1

Ada Manfaat Tersembunyi Gunakan Daun Pisang untuk Bungkus Makanan

Kabar6-Banyak makanan tradisional yang dijajakan, baik di pasar atau toko kue, yang menjadikan daun pisang sebagai alas atau pembungkusnya. Bahkan hingga saat ini, daun pisang masih dipertahankan sebagai alas dan pembungkus makanan, karena memiliki peran dan kekhasannya sendiri.

Meski tradisional, melansir Fimela, daun pisang ternyata memiliki manfaat tersendiri sebagai pembungkus makanan. Apa saja lima manfaat daun pisang sebagai alas dan pembungkus makanan?

1. Alami
Daun pisang mudah diuraikan di alam setelah digunakan dan dibuang. Karena merupakan tanaman, daun pisang memiliki sisi alami yang ramah lingkungan atau tidak membahayakan alam. Ini adalah kelebihan utama yang tak bisa didapat dari bungkus plastik.

2. Lebar dan panjang
Daun pisang memiliki penampang lebar dan panjang sehingga sangat cocok untuk bungkus makanan seperti nasi bungkus, pepes dan lainnya.

Daun pisang juga tidak berpori dan tebal sehingga tidak membuat makanan jatuh atau merembes. Karakter ini membuat daun pisang sangat cocok sebagai bungkus makanan.

3. Tidak mengandung racun kimiawi
Dibanding daun tanaman lainnya yang memiliki getah pahit dan membahayakan kesehatan, daun pisang relatif aman dikombinasikan dengan makanan. Permukaan daun pisang juga tidak mengandung bakteri yang membahayakan.

4. Memberikan rasa sedap
Daun pisang mengandung senyawa polifenol yang bukan hanya berperan sebagi antioksidan namun juga menjadi senyawa yang menambah rasa sedap pada makanan.

Daun pisang bahkan diyakini memiliki sifat antibakteri yang membantu makanan tidak basi dan menjaga makanan tetap bersih dari kontaminasi.

5. Praktis murah meriah
Daun pisang hampir bisa didapat di mana saja di Indonesia. Cukup mengambil daun pisang yang sudah cukup tua, dipanaskan di atas api agar lentur dan dibersihkan dengan kain bersih, sudah bisa digunakan.

Tidak membutuhkan uang untuk mendapatkannya. Bahkan jika dijual di pasar, harganya sangat terjangkau. ** Baca juga: Adakah Efek Buruk dari Pemakaian Korset?

Manfaat yang tak terduga, bukan?(ilj/bbs)




Kaus Kaki Inovatif Antibakteri di Thailand untuk Cegah Bau Tak Sedap

Kabar6-Royal Thai Airforce mengembangkan kaus kaki yang dilapisi zinc oxide nanoparticles (ZnO-NP) atau Nanopartikel Seng Oksida, untuk mencegah bau tak sedap yang berasal dari kaki.

Mereka mengklaim, kaus kaki ini dapat mencegah bau kaki dan infeksi bakteri penyebabnya. Kaus kaki inovatif tersebut, melansir thehealthsite, telah diuji dalam kehidupan nyata oleh para peneliti di Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol, Thailand. Ditemukan, kaus kaki berlapis ZnO-NP efektif dalam mencegah bromodosis dan menghambat perkembangan pitted keratolysis, yakni infeksi bakteri yang menyebabkan kaki bau.

“Kaus kaki ini dapat memberikan opsi pencegahan primer baru bagi personel militer dan mereka yang rentan terhadap kondisi tidak menyenangkan ini,” jelas Punyawee Ongsri, penulis utama studi dari Royal Thai Airforce. ** Baca juga: Di Balik Ketenarannya, Tersimpan Kutukan Mengerikan yang Menimpa Pekerja Film dan Komik Superman

Peneliti mengatakan, senyawa ZnO-NP memiliki manfaat antibakteri sehingga mampu mencegah kaki bau. Studi ini dipresentasikan pada konferensi virtual 29th European Academy of Dermatology and Venereology (EADV) Congress.(ilj/bbs)




5 Makanan dan Minuman yang Bantu Detoks Racun dalam Tubuh

Kabar6-Salah satu hal penting untuk menjaga kesehatan secara optimal dan menjauhkan penyakit adalah membuang atau detoks racun dalam tubuh, yang merupakan sisa makanan tidak tercerna

Diketahui, racun yang menumpuk dalam sistem pencernaan juga bisa mempercepat penuaan. Biasanya, tubuh mencoba mengeluarkan racun tersebut dengan cara apa pun, antara lain Anda mungkin mengalami diare, bersin atau batuk, buang air kecil berlebihan, sakit tenggorokan, mulas, hidung tersumbat atau hidung meler, atau muntah.

Lantas, adakah cara lain untuk mengeluarkan racun? Melansir Okezone, berikut lima makanan yang dapat mendetoks atau mengeluarkan racun dari tubuh:

1. Lemon
Lemon kaya akan vitamin C, merupakan antioksidan kuat yang dapat melawan radikal bebas, yaitu atom tidak stabil yang dapat merusak sel dan menyebabkan penuaan dan sejumlah penyakit.

Lemon juga memiliki efek basa yang membantu mengembalikan keseimbangan pH tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Anda hanya perlu sepotong lemon dalam air panas untuk mendetoksifikasi tubuh.

2. Jahe
Jahe membersihkan tubuh dengan merangsang pencernaan, sirkulasi, dan keringat, juga bisa mengurangi kembung serta gas. Karena mengandung antioksidan, jahe juga memberikan dorongan yang baik untuk kekebalan.

