oleh

Penyitas Kanker Memohon Layanan ECCT Dibuka Kembali

image_pdfimage_print
Dr. Warsito (kiri) saat memaparkan hasil penelitian Edwar Technology Alam Sutera kepada Menristekdikti.(asri)

Kabar6-Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) dan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), yang berhasil dikembangkan oleh Klinik Theraphy Cancer Edwar Technology, milik Dr. Warsito Purwo Taruno, telah memberikan harapan baru bagi para penderita kanker.

  

Klinik therapy  yang terletak di Alam Sutera Tangerang ini, diharapkan dapat segera beroperasi kembali, melayani para penyitas kanker.

 

“Saat ini ada ratusan orang menunggu untuk bisa menggunakan ECCT, dan banyak di antara mereka yang sudah dianggap tak ada harapan lagi. Izinkan Dr. Warsito dan rekan-rekan menyelamatkan nyawa penderita kanker, kami mendukung karena kami sudah melihat hasil nyata riset mereka yang telah menyembuhkan penderita kanker”, papar Indira Abidin, Ketua Yayasan Lavender, komunitas peduli kanker Indonesia, saat hadir dalam acara acara temu Menristekdikti, Kementerian Kesehatan di Klinik Theraphy Cancer Dr. Warsito,beberapa waktu lalu.

 

Hasil pertemuan menghasilkan sebuah solusi positif, yakni direncanakannya riset dan layanan ECCT akan dilaksanakan melalui rumah sakit yang ditetapkan.

 

“Dalam hal ini, Menristekdikti berkomitmen untuk terus mengawal penelitian-penelitian yang inovatif di Indonesia. Bagi peneliti berprestasi seperti Dr. Warsito dan rekan-rekan di Edwar Technology yang menemukan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi terobosan baru di dunia sangat perlu dirangkul dan diajak bekerjasama, bukan malah dicurigai, diamputasi maupun dihambat”, ungkap Menristekdikti, Mohamad Nasir.

 

Menristekdikti bersama Kementerian Kesehatan akan memperkuat kolaborasi dalam memajukan teknologi kedokteran, salah satunya terhadap pengembangan ECVT dan ECCT. ** Baca juga: Hindari Flu Dengan Konsumsi Makanan Ini

 

Dr. Warsito telah melakukan penelitian alat theraphy kanker sejak 2003 di Tangerang. Hasil penelitian yang telah dikembangkan di Ohayo Jepang, dan dipatenkan di Amerika dan NASA pada 2004 ini, banyak menuai kontroversi dari para peneliti.

 

Saat ini Kementerian Kesehatan melarang klinik theraphy kanker tersebut untuk beroperasi, hingga hasil review yang akan diumumkan pada 23 Januari 2016 mendatang.(asri)

Print Friendly, PDF & Email