat, pastikan mengatur porsi makan cokelat tiap hari. Kemudian pilih cokelat dengan kalori lebih rendah. Kalori pada cokelat susu lebih tinggi dibandingkan kalori pada cokelat hitam yang juga mengenyangkan. Imbangi juga dengan makanan sehat atau asupan gizi lainnya. Dengan begitu, kalori yang Anda konsumsi bisa seimbang.

Konsumsi cokelat harian dalam bentuk lain. Misalnya, Anda biasa mengonsumsi kopi pada pagi hari dan makan cokelat kemudian. Ketimbang menumpuk kalori, sebaiknya ganti kopi yang biasa Anda minum pagi hari dengan asupan cokelat dalam bentuk minuman, seperti cokelat hangat. Cokelat dalam bentuk minuman memiliki manfaat kesehatan yang lebih baik dibanding cokelat batangan. ** Baca juga: Jangan Abaikan Tanda Tubuh Kekurangan Asupan Protein

Jika Anda lebih memilih untuk mengonsumsi cokelat setiap hari, maka harus rela mengurangi asupan kalori pada makanan lainnya, sehingga berat badan tidak melonjak.(ilj/bbs)




Cara Mudah Jaga Kesehatan Saat Mudik Lebaran

Kabar6-Mudik menjadi tradisi yang rutin dilakukan tiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri. Para pemudik menempuh perjalanan ratusan hingga ribuan kilometer demi pulang ke kampung halamannya, dan berkumul dengan keluarga besar.

Kondisi ini tentu bukan hal yang mudah dilakukan, terlebih lagi jika menggunakan moda tranportasi darat seperti bus, kereta api, atau menggunakan kendaraan pribadi.

Kesehatan tubuh menjadi salah satu faktor penting saat ingin melakukan perjalanan mudik yang jauh. Karena itulah, Anda perlu menjaga kesehatan agar perjalanan mudik tahun ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan berarti. Melansir Kompas, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Lakukan persiapan yang matang
Kelelahan adalah kondisi yang umum terjadi saat seseorang melakukan perjalanan panjang dengan durasi lama. Karena itulah sebelum melakukan perjalanan, pastikan tubuh dalam kondisi bugar dengan mencukupi kebutuhan tidur.

Disarankan tidur selama enam jam sebelum mudik, agar tubuh tetap bugar selama perjalanan. Untuk menghemat tenaga, disarankan melakukan perjalanan mudik setelah berbuka atau malam hari.

2. Pilih moda transportasi yang nyaman
Bijak dalam menggunakan moda transportasi saat ingin pulang mudik juga menjadi faktor yang penting agar tubuh tetap bugar saat tiba di kota tujuan. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mudik dengan kendaraan pribadi hanya demi menghemat budget mudik. Anda bisa menggunakan moda transportasi umum yang nyaman, dan bisa membuat tubuh lebih banyak beristirahat sepanjang perjalanan.

3. Perhatikan asupan makanan
Asupan makan sering terabaikan saat melakukan perjalanan mudik. Karena itulah, Anda harus tetap memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh agar stamina dapat terjaga selama di perjalanan.

4. Lakukan pemanasan
Lakukan sedikit pemanasan sebelum melakukan perjalanan mudik akan membuat Anda terhindar dari tubuh pegal-pegal. Duduk dalam posisi yang sama dalam jangka waktu lama tentu bisa membuat tubuh mudah terserang pegal-pegal hingga salah urat. Lakukan gerakan peregangan di area lengan, pinggang, hingga kaki sebelum berangkat atau saat sedang beristirahat di rest area.

5. Sediakan obat-obatan pribadi
Membawa obat-obatan pribadi menjadi tips terakhir yang harus Anda lakukan agar tetap sehat selama mudik. Bawalah selalu obat-obatan ringan seperti obat anti mabuk perjalanan, flu, hingga obat untuk mencegah masuk angin. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak repot mencari toko terdekat untuk membelinya saat diperlukan.

Selamat mudik.(ilj/bbs)




Kontrol Asupan Gizi pada Anak Saat Lebaran

Kabar6-Ada banyak hidangan yang tersaji saat Lebaran, mulai dari makanan ringan atau camilan, hingga masakan yang tinggi lemak serta kolesterol.

Dan biasanya, Anda cenderung mengabaikan diet untuk sementara waktu. Sama halnya, asupan gizi anak-anak pun sering kurang diperhatikan. Padahal kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan usai lebaran.

