oleh

Sehatkah Buka Puasa Konsumsi Gorengan?

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Harus diakui bahwa gorengan menjadi salah satu camilan favorit yang menjadi pilihan sebagai ‘teman’ berbuka puasa bersama teh hangat atau minuman dingin lainnya. Apakah kebiasaan tersebut menyehatkan? Dikutip dari Hello Sehat, kandungan lemak dalam minyak membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika menjadi makanan pertama yang dikonsumsi sebagai camilan berbuka puasa.

Setelah seharian berpuasa, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan. Hal ini akan memaksa saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut. Karena sulit untuk dicerna, proses tersebut memakan waktu lama serta dapat mengganggu serta menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.

Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.

Faktor utama penyebab gorengan tidak sehat sebenarnya terletak pada minyak goreng yang dipakai untuk menggorengnya. Dampak gorengan pada kesehatan tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng (semakin sedikit dipakai semakin baik), dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada makanan gorengan tersebut.

Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh. Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.

Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.

Menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi). Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria.

Jika Anda memang penggemar gorengan, disarankan untuk memasaknya sendiri. Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali sehingga dapat memicu pembentukkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. ** Baca juga: Ritme Sirkadian Bisa jadi Patokan Cara Makan untuk Turunkan Berat Badan

Atau Anda dapat memilih alternatif lain sebagai makanan berbuka puasa yang sehat misalnya dimsum, puding, kue basah dan lain sebagainya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email