Kabar6-Polres Cilegon akhirnya menguak misteri mayat berseragam pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Cilegon, yang ditemukan di bawah Jembatan Pasang Teneng, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumat (02/10/2015) lalu.
Dari hasil penyelidikan, korban yang masih ABG (Anak Baru Gede) itu bernama Ferdi Haryadi, warga Pagebangan, Kelurahan Ketileng, Kecamatan Kota Cilegon. Dan, yang mengejutkan adalah, korban ternyata dibunuh oleh Masriya, ayah kandungnya sendiri. ** Baca juga: Siswa SMAN 3 Cilegon Ditemukan Tewas Mengenaskan
Informasi yang dihimpun kabar6.com, korban dibunuh lantaran sang ayah kesal terhadap perilaku anaknya yang diketahui memiliki keterbelakangan mental.
Pembunuhan bermula saat pelaku membonceng korban menggunakan motor bernomor polisi A2785VN, 30 September 2015 sekitar pukul 23.30 WIB.
Setiba di Jembatan Teneng, pelaku mengikat tubuh korban menggunakan tali tambang yang tersambung dengan karung berisi tiga batu paving blok.
“Dari rumah, pelaku mengajak korban ke TKP dengan membawa karung yang berisi tiga batu paving blok. Di TKP, korban disandarkan di jembatan lalu tubuh korban diikat menggunakan tambang dan dibuang hidup-hidup,” ungkap Kapolres Cilegon, AKBP Anwar Sunarjo saat ekspose pembunuhan di Mapolres Cilegon, Rabu (7/10/2015).
Akibat perbuatannya, Masriya terancam jeratan Pasal 340 sub Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman hukuman mati, atau penjara seumur hidup.
Sementara itu, tersangka Masriya mengaku, pembunuhan anak kandungnya itu dilakukannya dengan terencana. Hal itu dilakukan lantaran dirinya kesal terhadap perilaku anaknya yang sering mengganggu masyarakat. ** Baca juga: Kereta Barang Mogok di Sudimara Ganggu Perlintasan
“Tali masih baru yang saya beli dari warung. Saya kesal, anak saya sering mengganggu warga, kalau ada kendaraan yang lewat Ferdi sering melempar warga dengan batu,” katanya.(sus)
