oleh

Penelitian Terkait Alien, NASA Rekrut 24 Ahli Agama

image_pdfimage_print

Kabar6-NASA telah merekrut sebanyak 24 ahli agama untuk meneliti bagaimana dunia akan bereaksi jika kehidupan di luar Bumi ditemukan di planet lain. Para ahli agama itu berpartisipasi dalam program penelitian di Pusat Penyelidikan Teologi (CTI) Princeton University di New Jersey, Amerika Serikat (AS).

Pada 2014, melansir Apnews, CTI menerima hibah dari NASA senilai sekira Rp15,6 miliar untuk membangun ‘jembatan pemahaman’ antara akademisi dari berbagai disiplin ilmu, ilmuwan, dan pembuat kebijakan mengenai kehidupan alien. Program tersebut bertujuan untuk menilai bagaimana agama-agama besar dunia akan bereaksi terhadap keberadaan kehidupan di luar bumi. Mereka juga akan menilai bagaimana penemuan semacam itu berpotensi memiliki dampak terhadap konsep ketuhanan dan ciptaan.

Menurut laporan, beberapa pemuka agama yang terlibat dalam penelitian itu adalah Uskup Buckingham Alan Wilson, Rabi Jonathan Romain dari Sinagoge Maidenhead di Inggris dan Imam Qari Asim dari Masjid Makkah di Leeds Inggris.

Carl Pilcher, mantan Kepala Institut Astrobiologi NASA, mengakui bahwa lembaga tersebut memang mempekerjakan sejumlah teolog yang diminta untuk mempertimbangkan implikasi penerapan alat-alat sains akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam tradisi keagamaan selama ratusan atau ribuan tahun.

Pilcher menolak gagasan bahwa Bumi adalah satu-satunya planet di alam semesta ini yang memiliki kehidupan. Direktur CTI, Will Storrar, mengatakan bahwa tujuan NASA untuk program ini adalah sangat serius dan akan diterbitkan melalui buku dan jurnal.

“Kita mungkin tidak menemukan kehidupan selama 100 tahun. Atau kita mungkin menemukannya pekan depan,” kata seorang ahli NASA.

Rupanya, NASA bukanlah satu-satunya institusi yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai teologi dan kehidupan lain di luar Bumi.

Seorang astronom sekaligus profesor fisika di Catholic University, Duilia de Mello, mengatakan bahwa di kelasnya ada beberapa seminaris yang kerap mengajukan pertanyaan teoretis tentang kehidupan cerdas di alam semesta dan memperdebatkan apa artinya bagi Gereja Katolik.

“Jika kita adalah ciptaan, mengapa kita tidak bisa memiliki kehidupan yang berevolusi di planet lain juga? Tidak ada yang mengatakan sebaliknya,” kata de Mello.

Pada 2008, mantan Kepala Observatorium Vatikan, Jose Gabriel Funes, mengungkapkan tidak ada konflik antara percaya pada Tuhan dan kemungkinan adanya makhluk yang mungkin lebih cerdas daripada manusia.

Di sisi lain, Paus Fransiskus sempat telah mengatakan bahwa jika ada alien muncul di Vatikan dan meminta untuk dibaptis, dia bersedia melakukannya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email