Bagaimana agar asupan gizi pada anak saat Lebaran terkontrol? Melansir beberapa sumber, beri anak makan dalam porsi yang masuk akal, meskipun saat lebaran tersedia banyak hidangan. Makan dalam porsi cukup, jangan berlebihan dan terlalu kenyang. Perhatikan pula makanan apa yang dikonsumsi.

Hindari anak menjadi ‘lapar mata’, sehingga asupan makanan bisa dibatasi dan terkontrol. Anjurkan anak untuk berhenti makan jika sudah kenyang, karena tidak baik untuk pencernaan yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan perut.

Kemudian, batasi konsumsi daging karena terlalu banyak lemak. Sebagai gantinya, perbanyak sayuran atau buah. Waspadai juga minuman dengan kandungan gula.

Harus diakui, minuman yang berwarna-warni cenderung menarik bagi anak-anak. Namun, awasi anak agar tidak terlalu banyak minum dengan gula tinggi seperti sirup atau soda, karena kandungan kalorinya juga tinggi. ** Baca juga: Jangan Sembarangan Beli Makanan Berbuka Puasa di Jalan Saat Mudik

Pilihan makanan yang sehat akan membuat anak-anak terhindar dari berbagai masalah kesehatan.(ilj/bbs)




7 Tanda yang Tunjukkan Tubuh Anda Kurang Asupan Zat Tertentu

kabar6.com

Kabar6-Tubuh membutuhkan sejumlah kalori setiap harinya untuk menjaga ukuran, metabolisme, kesehatan, dan tingkat aktivitas fisik Anda. Lantas, apa jadinya jika Anda kekurangan kalori? Tentu saja Anda harus menambah asupan makanan.

Kelebihan makan memang bisa menimbulkan obesitas, tapi kekurangan makan dan berat badan terlalu rendah dapat menyebabkan osteoporosis dan patah tulang, sistem kekebalan melemah, infertilitas, malnutrisi, anemia, dan banyak lagi penyakit lainnya.

Nah, bagaimana mengetahui tubuh Anda kekurangan asupan zat tertentu? Dikutip dari beberapa sumber, berikut adalah tujuh tanda yang tunjukkan hal itu:

1. Kelelahan
Kurang mengonsumsi kalori akan membuat Anda merasa lelah secara fisik, mental terkuras, dan kemampuan untuk bermain olahraga dan melakukan tugas-tugas fisik akan turun. Anda akan mudah merasa lelah.

2. Jerawat
Kurang asupan vitamin E akan membuat Anda mudah terserang masalah kulit. Vitamin E melindungi kulit dari peradangan dan paparan sinar UV.

3. Depresi & kecemasan
Kurang asupan makanan juga membuat Anda mudah terserang depresi dan kecemasan. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 2.500 remaja Australia, sekira 62 persen dari mereka yang melakukan diet ekstrem, memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi.

Jika Anda mencoba menurunkan berat badan atau diet, pastikan mengonsumsi banyak ikan berlemak seperti salmon untuk meningkatkan kadar omega 3 yang dianggap membantu menangkal penyakit mental.

4. Sering sakit
Kalori diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap sehat. Begitu Anda mulai mengurangi kalori, sistem kekebalan tubuh akan berjuang untuk bekerja seefisien mungkin, yang berarti Anda jadi lebih mungkin sakit.

5. Rambut rontok
Jika mengalami rambut rontok dalam jumlah banyak setiap hari, artinya Anda kekurangan banyak nutrisi yang dapat menjaga pertumbuhan rambut sehat, seperti protein, zat besi, dan biotin.

6. Infertilitas
Saat tubuh Anda tidak mendapatkan cukup nutrisi, itu berarti produksi hormon seks jadi terbatas. Keinginan Anda untuk berhubungan seks akan berkurang, siklus menstruasi berubah-ubah, dan tubuh Anda tidak berada di masa terbaik untuk memiliki anak.

7. Selalu merasa kedinginan
Dalam sebuah penelitian terhadap 72 orang dewasa, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih sedikit kalori memiliki suhu tubuh yang secara signifikan lebih rendah daripada mereka yang makan lebih banyak. Jadi, kalau Anda sering merasa kedinginan, mungkin tandanya Anda kurang makan. ** Baca juga: Apa Sih Penyebab Betis Jadi Besar?

Mana dari ketujuh tanda itu yang sering Anda rasakan? (ilj/bbs)