oleh

Mulai Besok Pameran Arsip Memori Kolektif Bangsa 2024 dari Lasem Dibuka untuk Umum

image_pdfimage_print

Kabar6-Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 yang dikelola Museum Nyah Lasem telah ditetapkan menjadi Memori Kolektif Bangsa 2024 oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada tanggal 22 Mei 2024.

Mulai tanggal 31 Mei hingga 30 Desember 2024, di museum tersebut akan dipamerkan Arsip Jaringan Dagang Batik Awal abad 20. Pameran terbuka untuk warga, komunitas, pelajar, wisatawan dan umum.

Pameran akan dibuka resmi oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang pada tanggal 1 Juni 2024. Museum Nyah Lasem terletak di Jalan Karangturi V No.2 Lasem, dibuka Selasa hingga Minggu. **Baca Juga: Garuda Indonesia Perdana Terbangkan Calhaj dari Embarkasi Banda Aceh

Arsip yang dikelola oleh Museum Nyah Lasem Rembang diajukan sebagai nominasi bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Rembang dengan Museum Nyah Lasem.

Penganugerahan dilaksanakan di Samarinda dalam rangka Hari Kearsipan ke-53 tahun 2024 dan penghargaan diterima oleh Bupati Rembang dan Ibu Bupati yang mewakili Museum Nyah Lasem. Arsip jaringan dagang tersebut menggambarkan hubungan dagang dan kemanusiaan antar etnis di Indonesia yang terbentuk karena perdagangan batik dari Lasem menyebar ke Nusantara hingga Singapura dan Malaysia.

“Penganugerahan ini sangat berarti untuk melegitimasi sejarah masyarakat yang sering terlupakan dalam sejarah formal Indonesia. Dalam kasus Lasem, yang berkali-kali mendapat penghapusan sistemik dari zaman kolonial hingga Orde Baru, mengunjungi kembali memori warga menjadi sebuah gerakan perlawanan untuk tetap berdaya di atas narasi sendiri,” ujar Feysa Poetry Direktur Museum Nyah Lasem dalam rilis yang diterima,Kamis (30/5/2022).

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa arsip tersebut dikumpulkan dari penduduk sekitar dan diolah oleh peneliti Nyah Lasem secara sukarela dengan dukungan moril dari jejaring akademisi.

“Dari proses ini, kami menyadari bahwa masyarakat bisa mengambil peran aktif dalam mengarsip. Salah satu rencana kami ke depan adalah membuat lokakarya berkelanjutan tentang konservasi arsip yang dipandu oleh relawan konservator kami bersama arsiparis dari Dinarpus Rembang. Selain itu, kami berharap Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem ini dapat diteliti lebih lanjut agar bisa dinominasikan sebagai Memory of the World,” tambahnya.

“Semoga inisiatif akar rumput ini dapat menginspirasi dan memperpanjang semangat komunitas pelestarian lain yang sama-sama berjuang dengan sumber daya yang amat terbatas, kolaborasi dengan komunitas lain akan memperkuat masa depan arsip kita,” ungkap Feysa yang mendorong Museum Nyah Lasem bekerja sama dengan komunitas lain untuk saling belajar merawat hingga memanfaatkan arsip.

Menurut Feysa, kelanjutan merawat arsip MKB ini adalah tugas bersama. Sebagai langkah awal kami akan menggelar pameran agar warga dan komunitas di Rembang dapat melihat langsung arsipnya dan meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian arsip.

“Selanjutnya kami berkolaborasi dengan Tarlen Handayani (penggagas Kolektif Belajar Konservasi), rekan dari Singkawang Art Laboratory yang dikelola Frino Barus serta komunitas lain dari Tuban, Yogakarta, Palu dan lainnya untuk mengadakan program-program terkait arsip sepanjang Juni hingga Desember,” pungkasnya.(rls)

 

Print Friendly, PDF & Email