oleh

Mencari Pemimpin Kota Tangerang 2024, Jangan Ada Calon Tunggal

image_pdfimage_print

Kabar6-Masyarakat Kota Tangerang akan memilih pemimpin baru pada Pilkada 2024 mendatang. Sejumlah figur mulai muncul ke publik dan nantinya akan dipilih dengan demokratis.

Harapan tersebut menjadi angan warga Kota Tangerang secara umum sehingga dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 Kota Tangerang tidak terjadi seperti di 2018 dimana hanya satu pasangan calon (Paslon) melawan kotak kosong.

Menanggapi hal ini, Saiful Basri atau dikenal Marsel yang di 2018 sempat menggagas jaringan kotak kosong (JKK) berkomentar bahwasannya, jika di Kota Tangerang kembali terjadi hanya ada satu pasangan calon maka itu menjadi kegagalan kedua.

“Kami tidak berharap itu terjadi, kalau kemudian nantinya ada dua pasangan calon kami berharap nanti hadir pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya, selama ini kami menilai tidak pernah ada pemimpin yang mempertanggungjawabkan permasalahan-permasalahnnya di masyarakat,” ujar Marsel sapaan katanya usai acara diskusi Mencari Pemimpin di Tangerang yang dihelat di salah satu resto di kawasan Kecamatan Pinang, Kamis (27/7/2023).

Ditanya soal jika kembali terjadi hanya satu pasangan calon, maka Ia akan kembali menghadirkan lawan bagi paslon tersebut yaitu kotak kosong.

“Jika kembali kotak kosong, maka kami akan kembali melawan dalam rangka mengedukasi masyarakat, karena kota kosong adalah bagian dari Pemilu dan bisa dipilih,” katanya.

**Baca Juga: PAD Lebak dari Sektor Parkir hingga Pariwisata Berpotensi Dinaikkan

Sementara itu, Pengamat Politik Munadi menyampaikan, jika di Kota Tangerang kembali terjadi satu pasangan calon maka hal tersebut mengindikasikan bahwa minim kaderisasi pada tubuh partai.

“Kalau toh pun nanti hanya ada satu pasangan calon itu sah-sah saja, tapi itu mengartikan minimnya pengkaderan di Kota Tangerang,” jelasnya.

Soal potensi figur yang ada di Kota Tangerang, Munadi menilai banyak calon potensial yang ada, namun belum terlihat semuanya dan cenderung terjebak pada politik pragmatis.

“Sedianya masyarakat nanti harus memiliki pilihan, baik itu nanti calon walikotanya berasal dari akademisi, politisi, birokrat dan unsur lainnya,” katanya.

Ia menyinggung terkait kepemimpinan, peran media juga harus andil dalam memunculkannya ke publik. “Persoalannya itu tadi, mereka nanti dilirik oleh partai politik atau tidak,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email