3. Bawang putih
Bawang putih memiliki sifat antivirus, antibakteri dan antibiotik. Allicin dalam bawang putih dapat merangsang produksi sel darah putih yang dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi. Cara terbaik adalah mengonsumsi mentah untuk mendapatkan manfaatnya.

4. Akar bit merah
Akar bit merah paling baik untuk detoksifikasi hati. Merupakan makanan bergizi yang dikemas dengan magnesium, zat besi, dan vitamin C. Akar Bit juga termasuk makanan super untuk kulit dan rambut. Tambahkan ke salad atau minum jusnya untuk mendapatkan manfaat ini.

5. Teh hijau
Teh hijau yang kaya antioksidan tidak hanya memiliki sifat detoksifikasi, tetapi juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Minum teh hijau dapat melindungi hati Anda dari efek merusak zat beracun seperti alkohol. ** Baca juga: Olahraga Bikin Kulit Muda Kembali

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Kakak Beradik di AS Ini Timbun 17.700 Hand Sanitizer

Kabar6-Merebaknya COVID-19 (virus corona) di berbagai negara membuat hand sanitizer menjadi barang langka karena banyak diburu orang.

Nah, kelangkaan hand sanitizer ini sering dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menimbun barang, dengan tujuan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Hal itu juga yang dilakukan kakak beradik, Matt Colvin dan Noah Colvin. Melansir Today, keduanya menjadi viral setelah kedapatan menimbun sebanyak 17.700 botol hand sanitizer untuk dijual lagi dengan harga tinggi. Profil Matt Colvin pun diangkat dalam artikel New York Times yang berjudul, ‘He Has 17.700 Bottles of Hand Sanitizer and Nowhere to Sell Them’ (dia punya 17.700 botol hand sanitizer dan tidak bisa dijual di mana pun).

Artikel tersebut juga menyertakan foto Matt Colvin yang berada di depan garasi penuh produk hand sanitizer. Dikatakan Matt, kakaknya yang bernama Noah berkendara mengelilingi Tennessee dan Kentucky untuk membeli hand sanitizer dan tisu antibakteri di berbagai toko.

Sementara di rumah, Matt meng-input produk di Amazon dan memasang harga antara Rp118 ribuan hingga satu jutaan.

Setelah sempat menjual hand sanitizer dengan harga tinggi, tindakan tak terpuji Matt dan Noah akhirnya terendus juga oleh Amazon, yang berhasil melacak adanya penggelembungan harga produk terkait virus Corona.

Amazon pun melakukan suspend dan melarang lapak Matt Colvin berjualan lagi. Akibatnya, stok hand sanitizer dan tisu antibakteri menumpuk di gudang rumahnya.

“Kalau aku bisa dapat untung sedikit dari jualan, itu tidak apa-apa. Tapi aku tidak ingin berada pada situasi di mana aku berada di halaman utama berita sebagai pria yang menimbun 20 ribuan botol hand sanitizer yang aku jual 20 kali lipat,” kata Matt.

Kini, Matt berniat mendonasikan hand sanitizer yang telah ditimbun, untuk orang-orang yang lebih membutuhkan. Matt lantas memperbarui lapak e-commerce dengan meulis bahwa produk-produk tersebut akan disumbangkan.

“Hand sanitizer yang muncul di artikel NYT akan disumbangkan ke gereja lokal,” katanya. ** Baca juga: Apes, 18 Tisu Toilet untuk Stok Selama Pandemi Corona Ternyata Jadi ‘Bubur’

Ya, tindakan menimbun barang memang tidak keren.(ilj/bbs)




Berlebihan Menjaga Kesehatan Juga Tidak Baik?

Kabar6-Menjalankan pola hidup sehat dengan selalu menjaga kebersihan menjadi hal yang sangat disarankan oleh ahli kesehatan. Meskipun demikian, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Austria University of Graz mengungkapkan, menjaga kebersihan secara berlebihan ternyata dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang sering mengakibatkan kematian dan penyakit.

Membandingkan semua mikroorganisme dan resistensi antibiotik yang ada, melansir Sindonews, para peneliti di Austria University of Graz menunjukkan bahwa keragaman mikroba menurun di daerah dengan tingkat kebersihan yang tinggi dan keragaman resistensi meningkat. Tim membandingkan unit perawatan intensif lembaga dengan kamar bersih yang tunduk pada kontrol mikroba yang kuat dalam industri dirgantara dan dengan bangunan publik dan pribadi yang hampir tidak memiliki kontrol mikroba.

“Di lingkungan dengan kontrol mikroba yang kuat di unit perawatan intensif dan kamar bersih yang digunakan secara industri, ada peningkatan resistensi antibiotik yang menunjukkan potensi tinggi untuk bergabung dengan patogen,” kata Alexander Mahnert, direktur di universitas.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, jumlah orang yang menjadi sakit dan mati karena kuman kebal antibiotik meningkat di seluruh dunia. Oleh karena itu, hasil menunjukkan bahwa keragaman mikroba yang stabil di wilayah klinis menangkal penyebaran resistensi.

Dengan kontrol mikroba patogen yang sudah digunakan pada tanaman yang dibudidayakan dan juga pada manusia dalam rangka transplantasi feses, direkomendasikan untuk melakukan ide-ide seperti itu di area indoor di masa depan, kata Gabriele Berg dari universitas. ** Baca juga: Hindari Kekurangan Vitamin & Mineral dalam Keseharian

Tim menyarankan agar ditayangkan secara teratur, tanaman hias, penggunaan mikroorganisme yang berguna secara hati-hati dan pengurangan agen pembersih antibakteri dapat menjadi strategi dalam mempertahankan atau meningkatkan keanekaragaman mikroba.(ilj/bbs)