oleh

Manisnya Budidaya Madu Trigona di Pandeglang

image_pdfimage_print

Kabar6-Budidaya madu trigona, madu yang berasal dari lebah teuwel atau lebah tanpa sengat ini mampu di ternakkan. Bakhan menjadi salah satu sumber mata pencarian warga untuk meningkatkan perkerkonomian keluarga.

Hal itulah yang ditekuni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nurul Fikri di Kecamatan Cikedal, yang sudah 4 tahun menekuni budidaya tersebut. Dan, sejak 4 tahun terakhir telah banyak menghasilkan madu dan telah di pasarkan ke beberapa daerah di Provinsi Banten hingga Jawa Barat.

Pengembangan budidaya lebah teuweul tersebut dilakukan secara tradisional. Lebah tersebut hanya buatkan sarang dari bahan kayu dibuat kotak dan bambu, tidak menggunalan alat yang canggih.

Pendiri PKBM Nurul Fitri, Kecamatan Cikedal Fikri menerangkan, semula hanya terdiri dari belasan sarang atau kotak lebah tersebut, dan kini sudah berkembang menjadi 500 kotak.

“Sekarang sudah ada 500 kotak, baik dari kayu dan pohon bambu. Namun rencananya saya akan mengembangkan hingga lebih banyak lagi,” ungkapnya, Kamis (1/11/2018)

Sejauh ini usaha pengembangan budidaya lebah teuweul sudah menghasilkan madu yang cukup banyak. Bahkan sudah dipasarkan ke beberapa daerah di Provinsi Banten.

Ia juga melihat, potensi madu dari lebah teuweul tersebut sangat besar dan bisa menghasilkan nilai ekonomi yang besar pula. Karena harga jual madu teuweul cukup tinggi.

“Karena potensi pasar yang sangat besar, membuat budidaya ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar pula,” katanya.

Minimnya budidaya lebah teuweul di Pandeglang, sehingga madu dari lebah ini juga bisa dibilang masih sulit didapat oleh konsumen, maka dari itu, meskipun proses pengembangan budidaya ini lambat, namun ia tetap menekuninya hingga saat ini.

“Dalam kurun satu putaran musim panen yang berjangka waktu tiga bulan dari 500 kotak, bisa diperoleh hingga puluhan liter madu, dan kalau dijual seluruhnya, bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah. Sebab untuk harga jula per botol kecil bisa mencapai Rp100 ribu,” ujarnya.

Lutfi juga meyakini, bisnis budidaya lebah teuweul di masa depan semakin menjanjikan. Alasannya, sampai saat ini belum banyak peternak atau pembudidaya lebah yang serius menggarap sentra budidaya lebah tersebut, karena cara pembibitan yang dianggap sulit.

“Untuk mendapatkan benih lebah ini, kami harus menyisir ke dalam hutan atau ladang. Meskipun begitu, saya terus memiliki semangat yang tinggi kalau usaha budidaya lebah ini akan berkembang baik,” tuturnya.

Madu teuweul ini, tambah Lutfi, memiliki kadar protein dan vitamin C tinggi dan memiliki hasiat yang sangat besar, karena dengan mengkonsumsi madu teuwel ini membuat tubuh sehat.

Rerencana akan memberikan pelatihan cara melakukan budidaya lebah teuweul tersebut kepada para peserta didik di lingkungan PKBM Nurul Fitri.**Baca juga: Ke Cikupa, Sandiaga Dihadiahi Sorban Dan Dompet Kulit.

“Nanti saya juga akan memberikan pelatihan, bagai mana cara mengembangkan budidaya lebah ini dengan baik,” pungkasnya.(Aep)

Print Friendly, PDF & Email