Kabar6-Sebuah rekaman video terbaru dari televisi militer menunjukkan, peneliti militer Moskow merancang sebuah batu palsu yang digunakan untuk melawan musuh-musuhnya.
Ya, melansir Mirror, Rusia sedang mengembangkan ‘spy rock’ atau batu mata-mata yang terdengar tak biasa. Spy rock itu adalah alat pendengar spionase ala James Bond yang pernah digunakan oleh intelijen Inggris MI6 di Moskow.
“Karena penyamarannya dan kemampuannya untuk mengubah posisi, itu bisa berguna dalam perang parit,” demikian bunyi laporan stasiun televisi Zvezda milik Kementerian Pertahanan Rusia.
Batu robot itu dapat dikendalikan oleh sinyal radio dari operator lebih dari satu mil jauhnya, dan dipindahkan ke posisi saat musuh tidak mengawasi. Menurut keterangan perancang spy rock di Akademi Angkatan Udara dari Voronezh, di bawah bimbingan Komite Ilmiah dan Teknis Direktorat Utama Pelatihan Tempur Angkatan Bersenjata Rusia, spy rock memiliki kamera dan kemampuan mendengarkan.
Perangkat spionase ini secara resmi dikenal sebagai ‘observation complex (kompleks observasi)’ dengan mata elektronik yang terangkat seperti periskop. Oleh saluran televisi militer Rusia, perangkat ini disebut sebagai ‘batu mata-mata’.
Televisi itu mengklaim, tidak ada perangkat serupa dengan yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Rusia saat ini. Televisi itu juga menunjukkan salah satu desainer-nya, Nikolai Yemets, saat mendemonstrasikan spy rock.
“Masalah utamanya adalah mendapatkan semua peralatan yang kami butuhkan menjadi batu kecil,” terang Yemets. ** Baca juga: Mobil Tak Berbentuk Akibat Dilindas Truk Trailer, Pengemudi Wanita di AS Lolos dari Maut
Ide spy rock ini tampaknya diambil dari batu pengintai Inggris canggih yang terkenal ditemukan di taman Moskow oleh dinas rahasia Rusia. Ketika itu, seorang ‘pengkhianat’ Rusia terlihat berjalan di dekat batu itu dan kemudian dituduh mengirimkan informasi rahasia ke batu mata-mata yang dianggap telah ditanam oleh MI6.
Spy rock dapat digunakan secara diam-diam tanpa disadari oleh orang lain. Batu mata-mata tersebut dilaporkan penuh dengan peralatan canggih untuk mengambil dan menyimpan sinyal yang dikirim dari pemancar, dibawa oleh mata-mata Rusia yang lewat untuk Inggris.
Televisi pemerintah di Moskow kala itu dengan gembira menyoroti batu mata-mata tadi, dan mengklaim seorang diplomat Inggris tertangkap basah sedang memeriksa batu tersebut.
Episode ini berujung pada pengusiran empat diplomat Inggris pada 2007, yang memperburuk hubungan antara kedua negara. Lima tahun kemudian, kepala staf perdana menteri Tony Blair saat itu, Jonathan Powell, secara luar biasa mengakui serangan spionase berteknologi tinggi di Rusia.
“Batu mata-mata itu memalukan, mereka memaksa kami untuk mengambil hak,” kata Powell. “Jelas mereka telah mengetahuinya selama beberapa waktu dan telah menyimpannya untuk tujuan politik.”
Ketika batu itu pertama kali ditemukan, menimbulkan kekhawatiran di antara para diplomat. Duta Besar Inggris saat itu, Sir Tony Brenton, kemudian mengakui penemuan batu itu ‘sangat memusingkan’.
“Rusia memilih waktu mereka dengan hati-hati dan itu sangat merusak secara politik,” terang Brenton.(ilj/bbs)